Share

3. Malam Berdarah Ibu dan Anak

Jodi yang kecil mana kuat untuk memiting leher lelaki tinggi besar yang pangkatnya bapak tiri itu.

Akhirnya hanya bisa menangis memeluk ibunya yang kerap menjadi tempat pelampiasan bapak tirinya yang pemabuk.

Sekali waktu pernah ia menghadapi sabetan bambu di punggungnya dari bapak tirinya, hingga bajunya robek dan punggungnya berdarah.

Saat itu Jodi pulang dari mengaji, dan saat itulah ia melihat ibunya ditendang oleh bapak tirinya hingga jatuh tengkurep ke lantai rumahnya yang berubin kasar. Selagi ibunya merintih dalam diam menahan sakit di dadanya yang beradu dengan lantai, dilihatnya bapak tirinya sudah siap untuk memukul ibunya dengan potongan bambu.

Jodi reflek berlari ke ibunya. Ia tak rela jika ibunya menjadi sasaran pemukulan lelaki kejam itu. Ia peluk ibunya dengan kuat ia berikan punggungnya menjadi sasaran pemukulan bapak tirinya berkali kali.

"Jodi cepat pergi ...!!" Teriak ibunya panik.

"Aku sayang Ibu ..." Jodi masih memeluk erat ibunya yang berusaha untuk mendorongnya supaya tak lagi jadi sasaran pemukulan lelaki pemabuk itu.

Tapi Jodi bertahan, menahan pedih di punggungnya yang mulai luka dan berdarah. Tak mengapa yang penting ibunya jangan dipukuli.

Hentikan Dayat hentikan , bunuh saja aku ...!!!" Meraung ibunya.

"Bagus anak haram, kamu memang pantas untuk membela ibumu, menggantikan sakit ibumu yang telah mempertahankanmu di kandungannya ...!!' Kembali sabetan kayu bersarang di punggungnya yang telah berdarah. Sakitnya jangan ditanya. Tiga kali pukulan dan terhenti karena bambu itu patah. Bersamaan dengan itu Jodi pinsan.

"Jodiiii ....!!!" Pekik ibunya dengan derai air mata.

Jodi tak bisa tidur terlentang karena punggungnya dalam pengobatan mantri puskesmas. Terpaksa tidur tengkurap.

Punggung menderita luka melebar. Salep untuk mengobati lukanya dengan ulasan tangan ibunya ia rasakan belaian yang sangat sejuk, mengalahkan perihnya luka yang belum mengering. Badannya demam dan ibunya dengan air mata bercucuran mengompres dahinya. Memegangi kompres sepanjang malam karena Jodi tidur dengan posisi miring.

"Sayang berusaha kuat ya, Nak ..." ujar ibunya diselah isaknya.

"Asal Ibu ada Jodi pasti kuat ..." jawabnya diplomatis.

"Maafkan Ibu, sayang ..." bukan main rasa sesal wanita itu menyaksikan anaknya dipukul berkali kali, dan kini menanggung luka yang begitu menyayat hatinya..

"Ibu tidur saja biar Jodi yang pegang kompresnya kan besok pagi Ibu harus membuat air panas untuk mandinya Om Dayat," rupanya Jodi khawatir ibunya mengantuk saat lelaki pemabuk itu datang pagi hari.

"Ibu bisa tiduran sambil pegang kompres.

Wanita itu legah saat lamat lamat sepasang mata Jodi meredup, rupanya obat tidur yang ada di dosis obat penurun demam yang diminumkan ke anaknya mulai bekerja. Jika Jodi tertidur, maka anaknya tak akan merasakan pedih dan perih di punggungnya.

Si bapak tiri penjudi dan pemabuk itu rupanya tak pulang selama tiga hari. Hal itu membuat wanita itu sangat leluasa mengurus luka Jodi.

"Nah lukamu sudah agak mengering sayang, " ujar sang ibu mengelus rambut Jodi.

"Ya, sudah tak terlalu perih, Bu, " ujar Jodi tersenyum seakan tak pernah terjadi apa pun di tubuhnya.

"Maafkan Ibu, Nak, "

Jodi menatap ibunya dan tersenyum "Ibu tak bersalah kenapa harus minta maaf?"

Wanita itu mengelus pipi Jodi, "Kalau ibu tak menikah dengan bapak Dayat hidup kita nggak akan runyam, maafkan Bapak Dayat ya, Nak?"

Jodi tertegun. Bocah itu kagum pada ibunya. Masih saja memintakan maaf untuk lelaki pemukul itu. Ah, ibunya memang sangat baik tak pernah mengeluh tentang kelakuan suaminya walau sering disakiti.

Jodi menatap ibunya. Wanita itu tersenyum. "Jodi sayang Ibu jadi apa yang Ibu katakan Jodi nurut saja..."

"Terima kasih ya sayang, kamu memang anak baik, "

"Bu, Bapak Dayat bilang Jodi anak haram, kan yang haram itu kata Ibu dilarang kita dekati berarti Jodi ...?" Sepasang mata Jodi menatap ibunya memelas.

