Share

Obrolan Nasi Padang

“Terimakasih Pak Jeffri.”

“Sama-sama, Pak. Saya tunggu kabar baiknya.” jawab Jeffri sambil menjabat tangan kliennya.

Jeffri membereskan berkas-berkasnya setelah memastikan kliennya sudah beranjak pergi. Dia menyesap kopinya yang sudah dingin dan juga berniat untuk kembali ke kantor. Namun dia mengurungkan niatnya saat melihat sosok gadis yang dikenalnya duduk di meja seberang, dia juga sedang meyakinkan seorang klien. Jeffri kembali membuka laptopnya dan berniat untuk duduk di café itu lebih lama.

“Larass..” panggil Jeffri menghampiri gadis itu ketika memastikan dia sudah menyelesaikan meeting-nya.

“Hey, selamat siang Pak Jeffri.”

“Hahaha santai lah, meeting udah kelar juga. Gimana? Lancar?”

“Hmm.. so far so good lah.”

“Good job, toss dulu dong sesama tim marketing.” Laras membalas adu toss oleh Jeffri seraya tersenyum.

“Udah makan?” tanya Jeffri membantu Laras membereskan berkas-berkasnya.

“Belum.”

“Makan dulu yuk.”

“Boleh, yuk sekalian balik ke kantor.”

“Tapi jangan makan di kantin kantor.”

“Jadi makan dimana?”

“Hmm gue pengen nasi padang. Kabita abis liat vlog orang makan nasi padang.”

“Hahaha ada-ada aja lo, Jeff.”

“Ayo lah plis-pliis.”

“Yaudah boleh, ada kok deket sini.”

“Perlu gue ambil mobil di kantor dulu gak?”

“Gak usah, jalan deket kok. Gue sama Yudha sering beli disitu.”

“Oke, let’s go.”

Mereka keluar dari café yang berada di depan gedung kantor dan berjalan ke arah rumah makan padang yang berada di ujung jalan.

“Gimana di Bandung? Betah?” tanya Laras memulai topik perjalanan mereka.

“Betah bangeeet. Kalau di Jakarta tuh kerasa waktu kayak cepat banget gitu Ras. Banyak waktu yang kebuang untuk hal-hal yang gak penting misalnya traffic jam-nya. Waktu gue berangkat kantor udah cepat tuh tetep aja mepet sampe kantornya. Di Bandung ini gue lebih banyak menikmati waktu sih.”

Laras manggut-manggut mendengar cerita cowok tampan itu. Tak perlu sebuah usaha untuk memulai obrolan dengan Jeffri karena dia adalah orang yang aktif berbicara.

“Yuk masuk.” ajak Laras ketika mereka sudah sampai ke rumah makan padang yang terlihat cukup ramai karena memang ini jam makan siang. Mereka langsung memesan makanan dan duduk di salah satu meja yang terdapat kipas angin di atasnya. Tak lama menu yang mereka pesan pun dihidangkan.

“Makasih uda.” ujar Laras seraya mencuci tangannya pada kobokan yang tersedia.

“Wohoooo.. satu aliran kita.” Jeffri melepas jas kantornya dan melipat lengan bajunya agar bisa makan dengan santai.

“Apaan?”

“Gue pikir lo tim pake sendok.”

“Emang ada yang makan nasi padang pakai sendok? Wah perlu diajak ngobrol baik-baik tuh.”

“Yakan? Gue juga heran tu sama orang-orang yang makan nasi padang pakai sendok. Gak berasa nikmatnya.”

“Sebenarnya lebih nikmat kalau makan nasi padang dibungkus, Jeff. Nasi, kuah dan bumbunya udah nyampur pas!” Laras menanggapi obrolan Jeffri terikut semangat.

“Lebih nikmat kalau makannya bareng gue sih.”

“Hahaha..” mereka berdua tertawa pecah.

Mereka mulai menyantap makanan yang cukup memenuhi meja. Sebenarnya Laras tadi hanya memesan dendeng balado, sisanya adalah pesanan Jeffri mulai dari rendang, gulai cumi, paru goreng dan sayur nangka. Dia benar-benar memenuhi semua list keinginannya.

“Memang makanan kampung halaman gue ini gak pernah mengecewakan.” ucap Jeffri seraya menuangkan sesendok sayur nangka ke piring Laras agar gadis itu ikut mencicipinya.

“Oh, *orang awak?”

(sebutan bagi orang yg berasal dari Minangkabau.)

“Hahaha kakek nenek gue sih yang asli orang sana. Abis itu mereka merantau ke Jakarta jadi bokap gue lahirnya di Jakarta.”

“Pernah ke Padang dong?”

“Pernah dong, lihat Big Ben.”

“Hahaha jam gadang?”

“Iyo, *gadang bana.”

(besar banget)

Laras tertawa sambil memerhatikan Jeffri yang ketika makan semakin terlihat lesung pipinya itu.

“Kalau nyokap gue orang Betawi asli.” sambung Jeffri lagi tanpa ditanya.

“Kerjaannye sembahyang mengaji?”

“Tapi jangan bikin diee…”

“Sakit hati..” jawab mereka bersama-sama menendangkan lagu ost Si Doel.

“Hahahah lo ternyata receh juga ya, Ras.”

Jeffri tak menyangka Laras orangnya sangat enak diajak ngobrol karena ketika sedang bersama Yudha dan Cita dia hanya tim menanggapi saja. Mungkin karena dua orang itu sangat aktif berbicara sehingga Laras kalah menonjol.

