Share

Chapter 7

Shaenette terus berlatih bersama Afroid dan Lucia. Dari belajar memanah, berpedang, hingga menikam musuh dari belakang. 

Shaenette juga belajar untuk menghapal banyak mantra dan juga kekuatan yang dimiliki bangsa Elf. 

"Semakin hari kau semakin bersemangat, Shaenette. Kau terlihat sangat ahli dengan pedang-pedangmu itu," kata Lucia. 

Shaenette tersenyum. 

"Kau masih memiliki kekurangan Shaenette. Kau belum bisa menciptakan pedang dari tangkai bunga mawar yang aku suruh," sambung Afroid. 

Shaenette menghela nafasnya. 

"Bagaimana bisa aku menciptakan pedang dari tongkat mawar, Raja. Semua itu terasa mustahil," balas Shaenette putus asa. 

"Kau bisa, Shaenette."

"Bagaimana caranya?" tanya Shaenette. 

"Aku tidak akan memberitahumu, Shaenette. Cobalah kau memikirkan cara sendiri."

Shaenette berdecak sebal.

"Ayah, ini ada surat dari Dewa untuk Shaenette," kata Kie yang berlari membawa surat. 

Afroid mengambil surat itu, kemudian memberikannya kepada Shaenette. 

"Untukku?" tanya Shaenette bingung.

"Bukalah."

Shaenette membuka surat itu dan terkejut. Bacaan di sana memakai tulisan bahasa yang tidak dia mengerti. Tulisan yang Shaenette bingung setengah mati. 

"Tulisan apa ini?" tanya Shaenette bingung. 

Afroid melihat tulisan itu. Kemudian menghela nafas. Rupanya, Dewa memberikan peringatan kepada Shaenette untuk kembali menyelesaikan misinya dan Dewa akan memulihkan ingatannya, karena Shaenette sedang diburu oleh banyak pangeran yang serakah. 

"Raja, apa maksud tulisan di dalam surat ini?" tanya Shaenette sambil menunjuk tulisan yang ada di kertas. 

'Nakiaseles isim kutnu neeuQ etteneahS anerak aynnatagni naka areges hilup. Aid naka nawalem iagabreb macam natanaihkgnep gnay ada id imub ini. neeuQ etteneahS aguj surah hakinem nagned naregnap irad aragen Seol.'

"Waktumu tidak banyak, Shaenette. Kau harus bisa menyelesaikan misi yang sudah dibuat oleh Dewa."

Shaenette kembali bingung. Misi apa yang akan dia selesaikan?

"Pertama, kau harus bisa menemukan kerajaan Tumss dan mengobati mereka menjadi bentuk semulanya. Kedua kau harus menemukan letak air suci dan kau harus menukarnya dengan batu permata merah kepada Ratu Purl di sebuah goa dekat perbatasan kerajaan Northen. Ketiga, kau harus bisa menemukan bunga dengan 7 warna."

Shaenette terkejut dengan misi yang Afroid beritahu. 

"Kau harus mengerjakan itu selama 14 hari dari sekarang, Shaenette. Setelah kau menyelesaikan misimu, kau bisa kembali ke tempat ini."

"Bagaimana mungkin aku menyelesaikan misi itu dengan waktu yang sebentar, Raja? Aku bukanlah bangsa Elf yang memiliki sayap untuk terbang."

Afroid tak menjawab. 

"Kie dan Rie yang akan menemani perjalananmu, Shaenette," kata Lucia. 

Kie yang mendengar itu pun mengangguk. Dia senang mengantarkan Shaenette. 

"Apa bekal yang bisa kubawa?" tanya Shaenette. 

"Kau akan membawa bunga mawarmu dan serbuknya," balas Lucia lagi. 

"Hanya itu?" tanya Shaenette kembali. 

Lucia mengangguk. 

Shaenette merasa semua itu sangat sulit. Dia tidak memiliki apa pun untuk berperang dan melawan. 

"Apa aku tidak bisa meminjam pedangmu, Afroid?" tanya Shaenette lantang. 

"Tidak. Kau akan mencari pedang sendiri." 

"Mencari? Tapi ini bukan waktunya mencari?" 

"Kau bisa menggunakan tangkai mawarmu untuk pedang."

Shaenette tertawa mendengar ucapan Afroid yang kembali meledeknya. Bagaimana mungkin sebuah tangkai mawar berubah menjadi pedang?

"Kau akan pergi sore ini, Shaenette."

"Hah?!" Shaenette terkejut. "Haruskah sore ini? Kau mengusirku di saat aku bingung memikirkan apa yang harus kubawa." 

Afroid kembali diam. Dia melihat istrinya saja dan membisikan sesuatu kepadanya. 

"Shaenette, kau akan mengerti nantinya. Sekarang, aku maupun Afroid tidak bisa membantumu banyak. Kau gunakan kekuatanmu seperti saat Afroid mengajarimu," kata Lucia dengan senyuman terbaiknya. 

Shaenette menghela nafas pasrah. 

"Kau pasti bisa menyelesaikan misi ini, Shaenette."

"I try."

"Kie, bantu Shaenette selama dia menyelesaikan misinya," kata Afroid kepada anaknya itu. 

"Baiklah, Ayah."

Shaenette pun masih diam dengan pikiran bingungnya. Haruskah dia menyelesaikan misi?

