Home / Romansa / Istri Palsu Presdir / 118. Berada dalam Kendali yang Memabukkan

Share

118. Berada dalam Kendali yang Memabukkan

Author: Velmoria
last update Last Updated: 2025-08-29 23:11:29
Begitu pintu kamar tertutup, Ivy segera mendorong tubuh Ethan menempel ke daun pintu. Tatapannya tajam, wajahnya dekat dan nyaris tanpa jarak dengan pria itu.

“Diam,” katanya singkat, tegas. Napasnya masih terengah menahan emosi. Dengan begitu mudahnya ia terbakar api cemburu.

Ethan sempat mengangkat alis, hendak bicara, tapi Ivy sudah menempelkan telunjuk ke bibirnya.

“Aku bilang diam, Ethan.”

Lalu tangan Ivy turun, menarik dasi Ethan dengan kasar hingga pria itu sedikit menunduk.

Ada kilatan puas yang berpendar di mata Ethan, tapi ia patuh. Membiarkan Ivy yang mengatur segalanya.

Ivy mendekat, bibirnya menyerang, mencium Ethan penuh amarah bercampur gairah.

Ciuman itu dalam, menuntut, dan ketika Ethan mencoba mendominasi, Ivy justru menggigit bibir bawah pria itu dengan keras.

Sehingga kemudian membuat Ethan terkekeh pelan di sela desahnya.

“Jangan tertawa,” Ivy mendesis di antara napasnya. “Jangan membuatku semakin marah.”

Ethan hanya menatap Ivy, mata kelamnya
Velmoria

Wow! Ada yang mau memimpin, nih. Penasaran enggak, sih gimana Ivy ‘menundukkan’ Ethan? Yuk, dukung terus dengan lanjut baca sampai tuntas! Jangan lupa komentarnya juga yaaa. 💚

| 2
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Velmoria
Ahahaha. Makasi Kak, udah sempatin komentar. Maaf aku baru baca komentarnya. Emm ... gimana, ya? Ahahahaha. Ikuti terus pokoknya, ya? Aku jamin makin seru nantinya.
goodnovel comment avatar
Dom
Thorr aku penasaran bgt nanti gimana pas terungkap kalo yang sama ethan ini ivy.. isla juga gimanaaa.. kalo dipikir pikir kasian isla, udah koma suaminya malah bobo sama kembaran nya wkwkwk tapi itu kalo isla ada perasaan sama ethan. Kalo gaada ya wes untung lah.
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Istri Palsu Presdir   257. Jangan Pergi

    Adrian membeku sesaat. Matanya yang gelap menatap Isla dalam-dalam, mencari apakah ini benar-benar yang mereka inginkan.Ia teringat bagaimana Ivy tidak menuntutnya jujur mengenai perasaannya terhadap Isla, seolah tahu apa yang ia simpan dan rasakan.Ivy hanya memintanya untuk terus menjaga Isla. Memastikan Isla baik-baik saja, setelah mendengarkan penjelasan tentang apa yang ia dan dua tetua Harrington bicarakan di ruang kerja tadi sore.Dan terakhir, Ivy memintanya melaporkan semua yang terjadi pada Isla, tanpa terkecuali.Adrian masih menatap Isla. Sudah jelas untuk momen yang satu ini, tidak akan pernah ia laporkan pada siapa-siapa, termasuk Ivy sekalipun.Ia melihat Isla mulai menangis pelan, tangan wanita itu gemetar saat meraih tangannya dan membawa ke pinggang sendiri, lalu perlahan menggeser lebih ke bawah, menuntun ke pinggul.“Aku takut ... tapi aku ingin merasakanmu. Hanya malam ini saja ... tolong.” Suara Isla begitu lembut, penuh kerapuhan, seperti gadis kecil yang memoh

  • Istri Palsu Presdir   256. Ciuman Pertama

    Senyum Isla memudar, digantikan oleh rasa sesak yang kembali menghantam dadanya. Di ujung koridor yang remang, pintu ruang kerja Arthur baru saja terbuka.​Adrian berdiri di sana.Pria itu ​tidak sendirian. Ia keluar bersama Arthur. Namun langkahnya terhenti saat melihat Isla dan Ivy berdiri bersisian di dekat jendela.Tatapan Adrian jatuh tepat pada mata Isla yang masih sedikit kemerahan dan basah.Sesaat, tapi cukup jelas, a​da jeda yang menyakitkan di antara mereka.​Adrian tidak menunjukkan keterkejutan. Wajahnya tetap tenang, persis seperti nada suaranya saat mengatakan pada Arthur bahwa Kairos adalah pilihan yang aman untuk dipertimbangkan.Namun, bagi Isla, tatapan tenang itu kini terasa seperti dinding tinggi yang mustahil ia panjat. Pria itu sendiri yang telah membangun penghalang di antara mereka.​“Nona Ivy ... Isla,” sapa Adrian dengan sopan santun yang sempurna.Sopan santun yang kini dibenci Isla karena terasa begitu berjarak, meski Adrian tetap memanggil namanya tanpa s

