Share

Bab 45

Author: AliceLin
last update Last Updated: 2025-09-10 14:03:41

Sherin meremas kedua tangannya, berdiri di depan pintu kantor administrasi universitasnya. Meskipun hatinya masih diselimuti rasa kesal setelah pertengkarannya dengan Arnold, tetapi saat ini masih ada hal penting lainnya yang harus dihadapinya.

Hari ini adalah tenggat waktu yang diberikan pihak kampus untuk melunasi biaya kuliahnya. Akan tetapi, Sherin belum mengumpulkan uang yang cukup untuk membayarnya.

Seandainya saja semalam ia tidak membuang waktu dengan menerima pekerjaan sebagai hostess, mungkin saja ia masih bisa melakukan pekerjaan lain yang lebih menjanjikan─meskipun mungkin penghasilan yang didapatkan masih belum memenuhi tuntutan biaya.

Mengingat kebodohannya itu, Sherin kembali merutuki dirinya. Namun, ia berusaha untuk bersikap tenang agar dapat fokus dengan tujuannya datang saat ini.

Gadis itu ingin memohon kepada pihak administrasi untuk diberikan perpanjangan waktu. Walaupun ia tahu permohonannya ini mungkin sulit diterima─mengingat ketegasan yang diberikan padanya ke
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (5)
goodnovel comment avatar
Imelda
tq ci udh daily up..
goodnovel comment avatar
Imelda
naahhhh Arnold udh mulai nunjukkin lgi nich kekuasaannya.. Sherin ga tau d balik pengembalian beasiswa nya pasti Arnold yg bertindak... ak makin sukaaa nich sm Arnold
goodnovel comment avatar
Puji Lestari
yeaaahhhh mantappp
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Pesona Berbahaya Suami Dadakanku   Bab 123

    Sherin menggosok matanya berulang kali, memastikan penglihatannya tidak salah. ‘Bukannya dia … tuan rumah yang tadi?’ gumamnya dalam hati. ‘Apa yang dia lakukan di sini?’Rasa ingin tahu Sherin bertambah semakin besar.. Gelagat Charles Jovan terlihat semakin mencurigakan.Bukan hanya karena pria tua itu bertemu seseorang di tempat sesepi itu, tetapi juga karena pria tua itu terlihat gelisah, sesekali menoleh ke kiri dan kanan seolah takut ada yang memperhatikan.‘Kenapa harus bertemu diam-diam di tempat seperti ini?’ pikir Sherin, menajamkan pandangannya. ‘Kalau bukan urusan penting … pasti ada sesuatu yang tidak beres.’Sherin mencondongkan tubuhnya sedikit, berusaha melihat lebih jelas sosok yang berdiri di hadapan Charles. Namun, pria itu mengenakan mantel panjang berwarna gelap dan wajahnya tertutup oleh bayangan pepohonan yang lebat, membuatnya sulit untuk dikenali.Meski begitu, Sherin bisa memastikan satu hal—sosok itu jauh lebih muda daripada Charles Jovan. Gerak-geriknya sang

  • Pesona Berbahaya Suami Dadakanku   Bab 122

    “Dia tidak akan berpikir kalau aku matre, kan?” gumam Sherin pelan sambil melangkah keluar dari kamar kecil.Entah kenapa, tiba-tiba saja rasa khawatir itu muncul di dalam pikirannya. Ia tidak ingin King mengira dirinya adalah wanita materialistis karena tetap menerima kalung pemberiannya. Namun, di sisi lain, ia juga tidak tega membuang kalung semahal itu.“Ah, sudahlah. Biarkan saja dia salah paham. Lagian dia sendiri yang memberikannya, bukan aku yang memintanya,” sungut gadis itu, mencoba mencari alasan untuk membenarkan tindakannya.Sherin mendengus kecil dan melirik ke sekitar. Ia tidak berniat kembali ke aula—udara di dalam ruangan itu terasa terlalu menyesakkan baginya. Ia memutuskan untuk berjalan santai sejenak sebelum kembali.Langkahnya terhenti begitu rasa pegal menjalar di telapak kakinya. Ia menghela napas, lalu menunduk sebentar untuk melepaskan sepatu hak tinggi pemberian Nicole Dieter.“Memang lebih nyaman seperti ini,” gumamnya sambil tersenyum lega, membiarkan jema

