Home / Historical / Queen of Heart - Istri Sang Duke / 1. Lamaran Sang Duke Muda

Share

Queen of Heart - Istri Sang Duke
Queen of Heart - Istri Sang Duke
Author: Amethyst re

1. Lamaran Sang Duke Muda

Author: Amethyst re
last update Last Updated: 2025-01-24 21:26:25

Pendahuluan.

Di tengah panasnya musim kering yang merayapi seluruh wilayah Austin, angin dari selatan membawakan kesunyian yang menyesakkan dada. Ladang-ladang tandus dan tanah yang merekah menjadi saksi bisu kegagalan panen yang telah melumpuhkan banyak keluarga. Kelaparan mulai menghantui setiap rumah, sedikit demi sedikit mengikis harapan yang tersisa.

Sebuah kereta kuda melaju menuju Austin Grange dengan kecepatan yang tak biasa. Di dalamnya, Duke Adam Dorian merenung dalam keheningan. Tawaran bantuan pangan yang baru saja ia berikan kepada Marquess William Austin bukan hanya soal kemanusiaan, melainkan tanda persahabatan yang telah terjalin lebih dari jumlah tahun yang bisa dihitung jari. Mereka memulai kisah persahabatan ini ketika berdiri tak gentar di medan perang, bersama-sama membela tanah air mereka dari invasi musuh.

"Duke Adam," suara Marquess William Austin terdengar lemah tetapi penuh tekad, "Bukan hanya nyawa saya yang Anda selamatkan. Anda juga menyelamatkan banyak nyawa penduduk Austin. Hari ini, saya tidak hanya menganggap Anda sebagai kawan, tapi sebagai tuan yang layak saya abdikan seluruh hidup saya."

Adam menatap sahabat lamanya, memahami setitik beban yang baru saja diucapkan. Persahabatan itu kini berubah menjadi janji setia, membawa perubahan besar pada hubungan mereka. Sebuah perubahan yang tak disadari akan menjadi awal dari banyak intrik dan kesetiaan yang diuji di masa depan.

…..

Ditemani putra semata wayangnya, Duke Adam Dorian mengawasi kinerja para bawahan yang sibuk memindahkan ratusan karung bantuan gandum dan bahan pangan lain dari kereta barang ke gudang penyimpanan Austin Grange. Ketelatenan mereka, ikut turun tangan langsung membantu rakyat membuat hati Marquess William tersentuh.

“Duke Adam, izinkan saya menjamu Anda dan putra Anda. Di rumah, istri saya sudah memasakkan beberapa sajian lezat untuk makan siang kita,” ajak Marquess William kepada Duke Adam.

Pemimpin Dorian Dukedom sekaligus pemilik pelabuhan terbesar di Benua Utama itu mengernyitkan dahinya sejenak, mempertimbangan ajakan beristirahat yang ditawarkan sang tuan rumah. “Kemurahan hatimu patut dipuji, William. Tentu saja aku mengizinkanmu menjamu kami. Sebuah kehormatan bisa menikmati masakan Marchioness.”

Senyuman lega mewarnai wajah lelah Marquess William. Setelah semua bantuan besar yang diterimanya dari sang sahabat, makan siang dengan menu terlezat adalah sebuah kesederhanaan yang nilainya tak seberapa. Sebagai pihak yang dibantu, setidaknya mereka harus sadar diri untuk membalas budi.

“Sander, kemarilah Nak!” panggil Duke Adam kepada putranya.

Dengan peluh yang bercucuran di dahi, Sander menyerahkan catatan pembukuan kepada asisten sebelum berlari menghampiri Duke Adam. “Anda memanggil saya?”

“Marquess William mengajak kita makan siang. Bersihkan dirimu dan segera bergabung bersama kami.”

“Saya mengerti.”

…..

Demi mengurangi hawa panas musim panas dan kemarau panjang tahun ini, Madam Anne memerintahkan para pelayan untuk membuka semua jendela rumah. Wanita itu berdoa supaya angin sejuk perbukitan segera datang, membebaskan mereka dari kegerahan yang menyiksa ini. Membayangkan tamu-tamunya duduk gelisah di meja makan membuatnya ikutan gelisah. Nama baiknya sebagai nyonya rumah sedang dipertaruhkan.

