Share

Tak Takut Apapun

Penulis: Nashwa Fazila
last update Terakhir Diperbarui: 2023-09-27 21:44:08

Semua orang sudah berkumpul di meja makan namun mereka belum memulai sarapan karena masih menunggu Sintia yang belum datang.

"Rifaldi, dimana istri kamu?" tanya Bu Ranti "Kenapa dia belum kesini juga?"

"Mungkin Sintia masih siap-siap mah, tapi aku sudah meminta dia untuk secepatnya menyusul" sahut Rifaldi.

"Kamu harus kasih tahu istri kamu itu untuk bisa bangun lebih awal, jangan samakan dengan kebiasaannya di rumah orangtuanya dulu. Karena sekarang dia sudah menikah!" tegur lagi Bu Ranti yang merasa kesal.

"Iyah mah!" jawab singkat Rifaldi tertegun.

"Sudah lah mah, mungkin Sintia itu sangat lelah karena kan kemarin mereka baru saja menikah!" ujar Pak Hardi yang mencoba membela Sintia. "Harap di maklumi saja terlebih lagi dia itu kan sedang hamil!"

"Selamat pagi semuanya! sapa Sintia yang baru saja datang.

"Selamat pagi Sintia!" jawab Pak Hardi. "Ayoh silahkan duduk!"

"Bagus lah kamu sudah datang, kalau tidak kami akan kelaparan menunggu kamu!" celetuk Bu Ranti yang memang sudah merasa jengkel.

"Maaf mah, maaf karena sudah membuat kalian menunggu!" sahut Sintia.

"Tidak apa-apa Sintia!" sahut Oma Laksmi. "Ayoh sekarang kita makan. Sarapan pagi ini sangat spesial karena melati yang memasak semua nya!"

"Jadi hari ini Melati yang memasak! pasti rasanya akan sangat enak sekali.Setidaknya dengan aku makan masakannya Melati bisa sedikit mengobati kekecewaanku!" ucap Rifaldi dalam hatinya.

Melati pun tersenyum tersipu malu "Semoga kalian semua suka yah sama makanan nya!"

"Hhhmmm Papa jadi penasaran, ya sudah langsung saja kita makan!" sahut pak Hardi.

Semua pun langsung mencicipi makanan yang melati masak dan mereka sangat terkejut dengan rasanya yang sangat enak.

Tidak disangka ternyata Melati pintar memasak.

Melati berusaha menjadi istri yang baik dengan membantu mengambilkan makanan untuk suaminya."Sini Mas biar aku ambilkan!" ujar Melati.

Devan pun hanya diam saja sambil memberikan piring miliknya itu.

"Terima kasih!" sahut Devan dengan ekspresi datarnya.

"Sama -sama mas!" Jawab melati sambil tersenyum.

"Ini enak sekali!" ucap Pak Hardi memuji.

"Iyah melati, ini sangat enak sekali! ujar Oma Laksmi. "Sepertinya Devan juga sangat menyukai masakan kamu ini, benar kan Devan?"

Masih dengan ekspresi wajah datarnya depan pun menjawab "Iyah Oma, makanannya cukup enak!" pujinya.

"Lebih enak lagi kalau kamu bisa masak setiap hari untuk kami!" celetuk Bu Ranti.

"Tentu mah, aku akan memasak setiap hari untuk kalian semua!" sahut Melati sambil tersenyum.

"Sintia, apa kamu bisa masak juga?" Tanya Bu Ranti dengan wajah yang terlihat ketus.

"Hhhmmm bisa kok mah!" sahut Sintia sedikit gugup.

"Tapi sepertinya mama kurang yakin kalau kamu ini bisa masak! setidaknya kalau kamu tidak bisa masak kamu bisa belajar masak dengan Melati atau kamu bisa membantu dia saat sedang masak di dapur!"

"Iyah mah!" sahut Sintia yang sedikit kesal karena ucapan Ibu mertuanya itu.

