Home / Romansa / Proposal Cinta Sang Miliarder / Bab 112: Akhir yang Baru

Share

Bab 112: Akhir yang Baru

Author: Resya
last update Last Updated: 2025-06-12 08:21:34

Farhan duduk di teras rumahnya, memandangi langit yang mulai berubah warna. Matahari terbenam perlahan, meninggalkan semburat jingga yang memantul di dedaunan basah setelah hujan sore tadi. Di sebelahnya, Aisyah membawa dua cangkir teh hangat, meletakkannya di meja kecil di antara mereka.

"Mas, kamu kelihatan capek," kata Aisyah sambil duduk di kursi rotan di sebelah Farhan. Ia menatap suaminya dengan penuh perhatian.

Farhan tersenyum kecil, menggeleng pelan. "Nggak, aku nggak capek. Aku cuma lagi mikir aja."

Aisyah mengangkat alis, menunggu Farhan melanjutkan. Ia tahu, suaminya bukan tipe orang yang mudah berbagi pikiran, tapi ia juga tahu bahwa Farhan selalu merasa nyaman berbicara dengannya.

"Aku lagi mikir tentang kita, tentang hidup kita sekarang," kata Farhan akhirnya. Ia menatap Aisyah, matanya penuh rasa syukur. "Aku nggak pernah nyangka kita bisa sampai di titik ini, Aisyah. Setelah semua yang kita lewati, aku ngerasa ... akhirnya aku bis
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Proposal Cinta Sang Miliarder    Bab 154: Awal Baru

    "Kalau nanti di tempat baru ... kita menemukan hal-hal yang nggak kita duga, apa yang akan kamu lakukan?"Farhan menatap wajah Aisyah dengan raut serius. Suaranya terdengar berat, tapi ada sesuatu di dalam nada itu yang lebih dalam-sebuah ketakutan yang ia sembunyikan rapat-rapat.Aisyah terdiam sesaat. Ia memandangi suaminya dengan mata yang penuh harap, meski pikirannya sedang berkecamuk. Jemarinya yang mungil menggenggam erat tangan Farhan yang lebih besar. "Mas, aku tahu ini nggak mudah ... tapi aku percaya, apa pun yang kita hadapi, kita bisa selesaikan. Bersama."Farhan menghela napas panjang. Ia mengusap wajahnya, mencoba menenangkan diri. "Tapi, kamu tahu kan, ini bukan cuma soal kita, Sayang. Ada dua bayi yang sekarang bergantung sama kita. Kalau kita salah langkah ....""Kita nggak akan salah langkah, Mas," potong Aisyah lembut, namun tegas. "Aku tahu kamu khawatir. Aku juga. Tapi kita nggak bisa terus-terusan takut. Kalau kita terus mikirin kemungkinan buruk, kita nggak aka

  • Proposal Cinta Sang Miliarder    Bab 153:

    "Aisyah, kalau nanti keadaan memaksa kita untuk tetap tinggal di sini, apa kamu siap untuk menghadapi semua risikonya?" Farhan menatap istrinya dengan tatapan tajam, mencoba membaca setiap emosi yang mungkin tersembunyi di balik wajah tenangnya. Aisyah terdiam sesaat, tapi matanya jelas menunjukkan pergulatan batin. Ia menarik napas panjang, lalu mengembuskannya perlahan. "Aku nggak tahu, Mas," jawabnya akhirnya dengan suara lirih. "Tapi ... kalau itu yang harus kita hadapi, aku akan berusaha. Aku nggak mau kita menyerah begitu aja." Farhan mengangguk pelan, meskipun di dalam hatinya, jawaban itu jauh dari cukup untuk menghapus kekhawatirannya. "Kamu tahu kan, risikonya nggak main-main, Aisyah. Ini bukan cuma soal kita, tapi juga Safira ... dan keluarga besar kita." "Mas ...." Aisyah memotong, suaranya sedikit bergetar. "Aku tahu. Aku

  • Proposal Cinta Sang Miliarder    Bab 152:

