Home / Fantasi / Pewaris Kekuatan Alam Semesta / Bab 5 Bayangan Iblis Kuno

Share

Bab 5 Bayangan Iblis Kuno

Author: Raden Arya
last update Last Updated: 2025-07-16 23:43:10

Pagi itu, langkah Itachi terasa ringan saat ia meninggalkan Tanah Berkabut. Pundaknya kini membawa bukan hanya kekuatan baru, tetapi juga ketenangan jiwa yang belum pernah ia rasakan sebelumnya.

Angin pegunungan membisikkan doa perpisahan, dan Itachi melangkah turun menuju dataran rendah, bersiap menyambut dunia yang kembali menantangnya.

Beberapa hari perjalanan membawa Itachi ke sebuah lembah subur. Di sana, berdiri sebuah desa yang dinamakan Desa Arakiri.

Dari kejauhan, desa itu tampak tenang, namun saat ia mendekat, hawa mencekam menyambutnya. Langkah para warga terasa berat, wajah-wajah mereka pucat, mata mereka kosong seolah dirundung ketakutan yang mendalam.

Di pusat desa, seorang lelaki tua menghampirinya, mengenakan jubah sederhana dengan lambang matahari yang setengah terbenam.

"Kau adalah pengembara, bukan?" Tanya lelaki tua itu lirih. "Namaku adalah Kenji, kepala Desa Arakiri. Aku tidak tahu mengapa kau datang, namun jika Tuhan mengirimmu ke sini, mungkin harapan kami belum sirna."

Itachi mendengarkan dengan tenang, "Apa yang terjadi di desa ini, Tuan Kenji?"

Kenji menghela napas panjang, matanya berkaca-kaca. "Selama ratusan tahun, desa kami dilindungi oleh Kuil Cahaya Senja di utara. Tapi sejak dua bulan lalu, sesuatu bangkit dari dalam gua kuno di balik kuil. Seekor iblis kuno, disebut sebagai Yoru Kiba si Taring Kegelapan. Setiap malam, bayangannya muncul, menculik anak-anak, menghancurkan ladang, dan membawa teror tanpa ampun. Para pejuang kami telah binasa, para biksu kuil tak pernah kembali. Kami... tinggal menunggu kehancuran."

Itachi mengepalkan tangan, dadanya bergemuruh oleh rasa tanggung jawab. "Tunjukkan jalan ke kuil itu. Aku akan menghadapi Yoru Kiba."

Kepala desa Arakiri merasa tidak percaya dengan keberanian seorang pemuda asing yang baru saja datang ke wilayahnya.

Namun Kenji juga tidak mempunyai harapan lain, mempertaruhkan sebuah harapan demi keselamatan warga desa.

Kenji lantas menjelaskan jalan yang harus dilalui oleh Itachi untuk sampai di kuil tempat persembunyian iblis kuno.

***

Ketika malam tiba, Itachi berjalan melewati jalan setapak menuju Kuil Cahaya Senja. Langkahnya mantap, pikirannya fokus.

Kabut tipis menyelimuti hutan yang mengelilingi kuil, disertai suara-suara aneh yang mengusik ketenangannya. Namun kekuatan baru dalam dirinya membisikkan keberanian.

Saat ia tiba di halaman kuil, keheningan menyambutnya. Kuil itu hancur separuh, pilar-pilarnya roboh, dan altar utamanya retak.

Namun di balik reruntuhan, mulut gua hitam menganga, menghembuskan udara panas bercampur bau darah dan belerang.

"Kau datang... pewaris elemen," Suara berat menggema dari dalam gua, membuat tanah bergetar. Sosok besar melangkah keluar, tingginya dua kali manusia biasa, dengan kulit hitam berkilau, taring panjang mencuat dari rahangnya, dan dua mata merah membara seperti bara api.

"Aku adalah Yoru Kiba, sang penguasa bayangan. Tubuhmu harum kekuatan, jiwamu bercahaya. Aku akan mencabikmu dan menjadikan ragamu wadah kekuatan abadi!" Lanjutnya.

Itachi berdiri tegak, kedua telapak tangannya mulai memancarkan aura elemen. "Aku tidak datang untuk tunduk pada kegelapan. Aku datang untuk menghentikanmu."