"Melati ini pinter banget cari muka, selain dia bisa merebut perhatian mas Rifaldi dia juga ternyata pintar merebut hati semua orang yang ada di rumah ini! Aku gak bisa kalah dari Melati, aku harus bisa lebih baik dan unggul dari dia!" gerutu sintia dalam hatinya yang di penuhi amarah.

Setelah selesai sarapan! Seperti biasa Pak Hardi, Devan dan Rifaldi pergi ke kantor. Sementara Bu Ranti pergi bertemu dengan teman-teman sosialitanya.

Karena semua orang sedang pergi Sintia pun mengambil kesempatan ini untuk berbicara berdua dengan Melati.

"Melati tunggu!" teriak Sintai dengan keras.

Melati yang hendak pergi ke kamarnya itu langsung menoleh ke arah dimana Sintia berada.

"Iyah ada apa sintia?" Sahut Melati bertanya

"Aku mau ngomong sesuatu sama kamu!"

"Ngomongin soal apa?"

"Soal Mas Rifaldi, kamu sudah tahukan kalau mas Rifaldi itu sudah menikah dengan aku? Jadi aku cuman mau ingetin kamu untuk tidak berusaha menggangu rumah tangga aku dengan Mas Rifaldi!" pinta Sintia "Apalagi saat ini aku sedang mengandung anaknya Mas Rifaldi!"

"Sepertinya kamu harus bisa berkaca pada diri kamu sendiri, karena dari awal yang menjadi pengganggu itu yah kamu! Kamu yang sudah merebut Mas Rifaldi dari aku dan membuat pernikahanku jadi batal. Aku juga tidak ada niatan sedikitpun untuk menghancurkan rumah tangga kamu dan Mas rifaldi! jadi kamu jangan takut akan hal itu." sahut Melati dengan nada yang kesal.

Sintia merasa belum puas dengan jawaban yang diberikan oleh Melati. "Tunggu dulu, apa kamu masih mencintai Mas Rifaldi?" tanya Sintia.

"Aku memang dulu sangat mencintai Mas Rifaldi, tapi semua itu sudah tidak lagi setelah dia mengkhianati aku di hari pernikahan!" jawab Melati. "Rasa cinta yang aku miliki untuk mas Rifaldi langsung hilang seketika hari itu juga saat tahu pengkhianatan yang sudah kalian lakukan terhadapku! Kamu juga sendiri tahukan kalau aku saat ini sudah menikah dan menjadi istri orang lain? Bagaimana mungkin aku bisa memikirkan laki-laki lain selain dari suamiku!"

"Baguslah kalau begitu, awas saja kalau sampai kamu merebut mas Rifaldi dari aku!" ancam wanita tidak tahu malu itu.

Melati pun sedikit menghela nafasnya "Memang benar apa kata orang, seseorang akan takut kehilangan sesuatu terlebih lagi sesuatu itu hasil merebut dari orang lain! Itu kan yang sedang kamu rasakan saat ini? Kamu tenang saja Sintia, fokus saja pada kehamilanmu itu dan juga keluarga kecilmu. Karena aku tidak akan menggangu kalian! Dan ingat satu hal lagi, aku ini adalah kakak ipar kamu jadi bersikaplah dengan lebih sopan lagi!" ucap melati dengan tegas dan langsung pergi ke kamarnya meninggalkan Sintia.

Tanpa mereka sadari, Oma Laksmi mendengarkan semua percakapan melati dan Sintia.

