Share

Bab 28

Author: Purple Bubble
last update Last Updated: 2025-05-06 11:14:06

Kakek merajuk dengan bilang bahwa pesta di Bali adalah pestanya Raja dan Lyara. Resepsi di Bandung tetap akan dilakukan. Kakek bilang itu adalah pestanya Kakek. Dengan dalih bahwa rekan-rekan kerjanya protes dengan private party itu, Kakek berjanji akan membuat pesta dan mengundang semua rekan kerjanya. Semua katanya. Dari Sabang sampai Merauke. Kakek bilang bahkan temannya yang di Sydney, Tokyo, dan Penang akan datang. Sehari setelah Raja dan Lyara menyelesaikan liburannya, acara itu akan dilaksanakan.

Acara belanja itu harus ditunda sebentar sambil Lyara dan Raja melipir ke café di sebelah swalayan. Mendengarkan setiap penjelasan Bunda yang juga tidak bisa menolak keinginan sang Kepala Keluarga Wijaya itu.

‘Ra, kamu gak akan capek kalau sehari datang langsung acara?’ tanya Bunda lagi.

“Gimana, Mas?” tanya Lyara, “Kita percepat aja liburannya terus ikut persiapan di Bandung?”

“Bunda, ini gak ada di agenda aku. Bunda tau juga hari itu aku ada meeting,” ucap Raja. Ia mengangguk pelan p
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Queen of Liars   Bab 41

    Tangan Raja mengulur pada Lyara yang masih duduk di sampingnya dan disambut Lyara dengan riang. Keduanya kembali berjalan sambil bergandengan tangan. Setelah magrib tadi, Raja menawarkan jalan-jalan malam dengannya. Tanpa ragu, Lyara segera mengiyakan ajakan itu. Sekarang, setelah makan malam bersama di salah satu omakase favorit Rania yang direkomendasikan pada mereka, mereka berjalan bersama mengelilingi taman di rooftop mall. “Apakah Dinda yang melakukannya?” Lyara mencoba mencari tahu. “Apa?” Tanya Raja sambil menoleh pada Lyara. “Yang Mas bicarakan dengan Kakek tadi sore,” jawab Lyara. Raja mengangguk setelah mencari maksud pertanyaan Lyara, “Kami terlibat beberapa proyek bersama. Tapi karena pernikahan itu gagal, Dinda membalasnya dengan sangat baik,” jawab Raja. “Bukankah Dinda yang selingkuh?” “Tidak peduli siapa yang lebih dulu, Dinda tetap dendam karena kita menikah,” jawab Raja.“Mas yakin aku tidak perlu melakukan apapun untuk bisa membantu? Aku mungkin bisa minta to

  • Queen of Liars   Bab 40

    “Ada Kamara,” ucap Lyara pelan, melerai kedua lelaki dewasa yang sekarang sedang saling serang itu. Tangan Lyara terulur, meminta Kamara, “Karena udah ada Mas Raja, Kak Satria juga masuk dulu, yuk?” ajaknya sambil menggendong Kamara yang menurut.“Aku masih ada jadwal lain dengan Kamara, Ra,” tolak Satria pelan.Lyara manyun dan menatap Kamara di gendongannya. “Gak ada waktu tambahan main, Amara.”“Anti kita bisa main agi, Tate Yaya,” jawab Kamara dengan tangan menepuk-nepuk pundak Lyara.Sambil tertawa dengan jawaban Kamara, Lyara membawanya ke dalam pelukannya sekali lagi. “Kalau gitu, sampai ketemu lagi nanti ya?”Kamara mengangguk.Satria mengulurkan tangan dan meraih tubuh mungil Kamara, Lyara sekali lagi mengusap kepala Kamara. Raja melihat Lyara dengan senyuman kecil. Satria menoleh pada Raja dan berpamitan, “Gue pamit,” katanya, ia menambahkan sebelum berbalik ke mobilnya, “Kayaknya nanti Kamara yang akan lebih sering kesini.”Anggukan Lyara menjawab Satria, “Aku akan nunggu Ka

