Beranda / Rumah Tangga / Pesona Janda Anak Satu / Bab 5. Miskin selalu terhina.

Share

Bab 5. Miskin selalu terhina.

Penulis: Ane Rifkoh
last update Terakhir Diperbarui: 2023-06-27 16:27:51

Dengan menutup mulut karena syok dengan pernyataan yang putrinya bawa. Bu Susi mulai menitihkan air mata, seakan dirinya ikut merasakan sakit dengan apa yang putrinya rasakan. Orang tua mana yang bisa tegar jika mendengar pernyataan yang begitu menyayat hati.

"Kurang ajar! Apa salahmu sampai diusir dan diceraikan? Bukankah kamu baru melahirkan keturunan mereka?" hardik pak Anton tak terima. Ada segurat kekecewaan besar di wajahnya. Rahangnya mengeras dan terlihat beberapa gambar urat dilehernya, menandakan ia begitu marah.

"Laila, Laila ..."

"Jawab Nak. Jangan takut." Bu Susi memegang pundaknya, berusaha menguatkan putrinya. Ia tahu, bagaimana perasaan putrinya saat ini. Antara takut dan sakitnya diperlukan seperti itu saling bersahutan.

"Laila di usir Bang Zidan karena Laila melahirkan anak laki-laki, Bu. Laila ..."

Mengalir lah cerita Laila didepan ayah dan ibunya. Mereka seakan memberi ruang untuk Laila bercerita dan mendengar tanpa memotong.

"Wong gendeng! Perjanjian macam apa itu La. Dikasih keturunan kok milih-milih gitu! Ngga waras itu orang!" gerutu pak Anton dengan geram. Ia berulang kali mengepal tangannya seakan marah itu sudah memuncak, karena tindakan yang menurutnya gila.

Nafas pak Anton memburu, naik turun tak beraturan. Berusaha tenang dengan alasan yang dibawa putrinya namun sangat sulit. Benar-benar tidak paham. Apa yang menjadi perbedaan, hingga karena melahirkan keturunan tak sesuai harapan, mereka seenak jidat memperlakukan Laila bak binatang.

"Sabar Yah, sabar! Kendalikan dirimu!" nasihat Bu Susi. Ia sadar, jika suaminya itu tengah marah.

"Bagaimana tidak marah Bu! Putri kita diperlakukan seperti binatang! Mereka pikir siapa? Jangan karena mereka kaya bisa seenaknya saja!" ucap pak Anton dengan intonasi tinggi.

"Sudah Yah. Tapi Ibu juga tidak mau Ayah nanti kumat lagi. Cukup! Kendalikan amarah Ayah," pinta Susi, pasalnya suaminya memiliki riwayat darah tinggi. Ia tak mau suaminya sakit hanya karena kabar ini.

Akhirnya, pak Anton berusaha mengendalikan diri dan tenang kembali.

"La, kenapa kamu tidak bilang sama Ayah, kalo misalkan kamu punya perjanjian macam itu! Jika Ayah tahu dari dulu. Ayah tidak akan merelakan kamu hidup bersama lelaki bajingan itu!" ujar pak Anton lagi.

"Laila tidak tau Yah. Laila mengetahui itu setelah pernikahan kami," ucap Laila dengan Isak tangis yang sama.

Saat itu ia bingung, apakah harus mengatakan pada ayahnya soal perjanjian itu, sedangkan ia baru saja menikah dan menjadi seorang istri. Bagi Laila saat itu, ia tidak mau mempermalukan orang tuanya hanya karena syarat itu. Meski sebenarnya ia sendiri tak yakin, kelak akan melahirkan keturunan seperti apa.

Ruangan itu dipenuhi dengan air mata kesedihan. Merasa terhina karena sebuah status. Begini kah jika menjadi orang miskin? Bisa seenaknya diperlukan tidak baik oleh mereka yang punya harta dan kedudukan?

Jika benar? Sedih sekali hidup ini. Semua dinilai oleh materi dan kekayaan.

"Kenapa mereka jahat Bu," rintih pak Anton.

"Ibu juga tau apa yang bapak rasakan. Tapi Ibu mohon, kendalikan diri Ayah. Kita menyalahkan mereka pun tetap kita akan kalah, mereka akan membela diri mereka sendiri! Kita saja yang bodoh mau menerima pinangan mereka dulu. Ibu menyesal telah menyerahkan anak kita pada orang yang tidak punya perasaan seperti mereka!" Rintih Bu Susi sedih.

