Turnamen Seribu Bintang tinggal beberapa hari lagi, namun di Lembah Putra Langit, setiap hari terasa penting. Latihan, strategi, dan kekompakan mulai terbentuk. Murid-murid semakin matang, siap menghadapi tantangan besar yang akan menentukan nasib sekte. Suasana lembah kini bukan hanya penuh latihan, tetapi juga tawa ringan, candaan, dan momen manja dari para istri Tian Fan, yang membuat sebulan latihan terasa lebih hangat dan bersemangat. Di akhir hari, saat matahari mulai merunduk ke barat, para master berkumpul sebentar. Wu Lin Jia menatap murid-muridnya, “Mereka sudah siap. Tinggal beberapa hal terakhir yang perlu diperkuat.” Bao Zhang menambahkan, “Keseimbangan energi, koordinasi, dan strategi individual. Itu kunci.” Bai Guan Xing tersenyum, “Dan jangan lupa, semangat kerja sama akan menentukan segalanya.” Xiao Zi Ning berdiri agak terpisah, matanya menatap Tian Fan sejenak. Ada ketegangan yang samar, campuran antara rasa hormat dan keanehan yang muncul setiap kali ia berada
Udara pagi Lembah Putra Langit dipenuhi semangat, kabut tipis memantulkan cahaya ke pepohonan dan paviliun. Tian Fan berdiri di aula utama, memandang murid-murid perwakilan yang sudah siap. “Mulai hari ini, kalian akan menjalani latihan intensif satu bulan penuh. Ingat, keselamatan dan kerja sama lebih penting dari kemenangan pribadi.” Para murid menunduk hormat, perasaan gugup bercampur antusiasme. Wu Lin Jia memimpin paviliun timur: “Ram Shi, Han Xiao, Duan Ming, siap!” Sam Shi memimpin paviliun selatan: “Sam Shi, Fei Rong, Qian Ya, bersiap!” Tam Shi memanggil paviliun utara: “Tam Shi, Shen Yue, Mei Zhu, maju!” Yam Shi memimpin paviliun barat: “Yam Shi, Qin Yue, Lu Jian, bersiap!” Begitu latihan dimulai, seluruh paviliun dibagi ke berbagai sesi. Pagi diisi latihan fisik dan bela diri. Ram Shi memimpin simulasi pertarungan, memastikan gerakan murid sempurna. Sam Shi mengasah formasi jiwa dan jimat jarak jauh, sementara Tam Shi menekankan taktik medan dan analisis musuh. Yam Shi mem
Sinar matahari siang menembus kabut tipis di Lembah Putra Langit, menghangatkan aula utama yang sebelumnya dipenuhi aura pagi. Ji Fei, Leng Yue, dan Kong Bai Ren berdiri di tengah aula, tiga sosok yang pagi tadi datang dengan energi memukau. Senyum hangat menghiasi wajah mereka saat menatap Tian Fan. “Saudara Tian, token undangan Turnamen Seribu Bintang ini akan memastikan partisipasi Sekte Putra Langit,” ucap Ji Fei sambil menyerahkan gulungan kecil bercahaya lembut. Leng Yue menambahkan dengan anggun, “Pastikan murid-murid kalian siap menghadapi tantangan. Persaingan di Kota Tianque akan keras, bahkan bagi sekte-sekte besar sekalipun.” Kong Bai Ren menepuk bahu Tian Fan dengan ringan, suaranya berat tapi tegas. “Semoga persiapan kalian matang. Ingat, keselamatan murid-murid adalah prioritas.” Tian Fan membalas senyum mereka. “Terima kasih atas perhatiannya. Kami akan memanfaatkan kesempatan ini sebaik-baiknya.” Setelah beberapa candaan ringan dan sapaan hangat, ketiga senior it
Tian Fan menatap Ji Fei, Leng Yue, dan Kong Bai Ren dengan tenang, senyum tipis masih terselip di wajahnya. “Para senior tidak perlu khawatir. Murid baru yang aku kirim tidak akan ikut bertarung. Ia hanya akan menjadi pendamping. Ini pertama kalinya Sekte Putra Langit berpartisipasi, dan aku tidak mau terjadi sesuatu pada murid-muridku.” Ji Fei mengangguk pelan, matanya bersinar penuh pengertian. “Tepat sekali, Saudara Tian. Keselamatan mereka tetap prioritas.” Leng Yue menambahkan, suaranya tenang namun jelas, “Kami juga memahami. Ini baru kali pertama sekte-sekte lain melihat Sekte Putra Langit. Tentu akan ada kejutan tersendiri.” Kong Bai Ren memandang Tian Fan sejenak sebelum menatap rekan-rekannya. “Berapa banyak murid yang akan kami kirimkan sebagai perwakilan? Jumlah ini akan menentukan keseimbangan kompetisi.” Ji Fei tersenyum tipis. “Sekte kami… akan mengirim sekitar lima belas murid.” Leng Yue mengangguk. “Sekte kami sedikit lebih banyak, sekitar tujuh belas murid. Semu
Setelah pengumuman Alam Rahasia Xuán Tíng dan Turnamen Seribu Bintang, suasana di aula Sekte Putra Langit berubah menjadi serius. Tian Fan duduk di sisi utama, tangannya bersedekap di atas lutut, menatap Ji Fei, Leng Yue, dan Kong Bai Ren. Murid-murid menyiapkan minuman hangat, tetapi tidak ada yang berani memotong pembicaraan; mereka tahu momen ini penting. Tian Fan mencondongkan tubuh sedikit, senyum tipisnya muncul di wajah. “Para senior, sebelum kami benar-benar bersiap, aku ingin memahami persyaratan Turnamen Seribu Bintang. Sekte mana saja yang boleh ikut, dan batasan kultivasinya bagaimana?” Ji Fei mengangguk, senyum hangat mengembang. “Saudara Tian, Turnamen ini… berbeda dari Perburuan Langit ke-108. Bukan semua sekte bisa mengirimkan muridnya. Hanya mereka yang memenuhi kriteria tertentu, dan semua peserta akan melalui verifikasi tingkat kultivasi sebelum pertandingan.” Leng Yue menambahkan, suaranya tenang namun jelas, “Batas bawah adalah Ranah Pengumpulan Qi tahap awal,
Di dalam aula utama Lembah Putra Langit, Tian Fan menatap Ji Fei, Leng Yue, dan Kong Bai Ren dengan sorot mata tenang. Teh hangat dan kue ringan sudah tersaji oleh para murid, sementara Shishi duduk dekat ayahnya, sesekali tersenyum melihat interaksi hangat itu. Tian Fan memulai, suaranya tenang namun tegas: “Para senior, aku ingin tahu… sekte-sekte mana saja yang akan berpartisipasi dalam Turnamen Seribu Bintang? bukankah, sekte yang hadir di Perburuan Langit ke-108 hanyalah sebagian kecil dari keseluruhan sekte di Dimensi Menengah?” Ji Fei mengangguk, senyum ramahnya menenangkan ruangan. “Saudara Tian, benar. Banyak sekte besar belum pernah ikut Perburuan Langit. Turnamen ini akan mempertemukan hampir semua kekuatan utama di lima benua.” Leng Yue mencondongkan tubuh, membuka gulungan emas dari cincin spasialnya. Cahaya ungu memancar membentuk simbol teratai berlapis sembilan. “Mari kita mulai dengan lima sekte teratas yang pasti ikut. Mereka adalah Sekte Langit Emas, Sekte Es Aba