Home / Rumah Tangga / Pesona Janda Anak Satu / Bab 1. Penghinaan di depan mata

Share

Pesona Janda Anak Satu
Pesona Janda Anak Satu
Author: Ane Rifkoh

Bab 1. Penghinaan di depan mata

Author: Ane Rifkoh
last update Last Updated: 2023-06-27 14:54:36

"Sudah kubilang, jika kamu melahirkan anak laki-laki. Kamu harus terima akibatnya!" Dengan wajah penuh amarah, Zidan berkacak pinggang dan menatap Laila tajam.

"Tapi Bang ...? Abang tidak bisa menyudutkanku begini! Aku melahirkan anak laki-laki atau perempuan, itu sudah menjadi takdir ilahi. Aku tidak bisa memilih Bang," balas Laila membela diri. Ia tak suka dengan kalimat sang suami.

"Cukup! Aku tak butuh alasanmu! Yang jelas, aku tidak akan menerimanya. Kamu ingat kan? Bagaimana perjanjian kita? Jika kamu melahirkan anak laki-laki, maka siap-siap untuk keluar dari rumah ini!" ucap Zidan tegas.

"Tapi Bang ..." Laila masih bersikukuh membantah kalimat suaminya. Ia tak bisa disalahkan seperti ini. Laki-laki atau perempuan, itu semua sudah ketetapan. Bagaimana bisa Zidan menyalahkan sepihak seperti ini.

"Sudahlah Zidan. Apa lagi yang kamu tunggu! Cepat usir dia," timpal Anggraini, mamah mertua Laila.

"Betul! Dia itu tidak berguna Bang! Sejak awal aku memang tak setuju kau menikah dengannya," sambung Vallen penuh cemooh.

"Iya! Heran, kenapa pula kau menikahi wanita ini! Sudah jelas terlahir dari kasta yang berbeda. Derajatnya saja jauh di bawah kita," hina Jonathan, kakak dari Zidan.

Semua seakan kompak menghina dan merendahkan Laila karena melahirkan anak laki-laki yang tidak sesuai harapan mereka.

Laila hanya menatap sendu anak dalam gendongannya. Tak disangka bayi yang seharusnya disambut dengan kegembiraan, justru harus terasingkan oleh keluarga ayahnya sendiri.

Laila Putri Cantika, gadis yang terlahir dari keluarga sederhana. Ia dinikahi lelaki tampan bernama Zidan Fernando, anak pemilik perkebunan karet yang terkenal kaya di desanya. Orang tua Laila merupakan buruh di perkebunan itu.

Awal mula Laila dipersunting Zidan karena kecantikan Laila yang mampu memikat hati Zidan, anak dari pemilik perkebunan karet itu.

Saat itu Laila mengantar makanan ke kebun karet untuk orang tuanya, saat itu juga ia berpapasan dengan Zidan, ia baru pulang dari kota.

Katanya, ia baru selesai belajar di luar kota dan akan mengabdikan diri di desanya. Zidan kembali ke kampung halaman untuk mengembangkan usaha ayahnya bersama Kakak lelaki dan perempuannya yang bernama Vallen dan Jonathan. Namun, bukan mengembangkan usaha sang ayah, ia justru bertemu Laila terpikat dengan kecantikannya.

Ia meminta sang ayah untuk menikahinya dengan Laila. Awalnya, Laila menolak karena ia masih belum yakin dengan Zidan, pemuda yang baru saja menyelesaikan pendidikannya itu. Saat itu juga, Laila baru saja lulus sekolah tingkat SMA.

Menurut yang ia dengar, Zidan terkenal dengan sifat yang manja dan suka menghabiskan harta kekayaan milik ayahnya, hidupnya di kota juga suka berfoya-foya. Namun, karena bujukan ibu dan ayah, serta pak Fernando, ayah dari Zidan sekaligus pemilik perkebunan karet itu, yang menyukai sifat dan kecantikan Laila, Laila pun tak bisa menolak. Ia lantas menerima pinangan Zidan, lelaki yang belum sepenuhnya ia cintai.

Bohong jika ia tak tertarik pada Zidan. Ia lelaki tampan di desa itu. Mungkin karena hidupnya di kota, cara berpakaian dan wajahnya tidak seperti lelaki desa. Itulah yang membuat Laila menyukai Zidan. Selain itu, Laila tak bisa menolak permintaan sang ayah, karena Pak Fernando sudah baik pada keluarganya. Ia sering menolong Ayah Laila, kala mereka kesusahan dalam hidup.