Yoru Kiba menyeringai seram menunjukkan taring-taringnya yang tajam.

Wossh!

Pertempuran pun pecah. Yoru Kiba melesat cepat meskipun tubuhnya besar, cakarnya mencabik udara, menciptakan gelombang energi gelap yang menghancurkan pepohonan di sekeliling.

Itachi menghindar dengan lincah, membalas dengan gelombang angin yang mengiris, lalu menggabungkan tanah untuk menciptakan penghalang batu.

Braak!

Namun kekuatan Yoru Kiba jauh melebihi bayangan biasa. Dengan satu hantaman, batu-batu itu hancur, membuat Itachi terpental.

Ia cepat bangkit, menyalakan kobaran api di kedua telapak tangannya, menyemburnya ke arah iblis kuno. Api membakar tubuh Yoru Kiba sesaat, namun segera padam saat aura kegelapan menyerapnya.

"Kau tidak akan bisa mengalahkanku hanya dengan kekuatan biasa, hahaha!" Teriak Yoru Kiba, "Aku adalah bayangan dari zaman yang terlupakaan!"

Itachi sadar harus menggunakan kekuatan barunya.

Ia memejamkan mata sejenak, mengingat pelajaran dari Kuil Cahaya Bumi. Itachi mulai mengalirkan kekuatan delapan elemen dalam tubuhnya. Angin membentuk pusaran, air berputar di sekelilingnya, tanah menguatkan pijakannya, api menyelimuti tubuhnya, dan di saat yang bersamaan, petir berdesing di udara, es membekukan tanah di sekeliling, awan berkumpul di atasnya, dan cahaya murni terpancar dari jantungnya.

"Aku bukan hanya pewaris elemen biasa," Ujar Itachi dengan suara tegas, "Aku adalah penjaga keseimbangan dunia!"

Serangan balik dimulai. Dengan kecepatan kilat, Itachi meluncur, mengombinasikan elemen-elemen dalam gerakan bertubi-tubi.

Pukulan petir menghantam dada Yoru Kiba, gelombang es membekukan lengannya, semburan api membakar sisi wajahnya, dan pilar tanah menusuk dari bawah.

Ketika Yoru Kiba mencoba membalas, Itachi menyelubunginya dengan kabut awan yang membingungkan, kemudian menebasnya dengan bilah angin tajam.

Pertempuran berlangsung sengit selama berjam-jam. Setiap luka yang Itachi buat, kegelapan mencoba menyembuhkannya. Namun perlahan, Itachi mulai menemukan pola.

Yoru Kiba melemah setiap kali terkena cahaya, bukan hanya cahaya fisik, tetapi energi murni dari elemen Cahaya yang mengalir dari dalam jiwanya.

Dengan napas berat, Itachi bersiap melancarkan serangan terakhir. Ia mengumpulkan seluruh kekuatan elemen dalam satu titik di dadanya, menciptakan "Tombak Cahaya Keseimbangan". Pilar cahaya menyembur dari langit, menghubungkan energi semesta ke dalam dirinya.

"Kegelapanmu tidak akan menguasai dunia ini lagi!" Teriak Itachi

Wosh!

Lalu melemparkan tombak itu ke arah jantung Yoru Kiba.

Iblis kuno menjerit, suaranya mengguncang langit dan bumi. Cahaya menusuk tubuhnya, membakar kegelapan dari dalam.

Yoru Kiba mengerang keras, tubuhnya meledak menjadi partikel cahaya yang perlahan lenyap ke udara, meninggalkan keheningan yang dalam.

Itachi jatuh berlutut, tubuhnya gemetar karena kelelahan. Namun senyum kecil terukir di wajahnya. Desa Arakiri telah bebas, kegelapan di gua kuno lenyap, dan langit kembali cerah.

Beberapa hari kemudian, ia kembali ke desa, disambut oleh sorak-sorai warga. Kenji membungkuk dalam, "Kau telah menyelamatkan kami, pewaris cahaya. Desa ini akan selalu mengingat namamu."

