Share

Bab 2.

Marvel, Zidan dan Alex tengah menatap ke arah Rasya yang sedang memarahi seseorang karena tak sengaja telah menjatuhkan minuman ke baju milik Rasya.

Zidan dan Alex bergidik ngeri ketika mendengar suara Rasya yang membuat semua pun takut padanya.

"Gila Vel liat noh Rasya mulai perang lagi,"ucap Alex membuat Marvel hanya menatapnya cuek.

"Rasya berani banget woi astaga,"ucap Zidan menatap tak percaya ke arah Rasya yang semakin memarahi gadis itu, membuat gadis yang sedang dimarahinya itu hanya tertunduk takut. Semua menatap kearahnya dengan tatapan takut, mereka tidak ingin berurusan dengan Rasya karena hanya bisa membuat mereka mati saja, apalagi melihat tatapannya yang sadis dan perkataannya yang pedas itu. Marvel memalingkan pandangannya kemudian menatap kedua sahabatnya yang tetap memandang ke arah Rasya.

"Udah gak usah diliatin,"ucap Marvel membuat Zidan dan Alex ikut memalingkan wajahnya.

Sementara dari sisi Rasya..

Saat ia yang baru saja beranjak dari duduknya tiba-tiba ada seorang gadis yang tidak sengaja menabraknya membuat minuman yang ia bawa tumpah ke seragam milik Rasya, dan saat itu juga semua yang melihat pun berceletuk kepada gadis itu bahwa sekarang ia akan mati. Rasya mencoba meredam emosinya yang tiba-tiba saja memuncak.

"HEH LO GAK PUNYA MATA?!"bentaknya membuat semua menyaksikan adegan ini dengan jantungnya yang bergedup kencang, sementara gadis yang berada di depan Rasya hanya menunduk takut.

"M..m.maaf S..Syaa..g..gu..e g..ak..s..engaja,"ucapnya yang terbata-taba, bukannya memaafkan Rasya semakin emosi.

"Kata maaf lo itu gak bisa buat seragam gue yang basah bisa jadi kering!"ucapnya dengan nada yang masih meninggi, sementara Bella dan Jessy yang sudah biasa dengan ini pun ikut beranjak dan mencoba menenangkan Rasya yang sedang emosi.

"Udah Sya lo lagi diliatin tuh"bisik Bella sembari mengusap bahu Rasya, Rasya mencoba mengatur nafasnya dan berdecak kemudian Rasya melenggang pergi keluar dari kantin. Bella dan Jessy langsung segera mengikuti langkah Rasya, sementara semua yang berada di kantin pun kembali fokus mengisi perutnya setelah melihat adegan seru tadi.

Mereka bertiga berjalan melewati kotidor sekolah dnegan Rasya yang daritadi masih mengomel, sementara Jessy dan Bella membantu membersihkan bajunya menggunakan tissue.

"Ck..sial banget sih, kenapa orang-orang tuh demen banget nabrak gue, padahal jalan itu gede, matanya udah buta kali,"rutuknya.

"Iya Sya tapi lo harus bisa ngontrol emosi lo juga, tadi semua ngeliatin lo,"ucap Jessy membuat Rasya menoleh.

"Gue gak peduli," Jessy dan Bella masih berusaha membersihkan baju Rasya, Rasya yang tersadar dengan perbuatan mereka pun menghentikan langkahnya.

"Lo berdua itu bego atau gimana si,"ucapan Rasya membuat Jessy dan Bella menatapnya bingung.

"Emang kenapa Sya,"

"Baju gue mana bisa kering kalau cuman di lap pake tissue,"ucap Rasya sembari menatap kedua sahabatnya dengan tatapan malasnya, sementara Jessy dan Bella hanya menyengir.

"Kita cuman mau bantu biar gak lengket aja di baju lo," Rasya berdecak.

"Mana bisa,"

Rasya dan Bella memasuki kelas yang ternyata sudah ada guru didalamnya, sementara Jessy melambaikan tangannya pada kedua sahabatnya lalu berjalan menuju kelasnya. Bu Kila yang notabennya adalah guru bahasa Indonesia pun menoleh karena menyadari kedatangan mereka berdua.

"Kenapa bisa telat masuk?"tanyanya membuat Rasya menatapnya malas, memang bu Kila tidak melihat baju Rasya yang sedang basah itu, Rasya berfikir bahwa murid dan guru sama saja sama-sama tidak punya otak.

"Ibu gak liat baju saya basah?"ucapan Rasya membuat bu Kila langsung menatap bajunya yang basah itu.

"Kenapa bisa basah?" sementara Bella yang sangat gregetan mendengar pertanyaan bu Kila pun membuka suaranya.

"Ya kena air lah bu, masa iya nanya lagi kenapa bisa basah," Rasya yang mendengar ucapan Bella pun menahan tawanya, sementara bu Kila yang sedang menahan kemarahannya dengan kedua murid yang berada di depannya pun akhirnya menyuruh mereka untuk duduk dibangku mereka.

'untung saja Rasya adalah anak donatur dari sekolahan, kalau saja tidak udah saya kasih hukuman berat tuh'batin bu Kila yang kemudian kembali menulis di papan tulis.

Rasya dan Bella bertos ria saat mereka baru saja duduk dibangkunya.

"Itu baru temen gue,"ucap Rasya sembari terkekeh, Bella tersenyum, setidaknya Rasya sudah tidak marah lagi akibat perkataannya tadi.

*****

tuk..tuk..tuk..