Di desa pun masih enggan menolak perjodohan, apalagi jika di jodohkan dengan orang yang berada. Bagi mereka, menikah dengan orang nomor satu di desa, menjadi sesuatu yang diinginkan banyak orang.

"Apa lagi yang mau kamu tunggu! Cepat pergi dari rumah ini!" usir Anggraini tak ada rasa iba dengan menantu dan cucunya, ia menatap sengit kedua manusia di depannya, memerintah agar segera meninggalkan kediamannya yang megah itu.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Pesona Janda Anak Satu    Bab 66. ending

    "Mbak kenapa ada disini?" tanya Laila bingung."Aku bekerja di sini La," jawab Vallen menunduk."Bekerja? Maksudnya bekerja bagaimana Mbak?" tanya Laila tak paham.Vallen pun menjelaskan semuanya pada Laila, bagaimana ia diusir oleh Anggraini karena tidak suka dengan sikap keluarganya yang masih tunduk dengan sebuah tradisi. Laila syok, begitu juga Malik ia juga tak menyangka jika keluarga mantan suami Laila memiliki tradisi yang mengerikan."La, aku Minta maaf atas semua kesalahanku dulu. Aku menyesal dulu ikut campur rumah tangga kamu dan Zidan! Bahkan, aku ikut-ikutan mengusirmu juga dari rumah," ucap Vallen."Sudahlah Mbak, lupakan saja. Mungkin aku dan Bang Zidan sudah tidak berjodoh. Aku tidak menyalahkan siapapun. Ini semua takdir, aku sudah berdamai dengan takdir itu," ucap Laila legowo.Mendengar kelapangan dan keikhlasan Laila, membuat Malik kembali kagum. Tak salah dirinya masih mencintai Laila. Karena sifat Laila selalu membuatnya takjub. Malik berjanji tidak akan melepas

  • Pesona Janda Anak Satu    Bab 66. bertemu Vallen

    "Saya serius," jawabku mantap."Tapi saya bawa motor Pak," balasnya mencari alasan."Titipkan saja disini, restoran saya aman. Sekalian saya juga mau ajak kamu ngobrol," ucapku lagi.Laila nampak berpikir, entah apa yang dia pikirkan. Aku berharap Laila mau menerima ajakan ini, aku akan mengatakan sejujurnya bahwa aku masih mencintainya, cintaku padanya belum berubah dari dulu."Baik Pak, lagian ada yang mau saya tanya juga."DeghKira-kira apa yang akan ditanyakan Laila? Kenapa dada ini langsung berdebar kencang. Aku harus bisa mengendalikan diri, jangan sampai Laila mendengar suaranya."Kalo gitu ayo kita berangkat," ajakku.Kami lalu berjalan bersama menuju mobil. Setelah sama-sama di dalam mobil, aku langsung melajukan kendaraan memecah keramaian kota. Di perjalanan, Laila diam saja. Aku pun bingung harus memulai percakapan seperti apa. Kenapa kedekatan kami sekarang membuatku canggung, mungkin karena status kami yang sudah berubah."La, bagaimana kabar keluargamu? Aku dengar kamu

  • Pesona Janda Anak Satu    Bab 65. POV Malik

    "Saya serius," jawabku mantap."Tapi saya bawa motor Pak," balasnya mencari alasan."Titipkan saja disini, restoran saya aman. Sekalian saya juga mau ajak kamu ngobrol," ucapku lagi.Laila nampak berpikir, entah apa yang dia pikirkan. Aku berharap Laila mau menerima ajakan ini, aku akan mengatakan sejujurnya bahwa aku masih mencintainya, cintaku padanya belum berubah dari dulu."Baik Pak, lagian ada yang mau saya tanya juga."DeghKira-kira apa yang akan ditanyakan Laila? Kenapa dada ini langsung berdebar kencang. Aku harus bisa mengendalikan diri, jangan sampai Laila mendengar suaranya."Kalo gitu ayo kita berangkat," ajakku.Kami lalu berjalan bersama menuju mobil. Setelah sama-sama di dalam mobil, aku langsung melajukan kendaraan memecah keramaian kota. Di perjalanan, Laila diam saja. Aku pun bingung harus memulai percakapan seperti apa. Kenapa kedekatan kami sekarang membuatku canggung, mungkin karena status kami yang sudah berubah."La, bagaimana kabar keluargamu? Aku dengar kamu