"Bapak Dayat lagi mabuk jadi ngomongnya ngawur, makanya nanti kalau sudah besar anak ganteng Ibu ini jangan sesekali meneguk minuman keras, karena akan membuat otak linglung, dan hilang kesadaran. Jadi omongan orang mabuk itu jangan dengerin, kita harus lapang dada memaafkan orang yang khilaf, "

Jodi mengangguk anggukan kepalanya, "Kenapa Ibu selalu menasehati supaya Om jangan minum, kan Ibu dipukulin terus jadinya, " sepasang matanya menatap ibunya.

"Kita yang waras memiliki tanggung jawab untuk menasehati dan mencegah orang di sekitar kita untuk berbuat jahat. Mabuk itu termasuk jahat karena membuat orang jadi khilaf ..."

"Ya kata Pak Kyai juga begitu kita harus selalu baik pada orang lain, walau orang itu jahat sama kita. "Jodi kecil menatap ibunya.

"Ya kita juga harus memberitahu suatu kebaikan pada orang lain, makanya Ibu rela disakiti setiap menasehati Bapak Dayat supaya berhenti mabuk dan judi, karena tugas kita orang terdekat untuk mengembalikan bapak Dayat ke jalan yang benar, karena kita akan berdosa jika membiarkannya terus menerus dalam perbuatan yang tidak disukai Allah, Nak, "

"Apakah Jodi waktu kecil pernah dipukul Bapak Dayat, Bu?" Jodi menatap ibunya.

"Nggak Pernah, " geleng kepala ibunya.

"Tapi Ibu yang terus menerus dipukul Bapak Dayat?" Sepasang mata Jodi merebak air. Berkelebat bayang penyiksaan Dayat terhadap ibunya. Di tempeleng, disundut rokok lengannya, bahkan diseret dan ditendang.

Jodi ditarik kepelukan ibunya, "Bagi Ibu penderitaan apa pun, sesakit apa pun apalah artinya, asalkan tidak dipisahkan denganmu, Nak, "

Anak dan ibu itu berpelukan. Tapi itu merupakan pelukan mereka yang terakhir.

"Sudah kuhabisi lelaki laknat yang telah merusak kesucianmu ...!!!" Dayat muncul berteriak dengan langkah sempoyongan memegang pisau berlumur darah.

Jodi dan ibunya terkejut. Segera wanita itu melindunginya dari pandangan Dayat yang mabuk berat menjalan mendekat. Dari balik tubuh ibunya Jodi mengintip. Melihat darah di pisau yang diacung acungkan Dayat, hatinya sangat cemas. Ia takut lelaki itu melukai ibunya.

"Sudah kukirim dia ke neraka lelaki pengkhianat yang telah menodaimu ..!!"

"Kau membunuhnya?!!" Ibunya Jodi memekik.

'Lelaki itu pengkhianat, kutitipkan engkau padanya, malah dia menitipkan benih di rahimmu. Sekarang aku pun akan menghabisi anaknya supaya jiwa kotornya tak mengaliri hidup dia nanti!" Dayat menunjuk Jodi yang sembunyi di balik tubuh ibunya dengan pisau di tangannya.

Jodi terkejut. Mulanya takut. Tapi ia sadar harus melindungi ibunya. Sebelum ia berpikir apa yang harus dilakukannya ibunya sudah maju menghadang.

"Berani kau lukai anakku aku tak akan tinggal diam. Kau hajar aku hanya bisa menangis. Jangan salahkan aku jika aku melawanmu ..."

Jodi terkejut saat melihat ibunya meraih kayu yang tergeletak di samping mereka. Lalu bersiap untuk melawan bapak tirinya.

Sungguh sebuah pemandangan yang sangat timpang dan mengerikan. Ibunya yang berbadan kurus berhadapan dengan bapak tirinya yang bertubuh tinggi tegap, dengan kedua mata memerah saga, dan ditangannya pisau terangkat ke atas.

"Jodi pergilah ..." pinta ibunya lirih.

Tapi mana mungkin Jodi mau meninggalkan ibunya sendirian menghadapi lelaki yang haus membunuh itu.

Segera Jodi mengambil potongan bambu sisa yang dipukulkan Dayat pada dirinya tiga hari lalu. Lalu berdiri gagah di sebelah ibunya. Siap menghadapi keberingasan Dayat.

Dayat tertawa, hingga suaranya memenuhi halaman di malam dingin itu.

"Majulah anak haram biar kubuat kau menyusul ayah kotormu itu ...!" Dayat sudah mengayunkan pisau ke Jodi, tapi ibunya tak tinggal diam, ia maju mengayunkan kayu di tangannya ke arah Dayat.

Tapi Dayat yang sudah kerasukan setan dari minuman yang bersarang di lambungnya itu, menangkis serangan ibunya Jodi, sekaligus mendorong dengan kasar wanita itu hingga terjengkang ke belakang dengan kepala menghantam pohon.

"Ibu ...!!" Pekik Jodi mendekati ibunya,"Ibu ..." tangisnya pecah melihat kepala ibunya berdarah

"Pergilah cepat Nak selamatkan dirimu ..." lemah suara ibunya.

Saat itulah Dayat yang setengah sadar melihat darah di kepala isterinya. Tapi tiba tiba amarahnya meluap pada Jodi.

"Kau dan ayahmu yang merusak hubungan cinta kami, kau harus mati ..."

Bersambung

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status