"Apaaaahhhh, jadi Lo udah nikah?" Teriak seorang pria bernama Radit yang merupakan sahabat baik Devan.
"Huuussstt bisa pelan-pelan gak sih?" tegur Devan"Ya sorry, habisnya gue itu kaget banget denger lo udah nikah! bahkan sama calon istri adik Lo sendiri. Kok bisa sih?""Ceritanya panjang, tapi yang jelas Rifaldi itu terpaksa nikahin perempuan lain yang lagi hamil anaknya dia. Makanya ujung-ujungnya gue juga yang kena!""Tapi kenapa kok Lo bisa mau sih gantiin adik Lo buat nikahin tuh cewek?" Pasti karena dia cantik kan!"ujar Radit."Itu semua gue lakukan demi Oma, kalau bukan Oma yang minta udah pasti gue gak mau nikah sama cewek yang gak gue kenal!""Ya tapi sekarang Lo udah kenalkan sama istri Lo itu?""Gue gak tahu pernikahan ini akan bertahan sampai kapan! tapi gadis itu memang baik banget dan gue takut pernikahan ini bikin dia jadi menderita dan gak bahagia!" ungkap Devan."Lo yakin karena itu?" tanya Radit. "Bukan karena Lo masih memendam rasa sakit Lo dulu dan membuat Lo gak mau mengenal lagi yang namanya cinta!""Gue sih berharap Lo berhenti berpikir seperti itu, karena gak semua cewek tuh kayak sheril Dev!" sahut Radit."Siapa tahu cewek ini memang di takdirkan buat Lo!" buktinya aja Lo tiba-tiba saja menikah bahkan Lo belum pernah ketemu sebelumnya sama cewek itu!""Nyesel yah gue cerita sama Lo, pake segala ceramahin gue lagi!" Lo sendiri aja jomblo terus!" Gerutu DevanEntah kenapa sikap dingin Devan ini tidak pernah nampak saat sedang bersama dengan sahabatnya. Mungkin karena Radit ini salah satu orang yang sangat dekat dengan Devan sehingga Devan lebih senang berbagi cerita dengan Radit di bandingkan keluarganya."Ehh tapi kapan-kapan ajak gue dong buat di kenalin ke istri Lo itu!" ujar Radit "Gue kan pengen tau tuh cewek kayak gimana!""Buat apa sih dit? udah lah gak usah nanti Lo naksir lagi!"sahut Devan."Nah kan berarti benar dong dugaan gue kalau istri Lo itu cantik, ternyata pintar juga yah adek Lo cari cewek. Harusnya gue itu ngucapin terima kasih sama adek Lo!""Buat apaan?" Tanya Devan.Radit menghela nafasnya panjang "Ya karena dia udah ngasih calon istrinya buat Lo nikahin! ujarnya "kalau bukan karena dia mungkin Lo saat ini masih jomblo sama kayak gue!"Mendengar ucapan sahabatnya itu Devan hanya tersenyum saja sambil menggelengkan kepala. Kenapa dia bisa punya sahabat seperti Radit.Sementara itu Melati juga tengah sibuk berbincang dengan sahabatnya lewat telpon."Hallo Linda!"Linda pun mengangkat telponnya yang membuat Melati tersenyum "Hallo melati, kamu baik - baik saja kan?" Sahut Linda yang ada di balik telpon itu."Alhamdulillah aku baik kok, kamu sendiri gimana? Aku kangen banget sama kamu Lin makanya aku telpon kamu!" ungkap Melati. "Tapi kamu gak lagi sibuk kan?""Syukur lah kalau kamu baik-baik saja disana, aku juga disini baik kok! Ya jelas gak ganggu lah karena kan sekarang ini aku udah berhenti kerja!""Loh kenapa?" Tanya Melati yang nampak bingung."Aku udah gak betah kerja disana! ujar Linda mengeluh. "Rencananya aku tuh mau cari kerja di tempat baru saja yang gajinya lebih besar dan pastinya nyaman!""Aku doain semoga kamu bisa dapet kerjaan yang lebih baik lagi sesuai dengan harapan kamu!"" Aminnnn, oh Iyah gimana sama Rifaldi disana? Dia gak gangguin kamu kan? Istrinya juga