“Yang di tengah meja itu kalkun panggang?” tanya Duke Adam setibanya di ruang makan. Wajah antusiasnya menyenangkan hati Marquess William dan istrinya. “Sudah lama aku tidak makan kalkun panggang. Betulkan, Nak?”

Sander mengambil langkah maju, berdiri menyejajari Duke Adam. “Olahan kalkun jarang ditemui di Dorian, kecuali pada musim gugur.”

Pipi Madam Anne sontak merona mengetahui masakannya disambut baik. Ia merasa usaha kerasnya—ikut membantu juru masak di dapur—terbayarkan lunas meski tidak lazim bagi wanita bangsawan sepertinya melakukan sendiri pekerjaan rumah tangga.

“Duke Adam, mari kita nikmati makanan lezat ini selagi masih hangat,” seru Marquess William penuh semangat.

Jamuan makan siang di Austin Grange dimulai begitu Marquess William mempersilakan semua orang untuk duduk. Meja makan panjang berlapiskan taplak brokat berwarna gading dipenuhi banyak makanan yang ditata rapi, mulai dari kalkun panggang, kentang tumbuk, sayuran segar dengan saus, dan roti gandum buatan rumah. Di sudut meja, anggur merah terbaik yang disimpan khusus dari kebun anggur keluarga siap dituangkan ke gelas-gelas kristal.

Duke Adam menarik kursinya dengan anggun, dan Sander mengikuti di sebelahnya. Pembawaannya yang menawan menunjukkan kepatuhan seorang anak bangsawan yang diajarkan adab dan etiket sejak kecil. Marquess William dan Madam Anne duduk di sisi yang berlawanan. Para pelayan yang telah diinstruksikan dengan detail oleh nyonya rumah bergerak dengan cepat dan tanpa suara, memastikan setiap tamu mendapatkan porsi yang sesuai.

Suasana terasa tenang dan hangat, diselingi percakapan ringan di sela dentingan peralatan makan perak yang bersentuhan piring porselen. Angin sejuk diam-diam menyelinap dari jendela rumah yang terbuka, membawakan mereka aroma segar dari luar.

“Dagingnya lembut,” puji Duke Adam saat memotong hati-hati daging kalkun bagiannya. “Rasa bumbu rempahnya merata dan meresap sampai ke tulang. Keterampilan memasak Madam Anne sungguh luar biasa.”

Sander tampak mengamini pujian sang ayah. Untuk urusan kuliner, wilayah Austin memang yang nomor satu, kendati sebenarnya spesialisasi mereka di bidang pertanian. Banyak sekali rumah bangsawan Elinor yang mempekerjakan juru masak dari wilayah ini.

“Salah seorang kenalan saya di Akademi Kerajaan memberitahu bahwa juru masak di asrama adalah orang asli Austin. Pantas saja kantin asrama selalu ramai di jam makan. Anak-anak sering menyanjung masakannya.”

“Ngomong-ngomong tentang Akademi Kerajaan, aku dengar putrimu alumni sekolah itu, Marquess?” tanya Duke Adam kepada Marquess William.

“Benar, Duke. Putri saya, Cleo, telah lulus pendidikan tingkat tiga sekitar lima tahun yang lalu.”

“Di manakah dia sekarang? Sejak kedatanganku kemari, aku belum sekalipun melihat sosok putrimu.”

Marquess William bertukar pandang singkat dengan Madam Anne. “Maaf, Duke. Wajar jika Anda tidak melihat putri saya karena saat ini Cleo sedang berada di Ibu Kota.”

“Ah begitu rupanya.” Duke Adam mengambil kain serbet di pangkuan, menggunakan benda itu untuk mengelap bibir. Setelah selesai, ia meletakkannya di sisi kiri piring. “Bolehkan aku bertanya sesuatu tentang putrimu, William?”

Marquess William meminta para pelayan untuk mulai mengisi gelas-gelas mereka dengan anggur. “Silakan, Duke.”

“Lady Austin, apakah dia sudah bertunangan, atau mungkin, memiliki kekasih?” tanya Duke Adam lugas tanpa keraguan, yang mana sikapnya tersebut sukses mengejutkan semua orang di meja makan siang itu.