  • Istri Palsu Presdir   255. Belahan Jiwa

    Alexander tidak langsung menjawab. Ia menatap meja kerja, bukan ke wajah sang ayah. “Tidak,” katanya akhirnya. Singkat.Arthur mengangkat alis. “Tidak apa?” Rahangnya mengencang.“Tidak menikah sekarang,” jawab Alexander. Nadanya tetap datar. “Dan tidak langsung masuk ke perusahaan sebagai pengganti Ivy.”Arthur menyandarkan tubuhnya. “Kau menyarankan kita menunda dua hal sekaligus?”“Aku menyarankan kita tidak memaksanya memilih,” balas Alexander, tenang, namun tegas. “Isla baru kembali ke Norwick setelah sekian lama,” lanjutnya. “Dia baru mengenal kembali keluarga ini, mau tidak mau ia terus mencoba menyesuaikan diri dengan lingkungan kita.”Ia berhenti sebentar. “Kalau Kairos serius, dia bisa menunggu. Kalau Harrington butuh Isla, dia juga bisa disiapkan—bukan dengan cara terburu-buru seperti yang Ayah rencanakan.”Ruangan itu hening beberapa detik.Arthur menghela napas pelan. “Aku tidak terburu-buru. Cepat atau lambat, Isla memang harus menjadi bagian dari Harrington Company.”“T

  • Istri Palsu Presdir   254. Lamaran Kilat

    Arthur bertanya, tapi Isla tidak bisa menduga apa yang sedang kakeknya itu pikirkan.Ia hanya akan menjawab berdasarkan apa yang kakek dan ayahnya ingin dengar darinya. Tapi ... ia bukan Ivy yang nyaris paham apa yang kakek dan ayah mereka paling harapkan dalam situasi sepert ini.“Jika itu yang Kakek anggap perlu,” ucap Isla hati-hati, “aku akan mencobanya.”Arthur mengangguk singkat. “Untuk sekarang, itu saja,” katanya. “Kita lihat nanti.”Perkataan Arthur terucap seperti kalimat penutup pembahasan dengan tepat.Pria paruh baya di sisi Kairos menahan senyum yang sempat muncul. Ia paham betul arti nada Arthur. Memang bukan lampu hijau, tapi juga bukan pintu tertutup. Ia menarik kembali tangannya dari bahu adiknya, memilih diam.Kairos tidak menunjukkan kekecewaan. Jika pun ada, ia menyimpannya dengan rapi. Hanya mengangguk kecil, menerima keputusan itu tanpa menyela, seolah memang tidak mengharapkan lebih. “Baiklah,” katanya singkat.Namun di balik sikap tenangnya, Kairos membaca fak

  • Istri Palsu Presdir   253. Sesak dan Tidak Nyaman

    “Aku tidak pernah merasa itu kesabaran,” katanya pelan. “Aku hanya … terbiasa menjelaskan.”“Tapi kau tidak pernah berhenti, meski aku lambat,” Isla menimpali, hampir seperti gumaman.Adrian mengangkat wajahnya lagi. Kali ini lebih serius. “Aku tidak merasa kau lambat.”Isla tersenyum kecil. Bukan lagi gugup atau panik seperti tadi, melainkan hangat.Beberapa detik mereka berdiri begitu saja. Cukup dekat untuk orang yang hanya berinteraksi sebagai pengajar dan murid, sangat tenang bagi orang yang tidak peduli. Mereka seperti berada di tengah-tengah perasaan dekat, tenang, dan nyaman.“Terima kasih karena sudah bilang begitu, Adrian.” Setengah tertawa pelan, Isla menatap Adrian yang tenang, namun justru membuatnya gelisah. Tatapan pria itu hangat, tapi rumit dalam waktu bersamaan.Adrian mengangguk pelan. Melirik Isla yang masih tetap berdiri di sisinya. “Sekarang aku akan mengantarkan teh ini untuk kakekmu. Kau ingin tetap duduk di sini atau—”“Oh, aku akan kembali ke kamar,” sela Isl

  • Istri Palsu Presdir   252. Nyaman di Dekatmu

    Isla sendiri tidak tahu jawabannya. Mungkin lebih tepatnya, ia bingung. “Kau bisa tersedak rambutmu sendiri,” kata Adrian datar saat merasa bahwa reaksi Isla terasa berlebihan. “Coba ulangi apa yang telah kujelaskan tadi.” Isla seketika panik. Ia tidak bisa mengulangi semua penjelasan yang sudah Adrian katakan padanya dengan panjang lebar. Bukan tidak bisa, tapi semuanya tumpang tindih. Kacau dan tidak beraturan. Ada bagian yang ia dengar, dan selebihnya cuma tentang sentuhan pria itu yang terpikirkan. Memalukan sekali. “Isla?” Adrian menatap wanita itu dari samping. “Kenapa sejak tadi kau terus gugup?” Isla menegang. “A-aku tidak gugup!” “Berarti tolong jelaskan ulang apa yang sudah kuberitahukan padamu.” Isla menatap Adrian. Ada raut bersalah sekaligus gugup di wajahnya. “Aku ... aku kesulitan menjelaskan ulang.” Adrian mengerutkan kening sedikit. “Tapi kau paham dan sudah jelas dengan semua yang kuberitahu?” Isla mengangguk pelan. Ada ragu, tapi ia tak mau lagi menyusahka

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status