Share

Bab 3

Penulis: Bulan jingga
last update Terakhir Diperbarui: 2025-02-21 10:37:45

Sore ini, Reni sudah bersiap untuk menyambut sang suami pulang dari kantor. Sebab, suaminya tadi pagi sudah janji kalau nggak akan pulang telat. Namun, sampai hari hampir malam, suaminya tak kunjung pulang ke rumah juga.

"Ke mana ya, Mas Candra? Sampai jam segini kok belum pulang juga? Apa iya dia lembur lagi?” tanya Reni yang berbicara sendiri.

Akhirnya, Reni mencoba untuk menghubungi nomor suaminya. Panggilan terhubung, tapi tidak kunjung diangkat.

Akhir-akhir ini suaminya itu memang sering pulang malam. Katanya lembur, karena di kantor sedang ada masalah dalam keuangan.

Reni masih terus mencoba menelepon sang suami, tapi tak kunjung dapat jawaban juga sehingga ia memutuskan untuk menelepon sekretaris suaminya di kantor. 

Reni sangat kenal dengan sekretaris suaminya di kantor. Sebab, perusahaan yang dikelola suaminya  itu adalah perusahaan miliknya.

"Iya. Halo, Bu," jawab seorang wanita di seberang sana, yang merupakan sekretaris Candra.

"Iya, Wi. Saya cuma mau tanya, apa Pak Candra masih di kantor?" tanya Reni.

"Ah … maaf, Bu. Pak Candra-nya sudah pulang sedari sore. Dan, sekarang di kantor hanya tinggal saya dan beberapa karyawan  lainnya yang sedang lembur," jawabnya.

"Owh … begitu, aku kira dia sedang lembur. Katanya di perusahaan sedang ada masalah keuangan," ujar Reni.

“Tidak Bu, lagian Pak Candra nggak pernah lembur. Malah kita-kita yang sering di suruh lembur untuk mengatasi perusahaan yang saat ini sedang terancam pailit," jawab Dewi, yang seketika membuat Reni begitu kaget.

"Kamu serius? Kalau suami saya nggak pernah lembur di kantor, Wi?” tanya Reni, dengan perasaan yang begitu sakit, karena telah dibohongi oleh suaminya.

"Iya, Bu. Pak Candra nggak pernah lembur. Dan, kalau berangkat ke kantor juga suka seenaknya. Kadang, siang baru datang. Bahkan, kadang nggak datang sama sekali," jawabnya, yang membuat Reni mendadak jadi naik darah.

"Apa?! Jadi—selama ini Mas Candra nggak pernah bener-bener serius mengurus perusahaan peninggalan papaku? Bahkan, dia malah seenaknya datang dan pulang ke kantor kapan saja," batin Reni. 

Dadanya bergemuruh hebat, memikirkan suaminya yang entah pergi kemana.

"Lalu, selama ini kamu pergi ke mana, Mas? Padahal setiap hari kamu pamit denganku untuk berangkat ke kantor," batin Reni bertanya-tanya.

"Ya sudah, Wi. Kalau ada apa-apa, kamu tolong langsung hubungi saya saja," pinta Reni.

"Baik, Bu," jawab Dewi. Ia tahu bahwa Reni adalah pemilik perusahaan yang sesungguhnya, bukanlah Candra.

"Sialan kamu, Mas. Berarti selama ini kamu sudah membohongiku. Bisa hancur perusahaanku, kalau kamu tidak benar-benar bertanggung jawab begitu. Sepertinya, aku harus segera mengambil alih perusahaan itu sebelum jadi bangkrut," gumam Reni penuh tekad.

Dulu setelah menikah, Reni memercayakan perusahaan itu sama suaminya. Sebab, suaminya nggak punya pekerjaan. 

Selain itu, Candra juga tidak suka kalau istrinya bekerja sehingga Candra menyuruh Reni untuk di rumah saja. Dia yang akan mengurus perusahaan Reni. Namun, kepercayaan Reni telah disalahgunakan oleh Candra.

"Dan sepertinya aku harus memata-matai Mas Candra. Ke mana dia kalau bukan ke kantor?" 

Reni segera menelepon orang kepercayaan keluarganya untuk membuntuti ke mana pun suaminya pergi. Dengan begitu, Reni bisa tahu ke mana suaminya selama ini pergi, kalau bukan ke kantor.

***

Sementara di tempat lain, Candra sedang bersama dengan istri keduanya.

"Mas, malam ini kamu sudah janji bakal tidur di sini sama aku. Masak iya, kamu tidur sama Mbak Reni terus. Itu namanya nggak adil dong," desak Mira.

"Seharusnya kamu sudah tahu konsekuensinya menjadi istri kedua, Mir," balas Candra. Ia merasa berat jika tidak pulang ke rumah.

