Share

7

Penulis: Sarangheo
last update Terakhir Diperbarui: 2025-07-01 21:52:43

Daniel bekerja di sebuah gedung yang sedang di bangun. Ia beruntung karena mendapatkan pekerjaan sebagai buruh tukang bangunan meski dibayar harian. Sepanjang hari Daniel bekerja untuk bisa menghasilkan uang yang tidak seberapa itu. Di saat jam istirahat, Daniel yang tidak memiliki uang hanya meminum air putih yang disediakan di sana. Sementara yang lain memakan bekal mereka masing-masing. Tiba-tiba seseorang datang menghampiri Daniel dan memberikan sepotong roti.

"Makanlah, kau bisa sakit jika hanya minum air putih saja," ucap pria yang sudah berumur setengah abad itu.

"Tidak usah, terimakasih," tolak Daniel merasa tidak enak. Pria itu menarik tangan Daniel dan menaruh rotinya di dalam tangan Daniel.

"Jangan menolak, jika kau sakit pekerjaan yang lain semakin berat dan selesai lebih lama. Aku tahu mereka sangat pelit hingga tak memberikan makan siang dan hanya air minum saja. Tapi, jika kita protes upah kita akan dipotong dengan dalih sebagai uang makan. Aku sudah menjadi buruh lebih dari tiga puluh tahun. Jadi aku tahu bagaimana kondisimu saat ini," ucap pekerja itu dan pergi dari sana.

Daniel yang mendengarnya menerima roti itu dengan tangis yang ia tahan. Dengan lahapnya dia memakan roti itu seperti orang yang sangat kelaparan. Bahkan ia tersedak dan meminum air dengan banyak. Daniel tak bisa menahan air matanya yang tumpah.

Sudah tiga hari, Daniel bekerja di proyek itu. Setiap hari ia hanya membawa satu bungkus roti yang terpaksa ia potong dari hasil pekerjaannya. Saat malam hari, Daniel akan bekerja sebagai tukang cuci piring di sebuah restoran yang selalu ramai hingga larut malam.

Saking lapar dan lelah, Daniel suka memakan makanan sisa dari piring yang akan ia cuci. Ia akan makan dengan diam-diam agar tidak ketahuan pemilik restoran yang melarang hal itu. Namun, atasannya yang melihat itu melaporkannya pada bosnya dan membuat Daniel di pecat dari sana.

"Dasar tidak tahu diuntung! Sudah baik aku menerimamu bekerja di sini! Jika pelangganku melihat apa yang kau lakukan, mereka bisa protes dan usahaku terancam bangkrut! Jangan pernah kembali lagi ke sini!"

Daniel merasa sangat hina, ia tak mengerti di mana kesalahannya yang hanya memakan sampah yang dibuang oleh para pelanggan itu. Daniel yang tak mau mencari ribut pergi dari sana dengan menahan emosinya.

Seminggu berlalu, Daniel sama sekali tidak pulang dan membuat Rachel serta Maria sangat khawatir. Bella masih terus sakit, panasnya naik dan turun tidak berhenti. Rachel sudah meminta Maria untuk membawa Bella ke rumah sakit. Tapi Maria terus menolaknya.

"Jika terus begini, kondisi Bella bisa sangat parah Bu," ucap Rachel tidak enak.

"Bella akan sembuh sebentar lagi. Usianya yang paling muda di antara yang lain. Dia tidak mendapatkan makanan penuh gizi sejak aku menemukannya di pinggir rumah panti. Tubuhnya sangat rentan dengan penyakit. Akan sangat menghamburkan jika harus ke dokter setiap kali dia sakit. Biasanya dia akan sembuh setelah tiga hari."

"Tapi ini sudah seminggu."

"Tunggulah sebentar lagi, Daniel akan pulang dan membawa kami ke rumah yang lebih layak, Aku pun tidak bisa meninggalkan anak-anak di sini. Aku percaya pada Daniel," ucap Maria dengan mata yang berlinang.