“Karena ketemunya orang kayak lo, jadinya nyambung. Mungkin kalau gue nge-jokes gitu ke Tyo bisa krik krik krik gak sih?”

“Hahaha iya juga. Tapi dia gitu-gitu baik kok. Emang pembawaannya aja kayak kulkas. Dingin.”

Mereka tertawa bersama-sama saat sadar arah pembicaraan mereka semakin tidak jelas. Tetapi mereka sangat menikmati pembicaraan santai ini.

“Kalau lo orang mana?” kini Jeff yang bertanya seraya memakan kerupuk kulit yang tersedia di setiap meja karena dia lebih dulu menandaskan nasi di piringnya.

“Kakek gue sih gue asli Semarang, tapi gue lahir dan besar di Bandung.”

“Kakek?” Jeff memberikan pertanyaan pancingan.

“Iya gue tinggal sama kakek, dia aslinya orang Semarang, trus sempat jadi dosen di Bandung makanya pindah kesini. Sampai sekarang betah disini.”

Jeffri mengingat-ingat lagi mengenai kecelakaan yang sempat dijelaskan oleh Tyo kemarin, sepertinya lokasi kecelakaan jauh dari kota Semarang. Jeffri masih berusaha mencari informasi mengenai Larasati dan latar belakangnya dan berharap dia mendapat sesuatu untuk diusut. 

“Kalau orang tua lo?”

Laras tersenyum sebelum menjawab. “Gue dari kecil udah ditinggal sama orang tua gue. Jadi gue gak terlalu tahu tentang mereka.”

“Eh sorry, gue..”

“Gak apa santai. Kakek yang rawat gue dari kecil dan gue udah bersyukur banget atas kehadiran kakek di hidup gue. Lagian gue juga gak terlalu ingat masa kecil gue karena..”

“Karena?”

“Karena gue lupa hehehe” jawab Laras seraya tertawa garing, dia sengaja mengalihkan pembicaraan dan tak ingin membuat Jeffri semakin bingung. Laras sendiri tak terlalu paham tentang kehidupannya sehingga dia tidak mau repot menceritakannya pada orang lain.

Jeffri tidak mengerti maksud pembicaraan siapa kakek yang dimaksud Laras. Tak mungkin yang dimaksudnya adalah Pak Danuarta, karena saat berkunjung ke panti kemarin, Laras disebut sebagai cucu pemilik panti itu. Jeffri lupa siapa namanya. Tapi perihal orang tua yang dia maksud apakah orang tua kandungnya? Atau siapa? Sejauh mana Laras mengingat masa lalunya? Jeffri benar-benar tidak mengerti tentang hal ini. 

“Gue males cerita begini, gue jadi terlihat menyedihkan ya di mata lo.” Laras membuyarkan lamunan Jeffri.

“Eh nggak kok, gue gak maksud gitu. Gue cuma mikir lo ada campuran mana, soalnya muka lo ada bule-bulenya gitu.” dengan sigap Jeffri menanggapi Laras karena merasa tak enak.

“Haha ngarang lo, bule apaan?”

“Hmm.. Jerman mungkin? Keliatan kali dari garis wajah dan mata lo.” Jeffri sedari tadi memang memerhatikan wajah gadis yang duduk di hadapannya itu. Dia terlihat sangat cantik dengan rambut yang dijepit separuh menampakkan tulang pipinya dengan jelas.

“Masak? Hahaha gak pernah kepikiran gue.” jawab Laras, setelah itu dia mengajak Jeffri untuk segera beranjak karena waktu makan siang sudah hampir habis.

***

Tiga Pria Sholeh

(Tyo, Dean, Jeff)

Dean

Grup apaan nih?

                                    Jeff

                                    Iqra’ Milea     

Dean

Sok sholeh lu, subuh aja lewat mulu

                                    Jeff

                                    Grup ini dibuat untuk mempererat persaudaraan kita

                                    Jangan buat keributan anda di grup ini

                                    Lagian biar gampang saling share info                     

Tyo

👍                

                                    Jeff

                                    Suatu kehormatan bagi saya dibalas sama Pak Tyo

Dean

Berisik lo, kerja!

                                    Jeff

                                    Santai dong bosqu.

                                    /send picture

Dean

LO MAKAN SAMA LARAS?

KOK GAK NGAJAK?

                                    Jeff

                                    Woles ngapa jangan ngegas

Dean

Dapat info apa?

                                   Jeff

                                    Banyak

Dean

Apaan?           

                                    Jeff

                                    Gue dapat info kalau Laras lagi makan cantik banget

                                    Dia juga suka makan nasi padang sama kayak gue

                                    Oh iya dia gak suka makan nasi pake kerupuk katanya aneh

Dean

Basi lo

Gue block nih

                                    Jeff

                                    Marah-marah mulu kayak lagi PMS

                                    Info lain menyusul di rumah :)

Tyo

Jika Anda memfoto orang lain tanpa izin,

sebagaimana dijelaskan di Pasal 12UU HC,

Anda terancam hukuman atau sanksi berupa

sanksi pidana dengan ancaman pidana denda

paling banyak Rp500.000.000,00

(lima ratus juta rupiah).

Dean

Hahaha mampus lo Jeff

                                    Jeff

                                    Ampun pak, gue cuma mau buat lo pada iri aja tadi :( 

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status