Share

Bab 4. Kakak Ipar

Author: Aryan Lee
last update Last Updated: 2025-04-09 12:01:57

"Jadi seperti ini sikap kalian? Pantas tidak ada yang betah menemani Umi," sahut Abidzar sambil melangkah masuk.

Dengan gugup Reyhan bertanya, "Kak, A-abid kapan pulang?"

Mereka langsung menghampiri Abidzar dan hendak menyalami, tetapi pria itu menghindar dan mendekat ke arah Yura.

"Jaga sikap dan mulutmu kalian, Yura adalah istriku!" ujar Abidzar yang membuat kedua adik dan iparnya tampak tercengang.

"Maaf Kak, kami tidak tahu," ucap Reyhan dengan wajah yang langsung pucat.

"Dek, masuk ke kamar nanti kalau Umi pulang baru ke luar!" seru Abidzar yang dijawab anggukan oleh Yura.

Setelah Yura pergi, Abidzar kembali melanjutkan pembicaraan dengan kedua adiknya.

"Dengarkan baik-baik, kalau datang ke sini kalian harus menghormati Yura dan jangan pernah berani menyakitinya dengan alasan apa pun. Ingat aku tahu apa yang kalian lakukan, meskipun mataku tidak ada di rumah ini!" Abidzar memberikan peringatan keras.

"Baik Kak," sahut Reyhan dan Farid secara bersamaan.

Abidzar kemudian meninggalkan ruang keluarga dan masuk ke kamarnya.

"Kalau tahu begini aku tidak datang ke rumah Umi," gerutu Farid yang hampir saja melakukan kesalahan fatal.

"Kok kita nggak diberi tahu, kalau Kak Abid sudah menikah?" tanya Reyhan dengan heran.

Santi istri Reyhan menyahuti, "Kita tunggu Umi pulang saja!"

Sejam kemudian, Umi Hafsah pulang sambil mengucapkan salam, "Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam," jawab Reyhan dan Farid secara bersamaan.

"Umi, kenapa nggak kasih tahu kami kalau Kak Abid sudah menikah?" tanya Reyhan sambil memeluk ibunya dengan hangat.

"Umi memang mau bilang, tapi tunggu kalian datang. Mereka cuma nikah di KUA saja, nanti habis lebaran baru diramaikan!" ujar Umi Hafsah menjelaskan. "Yura!" panggilanya pelan, tetapi cukup terdengar jelas.

Tidak lama kemudian Yura datang langsung menghampiri dan menyalami ibu mertuanya.

"Kenalkan adik iparmu ini Farid dan istrinya Risa, kalau yang ini Reyhan dan istrinya Santi," ujar Umi Hafsah yang membuat anak dan menantunya saling bersalaman. "Yura memang lebih muda dari kalian, tapi dia istri Kak Abid. Jadi kalian harus menghormatinya sebagai Kakak ipar!" pesannya kemudian.

"Apakah Umi yang mencarikan istri buat Kak Abid?" tebak Farid yang dijawab anggukan oleh Umi Hafsah.

Umi Hafsah kemudian bertanya kepada Yura, "Suamimu di mana Nak?"

"Lagi tidur Umi," jawab Yura.

"Ya sudah, pasti dia habis piket. Sebagai keluarga mereka perlu mengenal wajah kamu Yura. Sekarang perlihatkan kepada mereka!" ujar Umi Hafsah memberikan izin.

Yura sempat ragu, tetapi sebagai keluarga mereka perlu mengenal secara pisik. Jika sewaktu-waktu terhadi hal yang tidak terduga.

Reyhan, Farid dan istri mereka tampak tertegun melihat wajah Yura yang memiliki kecantikan alami tanpa polesan make up sedikitpun. Matanya tidak terlalu indah, tetapi tajam dan memiliki retina berwarna hazel yang unik. Bibir kecil dan hidung yang terbilang cukup mancung.