Selama ini memang Candra begitu menginginkan seorang anak. Tapi entah kenapa, mendengar berita kehamilan Mira malah membuat Candra tak begitu bahagia. Perasaannya terasa hambar.

"Tapi sekarang aku kan sedang hamil, Mas. Kamu tega banget ninggalin aku sendirian," ujar Mira dengan memelas.

Tiba-tiba ponsel milik Candra berbunyi. Ia ingin langsung mengangkatnya, saat tahu bahwa Reni-lah yang telah meneleponnya.

Candra baru ingat. Tadi pagi dirinya sudah berjanji pada Reni untuk pulang tepat waktu.

"Itu pasti telepon dari Mbak Reni, kan?  Sudahlah nggak usah diangkat, ganggu saja." Mira langsung merebut HP milik suaminya.

"Mir, balikin HP-ku! Aku harus mengangkatnya. Aku nggak mau ya, kalau sampai Reni mencurigaiku yang macam-macam," pinta Candra.

"Gak! Pasti nanti kamu akan pulang, kalau kamu mengangkat telepon darinya," Mira malah menyembunyikan HP itu di belakang punggungnya.

"Iya, aku memang harus pulang, Mir. Aku nggak bisa nginap di sini. Aku lupa kalau aku ada janji dengan Reni." 

"Ya ampun, Mas. Mbak Reni lagi … Mbak Reni lagi yang kamu utamakan. Sekali-kali kamu pikirkan aku, dong. Aku ini sedang hamil anak kamu loh, Mas.”

"Mir, aku harap kamu paham posisiku.” 

"Sepertinya kamu sangat takut akan kehilangan Mbak Reni ya, Mas," ujar Mira.

"Iyalah, aku nggak akan bisa kehilangan dia, Mir. Karena aku sangat mencintainya."

"Lalu apa kamu tidak mencintaiku?” tanya Mira, menatap Candra dengan penuh harap.

"Jujur, sampai saat ini aku belum bisa mencintaimu, Mir. Kamu tahu kan, aku menikahimu karena apa?" Kalimat Candra seketika membuat Mira begitu sakit hati.

Ia nggak terima kalau sang suami mengatakan ‘tidak mencintainya’ secara terang-terangan di depannya.

BERSAMBUNG.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Perselingkuhan Suamiku   Bab 57

    "Apa-apaan sih kamu, Ris. Tadi itu Reni hampir saja terjatuh jadi aku tolongin," jelas Niko seraya melepaskan tangan Risa dari tangannya."Kalau cuma nolongin seharusnya nggak sampai saling menatap begitu dong, lagian perempuan ini itu siapa kamu sih kok sudah malam begini masih di rumah sakit sama kamu?" Tanya Risa, dan Reni lebih memilih untuk diam saja, karena Reni ingin tau apa jawaban dari Niko."Kamu juga jadi perempuan itu nggak usah kegatelan deh, Niko itu pacar aku. Jadi kamu jangan punya niat jahat buat merebutnya," ujar Risa, seraya mendorong tubuh Reni tapi tak sampai jatuh. Reni hanya mundur beberapa langkah saja, tapi hal itu sudah membuat Niko begitu geram dengan sikap Risa yang barbar."Risa kamu apa apaan sih, bisa nggak kalau nggak usah pakai cara kasar," sentak Niko."Kamu bentak aku, Mas. Hanya demi wanita ini?" Tanya Risa dengan mata yang membola, karena Niko tidak pernah membentaknya selama ini."Iya, karena kamu memang sudah sangat keterlaluan.""Keterlaluan dar

  • Perselingkuhan Suamiku   Bab 56

    "Aku ingin bicara sebentar denganmu, bisa?” tanya Reni.Saat ini Reni dan Candra sedang berada di ruang perawatan Caca untuk jagain Caca, sementara Caranya sendiri sudah tertidur setelah tadi minum obat. Dan Nilam sudah pulang, karena sudah seharian jagain Caca di rumah sakit."Ya sudah, bicara saja," jawab Niko."Bisa diluar saja, karena kalau disini takutnya bakal mengganggu Caca yang sedang istirahat," pinta Reni, yang di angguki oleh Niko. Mereka berdua keluar."Emangnya kamu mau bicara apa?" Tanya Niko."Jadi, wanita tadi yang bernama Risa adalah pacar kamu?" Bukannya menjawab Reni malah bertanya balik."Iya, memangnya kenapa?" Jawab Niko dengan balik bertanya."Emangnya kamu cinta banget sama dia?" Tanya Reni lagi, sedangkan Niko yang merasa aneh dengan pertanyaan Reni langsung mengerutkan alisnya."Kok kamu tanyanya begitu?""Ya, aku hanya ingin tahu saja.""Aku saja bingung dengan perasaanku sendiri," jawabnya."Kamu ini aneh ya, masa iya bingung dengan perasaan kamu sendiri.

