Share

Pilih saja selingkuhanmu!
Pilih saja selingkuhanmu!
Penulis: Bunnynayen

Bab 1

“Dimana, kenapa belum pulang jam segini?”

“Aku masih lembur, kamu tidur duluan saja aku pulangnya malam.”

“Lembur pekerjaan apa lemburin yang lain?”

“Kania please aku lagi capek, jangan bikin aku marah. Sudah dulu, aku masih banyak pekerjaan.”

Hembusan napas panjang terdengar sangat jelas keluar dari mulut seorang wanita bernama Kania. Wanita itu baru saja menghubungi suaminya yang bernama Raga guna menanyakan kenapa pria itu belum pulang sampai larut malam. Namun sayangnya belum sempat ia berbicara lebih banyak, sang suami sudah lebih dulu memutuskan sambungan teleponnya.

Sebenarnya kejadian seperti ini sudah sering terjadi, bahkan hampir setiap hari. Raga, pria itu diketahui menjalin hubungan dengan sekretarisnya bernama Kezia dan Kania pun tahu hal itu. Kania tahu suaminya selingkuh dan Raga juga tahu istrinya mengetahui perselingkuhannya.

Sebagian orang mungkin akan meminta Kania untuk melabrak selingkuhan suaminya atau meminta suaminya mengakhiri hubungan mereka. Sudah, Kania sudah melakukannya tapi bukannya menyelesaikan masalah, tindakannya itu justru membuat sang suami marah. Bahkan bukan hanya suaminya yang marah, mertuanya yang tak lain orang tua kandung Raga pun juga marah karena Kania meminta Raga mengakhiri hubungannya dengan Kezia.

Orang tua Raga lebih tepatnya ibunya memang mendukung perselingkuhan anaknya dengan Kezia, bahkan wanita paruh baya itu terang-terangan meminta Raga menikahi Kezia didepan Kania. Alasan kenapa ibu Raga melakukan hal itu adalah karena memang sejak awal Kezia lah yang dia inginkan menjadi menantunya, bukan Kania.

Kania dan Raga sendiri menikah atas dasar perjodohan papanya dan orang tua Kania. Karena Raga merupakan anak yang bisa dibilang penurut akhirnya pria itu pun menerima perjodohan itu. Awalnya hubungan Raga dan Kania berjalan biasa saja, mereka menjalani kehidupan berumah tangga seperti biasa tanpa adanya masalah. Hanya saja ditengah-tengah rumah tangga mereka, tiba-tiba Kezia yang merupakan mantan kekasih Raga datang dan bekerja sebagai sekretaris Raga. Karena hampir setiap hari bersama membuat perasaan cinta yang dulu pernah ada kembali lagi hingga entah bagaimana caranya keduanya kembali berhubungan.

Beberapa kali Kania memohon pada Raga agar pria itu mau mengakhiri hubungannya dengan Kezia, tapi beberapa kali juga permohonannya ditolak. Bahkan ibunya Raga meminta Kania untuk bercerai dengan Raga jika Kania tidak mau membiarkan Raga berhubungan dengan Kezia. Hingga pada akhirnya karena tidak ingin mengecewakan orang tuanya jika rumah tangganya dengan Raga harus berakhir, Kania memilih untuk diam dan menerima pengkhianatan suaminya sambil berdoa semoga suaminya mendapat hidayah agar berhenti selingkuh. Walaupun sayangnya pada akhirnya suaminya itu semakin terang-terangan selingkuh didepannya.

“Ngapain kamu malam-malam diluar? Masuk! Kalau papamu lihat bisa marah dia.” Entah darimana datangnya tiba-tiba nyonya Anggun yang merupakan ibu kandung Raga memergoki Kania sedang berdiri seorang diri didepan pintu rumahnya. 

Sampai saat ini Raga dan Kania memang masih tinggal serumah dengan orang tua Raga.

“Aku lagi nungguin mas Raga, bu. Udah malam dia belum pulang katanya lembur. Kayaknya lagi sama Kezia,” jawab Kania. Wanita itu sengaja memberitahu ibu mertuanya jika Raga sedang bersama Kezia, berharap ibu mertuanya itu akan menghubungi Raga dan memintanya untuk langsung pulang.