Tanpa mereka sadari, Daniel sudah berdiri di depan kamar Rachel dan mendengarkan semua itu. Daniel menundukkan kepalanya dan memilih pergi setelah meninggalkan bungkusan untuk Maria dan adik-adiknya.

"Kak Daniel!" panggil Sammy yang melihat Daniel yang hendak pergi.

"Sammy, kenapa kau keluar? Ini sudah larut malam. Masuklah dan tidur di kamar," ucap Daniel.

"Kenapa setelah pulang pergi lagi? Kami semua merindukan Kak Daniel. Kak, kapan kita pindah? Aku dan lainnya tidak betah di sini. Ibu Maria juga terus membersihkan rumah dan membantu bekerja di toko bunga. Tapi selalu dimarahi sama ibunya Kak Rachel. Ayo kita pergi dari sini kak. Apa kita tidak bisa kembali ke rumah panti?" tutur Sammy dengan air mata di pipinya.

Daniel berjongkok dan menghapus air mata Sammy.

"Tunggulah sebentar lagi, kakak akan membawa kalian semua dari sini. Dan kita akan tinggal di rumah yang lebih bagus."

"Benarkah? Hore!" Seru Sammy dan berbalik untuk masuk ke dalam.

"Janji ya! Kita akan tinggal di rumah yang lebih bagus!" ucap Sammy lagi dan melambaikan tangannya. Daniel hanya mengangguk dan memberikan senyuman palsu.

Di tempat proyek, Daniel melakukan kesalahan dan dimarahi abis-abisan oleh bosnya.

"Kau punya mata tidak? Kenapa begini saja sampai harus menjatuhkan semuanya! Lihat, gara- gara kesalahan yang kau perbuat mereka semua harus mengulang pekerjaan mereka dari awal! Apa kau bisa membayar mereka?" omel bos dengan menunjuk-nunjuk wajah Daniel.

"Maafkan aku, aku tidak akan mengulanginya lagi," ucap Daniel menunduk.

"Kau dipecat! Jangan kembali lagi! Kalau tidak bisa bekerja, sebaiknya jangan pernah datang!"

"Tapi Bos, aku mohon berikan aku kesempatan sekali lagi. Aku hanya merasa lelah dan -"

"Mereka juga lelah! Aku juga lelah! Lihat mereka, apa mereka menginginkan kau kembali bekerja?"

Daniel melirik ke pekerja lainnya yang berpaling enggan menatapnya. Menunjukkan ketidaksukaan mereka pada Daniel yang telah menambah pekerjaan mereka.

"Ini upahmu hari ini, jangan datang ke sini lagi!" usir bos itu dan memberikan beberapa dolar untuk Daniel.

Daniel berjalan pergi dari sana. Ia menatap uang yang diberikan bosnya dan merasa sangat payah dan menyalahkan diri. Selalu saja melakukan kesalahan yang tak pernah Daniel mau. Daniel terus berjalan hingga berada di sebuah jembatan sungai yang sangat panjang.

Daniel melihat ke arah sungai dan berteriak frustasi. Daniel menangisi kebodohannya yang telah kehilangan pekerjaannya. Ia sudah menahan diri untuk tidak marah. Membuang harga dirinya agar menjadi pekerja yang menurut.

Tapi, kenapa hasilnya selalu saja salah dan berakhir di pecat. Perasaan terluka dan tidak berdaya ini membuat Daniel merasa putus asa dan tidak tahu harus berbuat apa lagi. Keterbatasannya untuk mendapatkan pekerjaan lebih baik menghalangi jalannya.

Bertahun-tahun ia berusaha, tapi tak pernah mendapatkan perubahan. Hidupnya telah hancur meski pun dirinya telah menjadi sandaran dan harapan Maria dan adik-adiknya. Hingga Daniel teringat pada Jonathan yang menghampirinya dua minggu yang lalu. la merasa tak punya pilihan lain dan mendatangi perusahan London Beauty Company.

Jonathan yang sedang melakukan rapat dikejutkan dengan panggilan dari resepsionis bahwa pria bernama Daniel memintanya bertemu. Jonathan segera mengakhiri rapatnya dan turun ke lobby untuk bertemu dengan Daniel. Kini keduanya berada di sebuah kafe tak jauh dari sana. Jonathan sengaja membawanya keluar dari perusahaan agar tidak dilihat banyak orang.