Madam Anne tersentak halus di kursinya, sedangkan Marquess William berusaha mengatur napasnya sebaik mungkin— demi mempertahankan ketenangan dan wibawanya di hadapan Duke Adam. “Untuk saat ini, Cleo belum bertunangan, Duke. Dan sepanjang pengetahuan saya, saya yakin putri saya masih lajang,” jawab Marquess William dengan jantung yang berdegup kencang. “Maaf jika saya kedengaran lancang, tetapi kenapa Anda tiba-tiba menanyakan status putri saya?”

Menyesap nikmat anggur yang telah disajikan pelayan, Duke Adam berdeham lirih, lalu menjelaskan maksud dari pertanyaan itu. “William, aku berniat menjodohkan putrimu dengan putraku, Sander. Sebentar lagi Sander lulus sekolah, dan aku ingin mencarikan pasangan yang pantas untuknya.”

Binar kemenangan terpancar dari mata Madam Anne saat menyadari keluarganya baru saja kejatuhan durian runtuh—putrinya mendapatkan lamaran dari keluarga paling terpandang di Elinor. Kedudukan Keluarga Dorian yang tinggi di kasta kebangsawanan dan kekayaan melipah yang tak akan habis hingga tujuh turunan, Madam Anne yakin hidup putrinya dipastikan makmur dan bahagia jika menikah dengan Lord Sander.

Duke Adam menaruh gelas anggurnya ke atas meja, menatap Marquess William dan Madam Anne bergantian. “Aku harap kalian bersedia mempertimbangkan usulanku ini. Tentu, aku tidak akan memaksakan sesuatu yang tidak diinginkan oleh keluargamu. Namun, aku merasa ini adalah kesempatan yang baik untuk menguatkan hubungan antara keluarga kita.”

Marquess William mengangguk takzim. “Duke Adam, kami sangat tersanjung pada tawaran mulia ini. Keluarga Dorian adalah keluarga terhormat yang berpangaruh di Elinor, bahkan di Benua Utama. Namun, dengan segala kerendahan hati, kami harus mendiskusikan masalah ini bersama putri kami, Cleo. Sebagai orang tua, kami percaya, penting baginya untuk membuat keputusan hidupnya sendiri.”

Madam Anne, meskipun sudah sangat tergoda pada lamaran tersebut, sekuat tenaga menahan diri supaya tidak mempermalukan keluarganya. “Benar, Duke Adam. Cleo anak yang cerdas dan mandiri. Kami tidak ingin menerima sesuatu tanpa mendapatkan persetujuannya. Kami akan berbicara dengannya terlebih dahulu sebelum memberikan Anda jawaban.”

Sander, yang duduk tenang di samping ayahnya, memandang lurus ke depan dengan sikap santun. Anak itu memang tidak berkomentar banyak, tetapi mata rubinya menampilkan rasa ingin tahu yang besar. Terdidik dalam tata krama dan adat bangsawan, Sander akui jika bercakapan ini tak luput dari perhatiannya.

Duke Adam mengangguk paham, kemudian berkata dengan santai, “Tentu saja, aku menghormati keputusan keluargamu. Yang terpenting adalah kebahagiaan anak-anak kita. Aku percaya, jika Lady Austin memiliki kepribadian yang sama seperti yang kalian gambarkan, dia pasti membuat keputusan yang bijak.”

…..

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • Queen of Heart - Istri Sang Duke   2. Para Pria Terhormat

    …..Kumpulan pelajar segera menyingkirkan diri begitu rombongan Pangeran Alden melintasi koridor sekolah. Sembari berbisik-bisik dan sesekali mencuri pandang, para penghuni Akademi Kerajaan yang diharapkan menjadi generasi penerus kejayaan Elinor menyapa ramah ketiga pria muda berbakat, calon pemimpin mereka di masa depan.Alden Lysander Elinor—putra sulung Raja Edward dan Ratu Shopie membalas sapaan mereka dengan anggukan singkat. Pria yang hobi menghabiskan waktu pergi berkencan dengan sembarang wanita itu kabarnya tengah membatasi diri. Belakangan ini, ia sering diceramahi sang ayah untuk menjaga sikap di depan rakyat, mengingat dirinya telah resmi diangkat menjadi pangeran mahkota.“Gadis yang berdiri di sebelah patung zirah besi nomor dua,” ujar Alden kepada salah seorang kawannya, “senyumnya manis, bukan?”“Tolong berhenti memangsa gadis-gadis polos di tempat ini, Yang Mulia. Jangan buat geger istana lagi. Skandal Anda yang kemarin baru saja dibereskan,” seru Sander Arthur Doria