Tapi sayangnya Kania harus menerima kenyataan pahit jika ibu mertuanya sama sekali tidak pernah berpihak padanya. Wanita paruh baya itu malah langsung memarahinya karena sudah mengganggu waktu Raga dan Kezia. Bukankah itu kejam? Seharusnya ibu mertua bisa membantu anaknya menjaga keutuhan rumah tangga, tapi ini tidak. Dia malah dengan sengaja merusak rumah tangga anaknya dengan membiarkan anaknya selingkuh.

“Kamu itu tahu waktu tidak sih, ini sudah malam pasti Raga lagi istirahat! Seharusnya kamu tidak mengganggunya. Terserah dia mau istirahat dimana, dirumah Kezia atau dimanapun dia mau.”

“Ibu, sampai kapan ibu akan mewajarkan tindakan pengkhianatan yang dilakukan mas Raga? Seharusnya ibu bisa memberitahu mas Raga kalau dia sudah mempunyai istri dan tidak sepantasnya dia dekat apalagi berhubungan dengan wanita lain.”

“Kamu menuduhku tidak bisa mendidik Raga dengan benar begitu? Tanpa kamu minta aku pasti sudah memberitahu apapun yang terbaik untuk Raga dan yang terbaik untuknya itu Kezia bukan kamu! Dari segi apapun kamu tidak ada apa-apanya dibanding Kezia jadi kamu harus tahu diri!”

“Kenapa ibu tega mengatakan hal itu padaku? Ibu juga mempunyai anak perempuan, bagaimana kalau anak perempuan ibu diperlakukan sama seperti ibu dan mas Raga memperlakukanku?”

“Jangan menceramahiku, kamu tidak lebih baik dariku!” Tepat setelah mengatakan hal ini nyonya Anggun langsung melangkahkan kakinya pergi, meninggalkan Kania yang hanya bisa menahan rasa sakitnya seorang diri.

Kalimat-kalimat jahat yang keluar dari mulut nyonya Anggun seperti tadi memang sering sekali Kania terima, namun wanita itu memilih bersabar. Bukan karena lemah, Kania hanya tidak ingin menjadi anak durhaka karena melawan ibu mertua dan suaminya. Terlebih lagi dia juga harus sabar menjalani kehidupan berumah tangga dengan dibumbui perselingkuhan agar rumah tangganya tidak hancur. Semuanya Kania lakukan agar orang tuanya tidak kecewa dan sedih jika sampai rumah tangganya hancur.

:::

“Kania lagi? Ckk kenapa kamu harus berbohong dengan mengatakan masih lembur bekerja? Seharusnya kamu bilang saja kalau malam ini kamu menginap dirumahku.”

Tepat seperti dugaan Kania, suaminya memang berbohong. Pria itu tidak sedang lembur bekerja melainkan sedang berpacaran dengan selingkuhannya dirumah selingkuhannya itu.

“Kamu takut ketahuan kalau menginap dirumahku? Kamu takut istrimu itu marah? Apa kamu sudah mulai takut kehilangannya?” Lanjut Kezia saat pria didepannya itu tidak kunjung bersuara.

“Aku hanya tidak ingin berdebat dengannya. Sudahlah jangan membahasnya, tidurlah. Setelah kamu tidur nanti aku akan pulang karena aku sudah mengatakan pada Kania akan pulang.”

“Kamu tidak menginap disini?”

“Kezia please aku disini karena keinginanmu. Tadi kamu mengatakan hanya ingin ditemani sampai kamu tidur, jadi jangan meminta yang lainnya.”

Dengan kasar Kezia menghentakkan kakinya pergi menuju kamarnya, meninggalkan Raga yang hanya bisa menghela napasnya panjang sambil memijit pelipisnya yang terasa begitu pusing memikirkan hubungannya dengan Kezia sekaligus dengan istrinya.

Sejujurnya Raga sendiri juga sering merasa bersalah pada Kania karena sudah mengkhianati istrinya itu, tapi entah kenapa meskipun begitu dia sama sekali tidak mempunyai niat untuk mengakhiri hubungannya dengan Kezia. Katakanlah Raga egois, pria itu kadang tidak tega menghianati istrinya tapi dia juga tidak ingin melepas salah satunya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status