Home / Rumah Tangga / Perselingkuhan berkedok Iba / 02. Awal pertemuan dengan Thika

Share

02. Awal pertemuan dengan Thika

Author: ZuniaZuny
last update Huling Na-update: 2023-07-18 18:41:43

"Chat dari siapa mas?" tanya Shafira penasaran dengan sikap sang suami.

Satria tak menanggapi, dia masih terus senyam senyum sendiri menatap layar pada benda pipih yang di pegang.

"Mas Satria?" bentak Shafira membuat Satria kaget.

"Ada apa?"

Shafira menggeleng, merasa heran karena Satria tak pernah mengabaikannya.

"Ah ini ma, dari teman lama. Aku tanya siapa dia dan sudah di balas kok. Dia dapat nomorku mungkin dari grup Smp."

"Siapa?"

"Dari Thika."

Shafira merasa asing dengan nama wanita yang dilontarkan Satria. Selama ini Satria selalu menceritakan tentang siapa klien dan teman lamanya.

Baru kali ini Satria mengatakan nama "Thika" membuatnya penasaran, teman lama seperti apa seorang Thika bagi Satria.

"Siapa Thika mas?"

"Thika itu teman lamaku ma. Dia menghubungiku karena ada masalah dan memintaku memberikan solusi."

Satria menjawab tanpa mengalihkan pandangannya dari layar ponsel.

Jari lentiknya dengan lihai terus menekan nekan layar gawainya.

"Oh begitu."

Shafira hanya bisa menjawab simpel karena memang tak ada perasaan apapun di hatinya. Dia kembali memasak dan tak memikirkan percakapan yang baru saja terjadi.

Shafira tidak tahu Jika hal inilah yang menjadi awal mula penyebab terjadinya perselingkuhan pada sang suami.

Mereka makan bersama dengan tenang di dampingi kedua anaknya. Sungguh terlihat sangat harmonis. Orang yang melihatnya pasti iri melihat kebahagiaan Satria dan Shafira.

Kehidupan penuh kebahagiaan, tak pernah ada pertengkaran besar di dalam rumah tangga mereka. Itulah yang dilihat banyak orang luar padahal pertengkaran kecil sering terjadi karena Satria memang mudah marah dan jika sang suami marah, Shafira selalu merendah dan diam membuat masalah cepat terselesaikan.

Pertengkaran dalam rumah tangga adalah hal yang biasa terjadi, tergantung bagaimana kita menyikapi semua masalah yang datang.

"Jangan terlarut dalam masalah. Jika bisa, masalah besar dikecilkan dan masalah kecil dihilangkan".

Itulah ucapan Satria yang selalu diingat Shafira.

Esok hari.

Rutinitas pagi hari adalah menyiapkan sarapan untuk keluarga tercinta.

Shafira sudah bangun sejak pukul 04.00 pagi hari, masak dengan penuh cinta berharap sang suami betah tinggal di rumah dan kebutuhan gizi anak anaknya terpenuhi. Shafira sering mengikuti pengajian agama, sedikit banyak dia mengetahui tentang adab seorang istri sholehah terhadap suami.

Karena sejatinya kebahagiaan rumah tangga tercipta dari bagaimana kedua insan itu berkolaborasi memberi kebahagiaan, rasa nyaman dan komunikasi yang baik akan tumbuh ketentraman di dalam keluarga itu sendiri. Hal inilah yang dijadikan prinsip hidup berumah tangga oleh Shafira.

Satria biasa berangkat kerja siang hari ke Perusahaan. Dia menjadi salah satu konselor kepercayaan di Perusahaan terbesar di Jakarta namun dia tak terpaku pada Perusahaan tersebut. Lebih tepatnya Perusahaan tersebut membutuhkan jasanya hanya untuk konsultasi beberapa masalah Perusahaan.

Satria sering berada di rumah bersama anak dan istri.

"Mira, Mila, ayo kita sarapan?" ucap Shafira memanggil kedua anaknya.

Mereka datang dan duduk berdampingan.

"Ma, hari ini diantar sekolah siapa?"

Shafira memandang Mira yang bertanya dengan polosnya.

"Ya diantar Mama sayang," jawab Shafira sambil menyuguhkan sepiring nasi plus telur ceplok kesukaan Mira.

"Tapi Ma?" keluh Mira.

"Sssttt, sudah jangan bicara lagi dan makan."