  • Perselingkuhan Suamiku   Bab 55

    "Kalau menurut Mira, itu sih ide yang sangat bagus Bu. Biar nggak sok kecantikan lagi itu orang," Seru Mira dengan senyum liciknya."Eh, tapi nanti siapa yang akan melakukannya?" tanya Ratih mengingat ide gil4 Sarti."Biar aku saja yang akan melakukannya, salah siapa dia begitu serakah," jawab Mira."Tapi kamukan lagi hamil, Mbak," ujar Bunga."Halah, lagian kan nggak lakuin yang berat-berat jadi amankah," balas Mira."Oke, Mamah sih setuju-setuju saja. Mamah juga benci banget sama Reni, gara-gara dia hidupku jadi begini," ujar Ratih, padahal Ratih sengsara karena ulahnya sendiri.Terlihat ada Candra pulang ke rumah, untuk sementara Candra kerja gojek sekarang dengan motor bekas yang dibelinya. Kalau siang Candra memilih untuk pulang buat makan siang di rumah, dari pada makan di luar jatuhnya boros, begitu fikir Candra.Nanti rencananya kalau malem Candra mau dagang warung angkringan, dan kalau pagi ngojek. Demi bisa mencukupi keluarganya, begitu Candra masuk ke dalam rumah semuanya l

  • Perselingkuhan Suamiku   Bab 54

    "Sayang, uangnya. Transfer ya," pinta Seno. Ya, tadi Risa meminta Seno untuk menjemputnya di rumah sakit."Aku aja nggak dapet uangnya, Mas," jawab Risa, karena memang Sekolah yang menyuruh Risa buat mintain uang ke Niko yang kaya.Sebenarnya, sudah lama mereka berdua menjalin berhubungan, tapi Bunga tidak tau kalau Seno punya wanita lain di belakangnya. Tapi sekarang mereka sudah putus, tadinya Seno mau memilih Bunga dan melepaskan Risa, karena Bunga selalu bisa memenuhi permintaannya. Tidak seperti Risa yang harus nunggu transferan dari Niko lebih dahulu.Berhubung Bunga sekarang udah miskin, jadilah Seno memilih bersama dengan Risa. Bahkan keduanya berencana mau mengambil semua hartanya kekayaan Niko."Loh, kok bisa nggak dapet sih? Biasanya kamu mudah sekali loh minta duit sama dia?" Tanya Seno."Katanya M bankingnya sedang bermasalah," jawabnya."Kapan sih, Sayang. Kamu menikah dengannya, dengan begitu kamu pasti akan lebih mudah menguasai hartanya. Nanti kalau kamu sudah berhasi

  • Perselingkuhan Suamiku   Bab 53

    "Eh, Caca. Bagaimana keadaanmu? Apa sudah lebih baik?” tanya Reni, seraya mendekati Caca dari sebelah kanan, karena Risa posisinya ada disebelah kiri Caca dengan Niko. Sementara Nilam duduk di kursi sofa."Caca, udah baikan kok, Mah. Makasih ya udah bawa Caca kerumah sakit," jawab Caca. sedangkan Risa merasa kaget saat dengar Caca memanggil Mamah ke Reni, dan Reni tadi juga memanggil Nilam dengan sebutan Mamah juga."Loh, kok manggilnya Mamah sih?" Tanya Risa."Ah, iya. Nggak tau kenapa Caca malah manggil aku mah, maaf ya," entah kenapa Reni belum ingin memberitahu ke Risa kalau dirinya adalah Istrinya Niko."Sebenernya dia siapanya kamu sih, Mas?" tanya Risa. "Ayo Caca makan ya tante suapi," ujar Risa yang memang sedari tadi berusaha membujuk Caca supaya mau makan, biasalah Risa mau cari muka di depan Niko dan Nilam, sehingga Risa mau sok-sokan menyuapi makan Caca."Ya tentu saja dia ini Mamah aku. Caca ogah ya punya mamah yang jahat seperti, Tante," bentak Caca.Mendengar perkataa

