Share

Rindu 22.b

Selama Abang berbicara dengan Aisha aku menutup mata dan telinga. Berusaha tak mendengar dan melihat. Panasnya rasa cemburu ini tetap ada. Ukurannya kadang naik kadang turun. Sekarang ini sedang naik. Karena mereka seperti keluarga yang sempurna. Tapi aku sudah memutuskan untuk kuat menahannya. Ini komitmen dari sebuah pilihan.

Baby Aisha dibawa kembali ke ruangan. Dokter mengatakan semuanya baik. Bayi itu pun berpindah dari tangan dokter padaku.

Abang melihatnya dengan pandangan yang sulit dijabarkan. Berkaca-kaca karena haru, bahagia, dan suka, mungkin.

“Benar dia laki-laki?” tanyanya.

Pada Awalnya Abang berharap dia anak perempuan. Setelah beberapa kali USG, hasilnya laki-laki. Meski begitu, dia masih berharap kalau anak ini perempuan. Harapan itu musnah hari ini.

“Kalau ingin perempuan nanti dari Alin,” kata Aisha.

“Mungkin tidak.” Aku menggeleng.

“Jangan cakap macam tu, Insya Allah,” timpal Abang.

“Nak gendong?” Aku menawarkan.

“Abang tak berani.”

“Adzankan saja.”

Aku
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
I. Fitria.N
yaampun aisyah..
goodnovel comment avatar
Tini Wartini
Akhirnya baby Kafi d asuh mm Alin...Aisha tmbh parah sakitnya kah
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status