    Last Updated : 2025-01-27
  • Queen of Heart - Istri Sang Duke   3. Pertemuan Pertama Mereka

    …..“Lukisannya mengingatkanku pada pemandangan langit sore di pantai Pulau Selatan? Bagaimana menurutmu, Cleo?”Wanita muda berparas cantik dalam balutan gaun sutra biru yang panjang dan longgar—pilihan bijak untuk hari terik di tengah musim panas, tampak mengangguk setuju. Dari balik hiasan topi berbulu di kepala, mata cokelat tuanya yang sebening Sungai Luminari memandang teduh lukisan yang dimaksud.“Dilihat dari pembangunan ide, penguasan teknik, kreativitas dan keharmonisan warna, kualitas anak-anak akademi di bidang seni meningkat cukup pesat ya. Jika seseorang datang kepadaku dan berbohong bahwa lukisan ini karya seorang pelukis ternama, mungkin aku akan mempercayainya begitu saja.”“Komentarmu terlalu berlebihan, Cleo. Aku tahu, kau tidak mungkin sebodoh itu.”Cleo mengangkat bahunya ringan. “Mau bagaimana lagi, aku berkata jujur.”Terhitung sudah setahun lulus dari pendidikan tingkat tiga Akademi Kerajaan, beberapa bulan yang lalu, Zelda mendapatkan undangan untuk menghadiri

    Last Updated : 2025-01-27
  • Queen of Heart - Istri Sang Duke   4. Duke Muda Sander dan Permintaannya

    …..Pulang ke penginapannya di Ibu Kota, pelayan bernama Dory menyambut Cleo dengan sepucuk surat di tangan. Ia mengatakan, petugas pos terlambat mengirimkan surat Cleo, beralasan jika kereta mereka mengalami kendala di perjalanan sehingga surat yang seharusnya sampai seminggu yang lalu baru bisa tiba siang ini.“Terima kasih,” ucap Cleo saat menerima surat itu.Duduk di depan meja rias, kepala Cleo diliputi banyak pertanyaan. Ia mengira, Sander hanya membual saja. Faktanya, surat dari rumah telah datang.Usai membersihkan diri dan mengenakan gaun tidur, Cleo yang beres mengoleskan krim kecantikan di wajahnya, membawa surat itu ke atas ranjang. Sembari berbaring, ia membacanya di bawah temaram cahaya lilin.“Duke Dorian melamarku untuk putranya?!” seru Cleo terkejut sampai terduduk kembali.Mendadak, wajah tampan Sander bertebaran di benak Cleo. Pria muda yang sukses menarik perhatiannya di pertemuan pertama mereka ternyata calon tunangannya. Pantas saja, sepanjang bincang-bincang mer

    Last Updated : 2025-01-28
  • Queen of Heart - Istri Sang Duke   5. Pangeran Alden dan Taktiknya

    …..“Dengan siapa kau datang ke pesta besok, Sander?” tanya Carl di tengah waktu istirahatnya selepas berlatih pedang tiga jam. Pria itu tampak memeras sehelai handuk kecil yang basah kuyup oleh keringat. “Sepertinya aku datang sendiri.”“Keputusan ayahmu?”Carl mengangguk. “Demi keamanan calon istriku.”Lama terjun di bidang kemiliteran, Keluarga Leander memiliki pengaruh besar pada pertahanan Elinor. Mereka biasanya ditugaskan untuk membantu prajurit kerajaan menekan pemberontakan, menangani aksi terorisme, menjaga perbatasan serta menghalau serangan musuh. Pekerjaan kotor berisiko tinggi dengan bayaran tinggi adalah makanan sehari-hari para ksatria Leander yang gagah dan pemberani.Namun, belakangan ini permintaan jasa Elinor rupanya mulai berganti haluan. Jika sebelumnya, kerajaan memanfaatkan kekuatan Leander untuk mengamankan wilayahnya. Tujuan mereka sekarang berubah ke arah ekstrim, yakni rencana invasi wilayah lain. Tentu saja situasi ini memanaskan hubungan Elinor dengan ker