  • Pesona Janda Anak Satu    Bab 64. POV Malik

    Melihat Laila lagi membuatku merasa ingin segera mengatakan padanya, bahwa aku masih mencintainya. Entah kenapa sulit sekali melupakan Laila, mungkin Laila bisa begitu mudah melupakan aku. Tapi tidak denganku, justru aku ingin memberitahu ia bahwa rasa ini masih sama."Permisi Pak." Senyuman itu masih sama, tatapan dan pesonanya masih berhasil membuat dada ini berdetak lebih cepat. Laila tak bisa membuatku melupakan apapun yang ada padanya. Laila bagiku gadis yang tak pernah bosan dipandang. Aku merasa selalu terhipnotis dengan tatapannya.Padahal sudah bertahun-tahun lamanya kami tidak bertemu. Tapi kenapa aku masih saja gugup melihatnya, Laila selalu berhasil membuatku salah tingkah."Aku mau memperjuangkan Laila lagi, Wan.""Apa? Lo gila?" teriak Ridwan terkejut."Memang kenapa? Kamu kan tahu bagaimana perasaanku pada Laila sejak dulu, kenapa harus kaget?" tanyaku tak paham dengan sikapnya.Setahuku Ridwan selalu memintaku mencari Laila dan memperjuangkan dia lagi, tapi kenapa sek

  • Pesona Janda Anak Satu    Bab 63. Merasa punya kesempatan.

    Sudah beberapa bulan berlalu, Laila dan Malik kembali dekat. Mereka sering bertemu di restoran, Malik bahkan tidak pernah absen mengunjungi restoran miliknya semenjak tahu Laila bekerja disana."Kalian sadar ngga sih kalo Pak Malik sering ke restoran," celetuk Windi. Gadis satu itu memang suka menjadi pemicu untuk mereka membicarakan orang lain."Huss. Kamu tuh Windi, sering banget ngomong asal, dia itu Bos kita," selah Ayu."Seriusan. Kamu ngerasa ngga sih sikap Pak Malik itu beda, apalagi kalo udah ketemu Laila. Aku jadi curiga," balas Windi ."Curiga apa?" tanya Ayu penasaran."Jangan-jangan Pak Malik dan Laila pacaran." Justru Sindi yang menjawab tanpa ragu."Apa?" teriak Windi begitu syok."Ngga mungkin lah Pak Malik pacaran sama Laila," sanggah Ayu tidak percaya."Iya bener, aku juga ngga yakin kalo Pak Malik suka sama Laila. Perbedaan mereka aja bagai langit dan bumi," timpal Windi."Tapi aku bisa lihat perbedaan pandangan Pak Malik saat menatap Laila. Mungkin juga Pak Malik suk

  • Pesona Janda Anak Satu    Bab 62. Zidan marah.

    "Apa yang Mama lakukan pada Oliv! Aku ngga terima Ma!" teriak Zidan marah."Mama tidak melakukan apa-apa. Bukannya Istrimu sendiri yang ingin pergi dari sini?" sanggah Anggraini tidak merasa bersalah."Tapi semua itu karna perkataan Mama! Mama yang buat Istriku pergi!""Cukup Zidan! Jangan kurang ajar sama Mama!""Mama yang ngga pernah mengerti aku!" selah Zidan matanya merah menyala, dadanya bergemuruh karena terlalu kesal dengan sikap Anggraini.Sebelumnya Zidan selalu bersikap hormat pada mamanya, tapi tidak dengan sekarang. Menurut Zidan, sang ibu sudah sangat keterlaluan dalam mencampuri urusan rumah tangganya. Mungkin saat dirinya menjalin hubungan dengan Laila, Zidan masih mampu menurut dan menerima perlakuan mamanya terhadap istirnya. Tapi tidak dengan sekarang, Zidan merasa benar-benar mencintai Oliv. Ia merasakan kebahagiaan atas pernikahannya yang sekarang.Ia tidak mau kehilangan Oliv begitu saja karena bagi Zidan Oliv kebahagiaan yang tak akan bisa digantikan oleh apapun.

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status