"Sudah cukup!" seru Umi Hafsah yang membuat Yura segera memakai cadarnya lagi. "Kalian kenapa datang sekarang katanya lusa, sekalian buka puasa pertama di sini?" tanyanya kemudian.

"Maaf, Umi kan sekarang sudah ada yang menemani, jadi gantian aku mau buka puasa pertama di rumah keluarga Risa," jawab Farid sebagai anak kedua.

"Aku juga Umi, di kantor lagi banyak kerjaan jadi datang sekarang. Kabari saja puasa bersama di rumah ini kapan!" jawab Reyhan menimpali.

Umi Hafsah tampak menghela nafas panjang dan menyahuti, "Ya sudah, bagaimana baiknya saja!"

"Ayo kita makan, aku sudah beli lauk. Biar Umi nggak cape-cape masak!" ajak Santi dengan lemah lembut.

Risa juga ikut menimpali, "Aku juga sudah beli buah dan kue kesukaan Umi. Sekalian sembako buka puasa nanti!"

"Alhamdulillah dan terima kasih," sahut Umi Hafsah dengan penuh syukur.

Mereka kemudian saling meminta maaf sebelum puasa dan setelah itu makan bersama. Santi dan Risa sesekali saling pandang dengan tatapan sinis melihat Umi Hafsah begitu dekat dengan Yura. Mereka tampak tidak suka sekali karena belum pernah diperlakukan seperti itu.

Tanpa ada yang menyadari dari balik cadarnya Yura tersenyum. Tentu saja ia tahu mana orang-orang baik dan munafik.

Menjelang sore kedua anak dan menantu Umi Hafsah baru pulang. Mereka tidak jadi menginap karena sudah ada Yura, jadi Umi Hafsah tidak terlalu kesepian seperti dulu.

"Apa yang telah mereka katakan dan lakukan sama kamu Yura?" tanya Umi Hafsah dengan serius.

"Mereka tidak melakukan apa pun Umi," jawab Yura berbohong.

Umi Hafsah menatap Yura dengan saksama dan berkata, "Abid belum pernah tidur, kalau kedua adiknya datang, meskipun dia sangat ngantuk sekali. Suamimu sedang marah Yura, sebagai seorang ibu, Umi minta maaf ya, kalau kedatangan mereka tidak berkenan di hatimu."

Yura langsung memeluk Umi Hafsah dan berkata, "Aku tidak apa-apa Umi. Wajar kalau mereka tadi sempat tidak sopan karena tidak tahu, kalau aku istri Kak Abid."

Umi Hafsah membalas pelukan Yura dengan hangat. Jujur di antara para menantunya, entah mengapa ia lebih dekat dengan gadis itu padahal mereka baru kenal.

"Terima kasih atas pengertianmu Nak. Sekarang bawakan makan untuk suamimu ya!" sahutnya yang dijawab anggukan oleh Yura.

Yura segera membawakan makanan dan minuman ke kamar untuk Abid. Benar saja suaminya itu tidak tidur dan sedang sibuk membaca buku.

"Kenapa kamu diam saja dan tidak memberitahu mereka?" tanya Abidzar tanpa menoleh.

"Aku nggak enak Kak, karena merasa lebih muda dan .... "

"Seharusnya kamu katakan saja, kalau tadi aku tidak pulang nggak tahu jawab apa sama Umi," sahut Abidzar yang tidak mau lalai menjaga istrinya.

"Kalau kakak tidak datang, sudah habis kubuat mereka babak belur tadi," jawab Yura di dalam hati. "Kak, aku mau bantu Umi ya," pamitnya yang dijawab anggukan oleh Abidzar.

Selain suka memberikan tausiyah, Umi Hafsah juga mengajar anak-anak ngaji setiap habis magrib sampai isya di teras rumahnya yang cukup luas.

Ketika sedang menggelar karpet, tiba-tiba ponsel Yura berdering. Ia segera masuk ke gudang seolah mengambil karpet lagi.

"Kita harus ketemu, aku ada info penting untukmu!" ujar seseorang dari seberang sana.

"Di mana?" tanya Yura dengan penasaran.