Laila hanya menatap sendu kedua orang tuanya. Begitu menyakitkan terlahir menjadi orang miskin. Ia pikir, dulu saat Zidan mempersunting dirinya. Ia akan hidup bahagia. Di cintai oleh lelaki tampan dan kaya. Ia pikir Zidan lelaki baik yang tidak mempermasalahkan kedudukan atau status. Tapi kenyataannya semua orang kaya sama saja. Selalu menanggap rendah orang miskin.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Pesona Janda Anak Satu    Bab 66. ending

    "Mbak kenapa ada disini?" tanya Laila bingung."Aku bekerja di sini La," jawab Vallen menunduk."Bekerja? Maksudnya bekerja bagaimana Mbak?" tanya Laila tak paham.Vallen pun menjelaskan semuanya pada Laila, bagaimana ia diusir oleh Anggraini karena tidak suka dengan sikap keluarganya yang masih tunduk dengan sebuah tradisi. Laila syok, begitu juga Malik ia juga tak menyangka jika keluarga mantan suami Laila memiliki tradisi yang mengerikan."La, aku Minta maaf atas semua kesalahanku dulu. Aku menyesal dulu ikut campur rumah tangga kamu dan Zidan! Bahkan, aku ikut-ikutan mengusirmu juga dari rumah," ucap Vallen."Sudahlah Mbak, lupakan saja. Mungkin aku dan Bang Zidan sudah tidak berjodoh. Aku tidak menyalahkan siapapun. Ini semua takdir, aku sudah berdamai dengan takdir itu," ucap Laila legowo.Mendengar kelapangan dan keikhlasan Laila, membuat Malik kembali kagum. Tak salah dirinya masih mencintai Laila. Karena sifat Laila selalu membuatnya takjub. Malik berjanji tidak akan melepas

  • Pesona Janda Anak Satu    Bab 66. bertemu Vallen

    "Saya serius," jawabku mantap."Tapi saya bawa motor Pak," balasnya mencari alasan."Titipkan saja disini, restoran saya aman. Sekalian saya juga mau ajak kamu ngobrol," ucapku lagi.Laila nampak berpikir, entah apa yang dia pikirkan. Aku berharap Laila mau menerima ajakan ini, aku akan mengatakan sejujurnya bahwa aku masih mencintainya, cintaku padanya belum berubah dari dulu."Baik Pak, lagian ada yang mau saya tanya juga."DeghKira-kira apa yang akan ditanyakan Laila? Kenapa dada ini langsung berdebar kencang. Aku harus bisa mengendalikan diri, jangan sampai Laila mendengar suaranya."Kalo gitu ayo kita berangkat," ajakku.Kami lalu berjalan bersama menuju mobil. Setelah sama-sama di dalam mobil, aku langsung melajukan kendaraan memecah keramaian kota. Di perjalanan, Laila diam saja. Aku pun bingung harus memulai percakapan seperti apa. Kenapa kedekatan kami sekarang membuatku canggung, mungkin karena status kami yang sudah berubah."La, bagaimana kabar keluargamu? Aku dengar kamu

  • Pesona Janda Anak Satu    Bab 65. POV Malik

    "Saya serius," jawabku mantap."Tapi saya bawa motor Pak," balasnya mencari alasan."Titipkan saja disini, restoran saya aman. Sekalian saya juga mau ajak kamu ngobrol," ucapku lagi.Laila nampak berpikir, entah apa yang dia pikirkan. Aku berharap Laila mau menerima ajakan ini, aku akan mengatakan sejujurnya bahwa aku masih mencintainya, cintaku padanya belum berubah dari dulu."Baik Pak, lagian ada yang mau saya tanya juga."DeghKira-kira apa yang akan ditanyakan Laila? Kenapa dada ini langsung berdebar kencang. Aku harus bisa mengendalikan diri, jangan sampai Laila mendengar suaranya."Kalo gitu ayo kita berangkat," ajakku.Kami lalu berjalan bersama menuju mobil. Setelah sama-sama di dalam mobil, aku langsung melajukan kendaraan memecah keramaian kota. Di perjalanan, Laila diam saja. Aku pun bingung harus memulai percakapan seperti apa. Kenapa kedekatan kami sekarang membuatku canggung, mungkin karena status kami yang sudah berubah."La, bagaimana kabar keluargamu? Aku dengar kamu

