Share

Chapter 6

Hukuman demi hukuman didapati Zeline. Bahkan dia terus menangis memohon ampunan dari Regar, namun dengan teganya Regar terus saja mencambuknya. 

Zeline yang merasa sakit pun terduduk lemas tak berdaya. Dia menimang semua perkataan Regar untuk mengikuti apa yang Raja perintahkan. 

"Lebih baik kau ikuti saja maunya Raja, Zeline. Kau tidak akan mendapatkan siksaan seperti ini," kata Regar dengan sikap angkuhnya.

Zeline menggeleng saja. Daripada dia mengikuti apa yang Agezo perintahkan, lebih baik dia mati karena hukuman. 

"Kau akan menderita dan Raja tidak akan membiarkanmu mati dengan cepat, Zeline." 

Zeline masih diam. Dia lemas untuk berbicara banyak hal dengan Regar. Baginya, sekarang semuanya hancur. Lebih baik dia menyusul Ayahnya yang sudah mati dibunuh Harei. 

"Kau sangat keras kepala!" 

Zeline menangis saja. Dalam hati dia memohon agar Shaenette datang dan menyelamatinya. 

--OoooOo---

Shaenette frustasi karena pedang yang dia buat dari tangkai mawar tidak kunjung jadi. Dia bahkan beberapa kali menggunakan sihir yang dia dapat dari petunjuk Afroid, namun semuanya gagal. 

Tiba-tiba dia mendengar suara bisikin minta tolong dari seseorang. Shaenette bisa merasakan kesulitan dari suara tersebut. 

Shaenette bangkit. Dia melihat sekelilingnya, namun hanya angin yang menyapanya. Shaenette juga mendengar suara rintihan tangis dari suara tersebut. 

"Who are you?" tanya Shaenette. 

Suara itu perlahan memudar. Shaenettr kembali berteriak menayakan siapa yang memint tolong kepadanya itu. 

"Please, respon ucapanku jika kamu mendengarnya," kata Shaenette lagi. 

Namun percuma, suara itu hilang begitu saja. Shaenette bingung, kenapa tiba-tiba? Datang lalu pergi. 

Sebuah surat burung datang. Afroid menyuruh Shaenette untuk kembali ke danau yang ada di penghujung perbatasan kerajaan. Afroid juga membukakan akses jalan. 

Shaenette mengambil satu bunga mawar dan menyimpannya. Shaenette mungkin membutuhkan bunga itu nantinya. 

Saat dirinya melangkah keluar, pakaian Shaenette berubah menjadi pakaian layaknya militer. Shaenette terkejut, kenapa dia secepat itu mengganti pakaian? 

"Ah, aku lupa kalau sekarang aku dikerajaan peri." Shaenette tak mengambil pusing pun langsung bergegas menemui Afroid. 

Mungkin saja kali ini pelajaran untuk berperang di mulai. 

---OoooOo---

Pesta kerajaan dimulai. Semua para putri dikumpulkan menjadi satu. Bahkan dari penjuru negeri kerajaan. 

Pesta itu sangat mewah, bahkan banyak para desa membantunya menyiapkan pesta tersebut. Mereka tahu, jika hari ini adalah hari spesial untuk Pangerannya mencari permaisuri. 

"Kau sangat tampan, anakku," kata Isabel, Ibu Lucas yang memuji ketampanan anaknya.

Lucas memberi hormat, tanda dia berterima kasih atas pujiannya. 

"Sebentar lagi kau akan menemukan pujaan hatimu, Lucas. Aku bangga denganmu."

"Terima kasih, Bu."

Tak lama, Ayahnya masuk ke dalam kamar Lucas. Dia membawa satu pesan dari bangsa Peri langit yang memberitahu jika diantara banyaknya putri yang datang, tidak ada satupun calon permaisurinya. 

Di dalam surat itu terdapat foto blur seorang putri yang tertidur di sebuah goa dan dijaga oleh sihir. Putri itu adalah jodoh Lucas. 

"Bagaimana bisa, Ayah?" tanya Lucas. 

"Kau harus menemukan dia, Lucas. Waktumu tidak banyak, sebelum peperangan terjadi." 

"Bagaimana aku bisa menemukannya, Ayah? Foto ini tidak jelas, tidak ada kriteria khusus untuk bisa kukenali."

"Gadis ini sangat menyukai mawar, dia memiliki bola mata indah brunella dengan rambut keriting gantung. Gadis ini juga sangat pandai berperang dan mengerti bahasa binatang." 

Lucas melihat Ayahnya bingung. Hanya seperti itu saja? Semua putri bukankah memiliki kriteria yang sama? Apa bedanya? 

"Waktumu tersisa 40 hari."

"Bagaimana jika aku tidak menemukan Queen itu?" tanya Lucas. 

"Seolth Kingdom akan musnah, karena Harei akan berkuasa dikerajaan kita."

Lucas terdiam. 

Lucas tahu siapa Harei, penyihir yang sangat kejam dan terobsesi memiliki dunia. 

Lucas tidak akan membiarkannya mengambil Seolth Kingdom begitu saja. 

"Kau pasti bisa, Anakku. Aku percaya padamu. Kau pandai berburu. Kau cari saja setiap goa di dalam hutan, siapa tau kau bertemu dengan Permaisurimu," kata Isabel lagi. 

