Bab 7 Keputusan Bashira
"Apa-apaan ini, Kek? Kenapa Kakek malah memanggil nama Sabian, bukan namaku?!" Arion berteriak lantang. Harga dirinya seperti dijatuhkan dalam satu kali hentakan. Lelaki yang telah dipenuhi amarah itu maju ke depan, mencekal kerah baju Sabian lantas mendorongnya sekuat tenaga. Adegan tersebut mengundang jeritan dari kebanyakan perempuan. "Semua orang tau kalau kamu cuma anak haram! Lantas kenapa kamu malah datang ke sini? Apa yang sebenarnya kamu rencanakan?!" cecar Arion. Sabian menatap datar, mengelak dari Arion yang hendak menyentuhnya lagi. "Apa kamu tidak dengar, malam ini aku lah yang akan bertunangan dengan Bashira," ucapnya pelan. Amarah semakin menggelegak. Arion hendak melayangkan bogem mentah, tapi Wira melerai lebih dulu. "Menyingkir dari Sabian!" titah Wira seraya menarik Arion. Arion berbalik pada sang ayah, menatap tidak percaya atas perkataan tersebut. Matanya menatap nyalang. "Jelaskan padaku, Pa, kenapa Sabian yang akan ditunangkan dengan Bashira? Harusnya aku yang maju dan memasangkan cincin, bukan anak haram ini!" Situasi di pesta tersebut semakin memanas. Gunawan turun dari atas panggung, berdiri di sebelah Sabian yang seakan tidak memiliki emosi apa pun, padahal sejak tadi Arion sudah mengacung-acungkan jari telunjuk tepat di depan wajahnya. "Tenangkan diri kamu, Arion, jangan buat hari penting ini hancur berantakan." Gunawan memberikan peringatan. "Rasanya wajar kalau aku bersikap seperti ini, karena tiba-tiba saja Kakek menyebut nama Sabian! Harusnya aku yang bertunangan dengan Bashira, karena aku adalah pewaris keluarga Atmadja! Ada apa ini sebenarnya? Apa Kakek mau balas dendam dan mencoba menyingkirkan aku dengan cara memalukan seperti ini?" Gunawan tertawa singkat. Jika orang-orang bertanya adakah dendam di hatinya untuk Arion, maka jawabannya tentu saja ada. Gunawan sangat marah dan ikut sakit hati, melihat cucu kesayangannya terpuruk sampai jatuh sakit seperti dua minggu yang lalu. Namun, kedua tangannya terlalu berharga jika harus menyusun rencana jahat untuk membalas perbuatan Arion. Toh, tanpa membuat rencana pembalasan, Gunawan sudah bisa membuat harga diri Arion seperti direnggut di depan semua orang. "Sejak awal, Kakek tidak pernah menyebut nama kamu, Arion," ucap Gunawan singkat, tapi berhasil menusuk sampai ke dada Arion. "Betul kalau Pak Gunawan tidak pernah menyebut nama Arion, tapi menjodohkan Bashira dan Sabian sangat tidak masuk akal!" Melani maju ke depan, membela putra kesayangannya. "Ingat, Pak Gunawan, Sabian ini anak haram! Dia lahir dari perempuan rendahan!" Sabian mengepalkan tangan. Ingin maju, tapi Gunawan menahannya dengan sebelah tangan. "Siapa pun ibu kandung Sabian, darah Atmadja tetap mengalir dalam tubuhnya. Dia tetap anak Wira Atmadja, dan tetap menjadi cucu kesayangan mendiang Seno Atmadja. Dan yang terpenting, sejak awal saya dan Seno sepakat menjodohkan Sabian dengan Bashira. Keputusan kami sudah telak, tidak bisa diganggu gugat. Hanya kematian yang bisa menggugurkan perjodohan ini," jelas Gunawan masih sangat tenang. Melani menggelengkan kepala, tidak terima dengan segala penjelasan yang dirasa kurang masuk akal. Semua orang tahu siapa Sabian. Lelaki itu berada jauh di bawah Arion. Sejak kelahirannya, Arion telah digadang-gadang menjadi satu-satunya pewaris kekayaan keluarga Atmadja. Namun di acara pesta yang seharusnya berjalan lancar sampai akhir, mengapa ada nama Sabian yang turut disebut? Melani sudah seperti orang gila. Perempuan paruh baya itu menjerit, kemudian berbalik pada sang suami yang sejak tadi mendadak diam. "Cepat ambil keputusan, Pa, bilang pada Pak Gunawan kalau Arion lebih pantas menjadi pendamping Bashira!" desak Melani. "Tidak bisa, Ma. Keputusan tetap ada di tangan mendiang Papa dan