'Aku kasihan sama Mama, perutnya sudah besar tapi harus mengantar jemput aku dan adik,' keluh Mira di dalam hatinya.

Mira kesal bukan main pada ayahnya yang masih tidur saat ini.

Seharusnya Satria yang mengantar mereka karena Shafira sedang hamil tua.

Meskipun sering di rumah, Satria tak pernah mengantar jemput sekolah anak anaknya. Shafira lah yang selalu mengantar jemput sekolah kedua anaknya. Dimana Anak pertama bernama Mira, kelas 6 SD. Anak kedua bernama Mila, TK B.

Semua dilakukan Shafira sendiri, mengantar jemput kedua anaknya meski dia sedang hamil tua.

Saat mengantar mengaji ke TPQ dengan jarak 2 kilometer dari rumah, Shafira dengan menahan sakit mengantar kedua anaknya

Hal itu dilakukan Shafira demi masa depan anak anaknya. Jika bukan dia lalu siapa yang melakukannya?

Mengingat sang suami yang kurang tanggap terhadap prioritas anak anaknya.

Jika bisa mengeluh, Shafira ingin sekali mengeluh namun dalam hidup ini, Shafira hanya ingin kebahagiaan di dalam rumah tangga sehingga dia rela mengalah dan mengorbankan diri menjadi wanita yang tangguh, tak mengeluh dan tegar.

******

"Mas, besok aku waktunya kontrol kandungan," ucap Shafira memulai pembicaraan saat duduk bersama di taman belakang. Mereka selalu meluangkan waktu untuk bersama, saling berbagi dan berkeluh kesah.

"Baiklah, besok aku akan mengantarmu ke Rumah Sakit. Aku juga ingin melihat bayi kita," jawab Satria antusias membuat Shafira sangat bahagia.

Satria memeluk penuh kasih sayang pada Shafira. Bisa dibilang Satria bukan lelaki yang romantis, tidak seperti lelaki umumnya namun Satria adalah suami yang peduli dan bertanggung jawab. Dan selama ini Satria memang penuh perhatian dan sayang pada Shafira.

Namun detik berikutnya, Satria mengucapkan kalimat yang membuat Shafira kecewa.

"Oh ya sayang, aku lupa jika besok aku ada acara halal bihalal sesama rekan sekolah SMP. Bagaimana ini?" ucap Satria merasa ragu dengan ekspresi yang tak bisa dijelaskan.

"Kami sudah sangat lama tak bertemu karena kondisi covid 19. Nah sekarang baru diadakan lagi jadi apa aku boleh menghadiri acara tersebut?"

Shafira berfikir sejenak.

"Apa tidak bisa ditunda mas?" keluh Shafira.

"Aku ingin mas mengantarku kali ini?" imbuhnya.

"Tapi aku harus hadir di acara ini sayang. Semua teman mas sudah menunggu selama dua tahun dan kami tak pernah bertemu," jawab Satria membuat Shafira begitu kecewa.

Andai bisa berkata, Shafira ingin sekali mengatakan jika dirinya melarang Satria dalam acara reuni dan mengantarnya pergi cek kandungan.

"Baiklah jika mas tidak bisa mengantar, aku akan berangkat sendiri besok."

Dengan berat hati Shafira membiarkan Satria pergi ke acara halal bihalal. 

Sebelumnya, selama pertemuan reuni dan moment temu lebaran, Shafira selalu di ajak Satria namun kali ini entah mengapa sang suami tak mengajaknya. Mungkin kehamilan delapan bulan yang dihadapi Shafira, atau mungkin juga ada hal lain yang Satria sembunyikan. Yang pasti, hanya Allah SWT yang tahu apa yang terjadi.

Rumah makan Smarapura Traditional Resto.

Satria kini berada di tempat yang menjadi titik temu acara halal bihalal dan reuni bersama teman temanya SMP. Memakai kaos hitam dipadu kemeja kotak kotak dengan celana jeans bersabuk army, sepatu putih dipadu padankan dengan warna topinya. Kacamata hitam dan sling bags menyempurnakan penampilan seorang Satria.

Dengan ragu, Satria berjalan menuju gazebo nomor 5.

Di sana terlihat ramai sekali, ada candaan dan tawa dari wajah wajah yang cukup familiar.

