Share

Bab 7 : Pekerjaan pertama

Seminggu telah berlalu sejak kejadian malam itu. Kamal yang dirawat di rumah sakit sudah baikkan dan esok sudah bisa pulang. Para preman yang menyerang mereka kemarin juga sudah ditangkap polisi dan dijebloskan ke penjara.

Pagi itu, Amat pergi ke kantin rumah sakit untuk sarapan. Dia memesan Soto Banjar kesukaannya dan segelas kopi. Setelah selesai makan, Amat duduk santai sambil menunggu seseorang. Tak lama berselang orang yang ditunggunya tiba. Setelah membayar makanannya, Amat pergi bersama orang itu memasuki sebuah mobil mewah. Didalam mobil itu, dia dipertemukan dengan seseorang yang memakai setelan Jas. Orang itu menyerahkan dua buah benda yang misterius kepada Amat. Setelah menerima itu, Amat dan orang yang membawanya masuk tadi keluar dari mobil itu dan bersama-sama pergi menaiki sebuah motor.

Kemudian, mereka berhenti pada sebuah rumah yang cukup besar. Amat turun dan memasuki rumah itu, secara diam-diam. Setelah sepuluh menit berlalu, Amat keluar dari rumah itu dan menghampiri temannya yang telah menunggunya di sebuah taman. Kemudian, mereka pergi entah ke mana?.

Sementara itu, Irwan datang untuk menjenguk Kamal di ruangannya. Dia bertanya kepada Kamal, ke mana Amat sekarang?. Kamal hanya menjawab, mungkin dia sedang sarapan di luar. Tanpa rasa curiga, Irwan tetap menunggu Amat di ruangan Kamal.

Tak lama berselang, Amat kembali ke ruangan Kamal. Dia membawa beberapa makanan untuk mereka. Amat juga merasa senang melihat kedatangan sahabat barunya itu. Mereka berpelukan dan saling menanyakan kabar satu sama lain. Mereka mengobrol sambil menikmati makanan yang dibawa Amat tadi. Namun, di sini Kamal sedikit merasa aneh melihat pakaian yang digunakan oleh Amat. Karena seingatnya, saat Amat pergi tadi, dia tidak menggunakan pakaian itu. Dan pakaian yang sekarang Amat gunakan juga terlihat baru, tetapi karena tidak ingin mengganggu obrolan mereka, Kamal memilih diam saja.

Ketika mereka bertiga asik mengobrol, mata mereka teralihkan oleh sebuah berita terbaru di televisi. Berita itu berisi tentang penusukkan salah satu Calon Wali Kota oleh orang misterius. Dari keterangan saksi mata, orang yang menusuk majikkannya itu berpakaian serba hitam dan menggunakan sebuah topeng. Dari TKP polisi juga menemukan sebuah pisau dapur dan beberapa dokumen. Dan saat ini korban dan saksi mata sedang dilarikan ke rumah sakit. Korban mengalami luka yang sangat parah dengan beberapa luka tusukkan di badannya. Sedangkan, dua orang saksi mata mengalami luka patah tulang. Dan kasus ini ditangani langsung oleh Kepolisian Daerah.

Berita itu cukup mengagetkan mereka semua. Apalagi, orang-orang yang mengenal korban, yang salah satunya adalah Irwan. Bagi Irwan, korban memang pantas mendapatkan itu semua. Karena selama ini, korban telah banyak merugikan orang lain.

Mendengar itu semua, Kamal bertanya, "Memangnya siapa dia sebenarnya?".

"Dia adalah M. Badaruddin atau yang lebih dikenal sebagai Udin Sangar, dia merupakan pimpinan preman di kota ini ... Dia telah melakukan banyak kejahatan dan mungkin, ini merupakan salah satu bentuk balas dendam mereka!" jawab Irwan sambil sedikit tersenyum.

Melihat ekspresi Irwan yang tampak tersenyum, Kamal bertanya, "Apakah ini ulahmu?".

Sambil menggelengkan kepalanya, Irwan menjawab, "Aku memang ada dendam dengannya, tetapi dia terlalu kuat untuku! Ditambah lagi para pengawal pribadinya yang selalu bersamanya."

"Kalau memang seperti itu, berarti orang yang menyerangnya sangat kuat, dong?" tanya Kamal kembali kepada Irwan sambil melirik Amat.

Sebelum Irwan menjawab, Amat juga bertanya, "Kalau memang dia memilik banyak anak buah berarti, anak buahnya akan mencari pelakunya tersebut, dong?".

Irwan menjawab, "Itu sudah pasti! Dan orang kuat itu menurutku tidak akan sanggup menghadapi banyaknya anak buahnya itu!".

Mereka berdua yang mendengarkan itu saling menatap satu sama lain.

Kemudian, Irwan melanjutkan ceritanya tentang sosok Udin Sangar.

Tak terasa, jam telah menunjukkan pukul 13.00. Amat meminta izin kepada mereka berdua untuk pergi sebentar, karena ada urusan yang harus dia selesaikan. Dan sekalian untuk membelikan mereka makan siang.

Kamal hanya mengangguk dan berkata "iya!" Sambil sedikit tersenyum.

Sedangkan, Irwan memberi kode kepada Amat agar membelikannya rokok.

Kemudian, Amat segera keluar dari rumah sakit itu. Dia berjalan menuju sebuah mobil yang terparkir di seberang rumah sakit itu. Orang yang berada didalam mobil itu kemudian, memberikan sebuah amplop uang yang terlihat cukup banyak.

Dan tak lupa dia berkata "Terima kasih! Semuanya berjalan sesuai rencana."

Setelah itu, mobil tersebut langsung pergi meninggalkan Amat sendirian. Ketika, Amat ingin membuka amplop itu, dia merasakan seperti ada seseorang yang sedang memperhatikannya. Oleh sebab itu, dia mengurungkan niatnya untuk membukanya. Dia langsung bergegas pergi ke warung untuk membeli tiga bungkus nasi beserta air minumnya dan dua bungkus rokok Gudang Garam.

Setelah membayar semuanya, Amat bergegas menuju ruangan Kamal. Di ruangan itu, dia hanya menemukan Kamal yang tertidur lelap. Sedangkan, Irwan sedang tidak ada di sana. Kemudian, dia keluar untuk mencari Irwan, tetapi dia tidak menemukannya. Dia kembali lagi ke ruangan Kamal dan melihat Kamal sudah terbangun. Amat mengajak Kamal untuk makan siang dan menanyakan keberadaan Irwan. Sambil terus mengunyah makanannya, Kamal mengatakan bahwa Irwan tadi meminta izin untuk ke toilet. Amat tampak sedikit bingung mendengar itu semua.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status