Pak Gunawan. Sebaiknya kita ikuti saja sesuai alur yang ada." Wira terlihat pasrah. Sejak awal ia tahu, bahwa anak sulungnya yang akan bertukar cincin dengan Bashira. Hanya saja ia menutup mulut sampai akhir, lantaran tidak ingin anak dan istrinya mengacaukan acara pertunangan ini. "Shira, aku tau kamu pun berpikir ini semua gak masuk akal. Sebaiknya kamu batalkan perjodohan ini. Kamu terlalu sempurna untuk lelaki bejat seperti Sabian." Arion kembali ke atas panggung, membujuk Bashira yang sejak tadi berusaha mencerna semuanya. Bashira menahan napas, saat lagi-lagi bersitatap dengan Sabian. Seperti kata semua orang, Sabian adalah lelaki kejam tak berhati. Namanya dipandang buruk, keberadaannya tak pernah dihargai. Bashira tahu itu semua. "Ra, jangan gadaikan masa depan kamu untuk Sabian," tambah Arion. Tangannya hendak meraih tangan Bashira, tapi dengan cepat perempuan itu mengelak. Sekarang Bashira menatap Arion, berpikir dalam waktu singkat apa yang akan terjadi jika ia mengatakan tak siap bertunangan dengan Sabian, sebab kemunculan lelaki itu terlalu mendadak. Akan tetapi, hati kecil Bashira menepis kuat-kuat. Sepertinya ia bisa menjadikan momen ini sebagai unjuk balas dendam kepada Arion. Bashira ingin menunjukkan, bahwa tidak semua hal harus berjalan sesuai kehendak Arion. "Seperti apa pun watak Sabian, aku akan tetap menerima perjodohan ini. Aku mau bertukar cincin dengan Sabian Atmadja," putus Bashira, mengundang rasa terkejut di hati semua orang. “Daripada aku harus hidup dengan manusia penghianat sepertimu, Rion!” *****Bab 9 Rencana Lita"Pesta barusan sangat tidak masuk akal, Pa!" Lita melempar tas saat tiba di rumah. Sejak tadi mulutnya sudah tidak tahan ingin mengomel, tapi sayang sekali di tempat acara yang dihadiri banyak sekali tamu undangan, Lita tidak bisa berekspresi dengan bebas."Apa Papa sama seperti Om Wira yang tau semuanya dari awal?" tanya Dania mengekor langkah Lita, yakni masuk ke kamar utama. Sebelum mengakhiri hari ini, ia harus tahu apa yang sebenarnya terjadi di keluarga Pakusadewo."Papa sama sekali tidak tahu apa-apa. Papa juga bingung, kenapa Papa Gunawan mendadak menjodohkan Bashira dengan Sabian." Hadi sama sekali tidak mengelak, karena kenyataannya ia memang tidak tahu apa pun. Di pesta tadi, Hadi sama terkejutnya seperti yang lain."Perjodohan Bashira dan Sabian sudah direncanakan bertahun-tahun yang lalu, Pa, bukan acara dadakan sebagai balas dendam Pak Gunawan!" Lita kembali bersuara. Sekarang ia berkacak pinggang di depan sang suami. "Coba Mama tanya sekali lagi, apa
Bab 8 Tidak Ada KekanganSeberapa keras penolakan datang dari Arion dan Melani, nyatanya acara pertunangan tetap diadakan. Bashira telah bertukar cincin dengan Sabian. Masih ada perasaan tidak menyangka, karena sekarang Bashira menyandang status sebagai calon istri dari seorang manusia yang sekali lagi terkenal kejam.Selepas acara pertunangan, Bashira dan Sabian berfoto, mengabadikan momen dengan ratusan kamera wartawan. Jangan tanyakan bagaimana raut wajahnya kala itu, sudah pasti kikuk karena akumulasi dari rasa tegang dan tidak nyaman.Akan tetapi, untunglah Bashira mampu melewati semuanya dengan baik. Hingga sekarang, lebih tepatnya ketika semua tamu undangan telah meninggalkan tempat acara, Bashira bergegas mendatangi Gunawan yang hendak masuk ke mobilnya."Kita harus bicara dulu, Kek," ucapnya menahan pintu mobil yang hendak ditutup."Masuklah, kita bicara di dalam." Gunawan mempersilakan Bashira duduk di sebelahnya.Semula Bashira keberatan. Bicara di dalam mobil, itu artinya