Senyum terukir di bibir tipis Satria saat tatapannya bertemu dengan wanita cantik dan anggun di usianya yang 34 tahun itu.

"Thika."

Thika menoleh pada Satria yang memanggilnya.

"Degh."

Degup jantung Satria berdetak kencang seperti mobil melaju kencang dan remnya tiba tiba blong.

"Mas Satria."

Thika mendekati Satria dan,..

"Brukh."

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Mga Comments (1)
goodnovel comment avatar
mayank shinee
Salah dari awal,rumah tangga itu berdua. ngurus rumah,anak juga berdua istri harus di ratukan,bukan di babukan. kata ustd Adi Hidayat,makanya belajar agama jgn setengah"
Tignan lahat ng Komento

Pinakabagong kabanata

  • Perselingkuhan berkedok Iba   74. Janji setia

    "Kenapa buru buru? Tidak mau mampir dulu?" sapa Satria yang kini sudah berada di belakang Shafira."Mas Satria?"Shafira kaget bukan main mendengar suara bariton sang suami, segera mendekat dan menjelaskan situasi saat ini. "Mas, aku bisa jelaskan bagaima–""Tidak perlu kamu jelaskan, aku sudah mengerti. Sekarang kamu masuk dan tidurkan Maya," potong Satria sambil menatap Maya yang terlelap di gendongan ibunya."Baik."Shafira melipir ke dalam rumah tanpa berpamitan pada Zico. Dia sungguh takut terjadi hal yang tidak diinginkan karena salah paham. Tak langsung masuk kamar, melainkan mondar mandir di belakang pintu sambil sesekali mengintip Zico dan suaminya. "Sedang apa kamu?"Shahira terjengkang, reflek menoleh ke belakang. "I–ibu."Aini mendekat dan mengelus pelan tangan Maya, "aduh kasihan cucu nenek. Seharian diajak keluar, panas panas gini. Cepat tidurin Maya, badannya pasti sakit semua karena kamu gendong terus."Shafira mengangguk, merasa lega karena ibu mertuanya itu hanya fok

  • Perselingkuhan berkedok Iba   73. Zico dan Shafira

    "Biar Mila, aku yang gendong," ucap seseorang."Kamu …. Zico?"Ya lelaki itu adalah Zico, sahabat Shafira Zico mendekati Shafira dengan langkah ragu. Dia memperhatikan wanita itu yang tengah menggendong bayi di satu tangan dan anak yang lebih tua berpegangan di tangan lainnya. Matanya yang sayu tidak bisa berpaling dari sosok yang dulu pernah dia impikan sebagai pendamping hidupnya."Shafira, kamu terlihat baik," kata Zico, mencoba menyembunyikan rasa sakit yang menggurita di dadanya.Shafira menoleh, terkejut namun segera menyusun raut wajahnya menjadi senyum sopan. "Oh, iya Zico. Terima kasih sudah peduli. Kamu, apa kabar?" tanya Shafira, suaranya terdengar lelah namun tetap hangat."Aku baik.""Em, mengapa kamu ada di Jakarta? Bukannya kamu ….""Aku sedang berlibur.""Owh," ucap Shafira sambil mengangguk mengerti dan tersenyum manis.Di balik senyumnya, Zico merasakan pahit. Dia tahu, sebagian dari dirinya iri melihat Shafira yang tampak begitu kuat dan tegar, meski kehidupannya p

  • Perselingkuhan berkedok Iba   72. Siapakah yang datang?

    Aini berdiri tegak dengan tatapan tajam, memancarkan emosi tak terkendali. Ia menatap Shafira dengan pandangan yang menyiratkan kesal dan kecewa. "Shafira, bagaimana kau bisa begitu percaya pada Iva? Kau tahu betul dia hanya akan datang jika membutuhkan sesuatu dari keluarga kita. Sekarang lihatlah kondisi Maya, panas badannya sangat tinggi, dan kau masih saja tidak berangkat ke rumah sakit! Apa kau tidak sayang pada cucuku?"Shafira terdiam, tampak menahan tangis. Ia mencoba menjelaskan, "Tapi Bu... Iva bilang dia akan membantu..."Aini memotong perkataan Shafira dengan suara keras, "Cukup! Jangan sebut-sebut nama Iva lagi! Aku tidak ingin mendengarnya! Sekarang, kau segera bawa Maya ke rumah sakit. Aku tidak peduli bagaimana caranya, tapi pastikan dia segera mendapatkan perawatan yang layak."Shafira ingin sekali marah dan berontak. Bagaimana tidak, hanya itu selalu menyalahkan dirinya, tidak mau menyalakan anaknya, Satria. Mestinya seorang ibu akan menyuruh anaknya mengantar sang m