gak gangguin kamu kan mel?" ucap Linda dengan banyak bertanyaan."Alhamdulillah engga kok! semua nya baik-baik saja Lin, lagian aku juga gak mau berurusan lagi dengan mas Rifaldi! ungkap Melati. "Aku mau fokus saja sama rumah tanggaku yang sekarang!""Bener banget, kamu harus buktikan kalau kamu itu sudah move on dari dia dan buat si Rifaldi itu nyesel seumur hidupnya!"sahut Linda yang masih emosi"Hussstt kamu gak boleh bicara seperti itu, aku juga yakin kok kalau sebenarnya mas Rifaldi itu pasti merasa menyesal tapi dia juga bingung sama keadaan yang lagi dia hadapi saat ini!""Ya itu karena kesalahan dia sendiri, sudah tahu dia itu punya kamu Mel. Masih saja berani main di belakang sama cewek lain! apalagi ceweknya itu temen deket dia sendirikan! sebel banget rasanya." gerutu Linda."Udah lah gak usah di bahas lagi, mending kita bahas yang lain saja!" pinta Melati yang mencoba mengalihkan pembicaraan."Iyah deh sorry, habisnya aku tuh masih kesel banget sama kejadian kemarin!" sahut Linda.Berbeda dengan Melati yang sudah mulai move on, Rifaldi malah sebaliknya dan mulai protes pada Papanya."Pah, aku boleh minta waktunya sebentar buat bicara sama papa!" ucap Rifaldi yang datang ke ruangan papanya"Ada apa Rifaldi?" tanya Pak Hardi "kamu mau bicara soal apa?""Ini soal kak Devan dan Melati pah!""Ada apa memangnya dengan mereka?""Pah, papa pastinya tahu kan kalau kak Devan dan Melati itu tidak saling mencintai! ujar Rifaldi "Lalu kenapa papa meminta kak Devan untuk menikahi Melati pah?"Pak Hardi mulai menatap Rifaldi dengan sangat serius dan mulai bicara "Apa kamu tidak sadar dengan pertanyaan kamu itu?" harusnya kamu berterima kasih pada kakak kamu! ujarnya "kalau bukan karena kakak kamu keluarga kita sudah menanggung malu. Semua ini tidak akan pernah terjadi kalau bukan karena kesalahan yang kamu lakukan Rifaldi!""Apa kamu tahu akibat dari kejadian kemarin itu hampir saja membuat satu keluarga hancur? kamu tidak memikirkan bagaimana perasaan Melati dan keluarganya yang harus di tinggalkan oleh mempelai pria di hari pernikahannya! ucap Pak Hardi dengan nada sedikit tinggi. "Bahkan kamu sendiri juga tahu kalau ayahnya melati sampai jatuh sakit atas kejadian ini! Karena takut anaknya menanggung malu dan takut tidak akan ada satu pria pun yang mau menikahi putri nya itu!""Tapi pah dengan menikah kan Melati dan kak devan itu hanya akan membuat mereka gak bahagia pah! karena aku tahu Melati pasti masih mencintai aku, dan begitu juga dengan aku. Aku sudah memutuskan akan bercerai dengan Sintia setelah anak itu lahir dan setelah itu aku akan menikahi Melati dan hidup bahagia dengannya!" ungkap Rifaldi tanpa rasa bersalah "Tapi Papa telah menghancurkan semuanya sebelum rencanaku ini berjalan!""Rifaldi!" teriak Pak Hardi yang mulai terpancing emosi "Apa kamu tidak bisa berpikir dengan jernih?" tanya nya sedikit membentak. "Kamu tidak bisa melakukan sesuatu sesuka kamu, memangnya kamu pikir Melati akan mau menerima kamu kembali! Papa rasa seandainya Melati dan kakakmu tidak menikah pun Papa yakin Melati juga tidak akan mau menerima kamu kembali!""Sekarang lebih baik kamu fokus saja pada pernikahanmu itu, jangan membuat semuanya tambah kacau!" Biarkan melati hidup bahagia bersama dengan kakakmu Devan, karena