Namun Itachi tahu perjalanannya belum berakhir. Ini baru permulaan. Kegelapan mungkin telah dikalahkan di Arakiri, namun iblis kuno lainnya masih membayang di tempat-tempat yang akan dia lalui.

Dengan tekad yang lebih kuat dari sebelumnya, Itachi bersiap melanjutkan perjalanannya.

"Aku akan terus berjalan," Katanya pelan, "hingga dunia benar-benar seimbang kembali."

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Pewaris Kekuatan Alam Semesta   Bab 10 Pertempuran Melawan Bayangan Abadi

    Udara bergetar, tanah berdenyut, dan langit seakan terbelah oleh kegelapan pekat yang berpusar di tengah reruntuhan desa mati. Sosok berjubah hitam dengan dua tanduk melengkung perlahan melangkah keluar dari bayangan, setiap tapaknya meninggalkan jejak api hitam yang membakar tanah. Itachi merasakan tekanan luar biasa menghantam dadanya, seolah hawa kematian yang selama ini hanya ia dengar dalam legenda, kini berdiri tepat di hadapannya. “Sebut namamu!” seru Itachi, menggenggam erat pedangnya. Dari balik kerudung kegelapan, suara berat menjawab, “Aku adalah Bayangan Abadi, pecahan kekuatan langsung dari Dewa Kegelapan Kuno… Penjaga gerbang kutukan yang kalian coba bawa pergi.” Aoka menggertakkan gigi. “Selama kami masih berdiri, kau tidak akan membawa siapa pun kembali dalam belenggu kegelapanmu!”Wushh... Dengan satu ayunan tangannya, Bayangan Abadi mengirimkan badai kegelapan menerjang mereka. Itachi melompat cepat ke depan, pedangnya bersinar membelah badai itu, sement

  • Pewaris Kekuatan Alam Semesta   Bab 9: Bayangan Kutukan di Desa Mati

    Matahari baru saja muncul dari balik pegunungan bersalju ketika langkah kaki Itachi dan Aoka menapaki jalan setapak yang mengarah ke lembah terpencil. Setelah tiga pekan berlatih di puncak gunung bersama Aoka, perjalanan baru dimulai.Tujuan mereka adalah sebuah kuil kuno yang konon menyimpan rahasia elemen kuno—energi purba yang diyakini mampu menandingi kekuatan para dewa kegelapan. “Lembah di bawah sana adalah jalur tercepat menuju kuil kuno,” ucap Aoka sambil menunjuk peta lusuh yang digenggamnya. “Namun kita harus melewati desa Mirasha… atau lebih tepatnya, bekas desa itu.” Itachi mengernyit. Ia pernah mendengar nama desa itu dalam bisikan para pengelana. Desa Mirasha dulunya makmur, namun sejak beberapa bulan lalu dikabarkan hancur tanpa jejak kehidupan. Penyebabnya? Serangan brutal dari pasukan iblis kegelapan. Saat mereka menuruni bukit menuju dataran rendah, hawa di sekitar berubah drastis. Tidak lagi sejuk dan menyegarkan seperti biasanya, melainkan sunyi mencekam de

  • Pewaris Kekuatan Alam Semesta   Bab 8 Simfoni Es yang Mengikat Dua Jiwa

    Udara pegunungan yang menggigit menusuk kulit Itachi, namun untuk pertama kalinya dalam hidupnya, rasa dingin tak lagi menyakitkan. Justru terasa menenangkan, seolah pelukan es murni Aoka membimbingnya menuju kekuatan sejati. Pagi itu, di puncak gunung tertutup salju yang menghampar seperti lautan putih tanpa ujung, Itachi berdiri dengan kedua kaki tertanam dalam timbunan es. Di hadapannya, Aoka melayang di atas batu es biru, matanya seperti kristal bening yang bersinar dalam kabut tipis. "Atur nafasmu, Itachi," ujar Aoka, suaranya tenang namun penuh wibawa. "Rasakan arus energi dari sekitarmu. Es bukan hanya pembekuan, es adalah keseimbangan sempurna antara ketenangan dan kekuatan." Itachi menutup mata. Ia merasakan angin dingin yang mengelus pipinya, mendengar desir salju yang jatuh dari dahan pinus. Perlahan ia menarik nafas panjang, mencoba menangkap getaran energi yang tak terlihat namun nyata. "Biarkan hatimu tenang," Aoka melanjutkan, "Kendalikan emosi, karena elemen

