Share

Bab 32

Author: AliceLin
last update Last Updated: 2025-09-03 19:05:55

Musik hingar bingar memenuhi ruangan VIP Diamond. Terdengar suara tawa dari beberapa pria dan wanita yang sedang menikmati minuman berkelas, ditemani alunan musik live yang memekakkan telinga.

Lampu kristal berpendar lembut, memantulkan kilau dari botol-botol champagne yang berjajar di atas meja marmer. Asap cerutu tipis menari di udara, bercampur dengan aroma alkohol yang menusuk.

Tampak Alvin yang tengah memasang wajah serius, tangannya menggenggam stik biliar dengan penuh konsentrasi. Ia membungkuk, menatap bola putih seolah ingin menembusnya dengan sorot matanya. Satu kali pukulan, bola meluncur cepat namun berhenti beberapa sentimeter sebelum mengenai target.

“Ah, sial!” gerutunya sambil mengumpat kecil, membuat pria-pria lain di sekitar meja tertawa.

King, yang sejak tadi hanya berdiri santai dengan tangan terlipat di dada, melangkah maju dengan tenang. Ia mengambil stik biliarnya tanpa banyak bicara.

Dengan gerakan sederhana, bola putih melesat mulus, memantulkan sisi meja, dan
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (4)
goodnovel comment avatar
Popy Try
benerkan Arnold,, KLO tau Sherin ada di sebelah ruangan nya apa gak ngamuk2 tuuh
goodnovel comment avatar
puji amriani
king Arnold
goodnovel comment avatar
Imelda
tq ci udh double up..
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Pesona Berbahaya Suami Dadakanku   Bab 147

    Pandangan Arnold tak bergeser sedikit pun dari wajah Sherin yang pucat. Tatapan redup gadis itu kini terarah padanya, membuat degup jantung Arnold mendadak terasa kacau.Ia berdiri terpaku, menatap gadis itu dengan lekat seolah takut pandangan itu akan menghilang begitu saja.Masih dengan sorot mata tak percaya, Arnold mengulas senyuman kecil di wajahnya. Ia melangkah mendekati brankar istrinya, menahan napas saat jarak di antara mereka semakin menipis.Rasa syukur yang membuncah memenuhi dadanya. Dengan hati-hati, Arnold meraih tangan Sherin dan menggenggamnya lembut. “Syukurlah … kamu benar-benar sudah sadar,” bisiknya lirih, suaranya bergetar dipenuhi kelegaan.Namun, Sherin tidak membalas genggaman itu. Tubuhnya masih lemah, belum sanggup memberi reaksi, tetapi sorot matanya yang semula redup kini perlahan memancarkan kehidupan.Arnold menatapnya dengan bahagia, tanpa menyadari bahwa tatapan intensnya justru membuat Sherin tertegun.Gadis itu menatapnya kosong selama beberapa deti

  • Pesona Berbahaya Suami Dadakanku   Bab 146

    Setelah mobil berhenti di depan pintu masuk lobi rumah sakit, Arnold turun lebih dulu saat Oliver membukakan pintu untuknya. “Antar dia pulang ke apartemennya. Aku tidak ingin dia mengacaukan tempat ini karena kegilaannya,” titah Arnold dingin kepada sang asisten. Pengacau yang dimaksudnya tentu saja adalah Ryan Fang. Namun, pria itu justru ikut turun dari mobil, menyelipkan kedua tangannya ke dalam saku celana jins belelnya dengan langkah santai. “Kamu mau ke mana?” tanya Arnold, menatap pria itu dengan tajam dari ujung matanya. “Tentu saja, menjenguk saudara iparku,” jawab Ryan santai, senyum usil tersungging di wajahnya. “Siapa tahu dia akan sadar kalau mendengar suara emasku.” “Suara emas, huh?” Arnold mendengus pelan, memutar bola matanya malas. “Kalau kamu memang punya waktu sesenggang ini, bukankah seharusnya kamu fokus melacak pemimpin Shadow Eagle itu, Ryan Fang?” Alih-alih menurut, Ryan justru mengerlingkan matanya. “Kenapa? Kamu takut istrimu terpesona denganku?