  • Pesona Janda Anak Satu    Bab 64. POV Malik

    Melihat Laila lagi membuatku merasa ingin segera mengatakan padanya, bahwa aku masih mencintainya. Entah kenapa sulit sekali melupakan Laila, mungkin Laila bisa begitu mudah melupakan aku. Tapi tidak denganku, justru aku ingin memberitahu ia bahwa rasa ini masih sama."Permisi Pak." Senyuman itu masih sama, tatapan dan pesonanya masih berhasil membuat dada ini berdetak lebih cepat. Laila tak bisa membuatku melupakan apapun yang ada padanya. Laila bagiku gadis yang tak pernah bosan dipandang. Aku merasa selalu terhipnotis dengan tatapannya.Padahal sudah bertahun-tahun lamanya kami tidak bertemu. Tapi kenapa aku masih saja gugup melihatnya, Laila selalu berhasil membuatku salah tingkah."Aku mau memperjuangkan Laila lagi, Wan.""Apa? Lo gila?" teriak Ridwan terkejut."Memang kenapa? Kamu kan tahu bagaimana perasaanku pada Laila sejak dulu, kenapa harus kaget?" tanyaku tak paham dengan sikapnya.Setahuku Ridwan selalu memintaku mencari Laila dan memperjuangkan dia lagi, tapi kenapa sek

  • Pesona Janda Anak Satu    Bab 63. Merasa punya kesempatan.

    Sudah beberapa bulan berlalu, Laila dan Malik kembali dekat. Mereka sering bertemu di restoran, Malik bahkan tidak pernah absen mengunjungi restoran miliknya semenjak tahu Laila bekerja disana."Kalian sadar ngga sih kalo Pak Malik sering ke restoran," celetuk Windi. Gadis satu itu memang suka menjadi pemicu untuk mereka membicarakan orang lain."Huss. Kamu tuh Windi, sering banget ngomong asal, dia itu Bos kita," selah Ayu."Seriusan. Kamu ngerasa ngga sih sikap Pak Malik itu beda, apalagi kalo udah ketemu Laila. Aku jadi curiga," balas Windi ."Curiga apa?" tanya Ayu penasaran."Jangan-jangan Pak Malik dan Laila pacaran." Justru Sindi yang menjawab tanpa ragu."Apa?" teriak Windi begitu syok."Ngga mungkin lah Pak Malik pacaran sama Laila," sanggah Ayu tidak percaya."Iya bener, aku juga ngga yakin kalo Pak Malik suka sama Laila. Perbedaan mereka aja bagai langit dan bumi," timpal Windi."Tapi aku bisa lihat perbedaan pandangan Pak Malik saat menatap Laila. Mungkin juga Pak Malik suk

  • Pesona Janda Anak Satu    Bab 62. Zidan marah.

    "Apa yang Mama lakukan pada Oliv! Aku ngga terima Ma!" teriak Zidan marah."Mama tidak melakukan apa-apa. Bukannya Istrimu sendiri yang ingin pergi dari sini?" sanggah Anggraini tidak merasa bersalah."Tapi semua itu karna perkataan Mama! Mama yang buat Istriku pergi!""Cukup Zidan! Jangan kurang ajar sama Mama!""Mama yang ngga pernah mengerti aku!" selah Zidan matanya merah menyala, dadanya bergemuruh karena terlalu kesal dengan sikap Anggraini.Sebelumnya Zidan selalu bersikap hormat pada mamanya, tapi tidak dengan sekarang. Menurut Zidan, sang ibu sudah sangat keterlaluan dalam mencampuri urusan rumah tangganya. Mungkin saat dirinya menjalin hubungan dengan Laila, Zidan masih mampu menurut dan menerima perlakuan mamanya terhadap istirnya. Tapi tidak dengan sekarang, Zidan merasa benar-benar mencintai Oliv. Ia merasakan kebahagiaan atas pernikahannya yang sekarang.Ia tidak mau kehilangan Oliv begitu saja karena bagi Zidan Oliv kebahagiaan yang tak akan bisa digantikan oleh apapun.

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status