    Last Updated : 2025-01-29
  • Queen of Heart - Istri Sang Duke   6. Godaan Hidup Bebas

    …..Selepas menyampaikan niat baik keluarganya, Marquess William diam-diam menghadiahkan Sander foto kelulusan Cleo Austin supaya pria itu tahu seperti apa paras putrinya. Ketika pertemuan di aula Akademi Kerajaan terjadi, bukan hal mengherankan jika Sander langsung menyadari bahwa salah satu wanita yang ia temui adalah calon tunangannya.“Dibandingkan foto, wujud nyatanya jauh lebih cantik,” puji Sander sambil memandangi foto Cleo yang tersimpan di jam saku.Suara ketukan dari arah pintu mengejutkan Sander. Pria itu buru-buru menyimpan jamnya ke laci meja belajar. Setelah merapikan diri, ia bergegas memeriksa tamu yang datang berkunjung. Saat pintu dibuka, terlihat seorang pelayan asrama telah menunggu.“Ada yang bisa saya bantu?”“Surat untuk Anda, Lord Sander.”“Terima kasih.”Meski tak kentara, air muka Sander berubah cerah begitu menemukan nama Cleo Brisena Austin. Tak berniat membuang waktunya lebih lama lagi, Sander membuka segel surat tersebut. Ia berharap Cleo membawakannya b

    Last Updated : 2025-01-30
  • Queen of Heart - Istri Sang Duke   7. Persaingan Para Wanita

    …..Menggantikan tugas ibunya yang telah meninggal dunia, menjadi rutinitas bulanan Zelda Adler, mengadakan acara minum teh meriah di Sky Hall. Tujuan acara tersebut tidak lain adalah untuk bersosialisasi dan menegaskan posisi tingginya di dunia sosialita. Ia mengundang beberapa wanita dari keluarga bereputasi baik, termasuk di antaranya Lady Cleo dari Keluarga Austin.“Oh Tuhan, ini cantik sekali,” seru Cleo setibanya di tempat acara.“Kemarin tukang kebun memberitahuku, taman belakang mansion sedang dipenuhi Bunga Candytuft liar,” jelas Zelda. “Rugi membiarkan mereka mati tak terurus, jadi aku manfaatkan sebagai dekorasi tambahan.”“Musim panas memang waktu bagi Bunga Candytuft bermekaran.” Cleo memetik setangkai bunga berwarna putih, mengendus harumnya.Zelda menyapukan pandangan ke sekitar, memantau para tamu menikmati sajian mewah sembari berbincang santai di tengah keindahan taman. “Aku lega semua orang menyukainya. Tidak sia-sia usahaku memindakan meja besar dan belasan kursi ke

    Last Updated : 2025-01-31
  • Queen of Heart - Istri Sang Duke   8. Penolakan yang Berujung Neraka

    …..Usai berpamitan dengan sang tuan acara, Cleo menaiki kereta kuda sewaan untuk pulang ke penginapan. Membiarkan kepalanya bersandar pada jendela, di sepajang jalan wanita itu termenung memikirkan nasibnya. Ia sangat menyukai pesta, tetapi pada kenyataannya, bersosialisasi menguras banyak energi. Selain pandai merayu, keramahan palsu adalah kemampuan yang harus dimiliki setiap wanita.Kusir memelankan laju kuda, menghentikan kendaraan mereka tepat di depan bangunan penginapan. Cleo bergegas turun, lalu mengucapkan salam perpisahan. Sesampainya di ruang tengah, ia melihat Dory telah menunggunya di sana.“Hadiah dari siapa, Dory?” tanya Cleo begitu menerima buket besar bunga mawar merah yang dirangkai cantik. “Bunganya masih segar, pasti baru diantar.”“Hadiah dari Duke Muda Dorian, Milady.”Pipi Cleo pelan-pelan merona. Hatinya ikut berbunga-bunga sehingga rasa resah dan lelah yang dibawanya pulang seketika sirna. “Beliau yang mengantarkannya sendiri?”Dory menggeleng cepat. “Kurir y

    Last Updated : 2025-02-01
  • Queen of Heart - Istri Sang Duke   9. Kebebasan tanpa Batasan

