/ Romansa / Possessive crazy mafia / Chapter 5:Curhatan

공유

Chapter 5:Curhatan

작가: Megumisora
last update 최신 업데이트: 2025-05-05 22:47:05

Sebuah duri menggores jari Yuta yang sejak tadi melamun. Bahkan sahabatnya hanya bisa menggelengkan kepala melihat tingkah laku Yuta yang tak seperti biasanya. Ia sempat menghilang beberapa hari tanpa kabar, lalu tiba-tiba muncul dari dalam mobil mewah.

Geisha, sahabatnya, tak mengucapkan sepatah kata pun. Wajah Yuta berbeda. Ia lebih sering melamun dan tidak menggubris ucapan pelanggan. Ia hanya sibuk merangkai bunga, tidak menyadari bahwa duri telah melukai jarinya.

“Hei, mau sampai kapan kamu melamun seperti itu?” ucap Geisha dengan wajah kesal.

“Ah, aku lupa membersihkan durinya,” jawab Yuta santai.

“Istirahatlah. Sepertinya kamu tidak konsentrasi sejak tadi. Kalau seperti ini terus, kamu bisa merugikan toko bunga ini,” protes Geisha.

“Hahaha, toko bungaku tidak akan pernah rugi.”

“Ah, akhirnya kamu ingat kalau toko ini milikmu. Jadi berhenti melamun dan ceritakan semua kegundahanmu itu.”

“Aku bertemu mantanku kembali...” ucap Yuta dengan wajah sendu.

Hal itu membuat Geisha terkejut. Ia belum pernah melihat ekspresi sahabatnya seperti ini sebelumnya. Ke mana perginya jiwa dingin seorang Yuta? Apakah kehadiran mantan itu membawa kembali drama dalam hidup sahabatnya yang selama ini sudah cukup tenang?

“Kamu baru bilang sekarang kalau kamu punya mantan. Kukira kamu jomblo karatan!” celetuk Geisha, yang langsung mendapat timpukan bunga dari Yuta. Tapi wanita itu malah cengengesan, seolah tak melakukan kesalahan apa pun.

“Kamu tahu, banyak pria yang mengantri,” ujar Yuta.

“Aku tahu. Tapi kamu seperti manusia yang hanya jatuh cinta pada bunga. Bukankah kamu punya kelainan?”

“Sialan, aku masih normal. Hanya saja... aku tidak ingin lagi menjalin hubungan,” ujar Yuta sambil duduk di kursi dekat jendela. Ia menyandarkan punggungnya, sementara Geisha mendekat dan duduk di hadapannya, memperhatikan setiap ekspresi sahabatnya itu.

“Apakah mantanmu pernah mengecewakanmu?”

“Come on, Geisha... kamu tahu alasanku memilih hidup seperti ini.”

“Apa? Balas dendam? Kamu nggak lelah dengan semua itu?” tanya Geisha, membuat Yuta memandang ke luar toko. Orang-orang berlalu-lalang di depan tokonya. Letaknya memang strategis, di tengah kota Roma.

“Kamu tidak lupa kalau Yuta Rica Shiketsu sudah meninggal beberapa tahun lalu dalam kebakaran yang membakar seluruh kediaman keluarga Shiketsu. Sejak itu, aku hanya seorang agen rahasia tanpa latar belakang. Yuta sekarang hanyalah bayang-bayang. Jadi... apa alasanku untuk tidak menyelesaikan penyesalan hidupku?” ucap Yuta, matanya memerah menahan air mata. Kesedihan dan amarah berkecamuk dalam dirinya.

“Tapi Yuta—”

“Tidak ada lagi alasan, Geisha. Aku tidak bisa kembali menjadi Yuta yang dulu. Aku juga tidak bisa bersama pria itu...” ucapnya lirih. Hanya kepada Geisha, Yuta bisa menceritakan keresahan yang ia simpan selama ini.

“Yuta, pria itu pasti akan membantumu.”

“Aku tidak butuh bantuan siapa pun, Geisha. Karena semua itu hanya akan berakhir dengan kekecewaan.”

