Share

Ch. 86 Bahagialah!

last update Last Updated: 2025-06-04 15:42:46

Jonathan membuka pintu kamar, matanya memanas ketika mendapati Sabrina tertidur dalam gendongan Reni. Sembari menghela napas panjang, Jonathan melangkah masuk ke dalam, mengusap punggung Sabrina dengan segenap rasa bersalah.

"Gimana, Jo?"

Ditanya begitu, kepala Jonathan makin terasa sakit. Jonathan hanya tersenyum kecut, ia masih terus mengusap punggung Sabrina dengan lembut.

"Doanya aja ya, Ma." jawab Jonathan saking tidak tahu harus menjawab apa.

Reni mengghela napas panjang, kepalanya terangguk.

"Asha pergi nggak bawa apa-apa, Jo. Gimana kabar dia? Mama mikirin dia terus." desis Reni lirih.

Jonathan tersenyum, "Asha baik-baik aja, Ma. Percaya sama Jo."

Reni tidak lagi menjawab, sementara Jonathan, ia melangkah menuju pintu, melangkah keluar tanpa banyak bicara lagi.

Langkah Jonathan tertuju ke kamarnya, duduk di ranjang sembari mengeluarkan ponsel Asha dari tas yang Jonathan biasa bawa. Ia menatap benda itu dengan skasama, lalu kembali menghidupkan layar ponsel dan membuka fol
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (6)
goodnovel comment avatar
CIKGU NORANI
blm update thor? ku tunggu….
goodnovel comment avatar
Rheia
blm update thor?
goodnovel comment avatar
Rheia
menunggu update thor
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Pesona Ibu Susu Kesayangan Tuan Duda   Ch. 89 Yakin

    "Jadi gimana, Dit?"Suara itu nampak sangat bersemangat sekali, membuat wajah Adit mendadak murung. Perjalanan jauh yang Adit tempuh tidak menghasilkan apa-apa. Jangankan bertemu dengan Pranata atau Asha, untuk tahu berapa nomor aspri Pranata saja dia tidak bisa. Adit hanya bisa meninggalkan kartu nama dan meminta nomor ponsel petugas keamanan rumah Asha saja, tidak lebih. "Misi saya gagal, Pak. Saya mohon maaf." desis Adit lirih, ada ketakutan yang mendadak mencengkeram dalam hatinya. Hening. Jonathan tidak langsung menjawab, membuat Adit was-was takut bosnya itu pingsan atau kena serangan jantung! "Ceritakan semua, Dit!" tegas suara itu lirih. "Mbak Asha nggak di sini, Pak. Pegawainya saja terkejut ketika tadi saya bilang ada perlu dengan dia." ucap Adit membuka cerita. "Benar pak Pranata sakit, kanker darah. Puncak dari tubuhnya yang sering sakit-sakitan dan harus rutin kontrol ke psikiater setelah mbak Asha nekat kabur demi menikah dengan Dimas.""Pak Pranata dirawat di mana

  • Pesona Ibu Susu Kesayangan Tuan Duda   Ch. 88 Zonk(?)

    "Bapak mau ketemu pak Nata?"Adit tersenyum, ia mengangguk pelan pada security yang langsung mengintrogasinya ketika sampai depan gerbang 'istana' itu. "Betul, Pak. Mungkin sebelumnya, izinkan saya memperkenalkan diri." Adit menelan ludah, ia menghirup udara banyak-banyak, siap menceritakan apa tujuannya kemarin. "Saya Aditya Amandea, Pak. Saya asisten pribadi bapak Jonathan Eka Kurniawan, direktur rumah sakit Medika Abadi, kedatangan saya kemari adalah untuk bisa bertemu dengan bapak dan juga nona Ashavina Caroline Adijaya." jelas Adit yang berusaha keras mengingat nama panjang Asha. Kening lelaki itu berkerut, ia menatap Adit dengan saksama, dari ujung kepala sampai ujung kaki dengan penuh selidik.Melihat itu, Adit tersenyum kecut, namun ia bisa apa? "Ada urusan apa Bapak dengan nona Asha? Bapak tidak tahu kalau nona Asha sudah cukup lama tidak pulang kemari?"Ditanya begitu mata Adit membulat. "Jadi nona Asha tidak ada di sini, Pak?" tanya Adit dengan wajah terkejut, "Kalau pa