    Pria itu tidak langsung menjawab. Ia menatap Farhan dengan sorot mata yang sulit diartikan, seolah-olah sedang mempertimbangkan sesuatu yang sangat penting. "Apa Mas siap mendengar jawabannya sekarang?" tanyanya pelan tapi tegas. Farhan mengerutkan kening, pandangannya beralih ke Aisyah yang masih terbaring lemah di ranjang, dengan bayi perempuan mereka dalam pelukannya. Bayi laki-laki mereka tertidur di boks kecil di samping tempat tidur. Situasi yang baru saja penuh kebahagiaan tiba-tiba berubah menjadi tegang. Farhan kembali menatap pria itu. "Saya siap. Katakan saja," jawab Farhan akhirnya, nada suaranya tegas, meski ia tahu ada sesuatu yang besar di balik pertanyaan itu. Pria itu menghela napas panjang, lalu mendekatkan tubuhnya ke arah Farhan, berbicara dengan suara yang lebih pelan. "Ada kabar dari tim di luar negeri, Mas. Rencana keberangkatan Anda dan keluarga mungkin harus ditunda... atau bahkan dibatalkan." Farha

  • Proposal Cinta Sang Miliarder    Bab 151:

    "Mas ...." suara Aisyah terdengar gemetar. Napasnya terengah-engah, matanya berkaca-kaca menatap Farhan yang berada di sisinya. Genggaman tangannya semakin erat, seolah mencari kekuatan dari suaminya. Farhan membalas tatapannya dengan pandangan penuh ketenangan, meski di dalam hatinya ada gelombang kecemasan yang tak terlukiskan. "Aku di sini, Aisyah. Aku nggak akan kemana-mana," jawabnya lembut namun tegas.Belum sempat Aisyah merespons, seorang perawat masuk ke ruangan dengan langkah tergesa-gesa. "Ibu Aisyah, kita sudah siap. Silakan bersiap untuk masuk ke ruang persalinan," ujar perawat itu, suaranya terdengar profesional namun mengandung ketegangan yang tak bisa disembunyikan.Aisyah menoleh cepat ke arah Farhan. Wajahnya pucat, tapi ada keberanian yang coba ia kumpulkan. "Mas ...." ia memanggil lagi, kali ini lebih pelan, hampir seperti bisikan.Farhan mengangguk, lalu mengusap lembut kening istrinya. "Kamu kuat, Sayang. Aku tahu kamu bisa.

  • Proposal Cinta Sang Miliarder    Bab 150:

    "Aku nggak ngerti, Mas. Kenapa perutku makin besar? Ini nggak wajar, kan?" suara Aisyah pecah di pagi yang seharusnya tenang. Dia memandang Farhan dengan tatapan penuh kekhawatiran, tangannya mengelus perut buncitnya yang terasa begitu berat akhir-akhir ini.Farhan, yang tengah menuangkan teh ke dalam cangkir, menoleh pelan. "Kamu jangan khawatir dulu, Sayang. Setiap kehamilan itu beda-beda. Dokter juga bilang semuanya normal, kan?""Tapi, Mas ...." Aisyah menggigit bibir bawahnya, menahan perasaan yang membuncah di dadanya. "Aku tahu ini nggak biasa. Aku merasa ada yang salah. Perutku terlalu besar untuk usia kehamilan delapan bulan."Farhan meletakkan cangkir di atas meja dan menghampiri Aisyah. Dia duduk di depannya, menggenggam tangan istrinya dengan lembut. "Kamu terlalu banyak pikiran, Sayang. Itu yang bikin kamu cemas. Aku yakin bayi kita sehat. Jangan terlalu cemas dulu."Aisyah menggelengkan kepala, matanya mulai memerah. "Nggak, Mas. Aku

  • Proposal Cinta Sang Miliarder    Bab 149:

    "Mas, kamu serius mau ambil tawaran itu?" Aisyah membuyarkan keheningan di ruang makan kecil mereka, suaranya bergetar. Tatapannya menembus pandang ke arah Farhan yang sedang memotong-motong ayam goreng di piringnya. Farhan menghela napas berat, lalu meletakkan pisau dan garpu di atas meja. "Aku nggak punya pilihan, Sayang. Kamu tahu sendiri kondisi kita sekarang. Tabungan makin menipis, bayi kita akan lahir kurang dari dua bulan lagi. Aku nggak bisa terus-terusan begini." "Tapi, Mas ...." Aisyah menggigit bibir, menahan desakan air mata. "Itu jauh. Kalau kamu ambil pekerjaan ini, kita harus pindah ke Jakarta. Gimana keluargamu di sini? Gimana aku nanti?" Farhan menatapnya dengan lembut, tapi tegas. "Kamu nggak sendirian, Sayang. Aku selalu ada buat kamu. Pindah ke Jakarta mungkin berat, tapi ini kesempatan besar. Gajinya cukup buat kita hidup lebih layak, buat persiapan anak kita. Aku nggak mau anak kita nanti kekurangan."

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status