Share

12. Rintangan Pertama

Janu terduduk lemas saat membaca surat yang ditulis Nalini.

Padahal dia baru sekejap memejamkan mata. Nalini sudah pergi meninggalkannya.

"Katanya beberapa bulan lagi. Kenapa malah secepat ini."

Kesal, Janu pun meremas dan menghempaskan surat tersebut.

Sekarang Janu kembali ke rutinitas sendirinya.

Seperti biasa, dia mulai mempersiapkan diri untuk latihan. Tapi diurungkannya.

"Lebih baik aku berburu saja." Pikirnya itu bagus untuk mengatasi rasa marahnya.

Bukannya mendapat hasil, Janu malah mengacaukan semuanya.

Suara langkah yang berisik hingga membuat keberadaanya diketahui oleh para hewan.

Anak panah yang terus meleset, serta jerat yang tidak ada hasil membuat Janu tambah kesal.

"Argh! Kenapa enggak ada yang berjalan lancar."

Janu jadi memutuskan kembali ke rumah.

Memilih duduk sambil memandang hamparan rumput di depan sana.

Berharap Nalini pergi hanyalah sebuah mimpi dan dia akan datang sambil membawa buruan dari arah hutan.

Ditunggu sampai siang pun. Janu yang malah t
Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status