Share

Bab 31

Penulis: AliceLin
last update Terakhir Diperbarui: 2025-09-02 20:28:48
Sherin masih terpaku di depan pintu hingga salah satu pria mengisyaratkannya untuk masuk. “Kemarilah, Kucing Manis. Ayo temani Kakak minum.”

Tamu pria itu menepuk tempat kosong di sampingnya. Senyum lebarnya memperlihatkan deretan gigi yang sudah tak lagi rapi dan menguning.

Mendengar tawaran itu, satu alis Sherin menukik naik. ‘Dasar tua bangka tidak tahu diri. Dia bilang apa? Kakak? Apa dia tidak berkaca dulu sebelum keluar rumah tadi?’

Ia menahan lidahnya agar tidak menyemburkan umpatannya. Demi pekerjaannya, ia memilih diam. Dengan penuh keengganan, gadis itu mendorong trolinya dan berdiri di tengah ruangan.

Ketiga tamu paruh baya itu tidak mengenakan topeng mereka sesuai aturan kelab sehingga Sherin bisa melihat jelas wajah mereka. Kening Sherin langsung mengernyit saat tatapannya tertuju pada salah seorang tamu.

Pria berperut buncit itu duduk sambil memeluk pinggang dua wanita pendamping kelab berpakaian seksi di kedua sisinya. Terlihat beberapa bekas lipstik di wajah gempalnya
AliceLin

Sherin minum atau tidak nih?

| 5
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (5)
goodnovel comment avatar
Puji Lestari
makasih kaaak udah up 2 bab
goodnovel comment avatar
NH.
Jngn bkin sering minum y kak bisa kacau nanti,,
goodnovel comment avatar
NH.
Makasih kak udh up 2 bab,,smga rutin y 2 bab,,
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Pesona Berbahaya Suami Dadakanku   Bab 35

    “Kamu tidak takut tindakanmu akan dipidana? Citramu akan hancur, Bernard Murray,” ancam Sherin, sengaja mengulur waktu dan berharap pria itu akan berpikir ulang sebelum melancarkan aksinya.Namun, Bernard malah tertawa sinis. “Kamu tidak perlu khawatir … Aku punya caraku sendiri. Setelah aku menghabisimu, aku akan mencicipi tubuhmu dulu. Baru kemudian melenyapkannya.”Sherin tercengang. Meskipun ketakutan mencekam pikirannya, tetapi ia mencoba untuk tetap terlihat tegar. Mata zamrudnya menyapu sekelilingnya, berharap dapat menemukan sesuatu yang dapat digunakan untuk melindungi diri.Sayangnya, Bernard tidak memberikannya waktu dan kesempatan untuk berpikir. Dengan kasar, ia menarik rambut panjang Sherin, memaksa gadis itu berdiri.“Kya!” Sherin menjerit kesakitan. “Lepaskan aku!”Dengan satu dorongan kasar, Bernard menamparnya hingga gadis itu terbaring di sofa. Satu tangannya yang memegang pecahan botol telah terangkat tinggi, siap menghunus ke dada Sherin.Gadis itu membelalak. ‘Ti

  • Pesona Berbahaya Suami Dadakanku   Bab 34

    "Saya sudah menghabiskan delapan gelas. Sekarang … Anda harus menepati janji untuk membeli delapan botol minuman saya, Tuan,” ujar Sherin dengan suara yang terdengar serak. Tenggorokan Sherin terasa sangat panas, seperti terbakar. Wajahnya juga memerah padam. Kepalanya berat, tubuhnya goyah. Namun, gadis itu berusaha tetap berdiri tegap, menahan diri, dan tidak ingin memberi celah kepada Bernard untuk mengambil keuntungan darinya.Melihat kondisinya, Bernard menyeringai. Senyuman itu bukan sekadar ejekan, tetapi juga pertanda niat busuk yang ia sembunyikan. Dengan langkah santai, ia bangkit dari kursinya dan berjalan mendekati Sherin. Tatapannya liar, seolah sedang menikmati ketakutan yang terpancar dari sorot mata di balik topeng kucing yang dikenakan gadis itu.“Tentu saja, Sayang. Saya adalah orang yang selalu menepati janji. Tapi, sebelum itu ….”Ucapan Bernard terhenti. Dengan lancang ia merangkul pinggang Sherin, lalu meremas bokongnya.Sherin tersentak. Refleks, ia menyiramka