  • Pewaris Kekuatan Alam Semesta   Bab 7 Es yang Mengalir dari Luka Lama

    Tiga hari berlalu sejak Itachi terselamatkan oleh Aoka. Di dalam gua yang tersembunyi di balik gunung salju, di mana hembusan angin pun tak mampu menembus ketenangan, Itachi mulai pulih.Ketika ia sudah cukup kuat untuk duduk, Aoka menemaninya setiap hari, mengajari latihan pernapasan untuk mengendalikan energi elemen.Namun hari itu, ada sesuatu yang berbeda. Ketika Itachi bertanya, "Siapa kau sebenarnya, Aoka?" mata perempuan itu sedikit bergetar, seperti menyembunyikan kepingan masa lalu yang tak mudah diungkapkan.Aoka terdiam lama. Kemudian, ia bangkit dari duduknya, berjalan menuju tebing kecil yang menghadap hamparan salju tak berujung. Helaan nafasnya menciptakan uap putih yang tipis namun menyesakkan."Kau ingin tahu siapa aku?" katanya pelan, suaranya terdengar seperti desiran angin musim dingin. "Baiklah, Itachi... aku akan memberitahumu segalanya."Ia menatap kejauhan, matanya menyipit seolah menembus jarak dan waktu."Aku adalah Aoka Eilandra, putri tunggal dari Raja Fenr

  • Pewaris Kekuatan Alam Semesta   Bab 6 Murka Dewa Kegelapan

    Langit di atas Tanah Berkabut kembali menghitam, bukan karena badai biasa, tetapi oleh amarah yang membelah cakrawala. Di kedalaman dunia kegelapan, Dewa Kegelapan Kuno, Zhurval, terbangun dari tidurnya yang panjang.Mata merahnya menyala membelah bayangan, menyaksikan kehancuran salah satu iblis peliharaannya, Yoru Kiba, melalui cermin kegelapan raksasa yang melayang di hadapannya.Dapat melihat apapun yang diinginkan olehnya, hanya tinggal mengucapkannya saja maka apa yang diminta akan muncul di dalam cermin. "Anak manusia... Itachi..." suara Zhurval menggelegar, mengguncang lembah-lembah yang tersembunyi dalam dunia bawah. "Berani menginjakkan kaki di tanah terlarang dan menghancurkan salah satu pelindung kegelapan yang kutitipkan pada dunia fana." Dengan ayunan tangannya yang menghitam, Zhurval mengirimkan bayangan ke seluruh dunia manusia. Suara gaib menggema, meretakkan langit dan membuat para penghuni dunia atas merasakan hawa dingin menusuk tulang. Sementara itu, Itac

  • Pewaris Kekuatan Alam Semesta   Bab 5 Bayangan Iblis Kuno

    Pagi itu, langkah Itachi terasa ringan saat ia meninggalkan Tanah Berkabut. Pundaknya kini membawa bukan hanya kekuatan baru, tetapi juga ketenangan jiwa yang belum pernah ia rasakan sebelumnya.Angin pegunungan membisikkan doa perpisahan, dan Itachi melangkah turun menuju dataran rendah, bersiap menyambut dunia yang kembali menantangnya.Beberapa hari perjalanan membawa Itachi ke sebuah lembah subur. Di sana, berdiri sebuah desa yang dinamakan Desa Arakiri.Dari kejauhan, desa itu tampak tenang, namun saat ia mendekat, hawa mencekam menyambutnya. Langkah para warga terasa berat, wajah-wajah mereka pucat, mata mereka kosong seolah dirundung ketakutan yang mendalam.Di pusat desa, seorang lelaki tua menghampirinya, mengenakan jubah sederhana dengan lambang matahari yang setengah terbenam."Kau adalah pengembara, bukan?" Tanya lelaki tua itu lirih. "Namaku adalah Kenji, kepala Desa Arakiri. Aku tidak tahu mengapa kau datang, namun jika Tuhan mengirimmu ke sini, mungkin harapan kami belu

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status