menurut Papa itu akan jauh lebih baik!" ujar Pak Hardi "Soal cinta atau tidaknya itu bukanlah masalah karena cinta bisa kapan saja tumbuh di antara mereka berdua seiring berjalannya waktu!" ucap tegas Pak Hardi.Mendengar ucapan dari Papanya membuat Rifaldi tidak bisa berkata apa-apa lagi, terlebih lagi dia harus menerima kenyataan bahwa papanya itu ingin dia melupakan Melati."Sebaiknya sekarang kamu kembali ke ruangan kamu dan bekerja seperti biasanya!" pinta Pak Hardi dengan tegas. "Papa tidak ingin membahas apapun lagi!""Iyah pah, maafin aku!" sahut Rifaldi lalu pergi.Keesokan harinya Rifaldi sudah berada di depan rumah Sintia, dia terlihat membawakan Sintia bunga dan juga buah-buahan untuk keluarganya. "Assalamualaikum Pak...!" sapa dia pada mertuanya yang kebetulan berada di depan. "Waalaikumsalam... nak Rifaldi pasti kesini untuk menemui Sintia bukan!" sahut pria paruh baya itu.."Iyah Pak, apa Sintia ada!" "Ada, ayoh kita masuk ke dalam!" "Mas Rifaldi, kamu kesini lagi? ada apa mas?" tanya Sintia. "Aku datang kesini untuk meminta kamu agar ikut pulang dengan aku ke rumah kita!" sahut pria itu. Sintia pun langsung memandangi wajah kedua orang tuanya. "Apa mas Rifaldi sudah yakin dengan keputusan ini, aku tidak mau kalau nantinya mas Rifaldi akan menyesal!" "Tentu saja aku sudah yakin, aku tidak akan menyesal sama sekali karena ini murni keinginan aku. Aku ingin kita bisa sama-sama seperti dulu lagi sintia, tolong berikan aku satu kesempatan untuk bisa menjaga dan mencintai kamu dan ikut membesarkan anak kita sama-sama!" ungkap Rifaldi de
"Bapa akan mencoba membantu kamu dan berbicara dengan Sintia mengenai ini, bapa akan memberikan pengertian pada dia. Jadi nak Rifaldi harus mau menunggu untuk itu!" ujar Pak Ridwan."Aku tidak masalah sama sekali pak jika harus menunggu Sintia begitu lama!" Baiklah, kalau begitu sebaiknya nak Rifaldi pulang dulu saja, besok pagi nak Rifaldi bisa datang kesini lagi dan kami akan memberikan keputusannya!" "Baik Pak, Terima kasih sebelumnya atas bantuannya Pak, Bu!" "Sama-sama nak Rifaldi, kalau untuk kebaikan pasti kami akan selalu mendukung. Iyah kan Pak!" ujar Bu Anis. "Iyah bu benar sekali!" sahut Pak Ridwan sambil tersenyum.."Kalau begitu saya pamit pulang dulu pak, besok pagi saya akan kesini lagi. Dan tolong sampaikan salam dari saya untuk Sintia!" "Assalamualaikum....!" ujar Rifaldi.."Waalaikumsalam...!" sahut Bu Anis dan Pak Ridwan..Setelah Rifaldi pulang, Bu Anis dan Pak Ridwan pun langsung mencoba untuk berbicara dengan Sintia. Tok tok tok"Sintia, buka dulu nak. Kami
Serangkaian acara pun mulai di lakukan, semua orang tampak sangat bahagia sekali. Kini acara itu dilanjutkan dengan melakukan siraman. "Dimana ayah dari calon bayinya? Mama suami kamu!" tanya seorang wanita paruh baya yang memimpin acara tersebut...Sontak semua orang pun terdiam dan saling menatap satu sama lainnya. "Apa acaranya tidak bisa dilanjutkan kalau tidak ada suami saya mbok!" tanya Sintia. "Memangnya suami kamu kemana? bukankah ini juga acara yang penting untuk dia!" "Saya ada disini!" sahut seorang pria yang tiba-tiba saja datang. Semua orang pun langsung dialihkan pandangnya, dan merasa terkejut saat tahu bahwa pria tersebut adalah Rifaldi..."Rifaldi pah!" ujar Bu Ranti pada suaminya. Rifaldi pun langsung berjalan ke arah Sintia..."Apa sekarang acaranya sudah bisa di mulai?" tanya pria itu membuat semua orang membisu."Tentu saja, kita bisa mulai siramannya sekarang!" Acara siraman tujuh bulanan pun langsung di lakukan... Setelah serangkaian acara selesai dan b