  • Perselingkuhan berkedok Iba   71. Sakitnya anak, hanya Ibu yang tahu

    Iva menjawab panggilan dengan pelan, "Halo Mbak Safira, ada apa apa?""Va, kamu baik-baik saja kan?""Iya, aku baik."Ahmad mengambil alih ponsel Iva dan menekan tombol speaker."Syukurlah jika kamu baik-baik saja, Va. Aku takut jika Ahmad menghajarmu lagi."Ahmad melotot tajam pada Iva."Tidak kok, mbak. Dia sudah tidur."“Ya sudah kalau begitu. Oh ya Va, mengenai Mas Satria yang tak mau menemui kamu, aku benar-benar minta maaf ya, Va."Ahmad semakin geram, tangannya mengepal erat. Semua pertanyaan yang ditujukan pada Iva, terjawab sudah. Segera disahut ponsel, dimatikan panggilan dan dibanting keras ke kasur. Untung saja tidak ke lantai.Iva hanya bisa melihat semuanya dengan mata sembab, air mata sudah kembali menetes dari sudut matanya.Srekh.Bugh.Bugh.Ahmad kembali melakukan KDRT pada Iva dan parahnya Iva menerima dengan lapang.Baginya, sudah cukup dia berusaha keluar dari masalah dengan meminta bantuan pada orang lain. Pada kenyataannya dia akan kembali ke rumah kontrakan in

  • Perselingkuhan berkedok Iba   70. Ternyata sama saja

    Iva terdiam mendengar ucapan Shafira, menimang nimang kembali keputusannya. "Aku yakin Mbak, Ahmad gak akan berani memukulku. Mbak Shafira tenang saja. Jika dia memukulku, aku akan melawannya."Shafira tersenyum dan berkata, "bagus itu, kamu harus berani menentang hal yang salah. Jangan biarkan Ahmad terus menindasmu." Dipeluk erat adik yang menjadi teman suka dan duka Shafira selama ini.Iva pergi dengan was was menuju rumah kontrakan. Disana Ahmad sudah menunggu. "Dari mana kamu?"Shafira terdiam sesaat, langkahnya dipercepat masuk kamar. Jika biasanya Iva akan bersalaman dan mencium punggung tangan Ahmad, kali ini tidak dilakukan. Ada rasa nyeri menyelubungi hatinya "Va, jawab pertanyaanku? Apa susahnya menjawabnya? Jangan membuat aku marah," ucap Ahmad sambil berlari mengejar Iva. Hampir saja pintu ditutup namun Ahmad sempat menggapai pinggiran pintu."Aku mau istirahat Mas.""Jawab dulu pertanyaanku." Melihat Iva terdiam, Ahmad tahu darimana istrinya itu pergi. "Kamu dari rumah

  • Perselingkuhan berkedok Iba   69. KDRT

    Shafira terduduk di kursi dengan malas sambil memegang secangkir teh hangat, pandangannya kosong menatap jendela rumah yang terbuka lebar. Dalam lamunan, ia teringat akan memori indah bersama almarhumah ibunya, membuat wingko babat dengan resep ibunya. Hasil eksekusi pertama waktu digigit seperti batu, alotnya minta ampun.Setelah diteliti lagi, ternyata adonan tidak diberi air sehingga tekstur menjadi keras seperti batu. Mungkin saat itu sang ibu sudah pikun padahal usianya enam puluh sembilan tahun. Mereka tertawa bersama mengingat Adonan yang kekurangan air seperti mereka yang kekurangan cairan, butuh Aqua.Shafira tersenyum kecil, mengenang saat-saat bahagia ketika sang ibu masih ada di sisinya.Namun, lamunan Shafira harus terhenti saat Mira, putri sulungnya, memanggil namanya, "Ma, mama" dan menggoyangkan tubuhnya pelan. "Ada apa, sayang?" tanya Shafira dengan suara lembut, berusaha menyembunyikan kesedihan yang tengah menghampirinya."Mama melamun, ya?" tanya Mira dengan polos

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status