Kiara yang wajahnya memerah itu tak mampu menatap Keith yang kini sudah menutup pintu apartemennya dan berjalan mendekat ke arahnya.
"Sudah makan Kiara?" suara Keith mengalun masuk ke telinganya. Membayangi kembali di otaknya, tentang suara serak yang berujar cinta padanya dan hal itu membuat wajah Kiara merona.
"Aku su-sudah makan" Kiara menjawab dengan canggung. Ia merasakan sofa di sisinya sedikit bergoyang yang ia tau Keith duduk di sebelahnya. Namun Kiara tak mau menatap Keith di saat wajahnya memerah begini.
Terlalu lama keduanya terdiam dan membuat Kiara tak nyaman, gadis itu segera putar otak untuk berbicara pada Keith agar suasana canggung ini tak berangsur lama.
"Keith ... Aku mau pulang" ketika Kiara menatap Keith dan lansung bicara, betapa terkejutnya dia saat Keith ternyata tengah memandangnya dengan senyum lebar di bibir.
"A-aaku--" Kiara tak bisa lagi berkata saat Keith mendekatkan wajah padanya, dia sampai harus memejamkan mata
Tiba di hari yang dijadwalkan.Ya, pernikahan Kiara juga Keith.Semalaman Kiara sudah menangis hingga kedua matanya bengkak. Dirinya masih dalam perasaan labilnya karena tak siap untuk hari esok.Mamahnya bahkan harus mengkompres matanya agar tidak bengkak.Bahkan sudah sejak pagi buta rumah Kiara sangat ramai karena banyak orang-orang panggilan Keith yang mengatur pesta serta untuk merias dirinya datang.Pesan dari Keith juga sering sekali memenuhi ponselnya yang terus menanyakan kesiapannya dan mengatakan bahwa sebentar lagi mereka akan menjadi suami istri.Kiara tak bisa memasang raut senangnya, dia tertekan dan berbicara pada Mamahnya pun percuma.Wanita itu hanya mengatakan bahwa ia akan bahagia bila menikah dengan Keith dan tak memikirkan risiko serta ketidaknyamanan dia saat nanti datang ke sekolah dan bertemu Keith.Atau rasa bersalahnya pada teman-temannya karena Kiara harus menyembunyikan hal ini dari mereka.S
"Keith" Panggilan lembut itu mengundang Keith serta Kiara memandang ke asal suara.Di hadapan mereka berdiri sesosok wanita cantik dengan gaun berwarna merah muda dan riasannya yang tipis namun Kiara mau mengakui bahwa wanita ini begitu cantik."Keith ... Gaun ini, gaun yang kamu belikan padaku minggu lalu. Aku memakainya di saat pernikahanmu, aku tidak tau mengapa kamu sangat menyukai wanita memakai gaun berwarna merah muda"Kiara menegang sejenak mendengar ucapan si wanita pada Keith, namun apa yang wanita itu katakan mengingatkan dia mengenai gaun yang pernah Keith belikan untuknya. Keith memang hanya membelikan ia gaun berwarna merah muda.Apakah Keith menyukai warna itu?"Ahh, Jane. Terimakasih sudah datang, sebelumnya kamu belum pernah bertemu dengan istriku kan?" Keith tak menyahuti ucapan wanita bernama Jane yang berdiri di depannya itu. Tangan Keith justru menarik Kiara dan meletakan tanganya di pinggang Kiara
Kiara bertahan sangat lama di dalam kamar mandi. Dia baru saja selesai mandi dan lagi suara Keith di luar sana tak sama sekali ia dengar.Keith juga tak menyuruhnya cepat keluar.Kiara memberanikan dirinya untuk mengintip melalui pintu kamar mandi yang ia buka sedikit. Dan betapa leganya ia melihat tak ada sosok Keith di dalam kamar. Kiara perlahan menarik kopernya yang ia bawa ke dalam kamar mandi keluar dan meletakannya di samping sofa.Keith memang tak ada di kamar, entah pergi kemana pria itu Namun hal itu juga membuat Kiara merasa lega sejenak.Kiara duduk di atas ranjang hotel dan menyalakan ponselnya yang seharian ini ia matikan.Kiara mendapat banyak sekali pesan dan telepon dari teman-temannya yang menanyakan dimana dia saat ini.Kiara membuka obrolan grup di ponselnya yang tengah sibuk mencari dirinya itu.Satria bucinnya Aura:'Kiara dimana l