"Mas, Cindy.. ayoh kesini. aku sudah membuatkan minuman dan cemilan untuk kalian!" panggil Melati...Tak berselang lama Cindy dan Devan pun datang menghampiri Melati yang sudah berada di ruang makan. "Ya ampun kak, kenapa gak ngajak-ngajak aku sih. Aku kan bisa bantuin kakak!" ujar Cindy. "Engga apa-apa kok, ini kan bikinnya juga simple banget jadi kakak bisa sendiri!" sahut Melati.."Aku cobain yah, kelihatannya enak banget!" "Iyah boleh dong, ayoh di makan!" "Hmmm apapun yang dibuat oleh istri aku ini memang gak pernah gagal. Tangan kamu ini memang ajaib banget yah!" "Makasih yah mas, kamu itu selalu memuji aku!" "Kapan-kapan aku juga mau dong kak belajar masak, biar nanti tuh setelah aku punya suami aku bisa masakin suami aku makanan yang enak terus setiap hari. Terus dapet pujian deh dari dia, sama seperti kalian ini!" ungkap Cindy. "Boleh dong, kamu bisa datang kesini dan belajar kapan pun yang kamu mau. Kakak pasti akan selalu ngajarin kamu sampai kamu bisa!" sahut Melati
Setelah melakukan perjalanan yang cukup jauh akhirnya Melati, Devan dan Cindy pun sudah sampai di rumah baru mereka. Melati terlihat senang sekali dengan rumah baru yang akan ditinggalinya itu. Rumah yang terlihat sangat megah, dan halaman yang luas beserta taman membuat rumah itu terkesan mewah. "Gimana menurut kamu? apa kamu suka sama rumahnya!" tanya Devan. "Aku suka banget mas sama rumahnya, rumahnya bagus, mewah dan terlihat sangat nyaman!" sahut gadis itu. "Waw keren banget kak, ternyata kak Devan pintar juga yah milih desain rumah yang bagus!" puji Cindy. "Aku kayaknya bakalan sering nginep disini deh, apalagi letaknya juga tidak terlalu jauh dari kampus aku!" "Tentu saja boleh dong, kalau kamu mau tinggal disini juga tidak masalah sama sekali kok!" sahut Devan. "Iyah, kakak malah seneng banget karena nanti ada temennya!" "Ya udah yuk kita masuk ke dalam, pasti kamu sudah penasaran kan dengan isi rumah kita yang baru ini!" ajak Devan. "Iyah mas, aku memang sudah penas
Keesokan paginya terlihat Devan dan Melati sudah bersiap-siap untuk pindah rumah, semua orang pun merasa sedih akan kepindahan mereka berdua. "kenapa kalian berdua mendadak pindah pagi ini, bukankah akan pindahnya sore nanti!" Ujar Oma Laksmi.."Sebelumnya aku mau minta maaf Oma, karena secara mendadak aku dan Melati memutuskan untuk pindah pagi ini. Aku juga sudah bicara dengan papa dan meminta ijin untuk tidak masuk kantor dulu!" "Loh kak Devan sama kak Melati mau pindahan sekarang?" Tanya Cindy."Iyah Cindy!" Sahut singkat Melati.."Tapi kenapa? Bukannya kemarin bilangnya nanti sore yah!" "Tadinya memang begitu tapi kita jugakan harus beresin barang-barang kita nanti disana. Jadi pasti akan membutuhkan waktu yang cukup lama!" "Ya udah kalau gitu aku ikut kalian yah, aku bantuin kalian beres-beres disana gimana? Bolehkan?" "Boleh dong, malah kita senang banget karena ada yang bantuin. Iyah kan mas!" Devan pun menganggukkan sambil tersenyum ke arah Cindy. "Yess!" Ucap gadis it