---OoooO---

Zeline merasa tubuhnya benar-benar tidak kuat. Dia pun menyerah kepada Agezo. Dia meminta ampun dan akan bersedia menikahi Agezo. 

Walaupun dia akan mengkhianati Denvio, Zeline merasa cara ini yang terbaik. Denvio sendiri tidak datang membantunya, jadi untuk apa?

Berhari-hari diruangan ini dengan berbagai siksaan sihir Agezo membuat Zeline terus menangis.

Saat ini Zeline sudah diobati oleh Agezo. Dia memberikan ramuan obat penghilang luka untuk Zeline. Bahkan Agezo memperintahkan Regar menyiapkan makanan kesukaan Zeline, baju putri Kingdom of Darkness. 

"Kau sangat manis, Zeline. Aku mencintaimu." Agezo membelai pipi Zeline dengan lembut, bahkan dia menciumnya dihadapan para maid dan Ratu Grittel. 

Zeline yang melihat ibunya bersama dengan Harei pun menangis dalam hati. Zeline merasakan jika keluarganya yang harmoni dulu sudah lenyap. 

Ayahnya meninggal dan Shaenette yang menghilang. 

"Hallo, Putriku," sapa Harei kepada Zeline. 

Zeline hanya berpura-pura tersenyum. Dia melihat Ibunya yang terlihat bahagia bersama Harei. 

"Ayah, aku akan menikahi Putri Zeline," kata Agezo. 

"Ayah merestuimu, Putraku."

Agezo tersenyum sopan kepada Harei dan Grittel. 

"Ibu, aku akan menikahi anakmu. Berikan aku restumu."

Grittel tidak ingin merestuinya, tapi bibirnya sulit untuk mengucapkan kata itu. 

"Ya, aku merestuimu." Jawaban itu yang keluar dari bibir Ratu Grittel. Entah kenapa, kutukan Harei membuatnya seperti ini, bertolak belakang dengan apa yang dia mau. 

Zeline hanya menunduk. Air matanya terjatuh saja. Dia kembali berbisik agar Shaenette menyelamatkan hidupnya dan kerajaannya. 

"Sekarang kita akan berpesta!" 

Grittel berdoa, agar seseorang membawa Shaenette untuk menolongnya dengan Zeline. 

---OoooO---

Ditengah perjalanan berkuda, Lucas mendapatkan banyak rintangan dari hutan. Namun, semua itu bisa Lucas lewati. Lucas juga memburu binatang yang ada di sana untuk disantapnya. 

Lucas terus mencari cara agar menemukan Queennya. 

Tiba-tiba sebuah beruang cokelat besar menghadang Lucas yang asik mengistirahatkan tubuhnya. Lucas dengan cepat menghindar, namun beruang itu terus mengejarnya. 

Lucas mengeluarkan senapan dan menembaki beruang itu, tapi beruang itu sangat kuat. Lucas kembali terkejut saat beberapa beruang lagi datang.

"Shit!"

Lucas menembaki beruang itu terus-menerus sambil dia berlari memasuki hutan. 

Beruang itu terus mengejar Lucas yang berlari. Lucas merasa keselamatannya terancam. Dia tidak bisa terus seperti ini, kalau tidak dia akan mati. 

Lucas berusaha mencari cara agar bisa melawan beruang tersebut, namun sia-sia. Beruang itu menghadangnya hingga jatuh. 

Satu cakaran membuat dada kiri Lucas terluka. Dia berteriak kencang saat beruang itu ingin merobek jantungnya. Namun, seorang gadis cantik dengan dua kijang emas datang membantu Lucas. 

Gadis itu menyerang, melawan beruang itu dengan kelihaiannya. Gadis itu juga membaca mantra agar beruang itu tak bergerak, setelahnya gadis itu menyirami satu genggam serbuk mawar yang dia buat ke beruang tersebut. 

Saat itu juga, beruang itu berubah menjadi debu. Semua itu hanya tipuan yang dibuat agar mereka semua tidak bisa memasuki lebih dalam kawasan hutan terlarang. 

Gadis itu melihat Lucas yang merintih kesakitan. 

"Help me, Please." Lucas meminta bantuan kepada gadis itu. Dia memegang dadanya yang terluka parah. 

Gadis itu melihat kedua kijangnya. Dia seolah berbicara kepada kijang itu untuk membantu Lucas. 

"Bantu saya." Lagi, suara Lucas terlihat lirih. 

Gadis itu membuka tangannya. Dia kemudian membacakan sebuah kata yang tiba-tiba satu ramuan ada di tangannya. 

Gadis itu pun menuangkan ramuan itu ke luka Lucas, kemudian meminta Lucas untuk meminumnya. 

Lucas mau tak mau menerima minuman itu. Dia mempercayai gadis yang sudah menyelamatkannya dari kejaran beruang. 

"Terima kasih," kata Lucas yang tak lama dia tertidur. 

Gadis itu melihat iba kepada Lucas. Dia langsung membacakan mantra agar lukanya hilang dan Lucas melupakan kejadian tentangnya hari ini. 

Ya, begitulah cara gadis itu menyembuhkan orang. 

"Sekarang kita kembali kepada misi pertama, Shaenette." 

Ya, gadis itu adalah Shaenette. 

BERSAMBUNG .... 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status