Lucas mengangguk paham. 

"Aku akan memberikanmu sebuah senapan untuk melawan binatang buas yang ada di dalam hutan. Aku juga akan memberikanmu ramuan racun, jika kau mengalami keracunan karena hewan yang terdapat di dalam goa-goa hutan."

"Baik, Ayah. Terima kasih."

Setelah itu, Lucas memejamkan matanya untuk memanggil binatang peliharaannya. Dia juga berbicara telepati dengan seseorang yang bertapa di dalam hutan. 

"Lucas akan pergi setelah matahari terbit pagi nanti, Ayah, Ibu."

Isabel dan suami mengangguk. 

"Sekarang, sambutlah para Putri diluar sana, Lucas."

"Baik, Bu." 

Lucas diikuti Ayah, Ibunya pun keluar kembali menuju tempat acara. Lucas akan berkenalan dengan para putri yang datang, namun dia tidak akan membahas pernikahan. Lucas sudah tahu, jodohnya tidak datang. 

Aku akan mencarimu, Queen.

---OooooOo---

Pangeran Denvio hanya terdiam di teras kamarnya. Dia memikirkan nasib Zeline yang disandra oleh Raja Agezo. Denvio ingin sekali membantu Zeline keluar, tapi Ayahnya selalu melarang. 

Denvio tahu, jika dirinya berulah, seluruh keluarganya akan mati. Bahkan rakyatnya juga akan menderita karena siksaan Harei. 

Denvio menghela nafasnya lagi. Dia mengingat masa-masa dirinya bersama dengan Zeline. Denvio sangat merindukan kekasihnya itu. 

"Jika waktunya sudah tepat, aku akan membantumu, putri Zeline." 

Deandrre yang melihat putranya melamun pun masuk. 

"Ayahanda," panggil Denvio. 

"Kau memikirkan Putri Zeline, Putraku?" tanya Deandrre.

Denvio terdiam sejenak, lalu mengangguk. 

"Kau tahu, konsekuensi apa yang akan kamu dapatkan jika melanggar perjanjian yang Ayah buat kepada Harei?" tanya Deandrre lagi. 

"Aku tahu, Ayah. Aku hanya memikirkan Zeline saja. Aku merindukannya dan merasakan jika Zeline sangat menderita."

Deandrre menepuk bahu Denvio, kemudian tersenyum kecil. 

"Apa tidak ada cara lain untuk menyelamatkan Zeline dan Ibunya, Ayah?" tanya Denvio. 

"Ada. Setelah 40 hari akan terjadi perang antara bangsa Witch dengan salah satu putri kerajaan Paper Royal Castle."

"Maksud ayah apa?" tanya Denvio tidak mengerti. 

"Malaikat turun ke bumi untuk memerintahkan seluruh bangsa Elf dan Witch baik mempersiapkan diri menyambut kehadiran Putri dari tiga kerajaan." 

"Siapa Putri itu, Ayah?" 

"Sampai saat ini Ayah tidak tahu siapa nama putri itu, namun Ayah tahu jika dia sedang mendapatkan kutukan dari Harei." 

Denvio diam kembali. 

"Kau harus bisa menemukan ratu itu, Denvio. Jika kau bisa menjadikannya istri, kau akan mendapatkan tahta yang luar biasa," kata Deandrre lagi. 

Denvio menggeleng cepat. Tidak mungkin dia menghianati Zeline. Dia sangat mencintai Zeline. 

"Putri ini memiliki kecantikan alami. Semua Pangeran berlomba mengejar Putri ini agar bisa menjadi istrinya. Ayah harap, kau bisa mendapatkannya, Denvio." 

"Aku tidak mungkin menghianati Putri Zeline, Ayah."

"Kau bisa menjadikan Putri Zeline istri keduamu, Denvio. Kau akan mendapatkan apa pun yang kau mau jika kau menikahi putri ini."

"Bagaimana bisa, Ayah? Aku tidak gampang untuk jatuh cinta."

"Putri ini memiliki kecantikan luar biasa. Dia sangat cantik, karena auranya berasal dari Dewa dan bangsa peri. Kau akan merasakan jatuh cinta jika kau bertemu dengannya, Putraku."

Denvio diam. 

"Sekarang semua Pangeran berlomba mencari Putri itu."

"Di mana aku bisa menemukan gadis itu, Ayah?" tanya Denvio. 

"Aku tidak tahu persis lokasinya di mana, Putraku. Hanya saja, sekarang Putri itu berada di sebuah goa dengan sihir yang Harei buat."

Denvio diam. Apa dia bisa mematahkan sihir Harei yang sangat kuat?

"Aku akan memberikanmu kristal ajaib. Itu yang akan membantu jalanmu untuk mencari Putri itu." 

Denvio kembali diam. Tidak menyangka jika Ayahnya akan memberikan kristal ajaib untuknya, padahal Denvio tahu, seberapa berharga kristal ajaib itu. 

"Apa setelah aku menemukan Putri itu, aku bisa menyelamatkan Zeline?" tanya Denvio. 

"Ya."

"Ayah, kalau begitu, aku akan berkuda mencari keberadaan Putri itu."

Deandrre mengangguk dan tersenyum. 

"Restui aku, supaya aku menemukan Putri itu."

"Ayah selalu merestuimu, Denvio."

Bersambung ....


Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status