Lagi?!Kiara kembali merasakan lagi rasa yang sangat gatal dan nikmat di pusat tubuhnya.Kedua matanya sangat sulit terbuka karena masih sangat mengantuk, namun Kiara bisa merasakan ada seseorang yang meremas payudaranya dan mencium lembut bibirnya.Ini sama seperti mimpinya beberapa waktu lalu."Kiara, kamu yakin mau menunda hal ini sampai minggu depan?"bisikan lirih di telinganya itu Kiara jawab dengan erangan pelan.Dengan perlahan Kiara membuka kedua matanya dan memfokuskan pandangan di hadapannya."Sudah bangun istriku?" suara serak yang berada di hadapannya itu membuat kedua mata Kiara lansung terbuka dengan lebar.Di atas tubuhnya ada sosok Keith yang bertelanjang dada tengah memperhatikannya dengan senyum manisnya.Kiara masih berusaha mengumpulkan kesadarannya, sampai ia sadar sepenuhnya saat merasakan remasan pelan di payudaranya. Barulah ia sadar terhadap apa yang Keith lakukan."Kyaaa!!!!" Kiar
"Nih, orang sibuk baru datang"Kiara memberikan senyuman lebarnya pada teman-temannya yang sudah berkumpul di mejanya dengan Fia itu."Kenapasih manyun terus tuh bibir" Kiara mencolek pipi Fia yang merajuk padanya karena Kiara mengacuhkan pesan gadis itu.Ya, bagaimana bisa Kiara memegang ponsel jika ada Keith di dekatnya.Pria itu selalu mengganggunya dengan godaan kecil atau mengajak Kiara untuk pergi jalan-jalan meski hanya sebatas berbelanja isi kulkas dan makanan ringan kesukaan Kiara.Keith bahkan meminta pada Kiara untuk mengambil liburan, karena Keith mau membeli tiket bulan madu mereka.Namun Kiara berusaha menolak dan memberikan alasan pada Keith, ia tidak bisa bolos begitu saja, karena dia baru naik kelas 11 dan jika ia berlibur di awal semester ia akan banyak ketinggalan materi.Keith mencoba mengerti dan Kiara tak bisa menolak Keith yang meminta liburan semester Kiara untuk mereka gunakan liburan dan berbulan madu.
Tubuh kiara sangat kaku dan tegang karena kehadiran sosok di depan sana.Bahkan kini warna di wajah Kiara surut seketika meninggalkan pucat di sana."Kia, kenapa ada Pak Keith di rumah lo?" pertanyaan Gema yang ada di belakangnya mampu membuat lutut Kiara lemas.Ya, yang ada di sofa sana adalah Keith, orang yang telah resmi menjadi suaminya sejak kemarin."Kiara lo gapapa? Wajah lo pucat banget" Bima yang masih merangkulnya itu mengusap wajah dan kening Kiara.Dan apa yang dilakukan Bima mencipta sorot tajam serta mematikan dari pandangan Keith yang rahangnya sudah mengeras mengarah padanya.Kiara yang tak
Belum menghabiskan makanannya, Keith sudah bangkit dari kursi makannya untuk menjawab telepon yang masuk ke ponselnya.Dan kepergian Keith mencipta desahan lega yang terdengar dari bibir teman-teman Kiara.Andai ini bukan suasana mencengangkan bagi Kiara ia akan tertawa karena melihat wajah teman-temannya yang tertekan karena ada Keith Wilson di antara mereka."Kia, kayaknya habis ini kita mau pulang aja deh, mainnya besok lagi aja. Sumpah ya, makan satu meja sama Pak Keith buat gue tahan napas mulu, mau batuk aja gue susah!" celetuk Gema menyerukan kesulitannya.Dan apa yang Gema katakan itu disetujui oleh Fia serta Aura.Kiara juga berpikir begitu, lebih baik teman-temannya pulang dulu. Karena ia tau setelah ini ia harus menerima omelan serta hukuman yang akan Keith beri padanya.Tak perlu tanya bagaimana Kiara tau ia akan dihukum. Melihat dari wajah Keith sudah menjawab semuanya.Kiara kemudian melihat Bima dan Satria yang masih ma
21+Di atas ranjang yang terdapat dua tubuh itu saling menindih dengan bibir yang menempel saling mencecap dan melumat.Keith yang berada di atas tubuh Kiara itu terus menyerang bibir Kiara dengan ciumannya.Setelah tadi keduanya saling bersitegang atas kecemburuan Keith, pria itu membawa Kiara rebah ke atas ranjang dan mulai meliarkan ciumannya pada bibir serta leher Kiara.Sementara Kiara yang memilih pasrah hanya diam dan menerima serbuan bibir Keith pada kulit telanjangnya.Sampai ia merasakan tangan Keith yang bergerak meremas dadanya barulah Kiara mendorong dada pria itu menjauh.Hal tersebut mencipta pandangan bertanya Keith. Dan merasa tak senang akan penolakan yang Kiara lakukan."Kita sepakat untuk menunda sampai minggu depan" cicit Kiara pelan yang kembali pada mode pemalu serta takut-takutnya di hadapan Keith.Dan Keith sendiri yang sudah tersiksa akan gairah hanya bisa pasrah, ia mengacak kesal ram