Ia teringat pada misi pertamanya sebagai agen. Saat itu ia ditusuk oleh orang yang selama ini ia percaya. Ternyata, orang itu adalah bagian dari kehancuran dunia—orang yang sudah dianggapnya sebagai keluarga.

“Aku tidak ingin lagi terluka oleh perasaan bahagia yang cuma sesaat...” ucap Yuta sebelum pergi, meninggalkan Geisha sendirian. Wanita itu terdiam, tak menyangka betapa dalam luka yang disimpan sahabatnya.

“Yuta... waktu akan bercerita tentang takdir kita. Seberapa pun kamu menolaknya... kamu tahu hatimu tak pernah berubah. Dan kamu butuh pertolongan. Aku hanya berharap... pria itu adalah tempatmu bersandar setelah semua ini.” gumam Geisha lirih.

Yuta melangkah menjauh dari toko bunga. Ia butuh angin segar untuk menenangkan pikirannya. Rasanya ia lelah.

“Aku rindu kalian. Kenapa kalian meninggalkanku begitu saja? Harusnya... aku ikut bersama kalian... agar aku tidak sendirian...” bisiknya pelan, hingga ia menyadari sesuatu.

Ada seseorang yang mengikutinya. Ia yakin, itu bukan orang suruhan Gio. Di saat yang sama, ponselnya berdering. Nama di layar membuatnya langsung menjawab.

“Halo?”

“Yuta, mereka ada di sekitarmu. Kamu harus mencari tem—”

“Kamu kira aku wanita lemah? Aku lebih tahu cara menyelesaikan ini semua,” potong Yuta, lalu memutuskan sambungan. Ia melangkah biasa, pura-pura tak sadar sedang dibuntuti. Ia menyelinap ke kerumunan orang untuk mengaburkan keberadaannya, lalu masuk ke gang sempit di antara bangunan.

Beberapa pria berseragam gelap mengikutinya masuk ke gang. Tanpa pikir panjang, Yuta langsung membekuk mereka satu per satu. Salah satu ponsel mereka berdering. Yuta mengangkatnya.

“Kamu tidak seharusnya meremehkan orang lain,” ucapnya dingin.

Pria di ujung sana terkejut mendengar suara targetnya sendiri yang mengangkat panggilan.

“Kamu memang wanita yang menarik. Apa itu yang membuat sang ketua Black Devil tertarik padamu?” ucap pria itu.

“Apa rencanamu?”

“Hanya ingin bermain denganmu, nona Yuta Rica Shiketsu. Apa orang-orang akan terkejut jika tahu sang pewaris keluarga Shiketsu masih hidup?”

“Berhenti ikut campur. Kamu akan mendapatkan balasannya.”

“Sangat menarik... tapi tidak seharusnya kamu membanggakan dirimu—”

DOR!

Sebuah tembakan meletus. Seseorang yang baru datang langsung terkejut saat melihat kondisi Yuta yang kini terjatuh, perutnya tertembak. Rahangnya mengeras, matanya liar.

“Sial... aku lengah...” gumam Yuta, menahan darah yang mengalir dari luka tembak di perutnya.

“Yuta!” teriak pria itu.

“Hei... kamu datang telat lagi...”

“Maaf...”

“Tenang... ini cuma luka kecil. Aku tidak mudah mati,” ucap Yuta dengan senyum tipis.

Pria itu segera mengangkat tubuh Yuta dan membawanya ke dalam mobil. Ia memerintahkan bawahannya untuk menangkap semua pria yang menyerang Yuta. Ia tak akan membiarkan mereka hidup tenang.

“Aku tidak selemah dulu, Gio...” ujar Yuta sambil meringis.

“Diamlah,” ucap Gio tegas.

“Aku memakai alat pelindung, bodoh. Aku tidak mungkin menyerahkan nyawaku untuk hal seperti itu,” protes Yuta.

Gio terkejut. Wanita itu menipunya. Tapi di balik amarahnya, ada kelegaan: Yuta masih hidup. Masih bertahan.