"Oma bangga sama kamu melati, kamu bisa bersikap dewasa dan juga bijak. Memang tidak salah aku meminta Devan untuk menikahi kamu!" ucap Oma Laksmi sambil tersenyum.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Presdir Dingin itu Suami Penggantiku    Bab 120 The End

    Keesokan harinya Rifaldi sudah berada di depan rumah Sintia, dia terlihat membawakan Sintia bunga dan juga buah-buahan untuk keluarganya. "Assalamualaikum Pak...!" sapa dia pada mertuanya yang kebetulan berada di depan. "Waalaikumsalam... nak Rifaldi pasti kesini untuk menemui Sintia bukan!" sahut pria paruh baya itu.."Iyah Pak, apa Sintia ada!" "Ada, ayoh kita masuk ke dalam!" "Mas Rifaldi, kamu kesini lagi? ada apa mas?" tanya Sintia. "Aku datang kesini untuk meminta kamu agar ikut pulang dengan aku ke rumah kita!" sahut pria itu. Sintia pun langsung memandangi wajah kedua orang tuanya. "Apa mas Rifaldi sudah yakin dengan keputusan ini, aku tidak mau kalau nantinya mas Rifaldi akan menyesal!" "Tentu saja aku sudah yakin, aku tidak akan menyesal sama sekali karena ini murni keinginan aku. Aku ingin kita bisa sama-sama seperti dulu lagi sintia, tolong berikan aku satu kesempatan untuk bisa menjaga dan mencintai kamu dan ikut membesarkan anak kita sama-sama!" ungkap Rifaldi de

  • Presdir Dingin itu Suami Penggantiku    Bab 119

    "Bapa akan mencoba membantu kamu dan berbicara dengan Sintia mengenai ini, bapa akan memberikan pengertian pada dia. Jadi nak Rifaldi harus mau menunggu untuk itu!" ujar Pak Ridwan."Aku tidak masalah sama sekali pak jika harus menunggu Sintia begitu lama!" Baiklah, kalau begitu sebaiknya nak Rifaldi pulang dulu saja, besok pagi nak Rifaldi bisa datang kesini lagi dan kami akan memberikan keputusannya!" "Baik Pak, Terima kasih sebelumnya atas bantuannya Pak, Bu!" "Sama-sama nak Rifaldi, kalau untuk kebaikan pasti kami akan selalu mendukung. Iyah kan Pak!" ujar Bu Anis. "Iyah bu benar sekali!" sahut Pak Ridwan sambil tersenyum.."Kalau begitu saya pamit pulang dulu pak, besok pagi saya akan kesini lagi. Dan tolong sampaikan salam dari saya untuk Sintia!" "Assalamualaikum....!" ujar Rifaldi.."Waalaikumsalam...!" sahut Bu Anis dan Pak Ridwan..Setelah Rifaldi pulang, Bu Anis dan Pak Ridwan pun langsung mencoba untuk berbicara dengan Sintia. Tok tok tok"Sintia, buka dulu nak. Kami

  • Presdir Dingin itu Suami Penggantiku    Bab 117

    Serangkaian acara pun mulai di lakukan, semua orang tampak sangat bahagia sekali. Kini acara itu dilanjutkan dengan melakukan siraman. "Dimana ayah dari calon bayinya? Mama suami kamu!" tanya seorang wanita paruh baya yang memimpin acara tersebut...Sontak semua orang pun terdiam dan saling menatap satu sama lainnya. "Apa acaranya tidak bisa dilanjutkan kalau tidak ada suami saya mbok!" tanya Sintia. "Memangnya suami kamu kemana? bukankah ini juga acara yang penting untuk dia!" "Saya ada disini!" sahut seorang pria yang tiba-tiba saja datang. Semua orang pun langsung dialihkan pandangnya, dan merasa terkejut saat tahu bahwa pria tersebut adalah Rifaldi..."Rifaldi pah!" ujar Bu Ranti pada suaminya. Rifaldi pun langsung berjalan ke arah Sintia..."Apa sekarang acaranya sudah bisa di mulai?" tanya pria itu membuat semua orang membisu."Tentu saja, kita bisa mulai siramannya sekarang!" Acara siraman tujuh bulanan pun langsung di lakukan... Setelah serangkaian acara selesai dan b