  • Pesona Berbahaya Suami Dadakanku   Bab 121

    Melihat wajah masam istri kecilnya saat menerima kalung yang dimenangkannya dari pelelangan, kening Arnold mengernyit. “Kenapa? Bukannya kamu suka kalungnya?” “Siapa bilang aku suka? Aku ….” Sherin menghentikan ucapannya, lalu menghembuskan napas kasar sambil meletakkan kalung itu di atas meja. ‘Sepertinya percuma saja aku bicara dengannya. Dia sama sekali tidak akan mengerti,’ sungut gadis itu di dalam hati. Arnold mengangkat alis. “Kalau memang ada barang yang kamu mau, tinggal katakan saja, aku akan mendapatkannya untukmu. Tidak usah sungkan.” Sherin memutar bola matanya dan mencebikkan bibirnya dengan malas. "Apa kamu takut aku tidak tahu kalau kamu sangat kaya?" cibirnya. Arnold nyaris tertawa karena tidak menyangka niat baiknya justru disalahartikan. Ia belum sempat membuka mulut ketika gadis itu menyipitkan matanya dengan penuh curiga.“Jangan bilang …," gumam gadis itu dengan nada menyelidik, “ ... kamu mengajakku ke acara ini, lalu memberikan kalung ini, cuma karena ingin

  • Pesona Berbahaya Suami Dadakanku   Bab 120

    “King … apa kamu sebenarnya adalah Arnold?” Namun, sebelum pertanyaan Sherin sempat terdengar jelas, suara gadis itu tenggelam dalam gemuruh tepuk tangan yang tiba-tiba menggema di seluruh aula. Arnold menoleh ringan. “Kamu bilang apa tadi?” tanyanya datar, tetapi dapat terdengar oleh gadis itu di tengah keriuhan yang terjadi. Sherin belum sempat menjawab ketika pria itu menambahkan cepat, dagunya sedikit terangkat ke arah panggung. “Kamu suka kalung itu?” Sherin sontak menoleh. Di panggung, sorotan lampu menari di sekitar seorang model bergaun putih yang memamerkan kalung berlian berdesain elegan. Cahaya lampu tersebut memantulkan kilau dingin dari permata bening yang sedang memukau seluruh ruangan. “Item ke tujuh malam ini—The Winter Serenade, karya maestro Vittore D’Alesi!” seru host acara, suaranya nyaring saat memperkenalkan barang lelang tersebut. Arnold mengangkat gelas wine-nya, menyesap perlahan sebelum berucap datar, “Kalau kamu suka, aku akan mendapatkannya untukmu.”

  • Pesona Berbahaya Suami Dadakanku   Bab 119

    Senyum nakal Arnold langsung menghilang. Tatapannya sempat membeku sepersekian detik sebelum ia cepat-cepat berdeham dan menegakkan bahunya.“Aku bilang …” Suara Arnold terdengar lebih berat kali ini, “… lipstikmu berantakan.”Nada datarnya berusaha terdengar santai, tetapi ketegangan di ujung bibirnya tidak bisa sepenuhnya disembunyikan.Sherin memandangnya tak percaya. “Tadi jelas-jelas kamu—”“Sudahlah,” potong Arnold cepat sambil memalingkan wajah. “Acara pelelangan sebentar lagi dimulai. Ayo.”Tanpa menunggu respon gadis itu, ia melangkah lebih dulu menuju lantai dua, seolah tak terjadi apa-apa.Sherin masih berdiri di tempat, terpaku. “Apa aku salah dengar? Tidak mungkin … tapi jelas tadi dia ….”Sherin menggigit bibirnya. Keraguan yang memenuhi benaknya membuat pikirannya mendadak terasa kacau, tetapi mendengar host acara mengaungkan suaranya, ia pun bergegas mengikuti langkah pria bertopeng itu.Sementara itu, di ruang VIP yang remang di lantai atas, seseorang yang sejak tadi

  • Pesona Berbahaya Suami Dadakanku   Bab 118

    Arnold berdiri tegak di tengah aula. Sorot matanya menyapu perlahan ke setiap sudut ruangan, ke arah para tamu yang masih terpaku, terperangah oleh apa yang baru saja mereka saksikan. “Sekarang …,” Suara Arnold yang dalam dan penuh percaya diri seakan menyadarkan mereka dari rasa kaget, “... masih ada lagi yang meragukan hubungan kami?” Tidak seorang pun bersuara. Hanya keheningan yang menjawab dengan semua pasang mata yang hanya saling berpandangan dengan gugup. Bahkan Felicia, yang beberapa menit lalu masih tampak percaya diri dan congkak, kini terpaku dengan ekspresi tak percaya. Bibirnya terbuka, tetapi tidak ada satu pun kata yang sanggup keluar. Frans di sisinya, hanya menatap kaku, tidak tahu harus bereaksi seperti apa. Namun, tidak dapat dipungkiri jika ia merasa sangat kesal karena Sherin ternyata tidak jatuh seperti yang diharapkannya setelah mencampakkan putranya. Di tengah kecemasan dan ketakutan orang-orang, suara Arnold kembali bergema, “Saya tegaskan sekali lag

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status