Share

03. Siapa sebenarnya Thika

"Brukh."

Tiba tiba ada seorang wanita cantik memeluk tubuh Satria dengan air mata membasahi pipi mulusnya. Bukan memeluk, lebih tepatnya menabrakkan diri pada dada bidang Satria.

Satria hanya diam terpaku melihat sikap wanita cantik yang tak lain adalah mantan kekasihnya selama delapan tahun itu.

Alih alih menolak pelukan karena mereka bukan muhrim, Satria malah mengelus pundak si wanita, sesekali menepuk nepuk punggungnya.

"Menangislah sepuasnya jika itu bisa meringankan beban hidupmu Thika," lirih Satria.

Suara merdu dan sikap welcome dari Satria membuat Thika semakin mengeratkan pelukan dan menangis sepuasnya.

"Hiks."

"Hiks."

"Maaf. Maafkan aku Mas, aku sungguh bingung harus mengadu kemana lagi dan kepada siapa? hiks, hiks."

Thika menangis sesenggukan di pelukan Satria.

Semua sahabatnya ikut menangis haru melihat apa yang kini terjadi di depan mata.

Sahabat Satria terdiri dari sembilan laki laki dan mereka di dampingi istrinya masing masing. Sedangkan Satria sengaja datang sendirian dan Thika juga datang sendiri. Sungguh kebetulan yang benar benar mendukung suasana pertemuan mereka setelah dua belas tahun lamanya.

"Kamu sudah merasa tenang dek?" tanya Satria melihat sang mantan sudah berhenti menangis.

Satria dari dulu memanggil Thika dengan sebutan Adek sehingga saat bertemu pun masih memanggil adek.

Thika mengangguk dan Satria memapah tubuh lemas itu untuk duduk berkumpul bersama teman temannya.

"Bagaimana kabarmu Satria?" tanya teguh, salah satu sahabat yang paling dekat.

"Kabarku baik kok, alhamdulillah."

"Kamu ngilang kemana aja? aku mencarimu? Saat ini aku mengkoordinasikan semua untuk berkumpul bersama karena Thika yang memintanya," imbuh Sholeh.

"Thika telah menceritakan semuanya kepada kami dan,..."

Yuli berhenti berkata dan kembali menangis.

Satria memandang raut wajah para sahabatnya. Mereka terlihat lesu dan sembab membuat Satria menalar logikanya untuk berpikir keras, pasti masalah yang dihadapi Thika sangatlah rumit. Serumit apakah itu?

"Cerita padaku Thika, aku akan berusaha membantumu menyelesaikan masalah yang kamu hadapi dengan bijak dan sesuai kemampuanku," ucap Satria memandang penuh kasih pada wanita yang kini masih berlinang air mata tersebut.

"Mas, aku,.."

"Tidak apa apa, cerita semua kepada mas."

"Begini mas,.."

Flashback 2 tahun yang lalu.

Pov Thika.

Semua bermula dari kejadian Covid 19. Aku dan suamiku mempunyai bisnis restoran di Surabaya. Suamiku orang surabaya dan semenjak menikah aku dibawa ke Surabaya tahun 2008.

Sejak itulah aku putus kontak dengan mas Satria, kekasih yang aku tinggalkan tanpa aku memutus hubungan pacaranku dengannya.

Usia pernikahan dua belas tahun berjalan harus kandas di tengah jalan hanya karena suamiku bangkrut dari bisnis yang dikelola.

Tiada hari tanpa pertengkaran dan setiap bertengkar, suamiku selalu melakukan kdrt kepadaku.

Hidup kami semakin susah karena suamiku sibuk mabuk mabukan.

Karena aku selalu mengalami pertengkaran berujung kekerasan, aku memutuskan untuk berselingkuh dari suamiku. Sebenarnya aku ingin meminta cerai saja namun lagi lagi karena memikirkan kedua anak membuatku bertahan. Hanya bisa mencari kasih sayang dan kepuasan batin dari orang lain.

Namanya kehidupan, ada istilah "Take and Give" yang berarti "Memberi dan Menerima". Seorang yang memberiku perhatian kali ini adalah Wisnu. Dia lelaki kaya dan tampan, aku tidak tahu jika dia sudah beristri. Dia memberikan semua yang aku minta dari uang, biaya sekolah anakku dan perhatian penuh kasih sayang.

Aku dipuja bak ratu semalam olehnya dan membuatku melambung seolah dia lelaki yang tepat dari Sholeh. Namun dibalik semua itu dia meminta imbalan tubuhku. Dengan senang hati aku memberikan tubuhku karena aku juga merindukan bagaimana rasanya bercinta. Suamiku tak pernah menjamahku. Hal itu membuatku tanpa pikir panjang melakukan dosa zina ini.