  • Pesona Berbahaya Suami Dadakanku   Bab 145

    “Gila?” Alih-alih merasa tersinggung dengan kata itu, Ryan malah terkekeh geli. “Mungkin kamu benar," desisnya seraya mengulas seringai kecil di bibirnya. "Sayangnya, di dunia ini tidak ada obat yang dapat menyembuhkan kegilaanku selain … pertumpahan darah." Suara Ryan terdengar lebih dingin dan menekan. Namun, Arnold masih bergeming. Ia hanya menghela napas panjang, memutar gelas kristalnya dengan santai. Siapa pun yang mendengar ucapan Ryan mungkin akan mengira pria itu benar-benar kehilangan kewarasannya. Akan tetapi, Arnold yang sudah mengenalnya cukup lama, tidak sedikit pun terkejut mendengar pernyataan itu. Arnold sudah terlalu sering menyaksikan sisi tergelap Ryan. Bukan karena pria itu haus darah, melainkan karena ada kepuasan aneh yang Ryan rasakan setiap kali melihat pertumpahan darah di sekitarnya—seolah kekerasan membuatnya merasa lebih hidup. Padahal Arnold sempat percaya, setelah bertahun-tahun terapi, Ryan sudah bisa mengendalikan emosinya. Namun, melihat sorot

  • Pesona Berbahaya Suami Dadakanku   Bab 144

    "Kamu sudah temukan mata-mata itu?" selidik Arnold tanpa basa-basi.Ryan tersenyum miring. “Mantan hostess yang terbunuh waktu itu adalah salah satunya. Dia adalah kaki tangan mereka,” jawab Ryan atas informasi yang ia temukan.Sudut bibir Arnold ikut terangkat naik, tetapi ia tidak berkomentar apa pun."Gadis itu adalah perantara transaksi Benard Murray dengan Shadow Eagle. Karena Bernard tertangkap, gadis itu akhirnya dibungkam untuk menutupi jejak," lanjut Ryan.Arnold masih terdiam. Hanya ada ketenangan dingin di wajahnya, sementara pikirannya bergerak cepat, menyusun potongan teka-teki yang berserakan di pikirannya. Awalnya, dari informasi yang ia dapatkan dari Sophia, Arnold sempat tidak memahami mengapa Clara sampai harus dibunuh sekeji itu, bahkan tubuhnya dimutilasi agar dapat menyamarkan jejaknya.Namun, sekarang, dengan informasi tambahan yang diberikan Ryan, potongan puzzle yang membingungkannya mulai terhubung.“Hanya itu?” Arnold mengangkat satu alisnya, suaranya terden

  • Pesona Berbahaya Suami Dadakanku   Bab 143

    “Tuan … Fang?”Oliver terperangah, menatap sosok yang tidak lain adalah ketua Black Fang, Ryan Fang.Kepalan tangannya yang tadi hampir melayang seketika melonggar. Cengkeramannya pada kerah Ryan pun langsung dilepas. “Kenapa Anda—”“Memangnya aneh kalau aku muncul di sini?” potong Ryan santai, seolah ia sedang masuk ke mobil miliknya sendiri tadi.“Ma-maafkan saya, Tuan Fang,” gumam Oliver dengan suara terdengar gugup.Perlahan ia menunduk dengan wajah bersalah, menyadari tindakan tidak sopannya kepada pria itu. “Tadi saya pikir Anda bagian dari komplotan pembunuh bayaran yang kemarin.”“Wah, tega sekali kamu, Oliver.” Ryan berdecak malas sambil merapikan kerahnya sendiri. “Memangnya wajah tampanku ini seperti pembunuh apa?”Oliver buru-buru menggeleng. “Bukan begitu, Tuan Fang. Tapi─”“Yang salah itu kamu sendiri,” potong Arnold, melirik sahabatnya dengan tajam, lalu kembali mengalihkan pandangannya lurus ke depan. “Siapa suruh kamu menyelinap seperti pencuri, Ryan?”Ryan mendengus p

  • Pesona Berbahaya Suami Dadakanku   Bab 142

    Tiga hari kemudian. Berkat perawatan intensif dan pengawasan yang ketat dari para tim medis profesional, kondisi Arnold pulih jauh lebih cepat dari perkiraan sebelumnya. Ia sudah bisa kembali berjalan normal dan menjalankan aktivitas seperti biasa. Kemarin Arnold sudah diperbolehkan pulang. Dan, hari ini, sepulang dari kantor, ia ingin pergi menjenguk istri kecilnya yang masih dirawat di rumah sakit.“Letakkan saja laporannya di mejaku. Besok baru saya tinjau,” ucap Arnold tanpa menoleh.Jari-jarinya masih mengetuk layar ponsel ketika Oliver masuk membawa setumpuk berkas yang harus ditandatangani. Oliver meletakkan dokumen-dokumen tersebut dengan rapi, lalu mengamati atasannya yang telah beranjak dari kursi dan menyambar mantel panjangnya."Anda sudah mau pulang, Tuan Muda?" tanya Oliver, merasa sedikit lega. Ia sempat khawatir atasannya itu akan memaksakan diri bekerja hingga larut.Arnold hanya mengangguk sambil mengenakan mantelnya. "Memang seharusnya Anda pulang beristirahat, T

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status