이 책을 계속 무료로 읽어보세요.
QR 코드를 스캔하여 앱을 다운로드하세요

최신 챕터

  • Possessive crazy mafia   Chapter 22: Kematian

    Seorang pria masuk ke dalam sebuah kamar dengan membawa nampan berisi makanan untuk wanitanya. Dia menyimpan nampan itu di meja samping tempat tidurnya. Dia tersenyum pada wanita yang sekarang terduduk di tempat tidurnya. Kakinya terpasuk pada salah satu tiang tempat tidur. "Kamu belum makan ?""aku tidak membutuhkannya.""Kamu tetap harus makan, badanmu sudah sangat kurus. Kamu akan mati jika tidak makan.""Aku lebih baik mati, aktifkan saja racun ini.""aku tidak akan melakukan hal itu.""lalu apa yang kamu inginkan padaku.""menikahimu.""Aku tidak sudi."Pria itu membuang nafas kasar, dia mendekati tubuh wanita itu. Tentu saja yuta langsung mendorong pria itu tapi tenaganya tak sekuat biasannya. Karena cairan yang disuntikan oleh pria itu. Tubuhnnya menjadi sedikit kaku. "apakah kamu aku menyentuh tubuhmu agar kamu diam." "Berhenti aku mohon.""hahahaha, kamu menolakku."ucap pria itu malah dan tanpa memperdulikan air mata yang sudah jatuh. Pria itu mencium kasar yuta dengan kas

  • Possessive crazy mafia   Chapter 21: Penculikan

    Sekarang mereka bertiga sudah berkumpul di ruangan keluarga rumah Gio. Yuta sudah duduk di samping kekasihnya. Mereka akan membicarakan hal penting. Selain itu juga yuta penasaran bagaimana kakaknya bisa berhubungan baik dengan kekasihnya. Satu hal yang dirinya tahu kakaknya menyembunyikan identitas dan memastikan tidak lagi berinteraksi dengan orang -orang yang dulu pernah dekat dengan keluargannya. Agar musuh mereka tidak menyadari keberadaan kakaknya itu. "Jadi semuanya sudah berjalan seperti rencananmu tuan Giovandro?" tanya kakak yuta. "Tentu saja tuan muda Vierth atau aku perlu memanggilmu Tuan muda Yuto. " ucap Gio dengan senyum tipis muncul di wajahnya. "Kamu bisa memanggil namaku sesukamu saja. Tuan Giovandro. Kita sudah tidak memiliki waktu lama lagi. Benda itu harus segera dikeluarkan dari tubuh adikku. Kamu benda itu seperti bom waktu pada tubuh adikku. Benda itu memang tidak aktif bila tidak dekat dengan sang pemiliknya. Tapi benda itu akan secara otomatis aktif bila 5

  • Possessive crazy mafia   Chapter 20 : Hadiah terindah

    Yuta memilih menatap keluar mobil dari jendela di sampingnya. Banyak hal yang menghinggapi otak kecilnya. Dia tahu keberadaanya selalu mendatangkan bahaya bagi orang terdekatnya. Walaupun kejadian beberapa saat lalu karena rencana yang dilakukan pria di sampingnya. Tapi dia yakin ini semua hanya awal dari penyerangan dari orang itu. Apakah dia tidak boleh merasakan kebahagian dengan orang terkasihnya. Sebuah elusan di kepalanya menyadarkan lamunan yuta. Dia menatap pemilik tangan itu dengan tatapan sendu. Sebuah senyuman hangat dari pria itu padanya. Gio tahu kalau kekasihnya sedang memikirkan kejadian beberapa saat lalu. Dia tarik tubuh wanitanya ke dalam dekapannya. "Tidak perlu kamu pikirkan kejadian beberapa saat lalu, aku pastikan dia akan mendapatkan ganjarannya dan kita bisa menikmati hidup kita seperti dulu." ucap Gio dengan diakhir sebuah kecupan pada puncak kepala yuta. Tanpa sadar air mata jatuh dari matanya. Pertahannya hancur saat itu juga saat ingat dia tidak lagi send