6 bulan berjalan.

Aku masih berhubungan dengan Wisnu dan Suamiku masih sama, pulang mabuk dan melakukan kdrt kepadaku. Aku hanya ingin mengambil harta kekayaannya sehingga aku bertahan. Yang aku tahu Sholeh mempunyai banyak aset berupa tanah kavlingan yang diperjualbelikan. 

Aku ingin menjual semuanya dan setelah itu aku akan meminta cerai darinya.

Setidaknya itulah pikiranku selama ini dan aku harus bertahan.

 Ya, aku harus bertahan demi anak anakku. Memikirkan banyak hal untuk masa depan mereka.

Suatu hari ada satu kejadian memalukan di hidupku. 

"Brakh."

Meja Cafe tempatku duduk saat ini di gebrak oleh seorang wanita.

"Ada apa ya mbak?" tanyaku sopan.

"Plakh."

"Plakh."

Wanita itu menampar pipi kanan dan kiriku.

'Perih, ngilu, sakit dan sangat malu'. Itulah yang kurasakan saat ini namun aku berusaha setenang mungkin.

"Mbak, kenapa mbak menamparku?"

Aku kembali bertanya dengan sopan.

"Aaaakh."

Tiba tiba wanita itu menarik kuat rambutku membuatku merasakan sakit yang begitu hebat di ubun ubun.

"Dasar wanita j*l*ng, pel*k*r!"

"Kamu tanya apa salahmu hah?"

"Salahmu adalah merusak rumah tanggaku, kamu rayu suamiku, dasar wanita tak tahu diri kamu!"

"Aaauwh sakit mbak!" 

Aku meringis kesakitan namun dia semakin kuat menarik rambutku.

"Aku peringatkan kamu, jangan ganggu kehidupan rumah tanggaku!"

"Jika kamu masih melakukannya, aku tak segan segan memberitahukan kelakuan bejatmu pada anak anakmu!?"

"Brukh."

Wanita itu melepaskan tangannya dengan mendorongku hingga aku tersungkur ke meja, jus jeruk yang kupesan tumpah ruah di dadaku.

"Semuanya, lihatlah wanita ini, dia adalah pelakor. Pantes saja suamiku tega menghianatiku karena penampilannya saja seperti wanita panggilan!" teriak istri Wisnu kepada semua tamu yang hadir membuatku sangat malu.

Tumpahan jus jeruk membuat dadaku tercetak jelas. Aku merasa malu ditambah kata kata Hinaan yang terlontar.

Aku harus memutuskan hubunganku dengan Wisnu akibat kami ketahuan selingkuh oleh istrinya padahal aku sama sekali tak tahu jika Wisnu sudah beristri.

Penampilanku memang seperti ini, aku suka memakai tanktop dan celana jeans pendek. Rambut juga selalu aku cat warna, aku suka sekali mewarnainya. Dari dulu aku memang seperti ini. Aku tak pernah menyangka jika kali ini penampilanku menjadi petaka bagiku.

Aku kembali berselingkuh, kali ini aku bersama Akhtar, lelaki tampan, anak kuliahan. Bisa disebut berondong muda. Jika dari Wisnu aku bisa mendapatkan uang untuk menafkahi anak anakku berbeda dengan kekasihku saat ini. Aku hanya mendapatkan kebahagiaan jalan bareng, berbagi keluh kesahku dan kepuasan tambahan darinya.

Maklum saja, dia belum bekerja jadi tak bisa memberiku uang tapi selain itu aku merasa bahagia, melupakan masalah rumah tangga yang kini menimpaku.

Enam bulan kami bersama, melakukan hubungan layaknya suami istri. Dia juga akrab dengan anak anakku karena suamiku jarang pulang jadi dia bebas main ke rumah.

Tak ada yang curiga jika dia main kerumah. Mungkin karena usianya yang masih muda dan lebih pantas menjadi kekasih anakku. Terlebih lagi, saya tinggal di perumahan jadi rasa solidaritas sesama tetangga benar-benar telah hilang.

Buktinya saya yang mengalami kdrt setiap hari dan berteriak minta tolong saja, tak ada satu warga yang datang melerai dan membantuku.

Suatu hari,

Saat aku pulang dari acara arisan bersama teman temanku, aku mendengar suara desahan orang bergumul dari dalam kamar putriku.

Siapakah itu?

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status