    …..Dua pria bertampang sangar yang menjaga The Amour House mempersilakan pelanggan kesayangan bos mereka masuk. Mengetahui sumber uangnya telah datang, Madam Rosseti selaku pemilik rumah bordil itu tanpa ragu meninggalkan tamu yang sedang dilayani untuk memberikan sambutan meriah. Sesampainya di serambi, dahi wanita tua yang kesehariannya selalu tertutup bedak tebal justru berkerut sempurna ketika mendapati tampang lesu pangeran.“Astaga! Manusia mana yang tega membuat Anda bersedih hati seperti ini.”Alden melepaskan tawa hambar, berharap kelesuannya sedikit memudar. “Di mana yang lain?” tanya Alden sembari menyugar rambutnya menggunakan jemari tangan, matanya bergerak gelisah memeriksa sekeliling ruangan. “Mereka belum datang, Madam?”“Oh, teman-teman minum Anda?” tanya Madam Rosseti memastikan. Bukan Sander ataupun Carl, teman-teman yang dicari Alden adalah para bangsawan muda nakal kenalannya, yang biasa menghabiskan waktu senggang di tempat ini. “Sudah di sini sejak sore.”“Raji

    Last Updated : 2025-02-02

Latest chapter

  • Queen of Heart - Istri Sang Duke   50. Partisipasi dalam Pertempuran Sosialita

    …..Menjelang pertemuan bangsawan di Gedung Parlemen Elinor, para pegawai istana harus menahan dinginnya cuaca—berlalu-lalang menyiapkan dokumen dan memanaskan ruang sidang. Di pelantaran gedung, tampak dua sosok berdiri terpisah dari kerumunan bangsawan yang mulai berdatangan memenuhi panggilan raja.Mereka adalah Duke Joar Leander dan Duke Muda Sander Dorian.Dengan kedua tangan bersedekap di belakang, raut wajah Duke Joar—ayah dari Carl, terlihat keras dan kaku setiap waktu. Mata hitamnya yang sunyi memandangi langit yang kelabu bersalju. Di sampingnya, Sander menikmati ketenangan itu dengan penuh pengendalian diri.“Bagaimana kabar Carl, Duke? Meskipun saya tahu watak putra Anda, hidup saling kenal tetapi berjauhan seperti ini terkadang membuat saya mengkhawatirkan kondisinya.”“Carl baik-baik saja, Duke Muda. Mental dan fisiknya kuat.” Duke Joar menepuk bahu Sander, cukup meyakinkan. “Sejak kecil, Carl sudah dilatih untuk menggantikanku. Pelan-pelan, dia akan mengambil alih semua

  • Queen of Heart - Istri Sang Duke   49. Sambutan Hangat

    …..Salju yang turun di luar jendela besar mengguyuri taman paviliun seperti taburan gula di atas kue pengantin. Menghangatkan diri di dalam ruangan megahnya, para wanita bangsawan berkumpul dalam lingkaran-lingkaran kecil, dibalut gaun musim dingin yang tebal dan berkualitas tinggi. Bau harum teh rempah yang impor dari Benua Selatan, biskuit manis yang jarang ditemukan di toko-toko biasa, semuanya bercampur menjadi satu dengan bisikan-bisikan halus serta tawa kecil yang ditahan sopan. Musim dingin membuat siang terasa seperti malam, jadi pelayan istana menyalakan banyak lilin lebah. Cahayanya yang berkilauan memantulkan rona keemasan pada wajah-wajah tersenyum yang sesungguhnya menyimpan berjuta maksud tersembunyi. Paviliun ratu, sebagaimana adanya, bukan sekadar tempat perjamuan santai kenalan Ratu Shopie, tetapi sebuah panggung tak resmi di mana reputasi dibentuk, diuji, dan kadang dihancurkan hanya dengan lirikan mata dan percakapan basa-basi.Hari kamis di bulan kedua musim dingin