  • Queen of Liars   Bab 39

    Satria terkekeh dengan ekspresi Lyara yang jelas-jelas curiga padanya.“Bisa kasih aku penjelasan, Pak Satria?” tanya Lyara mendadak formal.“Kamu tau kau kenal Raja, Ra. Dia sedikit keras kepala, kan?” tanya Satria.Bibir Lyara mau tidak mau mencebik kesal, kepala mengangguk setuju mengingat bagaimana Raja melarangnya bekerja. Tapi Lyara kemudian menggeleng, suaminya itu sudah memberi izin dan membiarkan Lyara bersama dengan Kamara dua minggu ini. “Kalian deket banget?” tanyanya. Ia melirik Kamara yang meraih botol minumnya, membantunya memegangi botol pink itu.“Kami teman sejak lama. Kamu tau Kakekku dan Kakeknya sahabat dekat, jadi aku dan Raja sedikit lebih dekat daripada teman biasa,” Satria menjawab ambigu, “kami rival juga buat rebutan siapa yang jadi kapten tim waktu itu,” lanjutnya dengan sedikit senyum.Lyara mengangguk-angguk. Ia kembali menyimpan botol pink di depan Kamara.“Aku kenal dia udah dari lama. Aku juga tau apa yang sedang dia kejar sekarang.”Mata Lyara menatap

  • Queen of Liars   Bab 38

    Kamara benar-benar anak yang manis!Dalam dua minggu, selain sabtu dan minggu, menemaninya selama dua jam di rumahnya membuat Lyara merasa ada semangat baru saat ia memulai hari. Sebenarnya pekerjaannya bukan menjadi guru les seperti yang diberitahukan Kakek. Lebih ke menjadi teman bermain juga teman bicara. Melihat bagaimana Lyara bisa ngobrol seru dengan Kakek, Kakek jadi ingat dengan Kamara yang mengalami speech delay.Dalam seminggu terakhir juga, Raja sedang dinas ke luar negeri. Jadi, Lyara menghabiskan waktu lebih banyak di rumah keluarga Ragasa. Meskipun Kakek sering misuh-misuh karena Lyara telat pulang. Tapi Kakek langsung tidak berkutik saat Lyara bilang ia sudah izin pada suaminya.Kamara juga bukan tidak punya pengasuh. Tapi saat itu pengasuh Kamara sedang cuti karena harus pulang untuk mengurus pernikahan. Jadi, Kamara tidak punya teman di siang hari. Kebetulan sekali Lyara sudah pernah bekerja di banyak bidang juga bisa cepat beradaptasi. Jadi Lyara bisa dengan cepat me

  • Queen of Liars   Bab 37

    Mobil Satria berhenti di depan teras depan. Lelaki dengan setelan kaos polos navy dan celana panjang abu-abu dengan jas santai yang tidak dikancingnya, turun dan menyapa Lyara dan bersalaman dengan Kakek.“Sudah siap?” tanya Satria.Lyara menganguk.Satria tersenyum, “Kami pamit dulu, Pak Danu,” ucapnya setelah sekali lagi memberi salam pada Kakek.Lelaki tua di samping Lyara yang berdiri dengan tongkatnya itu mengangguk. Menoleh pada Lyara, Kakek tersenyum, “Hati-hati, Cucu Menantuku,” ucapnya dengan lantang sambil melirik pada Satria.“Kami akan hati-hati, Pak Danu,” ucap Satria kemudian.Senyum Lyara terpasang di bibirnya, sambil sekali lagi memeriksa setelannya. Trousers navy dan kemeja lengan panjang cream dengan kitty heels dan tas tangan senada. Ia sudah memeriksa isi tasnya tadi, memastikan ponselnya dibawa. Ia berdiri di depan Kakek, “Kakek, Cucu Menantu kakek mau pergi kerja dulu, ya?” pamitnya.Kakek mengangguk meskipun wajahnya penuh dengan raut tidak rela Lyara pergi deng

  • Queen of Liars   Bab 36

    Raja memiringkan kepalanya, “Pertanyaan kamu suka bikin aku mikir banget ya!”Kembali menguasai dirinya, Lyara menarik napas, “Kayaknya kalau Dinda yang jadi istri Mas, dia akan lebih berguna daripada aku,” ucap Lyara ringan.Menurunkan tangan Lyara, Raja menggenggamnya, “No. Kalau aku sama Dinda, aku gak tau aku akan bisa sampai kemana. Aku gak akan tau perjuanganku akan sampai seperti ini,” jawabnya. “Kalau sama Dinda, aku memang akan lebih mudah mencapai tujuanku, tapi itu artinya aku hanya berada di bawah Dinda.”Mendengar jawaban serius Raja, Lyara menggembungkan pipinya, “Tapi dengan Dinda, Mas gak akan secapek ini,” jawabnya.“Justru itu, Yara, pengalaman capek ini yang sedang Kakek ajarkan untuk aku. Aku memang capek sekali. Rasanya beda sekali dengan saat Kakek yang menjadi CEO, aku dulu hanya tau main. Sekarang rasanya lebih menantang,” jelas Raja.“Mas gak menyesal?”“Tentang apa?”“Melepaskan Dinda.”“Justru aku akan menyesal kalau melewatkan kamu,” jawab Raja. Tatapan mat

