Share

Bab 3.

Saat ini Bella tengah sibuk belajar dikelasnya, karena jam pertama pak Budi alis pak kumis akan mengadakan ulangan ppkn, sebenarnya Bella sangat malas namun kalau ia tidak belajar Bella harus menyontek pada siapa? Rasya memang pintar tetapi tidak untuk semua pelajaran ia pintar untuk pelajaran tertentu saja seperti bahasa inggris, matematika, bahasa indonesia saja kalau yang lainnya Rasya akan angkat tangan dan menyerahkan semuanya pada Bella.

Rasya tiba-tiba datang dan menaruh tasnya di sebelah Bella yang tengah serius menghafal materi untuk ulangan nanti, Rasya menggelengkan kepalanya menatap ekspresi Bella yang ia tahu bahwa Bella sangat terpaksa untuk belajar.

"Udah gak usah dipaksain Bell, kalau emang gak bisa yaudah," Bella menghembuskan nafasnya sembari menatap Rasya.

"Sya tapi nanti kita nyontek ke siapa? Yakali ke Dimas dia kan pelit banget," Rasya terdiam sejenak lalu ia kembali menatap Bella.

"Gue punya ide biar ulangan ini gak jadi diadain Bell," Bella mengerutkan keningnya.

"Plis jangan gila deh elo, bisa mati lo kalau ngelakuin yang aneh-aneh,"

"Udah Bell, lo percaya aja sama gue, sekarang lo ikut gue,"ucap Rasya sembari menarik tangan Bella membawa Bella keluar dari kelasnya, tak lupa juga Rasya yang mengajak Jessy untuk ikut di dalam rencananya ini.

Mereka telah sampai di suatu tempat yang diatas plafon itu terdapat alarm kebakaran, Bella dan Jessy masih tidak paham apa yang akan mereka lakukan, sementara Rasya tersenyum jail.

"Jadi gini, lo berdua bantuin gue ambil kursi ya terus bantu gue megangin soalnya gue mau bunyiin bel ini, biar kita gak jadi ulangan," Jessy dan Bella mendelik.

"Lo gila?!"ucap mereka berdua serempak.

"Udah deh lo berdua ikut aja, nanti kalau udah selesai kita langsung kabur terus sembunyi, pokoknya kalian berdua ikutin gue aja," mereka berdua bepikir sejenak kemudian menganggukkan kepalanya setuju sembari tersenyum, mungkin saja ini tidak terlalu menantang.

Jessy dan Bella bergegas mencari bangku agar Rasya bisa sampai ke alarm itu, setelah di rasanya sampai Rasya langsung mengeluarkan korek gas dari saku roknya kemudian menyalakannya dan mendekatkan korek tersebut pada alarm kebakaran itu, setelah berbunyi Rasya langsung turun dengan Jessy dan Bella yang langsung menaruh kursi itu sembarang, kemudian mereka berlari sembari tertawa puas melihat semua murid dan guru yang sedang mengajar dikelas sangat panik.

"AAA KEBAKARAN"

"TOLONGG KEBAKARAN WOI"

"GUE GAK MAU MATI DULUU"

"AYO CEPET LARI"

Sementara beberapa guru yang sama sekali tak melihat ada api pun menghentikan muridnya yang sedang panik dan berteriak, sementara pak kumis sangat tahu siapa pelaku dari ini pun langsung bergegas mencari muridnya itu.

"Tenang anak-anak, ini bukan kebakaran liat tuh apinya gak ada sama sekali, ini cuman ada yang jail aja bunyiin alarm kebakaran itu,"ucap salah satu guru membuat semuanya sontak terhenti dan salimg menatap.

Rasya, Bella dan Jessy berhasil bersembunyi ya mereka tahu pasti tidak akan ada orang yang mengetahui keberadaannya, setelah mereka melihat sudah aman pun mereka bertos ria sembari tertawa.

"Gila emang lo Sya, ada aja ide lo,"

"Yang penting kita gak jadi ulangan kan?" Bella dan Jessy mengangguk.

"Gue juga ada ulangan ekonomi nanti, males banget deh,"ucap Jessy.

Tiba-tiba ada seseorang yang sedang berdehem dibelakang mereka membuat mereka bertiga yang tak sadar pun hanya berdecak.

"Jangan ribut dong nanti kita ketahuan nih,"ucap Bella yang diangguki oleh Rasya dan Jessy, namun lagi-lagi orang itu berdehem membuat Rasya berdecak kesal dan berbalik menatap orang tersebut dengan menunjukkan wajah kagetnya, begitu juga dengan Jessy dan Bella yang ternyata orang itu adalah Marvel.

"Lo ngapain sih disini?!"tanya Rasya dengan nada ketusnya, Marvel tetap menatap Rasya dengan tatapan datarnya.

"Seharusnya gue yang nanya kenapa lo pada diem disini?"

"Ee..jadi tadi tuh kita da-"ucapan Jessy terpotong oleh Marvel.