  • Presdir Dingin itu Suami Penggantiku    Bab 116

    "Mas, Cindy.. ayoh kesini. aku sudah membuatkan minuman dan cemilan untuk kalian!" panggil Melati...Tak berselang lama Cindy dan Devan pun datang menghampiri Melati yang sudah berada di ruang makan. "Ya ampun kak, kenapa gak ngajak-ngajak aku sih. Aku kan bisa bantuin kakak!" ujar Cindy. "Engga apa-apa kok, ini kan bikinnya juga simple banget jadi kakak bisa sendiri!" sahut Melati.."Aku cobain yah, kelihatannya enak banget!" "Iyah boleh dong, ayoh di makan!" "Hmmm apapun yang dibuat oleh istri aku ini memang gak pernah gagal. Tangan kamu ini memang ajaib banget yah!" "Makasih yah mas, kamu itu selalu memuji aku!" "Kapan-kapan aku juga mau dong kak belajar masak, biar nanti tuh setelah aku punya suami aku bisa masakin suami aku makanan yang enak terus setiap hari. Terus dapet pujian deh dari dia, sama seperti kalian ini!" ungkap Cindy. "Boleh dong, kamu bisa datang kesini dan belajar kapan pun yang kamu mau. Kakak pasti akan selalu ngajarin kamu sampai kamu bisa!" sahut Melati

  • Presdir Dingin itu Suami Penggantiku    Bab 115

    Setelah melakukan perjalanan yang cukup jauh akhirnya Melati, Devan dan Cindy pun sudah sampai di rumah baru mereka. Melati terlihat senang sekali dengan rumah baru yang akan ditinggalinya itu. Rumah yang terlihat sangat megah, dan halaman yang luas beserta taman membuat rumah itu terkesan mewah. "Gimana menurut kamu? apa kamu suka sama rumahnya!" tanya Devan. "Aku suka banget mas sama rumahnya, rumahnya bagus, mewah dan terlihat sangat nyaman!" sahut gadis itu. "Waw keren banget kak, ternyata kak Devan pintar juga yah milih desain rumah yang bagus!" puji Cindy. "Aku kayaknya bakalan sering nginep disini deh, apalagi letaknya juga tidak terlalu jauh dari kampus aku!" "Tentu saja boleh dong, kalau kamu mau tinggal disini juga tidak masalah sama sekali kok!" sahut Devan. "Iyah, kakak malah seneng banget karena nanti ada temennya!" "Ya udah yuk kita masuk ke dalam, pasti kamu sudah penasaran kan dengan isi rumah kita yang baru ini!" ajak Devan. "Iyah mas, aku memang sudah penas

  • Presdir Dingin itu Suami Penggantiku    Bab 114

    Keesokan paginya terlihat Devan dan Melati sudah bersiap-siap untuk pindah rumah, semua orang pun merasa sedih akan kepindahan mereka berdua. "kenapa kalian berdua mendadak pindah pagi ini, bukankah akan pindahnya sore nanti!" Ujar Oma Laksmi.."Sebelumnya aku mau minta maaf Oma, karena secara mendadak aku dan Melati memutuskan untuk pindah pagi ini. Aku juga sudah bicara dengan papa dan meminta ijin untuk tidak masuk kantor dulu!" "Loh kak Devan sama kak Melati mau pindahan sekarang?" Tanya Cindy."Iyah Cindy!" Sahut singkat Melati.."Tapi kenapa? Bukannya kemarin bilangnya nanti sore yah!" "Tadinya memang begitu tapi kita jugakan harus beresin barang-barang kita nanti disana. Jadi pasti akan membutuhkan waktu yang cukup lama!" "Ya udah kalau gitu aku ikut kalian yah, aku bantuin kalian beres-beres disana gimana? Bolehkan?" "Boleh dong, malah kita senang banget karena ada yang bantuin. Iyah kan mas!" Devan pun menganggukkan sambil tersenyum ke arah Cindy. "Yess!" Ucap gadis it

