Share

Bab 7 : Sepandai-pandai Tupai Meloncat, Sekali Gawal (Terjatuh) Juga

“Jadi gitu…” respon Maya sembari memegang dagunya.

“Aku sepakat sama temen Kak Sunam. Kayak-kayaknya Patih Janu itu tukang jebak. Dia kelihatan ngotot banget,” tegas Bima.

Hutan dipenuhi suara kicauan burung dan desis dedaunan yang bergesekan terkena angin. Naya, Bima, dan Sunam masih duduk di atas rumput dengan santai, mengelilingi bekas tempat tumbuhnya tanaman merambat dari Batu Akik sebagai uji coba.

“Semua masih duga-duga, Bim. Yang terpenting sekarang aku harus segera mencari cara untuk menyembuhkan Ratu Sharma, kalau tidak bisa terjadi kekacauan,” timpal Sunam.

Naya yang sedari tadi mendengarkan dengan cermat pun melayangkan pertanyaan, “Aku yang masih nggak paham adalah.. Kenapa harus pakai Kapita-ku? Atau ayahku?”

Sunam hanya bisa menghela nafas, menggeleng-gelengkan kepala. “Masih banyak misteri, Nay. Ratu Sharma tidak sempat menjelaskan alasannya. Rasanya setahun kemarin aku tak ada kemajuan, kecuali tentang keberadaan Batu Akik. Aku sudah coba mengotak-atik kompas
Andara Neena

Halo, salam kenal readers! Namaku Andara Neena, panggil aja Neena. Maaf bangeeeeet jarak upload Bab 6 ke Bab 7 jauh banget, karena lada kesibukan selain bantuin vaksinasi massal di kerjaan utama. Moga dimaklumin yeee Novel ini aku dedikasikan buat Neena kecil yang udah membuat draft pertamanya tapi belum pernah kesampaian untuk bisa jadi sebuah novel beneran. Novel fantasi yang dunianya pingin kumasukin juga, terus berpetualang bareng sama Naya XD. Ini novel pertama sih, makanya jangan berharap kayak Tere Liye apalagi J.K. Rowling, tapi harapannya bisa menghibur dan memberi hikmah buat readers semua. Karena perjalanan masih panjang, selamat menikmati! ;)

| Like
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status