"Sudah lama tidak bertemu, ku pikir kau tidak akan menghubungiku," ucap Jonathan dengan menatapnya datar.

"Apa tawaranmu masih berlaku?" Tanya Daniel dan mengejutkan Jonathan.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Pewaris Yang Sengaja Di Sembunyikan    8. Hasil Tes DNA

    Seorang suster masuk ke dalam ruang rawat Daniel dan memberitahu tentang hasil pemeriksaan yang sudah selesai. Daniel mengikuti langkah suster itu untuk menemui sang dokter. Di ruangan dokter ada Jonathan yang sudah datang sejak tadi.Daniel pun duduk di samping Jonathan untuk mendengarkan penjelasan dokter.“Baik ini adalah hasil dari pemeriksaan kesehatan keseluruhannya, untuk tes MRI otak syukurnya semua terlihat baik dan tidak ada gangguan apa pun. Kondisi dari tes kesehatan jantung, ginjal dan hati serta paru-paru juga bagus. Daniel tidak merokok ya?” Tanya dokter.“Ya, Aku tidak punya uang untuk dibakar,” ucap Daniel dan membuat sang dokter tersenyum.“Itu bagus, meski pun nanti ada uang yang bisa dibakar sebaiknya menghindari rokok. Karena itu sangat berbahaya untuk kesehatan di masa yang akan datang. Hanya saja Daniel ini mengalami tekanan darah yang rendah. Gula dalam darahnya pun di bawah angka aman meski pun tidak parah masih bisa diobati dengan obat dan makanan yang bergiz

  • Pewaris Yang Sengaja Di Sembunyikan    8. Syarat

    Jonathan terkejut mendengar ucapan Daniel. Ia sudah mengira Daniel akan mencarinya di saat sudah terdesak. Tapi ia tak berpikir akan secepat ini.“Apa … kau serius?”“Kau anggap aku sedang bercanda?”“Tidak, bukan begitu. Aku hanya tidak ingin jika suatu hari nanti kau mengurungkan kembali ucapanmu dan berpikir untuk berhenti.”“Aku tidak bisa berhenti, sekali pun aku mau. Aku sudah tidak punya jalan untuk kembali. Jadi, apa yang kau ucapkan semuanya benar?” Tanya Daniel.Jonathan mengambil sebuah berkas dari dalam tasnya dan memberikannya pada Daniel.“Aku sudah memeriksa semuanya, kapan kau bertemu dengan Ibu panti asuhanmu bahkan foto pertama kau ditemukan. Sama persis dengan foto yang ditinggalkan mendiang ibu kandungmu. Meksi pun begitu, kami harus membuktikan dengan satu kali tes DNA,” ucap Jonathan dan membuat Daniel terkejut.“Jadi, maksudmu kalau aku menjalani tes DNA itu, dan ternyata tidak cocok. Kau akan membuangku begitu saja? Wah apaan ini, kau pikir aku mudah dipermain

  • Pewaris Yang Sengaja Di Sembunyikan    7

    Daniel bekerja di sebuah gedung yang sedang di bangun. Ia beruntung karena mendapatkan pekerjaan sebagai buruh tukang bangunan meski dibayar harian. Sepanjang hari Daniel bekerja untuk bisa menghasilkan uang yang tidak seberapa itu. Di saat jam istirahat, Daniel yang tidak memiliki uang hanya meminum air putih yang disediakan di sana. Sementara yang lain memakan bekal mereka masing-masing. Tiba-tiba seseorang datang menghampiri Daniel dan memberikan sepotong roti. "Makanlah, kau bisa sakit jika hanya minum air putih saja," ucap pria yang sudah berumur setengah abad itu. "Tidak usah, terimakasih," tolak Daniel merasa tidak enak. Pria itu menarik tangan Daniel dan menaruh rotinya di dalam tangan Daniel. "Jangan menolak, jika kau sakit pekerjaan yang lain semakin berat dan selesai lebih lama. Aku tahu mereka sangat pelit hingga tak memberikan makan siang dan hanya air minum saja. Tapi, jika kita protes upah kita akan dipotong dengan dalih sebagai uang makan. Aku sudah menjadi buruh