"Gue tau kalian yang punya kerjaan bunyiin alarm kebakaran, ini sama sekali gak lucu, kalau kebakaran itu memang terjadi gimana? Dan lo pada masih bisa ketawa-tawa kayak tadi gak merasa salah sedikit pun,"

Rasya memajukan langkahnya kemudian menatap Marvel dengan tatapan bencinya.

"Sok serius banget lo, dan nyatanya juga gak kebakaran beneran jadi lo gak usah berlebihan,"ucapan Rasya semakin membuat Marvel kesal.

"Sekarang kalian ikut gue ke ruang bk," Rasya menatapnya remeh.

"Lo siapa? berani-beraninya nyuruh kita, ketua osis juga bukan,"celetuk Rasya.

"Kalian ke bk sekarang, atau gue bakal panggil pak kumis biar lo pada dihukum," Rasya memutarkan bola matanya malas, kalau saja pak kumis tidak mengenal dekat dengan kakeknya mungkin dari dulu Rasya sudah memecatkan karena telah berani menghukumnya, mau tak mau mereka ke bk daripada mereka mendapatkan hukuman dari pak kumis itu.

Setelah mereka selesai urusannya dibk, Rasya tak henti-hetinya mengerutuki Marvel ia benar-benar sangat kesal dengan Marvel.

"Marvel sialan, liat aja nanti gue bakal bales dendam,"ucapnya membuat Bella dan Jessy hanya bisa menghembuskan nafasnya, jangan kira bahwa Rasya yang selalu meracuni Bella dan Jessy agar mengikuti semua rencana gilanya yang akan berakhir di bk ini, karena mereka sendirilah yang pengen, mungkin begitulah yang di sebut dengan Friendship Goals. wkwk..

Setelah bel istirahat berbunyi Rasya langsung menarik tangan Bella agar mengikutinya, sementara Bella menatap Rasya bingung, ia tidak tahu apa yang akan Rasya lakukan sekarang.

"Sya lo mau bawa gue kemana?" Rasya tak menjawab ia tetap menarik Bella sampai akhirnya mereka tiba dikantin. Rasya menatap Bella.

"Gue mau ngerjain Marvel," Bella mendelik.

"Sumpah deh ya lo Sya," Rasya terkekeh.

"Udah sini ikut gue keburu rame," Rasya dan Bella mendekat ke arah meja yang sering di tempati oleh Marvel and the geng. Rasya tahu bahwa tempat ini tidak ada yang menempati selain mereka maka dari itu Rasya ingin mengerjainya. Rasya mengeluarkan satu buah permen karet bekas kemudian ia menaruh permen karet itu ke kursi yang sering diduduki oleh Marvel.

"Lo serius Sya? Nanti kalau bukan Marvel yang duduk gimana?" Rasya menoleh.

"Udah lo percaya aja sama gue, yuk kita pergi, kita liat responnya," Rasya kembali menarik Bella dan berlari menuju tembok yang berada di sebelah kantin.

Sementara Marvel berjalan ke kantin bersana kedua sahabatnya Zidan dan Alex, ketika Marvel baru saja duduk di kursi tiba-tiba ia kembali berdiri karena merasa ada sesuatu yang menempel celananya, ia berdecak kesal melihat yang menempel dicelananya adalah permen karet, sedangkan Zidan dan Alex melihat Marvel yang masih berdiri pun ikut beranjak.

"Kenapa Vel?" tanya Alex membuat Marvel menatapnya.

"Ini dicelana gue ada permen karet, ck siapa sih yang berani-beraninya naruh permen karet di kursi,"ucap Marvel yang sangat kesal, sementara Alex dan Zidan sontak membantu Marvel membersihkan permen karet yang menempel di belakang celananya.

"Padahal kan disekolah gak boleh ada yang makan permen karet," Marven tiba-tiba teringat sesuatu, siapa lagi yang berani mengerjainya kalau bukan Rasya?

"Gue tau ini kerjaan siapa,"ucap Marvel yang membuat kedua sahabatnya bingung dan kembali fokus membersihkan permen karet tersebut.

Rasya tak bisa menahan tawanya ketika melihat wajah Marvel yang sangat kesal akibat melihat celananya yang berisi permen karet, sementara Bella hanya bisa menggelengkan kepalanya.

"Rasain tuh, siapa suruh dia berani banget ikut campur masalah gue, kena juga kan,"celetuknya dan kembali tertawa, Jessy yang dari kejauhan melihat mereka berdua yang tengah bersembunyi pun menghampirinya.

"Lo berdua abis ngapain?" pertanyaan Jessy membuat Rasya dan Bella sontak menoleh.

"Lo liat aja kesana,"ucap Bella membuat Jessy langsung menatap ke arah yang Bella suruh, membuat saat itu juga Jessy menahan tawanya.

"Sya sya ada aja ya ide lo," Rasya tersenyum bangga.

"Iya dong Rasya gitu loh, udah yuk kita cabut ke kelas keburu ada yang tau,"ucap Rasya yang diangguki oleh Jessy dan Bella, mereka pun berjalan menuju kelas.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status