  • Presdir Dingin itu Suami Penggantiku    Bab 113

    Terlihat Melati sedang membereskan barang-barangnya yang akan dia bawa nanti saat pindah rumah, gadis itu nampak sibuk sekali. Dan tak lama dari itu Devan pun sudah pulang dari kantornya.."Kelihatannya istriku ini sangat sibuk sekali, sampai-sampai suami pulang saja tidak tahu!" ujar Devan menggoda.."Ya ampun mas maaf banget yah, aku terlalu asik beresin barang-barang kita!" sahut gadis itu yang merasa tidak enak. "Tidak apa-apa, aku juga hanya bercanda kok!" "Oh Iyah mas, tadi setelah kamu pergi ke kantor ada kedua orang tua Sintia datang kesini!" "Apa Sintia juga ikut?" "Tidak mas, hanya bapa dan ibunya saja yang datang. Mereka datang kesini hanya ingin meminta kejelasan pada mas Rifaldi dan ternyata mas Rifaldi lebih memilih menceraikan Sintia setelah anak mereka lahir nanti mas!" ungkap gadis itu dengan raut wajah yang sedih. "Aku tidak mengerti dengan jalan pikirannya Rifaldi, dia sampai tega menyakiti banyak orang sekaligus!" "Makanya mas, aku merasa sedih dan bersalah s

  • Presdir Dingin itu Suami Penggantiku    Bab 112

    Setelah kedua orang tua Sintia pulang, Pak Hardi dan yang lainnya pun mencoba untuk bicara dengan Rifaldi. "Rifaldi tunggu dulu!" pinta Pak Hardi.."Ada apa lagi pah!" sahut pria itu ketus. "Papa ingin bicara dengan kamu!" "Kalau papa ingin membicarakan masalah aku dengan Sintia, aku rasa sudah tidak ada lagi yang perlu di bicarakan pah!" "Rifaldi, mama benar-benar kecewa sama kamu. Kenapa kamu ini jadi egois seperti ini!" ujar Bu Ranti dengan nada yang tinggi. "Aku egois, aku jadi seperti ini karena kesalahan aku sendiri. Seandainya saja waktu itu aku tidak menikahi Sintia dan meneruskan pernikahan aku dengan Melati pasti kejadiannya tidak akan seperti ini!" "Kak, kenapa sih kakak ini gak bisa belajar mencintai kak Sintia. Padahal kak Sintia juga wanita yang baik dia juga sangat mencintai kak Rifaldi dengan sangat tulus!" ungkap Cindy yang juga ikut kesal. "Kamu diam saja Cindy, tolong jangan ikut campur dengan masalah ku ini!" "Kenapa kak, kenapa aku tidak boleh untuk ikut b

  • Presdir Dingin itu Suami Penggantiku    Bab 111

    Pria itu pun langsung bergegas pergi meninggalkan semua orang dengan menahan kesal. "Sepertinya Rifaldi itu marah pah!" Ujar wanita paruh baya itu.."Marah kenapa mah?" "Dia sepertinya kesal karena Melati dan Devan memutuskan untuk pindah rumah, tapi itu hanya perkiraan mama saja!" ungkap Bu Ranti.."Tapi keputusan Devan untuk pindah rumah itu sudah tepat mah, dengan begitu Rifaldi tidak akan terus di bayang-bayangi oleh Melati. Dan siapa tahu dia bisa melupakan Melati juga!" sahut pak Hardi."Jujur saja sebenarnya memang itu alasan aku dan Melati memutuskan untuk pindah rumah, aku merasa tidak akan baik jika harus tinggal satu atap dengan Rifaldi. Apalagi setelah apa yang sudah dia lakukan selama ini sangatlah keterlaluan, dia bahkan yang pertama kali mengajak Sheril untuk bekerja sama!" ungkap Devan."Apa kamu yakin, kamu tahu dari mana soal itu. Kalau Sheril yang terlebih dulu mengajak Rifaldi bagaimana?" tanya Bu Ranti.."Sheril yang mengatakannya langsung mah, bahkan sebelum Sh

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status