  • Perselingkuhan Suamiku   Bab 52

    "Eh, Bu. Itu ada Mbak Reni," ujar Mira."Kebetulan kita bertemu dia disini, Mirm kita mau nemuin dia aja susah banget kaya mau ketemu sama presiden saja, ayo kita samperin dia," ajak Sarti, karena kemarin tanpa sepengetahuan Candra, mereka berusaha menemui Reni di rumahnya, tapi bilangnya Reni selalu tak ada di rumah."Iya, ayo Ma." "Eh, Mbak Reni. Kebetulan sekali ya kita bertemu disini," panggil Mira, sedangkan Reni langsung memutar bola matanya malas saat bertemu dengan Reni dan Sarti."Kebetulan ya, kita bisa bertemu disini. Jadi anak aku bisa minta uang 1 M milik Candra dan Ratih di kembalikan, kamu kalau jadi orang itu jangan serakah," pinta Sarti tanpa basa-basi."Ya ampun, mimpi apa sih kamu semalam, Ren. Bisa bertemu orang-orang tak tau diri macam mereka, yang pikirannya duit melulu. Sudah untung loh Reni itu tidak melaporkan kamu dan Chandra ke polisi atas pernikahan tanpa izin," ujar Ana, moodnya langsung berubah ancur kala melihat kehadiran Mira dan Sarti."Aduh, udah deh

  • Perselingkuhan Suamiku   Bab 51

    "Nah, begitu dong. Tapi awas saja ya kalau kamu nanti malah pergi keluar sama nenek lampir itu," peringkat Nilam, karena percuma saja anaknya itu nggak masuk ke kantor tapi malah pergi sama Risa."Enggak, Ma. Niko nggak bakal pergi sama Risa, lagian nanti katanya Risa yang mau datang kesini buat nengokin Caca," beritahu Niko."Okey, boleh saja dia datang buat nengokin Caca. Tapi awas saja kalau sampai menyakiti perasaan cucuku. Ingat Niko, sekarang kamu itu sudah menikah, kamu harus jaga jarak dengan Risa," peringkat Nilam."Iya, bawel banget sih.”Setelah Reni selesai sarapan, Reni pamit sama mertuanya buat nengokin Ibu temannya yang katanya sedang sakit. Selain itu Reni juga mau sekalian nebus obatnya Caca di apotik, kebetulan sekali ibunya Ana dirawat di rumah sakit yang sama dengan Caca, sehingga Reni bisa lebih mudah mengunjunginya.Tak lupa Reni membawakan buah tangan parsel buah untuk Ibunya Ana yang dibelinya di dekat rumah sakit. Setelah dijenguk, ternyata keadaan Ibunya Ana

  • Perselingkuhan Suamiku   Bab 50

    Dari yang minta shopping, beli barang–arang mahal, inta sejumlah uang, dan bahkan belakangan ini pacarnya minta dibelikan mobil baru."Wah, sepertinya omongan Reni ini ada benarnya juga. Aku harus menyelidiki Risa nih, apa benar jika dia yang sudah sengaja memberikan aku obat tidur untuk menjebakku," batin Niko dalam hati."Ehmm, malam ini dia minta ketemuan. Katanya kangen, menurut kamu apa aku harus memutuskan hubungan aku dengannya?" tanya Niko, yang ingin tahu pendapat Reni."Kamu itu sudah dewasa dan udah gede, kamu bisa lah memutuskan sendiri. Nanti kalau aku jawab kamu salah paham lagi sama aku," jawab Reni, yang langsung pergi dengan begitu saja sehingga membuat Niko jadi kesal."Eh buset, cuma dia loh wanita yang begitu galak dan cuek denganku. Mana pakai ngatain aku bego lagi, biasanya wanita diluaran sana itu pada berlomba-lomba untuk mengejarku, secara aku ini adalah duren alias duda keren. Memang aneh cewek satu itu," gerutu Niko dalam hati.Malam harinya, Niko sudah ber

  • Perselingkuhan Suamiku   Bab 49

    "Aku ingetin ya, kamu itu nggak usah berharap banyak deh sama pernikahan ini. Aku itu cuma terpaksa nikahi kamu," ujar Niko, saat dirinya berada didalam kamar sama Reni."Eh, siapa yang berharap lebih sama pernikahan ini. Aku juga terpaksa menikah sama kamu, asal kamu tau ya! Aku itu masih merasa trauma sama yang namanya pernikahan.Emang dasarnya semua laki laki didunia ini itu sama saja, sama sama brengsek," balas Reni dengan berapi-api, kala mengingat pernikahannya yang terdahulu."Jangan-jangan kamu mau menikah denganku, karena tau kalau aku ini orang kaya ya. Kamu mau jadi nyonya Saputra? iya" tuduh Niko, nggak tau saja kalau Reni itu juga orang kaya."Ya ampun, omongan kamu itu sangat ngelantur sekali. Kamu pikir aku ini orang miskin begitu," sentak Reni yang kesel banget sama perkataan Niko yang seenaknya.Sedangkan Niko, malah mengamati Reni dari atas sampai bawah. Baju yang dikenakan oleh Reni cukup mahal, karena Niko cukup tau merk baju yang dipakai oleh Reni itu adalah merk

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status