Pantulan bola basket yang sedang Marvel dribble itu menggema ke seleuruh penjuru lapangan indoor, mereka tengah berlatih untuk pertandingan yang akan diadakanya lima hari lagi. Marvel bermain bola besar itu dengan sangat lincah seperti Marvel sudah biasa memainkannya. Sementara kedua sahabat Marvel bukannya fokus mereka malah menatap ke arah cheerleader yang berada di depan matanya itu.

"Dan, Rasya kalau diliat-liat cantik juga ya," Zidan mengangguk setuju.

"Rasya emang udah cantik dari dulu kali Lex, gimana sih lo,"

"Atau mungkin karena gue seringnya liat dia dari kejauhan Dan, hari ini kita ngeliatnya dari jarak deket, astaga cantik banget,"ucap Alex sembari menatap takjub kearah Rasya yang tengah serius berlatih cheers. Sementara Marvel yang saja selesai berlatih pun menghampiri mereka dan menutup wajah mereka dengan kedua telapak tangannya.

"Lo berdua ngapain?"tanya Marvel membuat mereka berdua berdecak dan melepaskan tangan Marvel dari wajah mereka.

"Lo ganggu banget sih Vel,"

"Tau nih, kita tuh lagi serius mandangin Rasya dari jarak deket, dan lo dateng-dateng malah ganggu kita,"

Marvel mengerutkan dahinya dan menatap ke arah yang ditatap kedua sahabatnya itu, terlihat disana Rasya dan kedua sahabatnya yang tengah berlatih cheers, Marvel tahu bahwa team mereka akan ikut dalam pertandingan ini.

"Udah ah ngapain sih lo pada ngeliat kesana, mending kita lanjut latihannya aja,"ucap Marvel sembari menarik kedua sahabatnya, sementara Alex dan Zidan hanya pasrah ditarik oleh Marvel.

"Satu.dua.tiga.empat.lima.enam.tujuh.delapan.sembilan.sepuluh!"pekik Viona sebagai pelatih mereka.

"Jangan sampai salah gerakan ya, kalian harus fokus di setiap gerakan,"ucap Viona membuat semuanya mengangguk. Rasya berusaha untuk bersemangat namun tetap saja ia tidak bisa karena ia merasa sangat malas.

"Rasya cantik, kamu kapten jadi kamu harus nyontohin yang baik buat anak-anak kamu,"ucapan Viona membuat Rasya menatapnya malas.

"Plis deh kak, gue juga gak mau jadi kapten kan elo yang maksa gue," Viona terkekeh melihat ekspresi Rasya.

"Yaudah yuk makin semangat lagi, sebentar lagi kita selesai kok," mereka mengangguk serempak dan kembali melanjutkan latihannya.

Setelah latihan telah selesai Rasya langsung terduduk di lapangan bersama dengan Bella dan Jessy di sebelahnya, merema bertiga menghela nafasnya.

"Capek banget,"keluh Bella yang diangguki Jessy, sementara Rasya mengibas-ngibaskan tangannya ke wajahnya karena ia merasa sangat panas saat ini.

"Duh panas banget,"keluh Rasya, membuat mereka berdua menatap ke arah Rasya.

"Lo pulang sama siapa Sya?" Rasya hanya menaikkan kedua bahunya.

"Gak tau deh,"ucap Rasya sembari beranjak dari duduknya.

"Gue duluan ya, mau nunggu di depan aja,"ucap Rasya yang langsung berjalan pergi menuju depan sekolah.

Sudah setengah jam Rasya berdiam diri di depan sekolahnya namun supir Rasya tidak kunjung datang, sangat sial apalagi ponsel Rasya yang mati karena baterainya telah habis.

Rasya hanya bisa menghela nafasnya, ia merasa sangat lelah ditambah lagi ia harus menunggu jemputan lebih lama lagi. Sementara dari kejauhan Marvel menatap Rasya yang tengah terdiam seorang diri di depan sekolahnya, Marvel ingin sekali mengajaknya untuk pulang bareng tetapi itu tidak akan pernah terjadi, ia pun memilih untuk berjalan menuju parkiran, namun ketika baru saja melangkahkan kakinya tiba-tiba turun hujan yang sangat deras membuat Marvel menatap ke arah Rasya yang sudah basah, Marvel tidak ingin berlama-lama ia berjalan menghampiri Rasya dan menarik tangannya, Rasya sangat kaget dengan perlakuan Marvel yang tiba-tiba menariknya, Marvel langsung menarik Rasya agar masuk ke dalam mobilnya.

Rasya mengendus kesal.

"Lo ngapain sih narik-narik gue," Marvel menatap cuek kearah Rasya.

"Lo gak liat diluar hujan?"

"Terus apa urusannya sama lo?"

"Lo bisa basah,"

"Gue gak peduli, dan lo gak usah sok baik sama gue,"ucap Rasya yang ingin membuka pintu mobil Marvel namun Marvel langsung menahannya.

"Gue bukannya mau sok baik sama lo, gue cuman gak mau disalahin sama tante Gisela karena udah buat lo kehujanan," Rasya terkekeh sinis mendengar perkataan Marvel.

"Sejak kapan mama gue pernah marah sama lo? Yang ada setiap apapun pasti gue yang disalahin dan dimarahin, gue bisa pulang sendiri,"ucap Rasya yang langsung membuka pintu mobil Marvel dan berlari keluar menerobos hujan, sementara Marvel hanya menatap kepergiannya dengan diam.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status