Home / Romansa / Pilot Pencuri Hati / 3. Berusaha Memberikan yang Terbaik

Share

3. Berusaha Memberikan yang Terbaik

last update Last Updated: 2023-07-20 14:54:55

Jangan berusaha menjadi pribadi yang sempurna. Karena tidak ada manusia yang sempurna. Namun, berusahalah menjadi pribadi yang sebaik mungkin. Dan untuk menjadi pribadi yang baik, kamu harus mampu menangani yang terburuk dalam hidupmu.

(Kasyaf Syahrizki Irsyad)

***

Hari ini Kasyaf mengajak Thania jalan-jalan, tentu  saja Bik Sumi pun juga diajak. Beruntung satu minggu ini ia tidak ada jadwal penerbangan. Sebelum mereka menuju ke tempat tujuan, Kasyaf mampir ke kantor pengacaranya. Ia menyerahkan dokumen yang dibutuhkan untuk proses perceraian.

“Bik, tolong tunggu di sini. Aku akan masuk sebentar,” ucapnya.

“Baik, Den. Aden tenang saja.”

Setelah menyerahkan berkas-berkas yang dibutuhkan, dengan cepat Kasyaf keluar dari kantor tersebut.

“Sejak kapan Thania tidur, Bik?” tanyanya sambil melihat ke arah sang putri.

“Sekitar sepuluh menit, Den. Mungkin capek mengoceh sambil bermain,” ucap Bik Sumi.

“Ya sudah,  nanti sampai di wahana permainan aja kita bangunkan, Bik.” Kasyaf kembali melajukan mobilnya.

Berpasang mata menatapnya takjub saat Kasyaf masuk ke pusat perbelanjaan. Bagaimana tidak? Laki-laki tampan itu menggendong sang putri dengan gendongan kodok.

Kasyaf tetap berjalan santai diikuti Bik Sumi yang tidak jauh darinya dengan membawa perlengkapan Thania. Ia sama sekali tidak memedulikan beberapa pasang mata dari pengunjung mall yang kebanyakan wanita menatapnya dengan tatapan memuja.

Hal itu sudah biasa baginya selama ini. Karena Tata tidak akan mau pergi bersama Thania.

Hampir tiga jam Kasyaf dengan sabar menemani  sang putri. Ia tidak sedikit pun mengeluh. Bahkan ia menyuruh Bik Sumi untuk menunggu di tempat tunggu supaya bisa beristirahat.

Dari jauh Bik Sumi menatap iba pada sang majikan. Ia tahu sejak menjalani pernikahan dengan Tata, Kasyaf tidak pernah merasakan kebahagiaan yang utuh. Kebahagiaan yang diberikan Tata selama ini,  semua itu palsu.

***

Dua tahun berlalu.

Dua tahun sudah Kasyaf menjadi single  Dady. Ia selalu ada untuk Thania. Di sela kesibukannya ia selalu menyempatkan diri untuk mengajak  sang putri jalan-jalan, menghabiskan waktu hanya berdua.

Kini bocah cantik itu sudah berusia tiga tahun lebih. Ia tumbuh menjadi bocah yang ceria, aktif dan keinginan tahuannya tinggi. Kasih sayang yang diberikan sang papa sudah lebih dari cukup, itu menurut Kasyaf. Memang untuk kebutuhan secara Zahir  Kasyaf mampu mencukupi semuanya, tapi bagaimana dengan kebutuhan batin Thania? Bocah cantik itu tentunya masih sangat mendamba kasih sayang sang mama. Meskipun sejak bayi ia tidak pernah merasakan sentuhannya.

Thania seolah mengerti akan kegundahan hati sang papa. Ia tidak pernah menyinggung tentang sang mama. Namun, di balik semua itu ia sering bertanya pada Bik Sumi di mana sang mama. Wanita sepuh itu tentu saja berusaha menutupi keberadaan Tata. Ia sering mengalihkan pertanyaan Thania dengan kegiatan yang sekiranya bisa melupakan bocah tersebut akan  pertanyaannya.

Pukul 11.00 sopir mengantarkan Bik Sumi untuk menjemput Thania. Bocah cantik itu tidak mau sang papa mencarikannya baby sister. Ia sudah cocok dengan Bik Sumi tidak mau yang lain.

Wanita sepuh itu melihat Thania berlari menghampirinya. Ia tersenyum lembut pada bocah cantik tersebut.

“Non Thania mau langsung pulang?”

“Aku mau ke minimarket beli cokelat dan es krim dulu, Bik.” Suara kecil itu sedikit merengek.