  • Queen of Liars   Bab 35

    “Ini Kamara,” ucap Pak Sasra.Lyara mengangkat tangan menutup mulutnya. Tidak percaya dengan siapa yang ada di depannya sekarang. Ini Kamara? Kamara anaknya Kak Satria?Gadis berumur empat tahun itu mengangguk kecil dan tersenyum, “Alo, aku Kamaya,” katanya cadel.Mendengar suara Kamara, Lyara berjongkok di depannya, “Halo, Kamara, kamu masih ingat tante, gak?” tanya Lyara dengan antusias.Kamara menatap Lyara dengan mata bulat cemerlangnya yang cantik, lalu menggeleng. Mata bulatnya berkedip.“Gambar muka harimau?”Kamara berkedip lagi, “Tate haimau pakai maskel,” jawabnya.Lyara terkekeh lalu mengangguk, “Iya, waktu itu tante pakai masker,” jawabnya.“Kalian udah saling kenal?” tanya Pak Sasra. Teman kakek yang ternyata adalah Kakek Buyutnya Kamara. Yang artinya beliau adalah Kakeknya Satria.Kembali berdiri, Lyara mengangguk lagi, “Benar Pak Sasra, kami pernah bertemu waktu saya ngisi booth face painting beberapa bulan yang lalu,” jawabnya sambil melirik Kakek yang juga penasaran.

  • Queen of Liars   Bab 34

    Seluruh rangkaian acara sudah selesai, Lyara juga sudah mendapatkan lembar ijazahnya yang ia perjuangkan selama ini dari setiap pekerjaannya, dari setiap perannya. Dengan bangga, Lyara menatap lembar di tangannya. Terharu juga akhirnya bisa menyelesaikan pendidikannya di tengah semua kekacauan dalam hidupnya itu. Lyara melirik tempat dimana Mama duduk tadi. Tapi, wanita berkebaya ungu itu tidak terlhat lagi. Lyara berjalan keluar gedung yang hiruk pikuk.Matanya memindai setiap orang. Mencari Mama. Ia juga mencari Bunda dan Kakek, yang mengabari kalau mereka akan datang. Setelah subuh tadi, Raja sudah pergi karena memang ada jadwal yang tidak bisa ditinggalkannya hari ini. Jadi, Lyara sudah tahu Raja tidak akan datang.Tapi lelaki berkacamata itu ada di depannya sekarang.Mengulum senyumnya, Lyara berjalan dengan pelan. Melewati hiruk pikuk, di antara senyum-senyum dan ucapan selamat juga bangga dari orang-orang yang sama-sama di wisuda hari ini. Semakin dekat, Lyara semakin melihat w

  • Queen of Liars   Bab 33

    Hari itu, enam tahun yang lalu …Tangannya pegal sekali. Kakinya juga. Bagaimana tidak, ia mencuci rambut sekitar sebelas orang hari ini. Belum lagi ada satu dua yang ingin digaruk dan digosok dengan lebih keras. Untung saja tangannya tidak copot! Mengingat bagaimana ia hidup sebelum ini, pekerjaanya hari ini rasanya sangat sangat melelahkan. Ia dulu nona muda yang hanya tahu belajar dan les juga makan enak.Sekarang ia hanya ingin tidur dan beristirahat. Sebelum nanti malam kembali ke rumah sakit untuk gantian dengan Mama untuk menjaga Ayah.Tapi baru saja matanya terpejam, sebelum lelap merenggut kesadarannya, ia merasakan sebuah tangan meraih pinggulnya. Ia mengira Leora sudah pulang dari sekolah. Tapi tangan itu terlalu besar untuk seorang Leora yang masih kelas enam SD. Lyara mematung. Ia tidak bisa bergerak saat tangan besar itu perlahan naik ke pinggangnya, terus merambat ke depannya. Ke perutnya. Berlanjut ke dadanya.Matanya segera terbuka tapi ia benar-benar membeku.Saat ta

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status