  • Pesona Berbahaya Suami Dadakanku   Bab 33

    “Seperti dugaanmu, Bernard Murray memang orang yang cukup licik dan serakah. Sudah banyak beredar rumor buruk tentangnya, tetapi berkat seseorang, semua isu itu berhasil dialihkan. Dan kamu pasti tahu siapa orangnya,” imbuh Sophia lebih lanjut.Arnold memutar pelan gelas whiskey di tangannya. Jelas siapa yang Sophia maksud, kemungkinan besar Frans Langdon-lah yang yang berada di balik pergerakan calon politisi itu.Arnold menatap cairan keemasan di dalam gelasnya, seolah bisa membaca jejak langkah lawannya di sana. Alih-alih menggali informasi lebih lanjut, ia menyoroti Alvin yang tengah asyik bersenang-senang dengan para bawahannya yang lain.“Apa bocah itu masih sering memberikan masalah untukmu selama aku pergi, Madam Nolan?” tanya Arnold seraya menunjuk pemuda itu dengan dagunya.Sophia mengikuti arah pandang Arnold, lalu mendengus kecil. “Tiada hari dia tidak berulah. Bukannya bekerja, dia malah sibuk menggoda semua wanita yang ditemuinya. Entah mau jadi apa dia nanti.”“Walaupun

  • Pesona Berbahaya Suami Dadakanku   Bab 32

    Musik hingar bingar memenuhi ruangan VIP Diamond. Terdengar suara tawa dari beberapa pria dan wanita yang sedang menikmati minuman berkelas, ditemani alunan musik live yang memekakkan telinga.Lampu kristal berpendar lembut, memantulkan kilau dari botol-botol champagne yang berjajar di atas meja marmer. Asap cerutu tipis menari di udara, bercampur dengan aroma alkohol yang menusuk.Tampak Alvin yang tengah memasang wajah serius, tangannya menggenggam stik biliar dengan penuh konsentrasi. Ia membungkuk, menatap bola putih seolah ingin menembusnya dengan sorot matanya. Satu kali pukulan, bola meluncur cepat namun berhenti beberapa sentimeter sebelum mengenai target.“Ah, sial!” gerutunya sambil mengumpat kecil, membuat pria-pria lain di sekitar meja tertawa.King, yang sejak tadi hanya berdiri santai dengan tangan terlipat di dada, melangkah maju dengan tenang. Ia mengambil stik biliarnya tanpa banyak bicara.Dengan gerakan sederhana, bola putih melesat mulus, memantulkan sisi meja, dan

  • Pesona Berbahaya Suami Dadakanku   Bab 31

    Sherin masih terpaku di depan pintu hingga salah satu pria mengisyaratkannya untuk masuk. “Kemarilah, Kucing Manis. Ayo temani Kakak minum.”Tamu pria itu menepuk tempat kosong di sampingnya. Senyum lebarnya memperlihatkan deretan gigi yang sudah tak lagi rapi dan menguning.Mendengar tawaran itu, satu alis Sherin menukik naik. ‘Dasar tua bangka tidak tahu diri. Dia bilang apa? Kakak? Apa dia tidak berkaca dulu sebelum keluar rumah tadi?’Ia menahan lidahnya agar tidak menyemburkan umpatannya. Demi pekerjaannya, ia memilih diam. Dengan penuh keengganan, gadis itu mendorong trolinya dan berdiri di tengah ruangan.Ketiga tamu paruh baya itu tidak mengenakan topeng mereka sesuai aturan kelab sehingga Sherin bisa melihat jelas wajah mereka. Kening Sherin langsung mengernyit saat tatapannya tertuju pada salah seorang tamu.Pria berperut buncit itu duduk sambil memeluk pinggang dua wanita pendamping kelab berpakaian seksi di kedua sisinya. Terlihat beberapa bekas lipstik di wajah gempalnya

  • Pesona Berbahaya Suami Dadakanku   Bab 30

    “Jack! Apa yang kamu lakukan di sana? Kemarilah!” Sophia Nolan tiba-tiba berteriak lantang padanya.Alvin mendengus kesal karena kesenangannya lagi-lagi diusik. “Dasar tante-tante cerewet,” gerutunya. Namun, ia tetap berjalan ke arah wanita itu.Sementara, Sherin masih terpaku di tempat, menatap King yang kini berdiri tegak di tengah ruangan dengan dikerumuni oleh para pengagumnya. Ia tidak dapat melepaskan tatapannya dari pria bertopeng perak itu.Aura yang terpancar dari sosok itu begitu kuat, hampir terasa seperti magnet yang memaksa semua mata menatap ke arahnya. Ketika tatapan dingin King tiba-tiba beradu dengan matanya, bulu kuduk Sherin meremang seketika.Napasnya nyaris tercekat saat melihat pria itu tersenyum tipis. Senyuman samar yang nyaris tidak terlihat, tetapi cukup untuk menimbulkan ribuan tafsir bagi siapa pun yang melihatnya.Ucapan Alvin sebelumnya bergema di dalam kepalanya, memunculkan ketakutannya. Namun, di sisi lain, Sherin merasa tatapan dingin pria itu sangat

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status