“Kata papanya, Non. Enggak boleh makan cokelat terus. Nanti giginya sakit lagi,” tolak Nik Sumi sembari menasihati.

“Cuma sekali saja, Bik. Please!” rengeknya. Kalau seperti ini Bik Sumi tidak bisa menolak lagi.

“Baiklah! Besok enggak boleh makan cokelat lagi, ya. Cukup satu minggu sekali.”

Thania mengangguk dengan berat sambil mengerucutkan bibir. Bik Sumi hanya bisa tersenyum sambil membelai rambut panjang nan lurus bocah cantik itu.

“Bik, semua temanku di sekolah panggil guru untuk ngajar mereka di rumah. Aku juga pingin seperti mereka. Apa Papa boleh, ya?” ucapnya pol

“Maksud Non Thania semacam les privat gitu, to?”

Bocah cantik itu mengangguk sambil tersenyum menunjukkan gigi susunya yang masih rata.

“Nanti sepulang dari tugasnya, kita bicarakan sama papanya Non. Papanya Non Thania kan masih di Dubai untuk tiga hari ini.”

“Tiga hari, ya, Bik?” ucapnya lirih.

“Iya, Non. Sabar, ya. Tiga hari saja.”

“Aku maunya besok, Bik,” rengeknya.

“Ya sudah nanti kalau sudah bisa dihubungi kita telepon.”

***

Di tempat lain. Di sebuah rumah sederhana di pinggiran kota.

“Syakila!” teriak Dita memanggil sang putri.

Syakila yang berada di kamar untuk belajar langsung menghampiri sang ibu.

“Ada apa, Bu_?” Ia tercengang tidak melanjutkan pertanyaannya saat mendapati sang ayah jatuh di kamar mandi dalam keadaan tidak sadarkan diri. Syakila langsung memberi pertolongan. Dengan berat kedua wanita cantik beda usia itu membawa tubuh Dimas ke ranjang.

Sepuluh menit berlalu, mereka sudah berusaha menyadarkan Dimas, tapi laki-laki berusia empat puluh lima tahun itu belum sadarkan diri. Dita meminta Syakila meminta bantuan tetangga yang mempunyai mobil untuk membawa Dimas ke rumah sakit.

Dengan bantuan mobil tetangga Dita dan Syakila membawa Dimas ke rumah sakit. Sesampainya di rumah sakit, Dimas segera mendapatkan pertolongan.

Beberapa menit menunggu. Dokter yang menangani Dimas keluar.

“Bagaimana keadaan suami saya, Dok?” tanya Dita khawatir. Sejak tadi wanita berhijab lebar itu berkumat-kamit berzikir memohon kepada Allah untuk kesembuhan sang suami.

“Saat ini pasien belum sadarkan diri. Kalau pun sudah sadar, pasien harus rawat inap untuk beberapa hari.”

“Baik, Dok, tapi suami saya baik-baik saja ‘kan? Tadi dia sempat sesak napas sebelum masuk ke kamar mandi,” ungkap Dita khawatir.

“Gagal ginjal akut memang dapat menyebabkan penumpukan cairan di paru-paru, yang menyebabkan pasien mengalami sesak napas. Jika lapisan yang menutupi jantung meradang, pasien akan mengalami nyeri dada. Ketika cairan dan elektrolit tubuhnya tidak seimbang, kelemahan otot dapat terjadi. Ibu tenang saja. Kalau pun harus menjalani cuci darah kami akan memberikan yang terbaik untuk pasien.”

“Untuk biaya pengobatannya berapa, Dok? Apa ayah saya akan melakukan cuci darah terus seumur hidupnya?” tanya Syakila ikut menimpali.

“Untuk biayanya memang tidak murah, Nak, tapi kamu bisa minta keringanan, coba tanyakan pada pihak administrasi. Untuk  Proses cuci darah atau hemodialisis dilakukan oleh pengidap gagal ginjal akut yang memasuki tahap yang cukup parah. Namun, cuci darah yang dilakukan pengidap gagal ginjal akut dilakukan sementara sampai fungsi ginjal dapat kembali, Cuci darah akan dihentikan jika ginjal tidak lagi mengalami kerusakan dan sudah bisa bekerja dengan baik,” ucap dokter itu menjelaskan.

“Terima kasih penjelasannya, Dok. Saya akan bertanya pada pihak administrasi.”

“Sama-sama.” Dokter yang usianya seumuran dengan sang ayah itu pun meninggalkan Syakila dan Dita.