  • Queen of Heart - Istri Sang Duke   48. Diskusi tentang Dunia Sosialita Elinor

    …..Kereta melaju perlahan di jalanan bersalju, mengayun lembut seiring derak roda yang memecah keheningan musim dingin. Kabut tipis menggantung rendah di atas tanah, menyelimuti pepohonan telanjang laksana siluet pahit di antara bangunan batu tua yang menjulang gagah di kejauhan.Memasuki area pusat Ibu Kota, pemandangan hiruk-pikuk kota kerajaan menyambut mereka. Di sepanjang jalan utama, warga yang berbalut mantel tebal tampak terburu-buru menembus kabut, para pedagang membongkar peti-peti barang di balik kios yang berlapis terpal, dan kereta-kereta lain berseliweran, menyisakan jejak roda di permukaan jalan yang beku. Asap hitam dari cerobong rumah-rumah bata mengepul tinggi, berpadu dengan aroma roti hangat dan kayu terbakar yang samar menyelinap masuk ke sela-sela jendela kereta.Dalam kabin yang hangat, Cleo dan Sander duduk berhadapan, dibalut selimut wol tebal pemberian pelayan sebelum keberangkatan. Di antara mereka, keheningan bukanlah kekosongan—melainkan ruang tenang yang

  • Queen of Heart - Istri Sang Duke   47. Doa Zelda untuk Cleo

    …..Angin musim dingin menyusup melalui celah tirai renda yang tipis, menari lembut di atas permukaan selimut beludru yang masih rapi di sisi ranjang sebelah kiri—sisi yang seharusnya hangat oleh kehadiran seorang suami. Zelda membuka mata dengan malas, seolah mimpinya semalam tak mampu memberinya harapan yang layak untuk pagi hari yang sama membosankannya dengan hari kemarin.Ia duduk di tepian ranjang. Jubah satin perak yang membalut tubuhnya bergeser perlahan, memperlihatkan lekuk bahu yang pucat seperti pahatan marmer dingin. Ia tampak seperti patung dewi dalam lukisan tua—memukau, tetapi tidak bergairah. Bukan karena kekurangan tugas, yang pasti karena letih. Letih menghadapi kenyataan yang tak juga berubah: ranjang yang terlalu luas, kamar yang terlalu sunyi, dan suami yang terlalu sopan.Alden, Pangeran Elinor yang tampan dan memesona—atau dulu setidaknya demikian pikirnya—kini lebih setia pada setumpuk dokumen negara daripada pada istrinya sendiri. Ia pulang saat malam nyaris

  • Queen of Heart - Istri Sang Duke   46. Mengambil Alih Sosialita

    …..Perenungan jiwa di balkon istana telah berjalan setengah jam lamanya. Angin malam menyapu helaian rambut cokelat Cleo, membawa serta wangi mawar putih yang menggantung di sepanjang teralis besi. Lilin-lilin dari area pesta terlihat berpedar samar di balik tirai ketika seseorang membuka pintu yang menjadi pembatas balkon dengan lantai dua aula. Cleo menoleh dan menemukan sosok yang dikenal tengah memandangnya lekat-lekat.“Anda meninggalkan saya lagi,” ujar Cleo di antara desir angin malam. “Apakah diskusi bisnisnya berjalan lancar?”Sander ikut bergabung dalam perenungan jiwa itu. Ia bersama Cleo berdiri di tepian balkon, menikmati pemandangan halaman depan aula yang dipenuhi tamu-tamu kerajaan. Beberapa dari mereka sengaja keluar dari aula untuk menghilangkan rasa mual dan pusing di kepala, atau mungkin hanya ingin mencari udara segar saja.“Itu sindiran untukku?”“Saya pikir Anda sudah pulang.”“Dan melewatkan kesempatan menolongmu dari serangan orang-orang gila?” Sander berbalik

  • Queen of Heart - Istri Sang Duke   45. Obrolan Teman Lama

    …..Memutuskan untuk meninggalkan aula lebih awal karena tak tahan sudah dipermalukan, Zelda melarikan diri ke lorong istana yang sepi dari manusia. Persetan dengan Duke Simon yang marah kepadanya, Zelda merasa tidak sudi nasibnya dikasihani para tamu. Tak sendiri, Alden yang khawatir segera menyusul ke tempatnya.“Saya tidak mengulanginya dua kali, Yang Mulia.” Berhadapan langsung dengan Alden yang masih jengkel dengan tingkah gilanya, suara wanita itu terdengar parau usai menangis cukup lama. “Selama Anda di Dorian… apakah kalian berbuat sesuatu?”Tersinggung oleh tuduhan istrinya, kepala tangan dan rahang Alden kompak mengeras. Sejumlah pelayan yang ditugaskan menunggu di sekitar lorong tampak gugup dan panik. “Omong kosong apalagi yang ingin kau debatkan?”“Saya ingin tahu, apa yang terjadi di antara Anda dan Cleo selama di Dorian. Apakah… Anda menyentuhnya? Apakah dia membalas perasaan Anda?”Alden yang kelewat tercengang sampai mengambil langkah mundur sebelum akhirnya tertawa t