  • Pewaris Yang Sengaja Di Sembunyikan    6

    Kini mereka semua berada di rumah Rachel. Orang tua Rachel menyambut semuanya dengan baik. Meski pun wajah ayah Rachel tampak tidak suka. Tapi mereka tidak bisa menolak kedatangan mereka saat Rachel memohon. Maria sedang merawat Bella di kamar Rachel. Tiga anak perempuan lainnya, Luna, Rose, dan Kayla tidur di kamar Rachel. Sementara, Sammy, Bryan, Adam, Lucky, Hans, Petter dan Daniel tidur di kamar ketiga yang tidak terpakai. Mereka sudah tertidur lelap Karena kelelahan. Daniel yang tidak bisa tidur keluar dari kamar dan mencoba mencari udara segar. Tak sengaja ia mendengar suara Rachel yang sedang berbincang di kamar orang tuanya. "Sampai kapan mereka akan tinggal di sini? Rachel ibu dan ayah menerima mereka karena kasihan. Terlebih anak yang paling kecil sedang sakit, Tapi, kita tidak bisa menampung mereka selamanya. Apa yang akan orang-orang katakan kalau mereka mengetahui hal ini?" ucap Ibu yang lebih mencemaskan apa yang dikatakan orang lain meski pun kasihan dan iba. "Aya

  • Pewaris Yang Sengaja Di Sembunyikan    5

    Daniel merenung tentang semua yang terjadi padanya hari ini. Ia merasa hidupnya mulai berada di titik paling rendah. Daniel teringat bagaimana para preman dan anak buah Brams datang untuk merobohkan rumah panti. Rumah tempatnya bertumbuh besar, rumah yang mempertemukan dirinya yang masih berusia sepuluh tahun dengan Maria. Banyak kenangan yang terjadi di panti itu, Maria yang begitu lembut dan penuh kasih sayang menjadikannya anak yang tumbuh dengan baik. Meski tak bisa memberikan yang terbaik, tapi Daniel sangat bersyukur bisa bertemu dengan Maria. Daniel mengepalkan tangannya, matanya memerah menahan emosi. Ia mencoba untuk bersabar dan menatap adik-adiknya yang sangat kelaparan dan menyantap roti yang ia belikan dengan lahap. Jika bukan untuk melindungi adik-adiknya, mungkin Daniel akan membalas para preman itu dan tak perduli jika harus berakhir di penjara. Daniel yang sangat emosi itu memejamkan matanya. Meredupkan emosi dan kemarahan yang membuatnya tak bisa berpikir untuk

  • Pewaris Yang Sengaja Di Sembunyikan    4

    "Lepaskan tanganmu dariku! Aku akan beri kalian waktu sepuluh menit untuk membawa barang berharga kalian! Meski pun aku yakin kalau di sana tak ada barang berharga," ucap Brams. Daniel melotot dengan kesal. Ia sangat marah dan ingin sekali meninju Brams. Tapi, ia tak punya pilihan dan melepaskan tangannya. "Ayo masuk dan ajak anak-anak keluar dari sini," ucap Maria menarik tangan Daniel untuk masuk ke dalam. "Tapi Bu, kita tidak bisa diam saja seperti ini. Aku akan pergi ke kantor pemerintah dan meminta mereka membuktikan kalau tanah ini milik kita!" tolak Daniel hendak pergi. Tapi Maria menahan tangannya dan membuat Daniel terhenti. "Daniel, Ibu mohon. Selamatkan adik-adikmu, kita tidak bisa membiarkan mereka ketakutan dan trauma karena masalah ini. Ini sudah setahun lebih, sepertinya merekalah yang akan menang," ucap Maria pasrah serta menatap marah pada Brams yang sedang merokok. Daniel menatap ke arah jendela, di sana anak-anak berkumpul dan mengintip keluar. Daniel tak bisa

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status