“Uang tabungan ibu tinggal delapan ratus ribu. Itu pun akan ibu jadikan modal jualan mie ayam di depan rumah. Semenjak ayahmu sakit dan enggak bisa jualan, kita tidak ada pemasukan. Ibu juga bingung bagaimana biaya kuliahmu dan juga biaya sekolah adikmu, Fauzi,” ucap Dita sedih.

“Ibu jangan khawatir. Aku akan cari pekerjaan paruh waktu untuk biaya pengobatan ayah, biaya sekolah Fauzi, dan kuliahku,” ucap Syakila menenangkan sang ibu.

“Kamu kerja apa? Sungguh, Ibu tidak mau membebanimu,” ucap Dita lirih. Ia sebenarnya tidak tega kalau sang putri bekerja.

“Ibu tenang saja. Besok aku akan cari pekerjaan yang sekiranya tidak mengganggu kuliahku,” ucapnya tenang sambil tersenyum meremas jemari sang ibu.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Pilot Pencuri Hati    31. Belahan Hati

    ***Celahmu akan dianggap sempurna oleh hati yang memang ditakdirkan untukmu yang mau menerimamu apa adanya(Kasyaf – Syakila)***Kasyaf menggandeng Syakila menuju kamar yang sudah disiapkan untuk mereka tadi. Sebelumnya Kasyaf, Hanum, dan Reno membujuk Thania terlebih dulu. Bocah cantik itu merengek untuk ikut tidur di hotel. Syakila pun membujuk Kasyaf untuk mengizinkan Thania ikut mereka, tetapi Kasyaf menolak.Entah, apa yang dikatakan Kasyaf untuk membujuk sang putri. Seketika bocah cantik itu mau diajak pulang. Syakila pun heran, padahal sebelumnya Thania sulit ditaklukkan.Saat ini keduanya sudah berada di dalam kamar. Kasyaf langsung masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Syakila melepas gaunnya, mengganti dengan gamis. Mumpung Kasyaf berada di kamar mandi. Biasanya laki-laki itu lama berada di kamar mandi.Ternyata apa yang dipikirkan Syakila salah. Saat ia sudah melepas hijab dan gaunnya, tiba-tiba Kasyaf keluar dari kamar mandi. Bahkan laki-laki itu hanya memakai h

  • Pilot Pencuri Hati    30. Pernikahan

    Hanya orang yang tahu caranya bersyukur yang bisa menikmati keindahan dan arti dari kebahagiaan hidup.(Kasyaf Syahrizki Irsyad ❤️ Syakila Zanitha Firdaus)***Hari yang ditunggu-tunggu tiba. Sejak tadi Kasyaf gelisah, ia sampai berkeringat dingin. Habib, sang sahabat yang berprofesi sama dengannya sudah berulang kali menenangkannya. Reno hanya bisa tersenyum melihat tingkah sang putra. “Baca salawat, Bro. Siapa ya tenang. Anggap saja kamu sedang menerbangkan pesawat, jangan ragu dan tetap tenang. Baca Basmalah sebanyak-banyaknya,” ucap Kapten Habib menenangkan.“Aku udah berusaha tenang. Aku udah baca semua salawat yang aku bisa. Bahkan ini kedua kalinya aku mengucapkan ijab qobul, tapi tidak seperti saat ini,” ungkapnya lirih Bisai karena rasa cintamu begitu besar pada Syakila. Makanya kamu takut tidak bisa memberi yang terbaik. Kamu pasti bisa, kok.”“Bismillah, semoga aku bisa. Mohon doanya.”“Pasti aku doakan yang terbaik.”“Kalau sudah siap, kita berangkat sekarang!” ajak Ren

  • Pilot Pencuri Hati    29. Karma

    Tanamlah benih kebahagiaan, harapan, kesuksesan, dan cinta. Karena semuanya akan kembali padamu dengan berlimpah. Sebaliknya, jika menanam keburukan, kedengkian, dan dendam semua akan kembali padamu berlimpah juga. (Kasyaf Syahrizki Irsyad – Syakila Zanitha)***Setelah melakukan serangkaian pemeriksaan mata. Syakila dibawa kembali ke ruang rawat inapnya. Kasyaf, Dita, dan Fauzi masih setia menunggu di ruang itu.“Bagaimana hasilnya, Dok?” tanya Kasyaf khawatir.“Hasilnya akan keluar nanti sore, Mas. Tolong ditunggu sembari berdoa supaya hasilnya baik.”“Aamiin ... semoga, Dok,” ucap Dita lirih. Setelah itu dokter keluar dari ruangan tersebut.“Bu, apa aku akan buta selamanya?” tanya Syakila lirih. “Tidak, Sya. Aku tidak akan membiarkan itu terjadi. Aku akan melakukan apapun demi kesembuhanmu,” ucap Kasyaf tegas.“Maaf, aku hanya bisa merepotkan Mas Kasyaf,” ucapnya.“Sama sekali tidak merepotkanku, Sya. Kamu itu tanggung jawabku.”“Kita belum menikah, Mas. Aku bukan tanggung jawabmu

