หน้าหลัก / Fantasi / QI ABADI : Kebangkitan Wu Xuan / Bab 95 – Bayangan di Balik Formasi

แชร์

Bab 95 – Bayangan di Balik Formasi

ผู้เขียน: Just B
last update ปรับปรุงล่าสุด: 2025-08-25 02:29:18

Kabut dingin Pegunungan Utara sudah lama mereka tinggalkan, namun hati Wu Yao tetap tidak tenang. Retakan memang berhasil ditutup, makhluk sintetis telah dihancurkan, tapi dalam kedalaman inderanya… ia merasakan denyut Qi asing yang samar dari salah satu rekannya. Denyut yang tak seharusnya ada di tubuh manusia.

Setiap langkah perjalanan pulang terasa berat. Wu Yao berjalan paling depan, wajahnya tenang, namun pikirannya berputar cepat.

"Aku tidak boleh gegabah. Jika aku salah menuduh, tim ini akan hancur sebelum retakan berikutnya ditangani. Tapi jika aku diam saja, pengkhianatan itu bisa menghancurkan kami dari dalam."

---

Ketegangan dalam Tim

Luo Yian mendekat, menyelaraskan langkahnya.

“Wajahmu terlalu tegang. Ada apa?” bisiknya.

Wu Yao melirik, lalu menahan diri. “Nanti akan kujelaskan… tapi jangan sampai yang lain curiga.”

Luo Yian mengangguk, meski hatinya khawatir. Ia tahu Wu Yao tidak akan bicara sembarangan, tapi rasa tidak tahu membuatnya gelisah.

Di belakang, suas
อ่านหนังสือเล่มนี้ต่อได้ฟรี
สแกนรหัสเพื่อดาวน์โหลดแอป
บทที่ถูกล็อก

บทล่าสุด

  • QI ABADI : Kebangkitan Wu Xuan   Bab 99 – Riak di Balik Rapat Tetua

    Di ruang pertemuan utama Sekte Langit Abadi, lampu kristal giok menyala lembut, memantulkan cahaya ke ukiran naga di pilar-pilar batu. Aroma dupa memenuhi ruangan, menutupi tegangnya hawa yang menggantung di antara para tetua. Wu Yao, bersama timnya, berdiri di tengah. Di depan mereka, para tetua duduk melingkar, wajah-wajah tua penuh kerut menatap dengan sorot mata yang berbeda-beda: ada yang kagum, ada yang curiga, dan ada yang jelas-jelas tidak menyukai mereka. Wu Yao menarik napas panjang sebelum berbicara. “Retakan di Hutan Reruntuhan Selatan telah disegel. Namun, makhluk abnormal yang muncul kali ini jauh lebih kuat dari sebelumnya. Ia membawa simbol kuno yang sama dengan yang ditemukan di Lembah Kabut.” Gulungan laporan di tangan Luo Yian dibuka, tulisan bercahaya melayang ke udara, menampilkan catatan rinci tentang pertarungan dan metode segel yang dipakai. “Simbol itu…,” salah satu tetua berambut putih, Tetua Qi, mengetuk tongkat kayunya. “Adalah jejak dari eksperimen kun

  • QI ABADI : Kebangkitan Wu Xuan   Bab 98 – Hutan Reruntuhan Selatan

    Langkah kaki tim Wu Yao bergema di jalan setapak yang menuju Hutan Reruntuhan Selatan. Udara di sepanjang perjalanan terasa lebih dingin, meski matahari siang masih menggantung di atas kepala. Angin membawa aroma logam berkarat, bercampur dengan bau lembap tanah yang sudah lama tak terjamah. Wu Yao berjalan paling depan, wajahnya serius. Kristal Batu Qi Awal di tangannya bergetar lembut, seolah memberi peringatan bahwa energi retakan semakin dekat. Di sampingnya, Luo Yian sibuk mencatat dengan gulungan kertas yang selalu ia bawa. “Jika benar kabut di sini berbeda dari Lembah, berarti retakan mulai berkembang lebih cerdas. Seperti… berevolusi.” Yi Shuang menunduk, menyalurkan Qi hijau ke tanah. “Aku bisa merasakan akar-akar pohon di bawah sini terbakar perlahan, padahal tidak ada api. Itu efek kabut yang menggerogoti kehidupan.” Xiao Lin menggenggam pedangnya lebih erat. “Semakin cepat kita hancurkan pusat retakan, semakin baik.” Di belakang mereka, Su Fei tetap dengan ekspresi te

  • QI ABADI : Kebangkitan Wu Xuan   Bab 97 – Gelombang Kecurigaan

    Kembali ke markas sekte setelah menutup retakan di Lembah Kabut bukanlah perjalanan yang ringan. Kabut masih membayangi tubuh mereka, seolah-olah enggan lepas, meskipun Yi Shuang sudah menyalurkan cahaya hijau untuk membersihkan sisa-sisa Qi. Wu Yao berjalan paling depan, langkahnya tegap namun matanya tajam, penuh kewaspadaan. Di belakangnya, Su Fei tampak santai, seolah tak ada beban. Xiao Lin sesekali meliriknya dengan wajah muram, tangannya tak pernah jauh dari gagang pedang. Luo Yian mencoba mencairkan suasana, tapi hanya berakhir dengan keheningan. Begitu melewati gerbang sekte, mereka disambut oleh tatapan penuh rasa ingin tahu. Kabar tentang retakan di Lembah Kabut sudah menyebar lebih cepat daripada perjalanan mereka. --- Ruang Dewan Sekte Para tetua dari Sekte Awan Mengalir, Sekte Seribu Daun, dan sekte sekutu lainnya sudah berkumpul. Udara di dalam ruang dewan terasa berat, penuh ketegangan. Tetua Yan Mei, yang kini rambutnya mulai dipenuhi uban, membuka suara. “Kalia