  • Queen of Heart - Istri Sang Duke   44. Dipermalukan Suami

    …..Barisan tamu kehornatan berderet rapi di sepanjang jalur tengah aula ketika rombongan Keluarga Kerajaan sedang bersiap-siap di posisi masing-masing. Di bagian paling depan, berdiri Cleo dan Sander. Ekspresi pasangan itu tampak tenang, kendati detak jatuh salah satunya sedikit berdebar menghadapi tatapan tajam para bangsawan yang menunggu di belakang mereka.“Duke Muda Sander,” sapa Raja Edward. Pria itu tampil penuh karisma dengan jubah beludru biru tua berhias lencana kerajaan di dada dan mahkota bertahtakan berlian dan safir. “Terima kasih telah datang ke pesta ini.”Sander membungkuk sopan dan diikuti oleh Cleo. “Kehormatan besar bagi saya untuk hadir di sini, Yang Mulia. Kami turut bersukacita atas pernikahan agung ini. Atas nama Keluarga Dorian, saya menyampaikan doa terbaik untuk Pangeran Alden dan Putri Zelda.”Tatapan Ratu Shopie beralih pada sosok Cleo. Menua dengan cara cantik, wajahnya yang dingin dan halus layaknya porselen tua yang mahal. Gaunnya menjutai elegan dalam

  • Queen of Heart - Istri Sang Duke   43. Pesta Resepsi

    …..“Lady Austin,” sapa seorang pria paruh baya dengan tongkat kayu yang menghampiri tempat Cleo bersama istrinya. “Kita bertemu lagi.”Cleo mengangguk sopan. “Baron Abellard.”“Di pertemuan pertama kita, saya sedang terburu-buru. Maaf jika sikap saya kepada Anda terkesan dingin,” ujarnya ingin dimaklumi.“Oh, tidak sama sekali. Waktu Anda terlalu berharga untuk disia-siakan.”Istri Baron Abellard, seorang wanita anggun dengan gaun lavender dan rambut yang digelung sederhana—tersenyum malu-malu sembari memandangi Cleo. Kulitnya yang berkeriput halus siang ini tampak tertutupi lapisan bedak tipis dan perona pipi, membuat tampilannya lebih segar.“Lady Austin, izinkan saya memperkenalkan istri saya, Ariana,” ujar Baron Abellard. “Pesta ini adalah acara sosial pertamanya setelah sekian lama beristirahat.”Ariana mengangguk sopan. Suaranya halus saat berbicara, “Saya sempat menarik diri dari banyak kegiatan sosial setelah kelahiran anak bungsu kami. Senang bisa berjumpa dengan Anda, Lady

  • Queen of Heart - Istri Sang Duke   42. Pernikahan Kerajaan

    …..Hari baru saja berganti. Istana Elinor dipenuhi suara langkah tergesa dan teriakan pelayan yang bersahutan dari satu lorong ke lorong lain. Kain-kain mewah dibentangkan, karpet merah dibersihkan hingga bersinar, bunga segar dikirim dalam jumlah tak terhitung ke aula yang menjadi tempat resepsi. Di dapur, aroma manis dan gurih bercampur menjadi satu—puluhan juru masak sibuk mempersiapkan jamuan kenegaraan yang harus sempurna hingga gigitan terakhir.Sementara itu, para pejabat tinggi dan tamu undangan dari berbagai kerajaan mulai berdatangan. Mereka membawa rombongan masing-masing, menyulut percakapan hangat bercampur bisik-bisik politik di sela senyuman diplomatik. Di istana Dahlia, keributan mencapai puncaknya di kamar pengantin wanita. Zelda Adler, sang calon putri mahkota, berjalan mondar-mandir dengan gaun pengantin dan tudung tille menutupi kepala.“Tolong periksa lagi!” serunya panik, membuat dua pelayannya saling menatap ngeri. “Aku tidak akan membiarkan satu pun lipatan be

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status