  • Pilot Pencuri Hati    28. Berdamai Dengan Hati

    Bagaimana pun kondisimu, aku akan tetap selalu ada untukmu. menemani, mencintai, dan selau menjagamu.(Kasyaf Syahrizki Irsyad)***Kasyaf segera berdiri. Apa yang dikatakan Fauzi memang benar. Yang dibutuhkan Syakila saat ini selain penanganan rumah sakit adalah doa, bukan keluhan dan rintihan. Syakila gadis yang kuat, tidak akan suka bila melihatnya terpuruk.“Sebaiknya kita ke masjid dulu Zi. Kita salat Zuhur sambil berdoa memohon kesembuhan Syakila.”“Baik, Mas.”Setelah pamit pada Dita, Kasyaf dan Fauzi pergi ke masjid yang masih satu lingkungan dengan rumah sakit.“Ya Allah, sembuhkanlah Syakila. Jangan ambil dia dariku. Izinkan aku membahagiakannya,” ucapnya lirih.Selepas salat hati Kasyaf sedikit tenang. Ia mengajak Fauzi Kembali ke depan ruang IGD. Ia melihat di depan ruang IGD sudah ada kedua orang tuanya bersama Dita. Menyadari kedatangan sang putra Hanum dan Reno berdiri, mereka mencoba menguatkan sang putra.“Inshaallah semua akan baik-baik saja, Nak.”“Aamiin … terima k

  • Pilot Pencuri Hati    27. Akankah Kehilangan

    Orang yang kuat bukan mereka yang selalu menang. Melainkan mereka yang berusaha bangkit ketika terjatuh.(Pilot Pencuri Hati)Kasyaf melajukan mobil cukup kencang, ia ingin segera sampai ke rumah Syakila.“Assalamualaikum,” ucapnya sambil mengetuk pintu.Tidak lama Dita membukakan pintu itu. “Wa’alaikumussalam, Nak Kasyaf ...,” Jawab Dita heran. Ia belum pernah melihat Kasyaf memakai seragam kebesarannya sebagai pilot. Syakila tadi bilang akan pergi bersama Kasyaf, tapi nanti selepas salat Zuhur.“Syakila ada, Bu?” tanya Kasyaf gelisah.“Syakila masih belanja ke pasar. Tadi perginya kesiangan jadi belum pulang. Memangnya ada apa, Nak? Kenapa Nak Kasyaf terlihat gelisah?”“Saya tidak tahu, Bu, tapi hati saya gelisah sejak tadi. Makanya dari maskapai saya langsung ke sini.”“Masuklah! Ibu buatin minum dulu supaya tenang. Sebentar lagi Syakila pasti datang,” ujar Dita. Ia juga merasakan kegelisahan, tapi ia berusaha tenang.“Saya menunggu Syakila di depan saja, Bu.”“Ya sudah terserah

  • Pilot Pencuri Hati    26. Berhasil Mencelakai

    Pemenang dalam kehidupan adalah mereka yang mampu berteduh di tengah panas, mampu bersikap manis di tengah pahit.(Kasyaf -Syakila)***Syakila melihat ada yang beda dengan laki-laki yang ada di sampingnya itu. Ia pun ikut melihat arah pandang Kasyaf. “Ada apa dengan wanita itu? Kenapa Mas Kasyaf menatapnya dengan tatapan penuh kebencian?” gumam Syakila.Tata dan Pak Adit berjalan ke arah Kasyaf dan Syakila untuk memberi selamat atas pertunangannya.“Selamat Mas Kasyaf, semoga lancar sampai hari pernikahan nanti,” ucap Pak Adit tulus. Kasyaf memang sudah lama mengenal laki-laki yang menjadi klien sang papa itu, tidak menyangka saja laki-lali yang seusia papanya itu menjalin hubungan dengan Tata. Kasyaf yakin, Tata hanya simpanan Pak Adit, karena laki-laki itu sudah beristri. Hal itu hanya membuat hati Kasyaf miris juga semakin illfeel melihat kehidupan sang mantan istri. “Aamiin ... terima kasih, Om,” ucap Kasyaf berusaha tenang dengan mengembangkan senyumnya. Sedangkan Syakila hany

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status