Bab 7 Keputusan Bashira"Apa-apaan ini, Kek? Kenapa Kakek malah memanggil nama Sabian, bukan namaku?!" Arion berteriak lantang. Harga dirinya seperti dijatuhkan dalam satu kali hentakan.Lelaki yang telah dipenuhi amarah itu maju ke depan, mencekal kerah baju Sabian lantas mendorongnya sekuat tenaga. Adegan tersebut mengundang jeritan dari kebanyakan perempuan."Semua orang tau kalau kamu cuma anak haram! Lantas kenapa kamu malah datang ke sini? Apa yang sebenarnya kamu rencanakan?!" cecar Arion.Sabian menatap datar, mengelak dari Arion yang hendak menyentuhnya lagi. "Apa kamu tidak dengar, malam ini aku lah yang akan bertunangan dengan Bashira," ucapnya pelan.Amarah semakin menggelegak. Arion hendak melayangkan bogem mentah, tapi Wira melerai lebih dulu."Menyingkir dari Sabian!" titah Wira seraya menarik Arion.Arion berbalik pada sang ayah, menatap tidak percaya atas perkataan tersebut. Matanya menatap nyalang. "Jelaskan padaku, Pa, kenapa Sabian yang akan ditunangkan dengan Bash
Bab 6 Si Anak Haram"Apa perasaan Anda malam ini? Apa Anda senang akan bertunangan dengan Bashira Pakusadewo?" tanya seorang wartawan mengarahkan mikrofon dan kemera pada Arion."Tentu saja saya senang. Bashira adalah kekasih yang sangat saya cintai. Saya yakin dengan pertunangan malam ini, hubungan kami akan semakin erat sampai waktu pernikahan tiba," jawab Arion menyuguhkan senyum manis."Lalu bagaimana dengan skandal yang melibatkan Anda dengan seorang perempuan dua minggu lalu? Apa hubungan Anda dengan Bashira sudah membaik?"Senyum manis itu langsung tenggelam. Terang-terangan Arion menatap tajam pada seorang wartawan yang baru saja bertanya. Namun, semua itu hanya berlangsung kurang dari dua detik, karena setelahnya Arion kembali melukiskan senyum.Arion tidak menjawab pertanyaan tersebut. Ia memutuskan melengos, menghampiri Bashira yang masih bergabung dengan Gunawan."Sayang?"Panggilan itu tidak meluluhkan hati Bashira. Ia asyik bicara dengan rekan bisnis kakeknya, seolah di
Bab 5 Acara Ulang Tahun BashiraHari ulang tahun Bashira akhirnya tiba. Tidak seperti tahun-tahun sebelumnya yang dipenuhi sukacita, sekarang Bashira merasakan kehampaan. Kado-kado yang diberikan teman dan keluarga pun menjadi tak berarti.Bashira hanya duduk di ruang khusus keluarga, melihat lalu lalang penata rias yang masih sibuk mengurus Lita dan Dania.Sementara di luar sana, awak media telah memenuhi halaman gedung tempat diadakannya acara. Selain pesta ulang tahun, mereka juga diberitahu akan ada pertunangan antara cucu dari keluarga Atmadja dan Pakusadewo."Arion kan udah selingkuh, buktinya ada di mana-mana, masa dia tetap mau ditunangkan sama Bashira?""Iya. Aku sih gak habis pikir. Mereka memang kaya, tapi gak kayak gini juga. Kasihan sama Bashira. Selain tertekan, dia juga pasti malu banget!""Iyalah! Satu-satunya orang yang gak tau malu cuma si Arion! Setelah perselingkuhan itu, dia enjoy aja bikin story sama bales-balesin komentar, seakan skandalnya itu bukan masalah bes
Bab 4 Viral!Hati Bashira hancur berkeping-keping. Semua rasa bahagia seakan direnggut darinya. Bashira tidak punya daya untuk turun dari tempat tidur. Ia hanya bisa menatap dengan air mata yang terus mengalir.Mengapa kejadian pahit ini harus menimpa dirinya? Selama hidup, tak pernah sekalipun Bashira menyakiti hati orang lain. Ia juga tidak pernah berkhianat pada pasangannya. Bashira adalah perempuan setia juga penuh cinta."Nggak ada satu pun yang kurang dari kamu, Ra. Kamu sempurna. Kamu perempuan yang baik. Perselingkuhan itu terjadi karena Arion adalah laki-laki bajingan." Bashira berusaha memberikan afirmasi positif untuk dirinya sendiri.Ya, nyatanya Arion memang bajingan. Bahkan setelah pertengkaran hebat kemarin, Arion yang gila itu masih sempat melimpahkan semua kesalahan pada Bashira."Aku selingkuh karena kamu gak pernah becus jadi pacarku, Ra! Kamu sibuk sama urusan kamu sendiri, kamu terlalu mandiri sampai aku merasa rendah diri! Dan yang paling penting, kamu gak pernah