  • Possessive crazy mafia   Chapter 19 : Penyerangan

    Yuta terbangun dari tidur saat mendengar suara tembakan. Dia segera mengambil pistol yang sengaja dirinya sembunyikan di bawah bantalnya. Dia menyandarkan tubuhnya pada pintu dan mendengarkan suara dari luar. Tembakan yang terus terjadi bersama sejumlah langkah kaki yang terus mendekat. Rasa takut kembali menghinggapinya, ingata-ingatan masa lalu mulai menghinggapinya. Hari dimana kediamannya diserang oleh suruhan pria itu. Wanita itu sudah bersiap bila salah satu musuh masuk ke kamarnya. Pintu itu terbuka dan pistol itu tepat mengarah pada dahi pria yang masuk itu. Yuta terkejut saat melihat sosok Gio yang berlumuran darah. Bersamaan itu suara tembakan terhenti. Wanita itu masih terkejut dengan penampilan pria itu. Sedangkan Gio langsung menarik tangan kekasihnya keluar dari kamar tidurnya. Tapi langkahnnya terhenti beberapa saat setelah mengamati penampilan kekasihnya. Pria itu kembali menarik tubuh yuta ke dalam kamar. Yuta masih mencoba memahami kejadian yang terjadi beberapa wa

  • Possessive crazy mafia   Chapter 18 : Pesan

    Gio melepaskan ciumannya, yuta masih terdiam. Dia tidak menyangkan kejadian itu belangsung dengan begitu cepat. Tidak sampai situ saja keterkejutannya. Tubuhnya tiba-tiba melayang dan pria itu meletakkannya pada mejannya. Beberapa barang di meja itu berjatuhan. Pria itu melanjutkan kegiatannya kembali yang sempat terhenti. Hal itu membuat yuta terkejut untuk kesekian kali. Dia mencoba melepaskan ciuman itu dengan memukul dada pria itu. Tapi tidak diperdulikan oleh Gio. Tenaga yuta hanya seperti elusan untuknnya, dia lebih menikmati momen keduannya. wanitanya memang selalu manis dan indah yang tak akan dirinya biarkan lepaskan. Meskipun itu harus mempertaruhkan nyawanya."Berhenti menatapku seperti itu ?""Maaf baby, aku terlalu kesal mengingat seseorang dengan berani menandaimu."Yuta menghempaskan tangan gio saat akan kembali menyentuh lukannya. Dia menatap tajam pria di depannya. "Bukankah aku sudah memberi tahu sejak awal. Kita tidak akan bisa seperti dulu. aku bukan lagi yuta yan

  • Possessive crazy mafia   Chapter 17 : Lepas

    Yuta langsung membuka dokumen yang dicurinya. Sebuah photo-photo bukti pembakaran kediaman rumahnya. Senyuman tipis muncul di wajahnya. Hanya tersisa satu langkah lagi untuk menghancurkan mereka semua. Dia pastikan mereka akan merasakan penderitaan yang dirasakan keluargannya. Dokumen ini sangat berguna untuk memancing sang singa keluar dari kandang. "Mari kita lihat siapa yang akhirnya kalah." gumam yuta setelah menyimpan dokumen di tempat yang menurutnya aman. Setelah itu dia melangkah menuju kamar mandi.Bersamaan itu pintu kamar yuta terbuka, seorang pria masuk dan mengambil dokumen yang di simpan yuta. Setelah menemukannya dia membawa dokumen itu. Sebelumnya dia menyimpan dokumen dengan warna map yang sama. Dia tersenyum saat mendengar senandung dari dalam kamar mandi. Dia langsung keluar dari kamar itu tanpa meninggalkan suara.Yuta keluar dari kamar mandi dengan keadaan segar. Tangannya memegang handuk sambil menggosok rambut panjangnya. Kakinya melangkah menuju meja rias. Dia

더보기
좋은 소설을 무료로 찾아 읽어보세요
GoodNovel 앱에서 수많은 인기 소설을 무료로 즐기세요! 마음에 드는 책을 다운로드하고, 언제 어디서나 편하게 읽을 수 있습니다
앱에서 책을 무료로 읽어보세요
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status