  • QI ABADI : Kebangkitan Wu Xuan   Bab 96 – Lembah Kabut dan Bisikan Retakan

    Kabut pekat menyelimuti Lembah Kabut, begitu tebal hingga jarak satu tombak di depan mata pun tampak samar. Udara dingin menusuk, seakan-akan setiap butir embun membawa jarum es yang langsung menembus kulit. Wu Yao berdiri di tepi tebing, menatap ke bawah. Di sana, sebuah celah retakan berdenyut perlahan seperti luka terbuka di tubuh bumi. Qi hitam berputar keluar, berbaur dengan kabut alami lembah. “Retakan ini… berbeda dengan yang di Pegunungan Utara,” gumam Luo Yian yang berdiri di sampingnya. “Qi-nya tidak liar, tapi halus, seakan sengaja disamarkan.” Wu Yao mengangguk. “Ya. Itu membuatnya lebih berbahaya. Retakan yang menutupi jejaknya bisa menyebar tanpa terdeteksi, dan ketika sudah terlambat… akan menelan seluruh lembah.” Yi Shuang maju selangkah, cahaya lembut menyelubungi tubuhnya. “Aku akan menenangkan Qi di sekitarnya. Tapi untuk menyegel inti, kita tetap membutuhkan formasi.” Mata Wu Yao melirik sekilas ke arah Su Fei, yang sedang sibuk menancapkan bendera formasi ke

  • QI ABADI : Kebangkitan Wu Xuan   Bab 95 – Bayangan di Balik Formasi

    Kabut dingin Pegunungan Utara sudah lama mereka tinggalkan, namun hati Wu Yao tetap tidak tenang. Retakan memang berhasil ditutup, makhluk sintetis telah dihancurkan, tapi dalam kedalaman inderanya… ia merasakan denyut Qi asing yang samar dari salah satu rekannya. Denyut yang tak seharusnya ada di tubuh manusia. Setiap langkah perjalanan pulang terasa berat. Wu Yao berjalan paling depan, wajahnya tenang, namun pikirannya berputar cepat. "Aku tidak boleh gegabah. Jika aku salah menuduh, tim ini akan hancur sebelum retakan berikutnya ditangani. Tapi jika aku diam saja, pengkhianatan itu bisa menghancurkan kami dari dalam." --- Ketegangan dalam Tim Luo Yian mendekat, menyelaraskan langkahnya. “Wajahmu terlalu tegang. Ada apa?” bisiknya. Wu Yao melirik, lalu menahan diri. “Nanti akan kujelaskan… tapi jangan sampai yang lain curiga.” Luo Yian mengangguk, meski hatinya khawatir. Ia tahu Wu Yao tidak akan bicara sembarangan, tapi rasa tidak tahu membuatnya gelisah. Di belakang, suas

  • QI ABADI : Kebangkitan Wu Xuan   Bab 94 – Benih Kecurigaan

    Langit malam di atas Lembah Teratai Hitam masih kelabu, seolah tak pernah pulih setelah rapat besar sekte. Di setiap sudut, murid-murid berbincang dalam bisikan; sebagian mendukung Wu Yao, sebagian lainnya meragukannya. Aura ketidakpastian merambat seperti kabut tipis, membuat semua langkah terasa ragu. Wu Yao duduk bersila di ruang kultivasinya, napasnya panjang dan dalam. Kristal warisan Wu Xuan berdenyut pelan di telapak tangannya, seakan menyesuaikan ritme dengan denyut jantungnya. Tubuhnya penuh luka dalam akibat pertempuran Spiral Qi, namun sebagian besar sudah pulih berkat eliksir giok darah dari sekte. Meski demikian, luka yang tidak terlihat jauh lebih berat: keraguan dari para tetua, tekanan sebagai “Utusan Penyeimbang,” dan bayangan ancaman dunia sintetis yang kian dekat. --- Pemulihan Bertahap Qi di tubuh Wu Yao berputar perlahan, mengalir melalui meridian. Cahaya tipis menyelimuti tubuhnya. Tingkat kultivasinya saat ini masih berada di Alam Jiwa Bumi tahap puncak, ha

บทอื่นๆ
สำรวจและอ่านนวนิยายดีๆ ได้ฟรี
เข้าถึงนวนิยายดีๆ จำนวนมากได้ฟรีบนแอป GoodNovel ดาวน์โหลดหนังสือที่คุณชอบและอ่านได้ทุกที่ทุกเวลา
อ่านหนังสือฟรีบนแอป
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status