  • Pesona Ibu Susu Kesayangan Tuan Duda   Ch. 87 Fakta Baru

    "Ke alamat ini, Pak!"Adit menyodorkan ponselnya ke driver taksi yang dia naiki. Lelaki itu nampak memperhatikan dengan saksama, mengangkat wajah sembari membetulkan kacamata. "Ke rumah pak Nata, ya?" tebak lelaki itu lantas mulai membawa mobilnya pergi dari bandara. "Bapak kenal?" tanya Adit terkejut, ternyata semudah ini! "Kenal, Pak. Beliau ini dermawan sekali, sering donasi dan kemarin anak saya kebetulan dapat rejeki biaya pendidikan dua semester dari beliau." ucap sang sopir sembari membawa mobilnya melaju. Adit mengangguk-angguk, ia duduk di sebelah lelaki itu sembari memastikan matanya tetap terjaga. Jadi sosok itu terkenal bukan hanya karena kaya raya, tetapi karena dermawan juga. "Anaknya yang sulung, itu punya yayasan panti asuhan, Pak. Kalo yang nomor dua, punya yayasan yang bergerak aktif di pemeliharaan lingkungan hidup, cuma anak bungsu mereka aja yang nggak kelihatan. Jarang ada yang denger soal anak bungsu pak Nata." lanjut lelaki itu membuat rasa kantuk Adit son

  • Pesona Ibu Susu Kesayangan Tuan Duda   Ch. 86 Bahagialah!

    Jonathan membuka pintu kamar, matanya memanas ketika mendapati Sabrina tertidur dalam gendongan Reni. Sembari menghela napas panjang, Jonathan melangkah masuk ke dalam, mengusap punggung Sabrina dengan segenap rasa bersalah. "Gimana, Jo?"Ditanya begitu, kepala Jonathan makin terasa sakit. Jonathan hanya tersenyum kecut, ia masih terus mengusap punggung Sabrina dengan lembut. "Doanya aja ya, Ma." jawab Jonathan saking tidak tahu harus menjawab apa. Reni mengghela napas panjang, kepalanya terangguk. "Asha pergi nggak bawa apa-apa, Jo. Gimana kabar dia? Mama mikirin dia terus." desis Reni lirih. Jonathan tersenyum, "Asha baik-baik aja, Ma. Percaya sama Jo."Reni tidak lagi menjawab, sementara Jonathan, ia melangkah menuju pintu, melangkah keluar tanpa banyak bicara lagi.Langkah Jonathan tertuju ke kamarnya, duduk di ranjang sembari mengeluarkan ponsel Asha dari tas yang Jonathan biasa bawa. Ia menatap benda itu dengan skasama, lalu kembali menghidupkan layar ponsel dan membuka fol

  • Pesona Ibu Susu Kesayangan Tuan Duda   Ch. 85 Perjuangan Adit (Titik Terang)

    Adit tengah termenung sembari menyesap kopi di kontrakan dua sahabatnya, matanya menatap nanar ubin keramik di bawah, berharap menemukan jawaban dari tugas yang tengah dia urus hari ini. Namun sayang, hampir 30 menit Adit melamun sembari memandangi ubin itu, tidak ada jawaban yang muncul di sana. Deru suara motor terdengar, kepala Adit menoleh, nampak Bagas datang dan tengah memarkirkan motor. "Dit, ketemu!" ucapnya yang seketika membuat kobaran semangat kembali hidup dalam diri Adit. "Serius, lu? Bener mobilnya itu?" tanya Adit tidak sabar. "Sumpah! Nopol sama, ciri-ciri mobil sama, ini gue minta nomor hapenya tadi. Dia driver taksi online." ucap Bagas sembari menyodorkan ponsel. Adit segera menerima ponsel dari tangan Bagas, tanpa menunggu banyak waktu, ia segera menghubungi nomor itu, berharap punya jawaban kemana Asha dibawa pergi oleh Ista. Cukup lama panggilan Adit terabaikan, sampai kemudian sapaan itu terdengar oleh telinga. "Halo?""Ah halo, Pak!" balas Adit sembari be

  • Pesona Ibu Susu Kesayangan Tuan Duda   Ch. 84 Perjuangan Adit

    "Ini hape bentukan udah kayak gini dan bos elu itu suruh elu hidupin lagi, Dit?" Bimo berteriak, ia menunjuk ponsel di atas meja sembari melotot ke arah Adit yang tengah menopang kepala sembari memejamkan mata. "Bos lu coba deh bawa ke psikiater, Dit. Gue takut udah kena dia!" sahut Bagas acuh, tak peduli dengan ponsel yang kini dibawa Adit ke kontrakan mereka. "Ayolah, gue butuhnya elu pada bantuin gue, bukan malah pada kasih saran yang nggak mungkin gue lakuin itu!" desis Adit setelah bungkam beberapa menit. "Kemaren nyari orang yang dia cuma tahu namanya doang, terus nyari orang lagi modal nama sama KTP yang alamatnya nggak mungkin didatengin orang itu, ini bawa hape bentukan kayak gini suruh idupin lagi, besok-besok elu nggak disuruh nyari keturunan Tyrex di Amazone sana, kan?"Adit mendesah panjang, "Nyari bos batubara noh habis ini."Mendengar itu baik Bagas maupun Bimo kompak saling pandang, mereka lantas menatap Adit yang tengah sakit kepala itu dengan tatapan tidak mengert

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status