"Di night club, malam ini," jawab orang itu.

Yura menghela nafas panjang dan menyahuti, "Cari tempat lain, aku sudah hijrah jadi tidak mau datang ke tempat seperti itu lagi!"

"Ya sudah, kamu saja yang tentukan tempatnya!" sahut orang itu.

Belum sempat menyahuti lagi, tiba-tiba terdengar seseorang memangil dari depan pintu gudang.

"Yura, kamu ada di dalam?" tanya Umi Hafsah.

Yura segera mengakhiri panggilan itu dan membukakan pintu.

"Iya Umi aku di sini, itu habis beresin karpet yang berantakan," jawab Yura sambil menenangkan diri.

"Kamu tadi bicara sama siapa Nak?" tanya Umi Hafsah sambil menatap Yura dengan saksama.

Yura terdiam sambil mencari jawaban yang logis. Umi Hafsah tidak boleh tahu, siapa yang menghubungi nya tadi. Akan tetapi, ia tidak biasa berbohong.

BERSAMBUNG

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • RAHASIA ISTRI BERCADARKU   Bab 55. Pertemuan di tanah suci

    Langit Makkah membentang dengan cahaya keemasan. Angin padang gurun berhembus lembut, membawa bisikan doa yang tak berkesudahan. Di antara lautan manusia yang mengelilingi Ka'bah, Yura menggenggam tangan mungil putranya, Arya, dengan erat. Seolah tak ingin melepaskan dunia yang kini menjadi satu-satunya alasan ia berdiri tegak.“Subhanallah,” bisiknya lirih, setiap langkah mengiringi lafaz zikir yang terangkai dari kerinduan dan ketundukan. Matanya sembab oleh tangis yang ia tahan selama bertahun-tahun. Inilah perjalanan suci yang didambakan, bukan hanya ingin menyempurnakan ibadah. Aka tetapi, memanjatkan doa untuk menyelesaikan masa lalu yang masih membelenggunya. "Kenapa kamu mengajak kami ke sini? Menangkap ikan sambil berenang Arya dan Maura juga sudah senang kok," tanya Rain yang tidak suka tempat ramai seperti masjidil haram. "Entahlah aku hanya mengikuti kata hati," jawab Yura dengan santai. "Kamu benar-benar nekat Yura, pergi ke sini tanpa pemandu dan pengawal. Bisa ngamuk

  • RAHASIA ISTRI BERCADARKU   Bab 54. Hujan ajarkan aku lupa

    "Mami, jangan diam saja ayo kita ke Bali!" ajak Arya sambil menarik ujung gamis Yura. Yura tampak berpikir keras agar Arya tidak ikut ke Bali. Bukan tidak percaya menitipkan anaknya sama Dragon. Akan tetapi, ia takut akan kemungkinan yang terjadi. "Sayang, kamu nggak bisa ikut Dady ke Bali karena kita mau. " Yura membisikan sebuah ide yang tiba-tiba terbesit di benaknya. "Aku mau Mami, Maura kamu mau ikut nggak ke--" Arya meniru Yura berbisik di telinga gadis kecil itu. Sambil bersorak girang Maura menyahuti, "Iya aku mau ikut, hore!" Yura tampak tersenyum lega karena berhasil membuat Maura dan Arya berubah pikiran. Akan tetapi, tidak dengan Dragon. Jujur ia masih tidak terima wanita itu belum bisa melupakan Abidzar."Ya sudah ayo kita siap-siap!" ajak Yura sambil menggandeng Arya dan Maura meninggalkan tempat itu. "Jangan egois, kamu sudah tahu bagaimana rasanya cinta tidak bisa memiliki, kalau mencintai Yura biarkan dia bahagia!" saran Rain terdengar bijak. Dengan dingin Drag

  • RAHASIA ISTRI BERCADARKU   Bab 53. Luka yang Tak Terlihat

    Malam itu kian merambat jauh, semilir angin menghapus jejak yang tertinggal di jalanan. Yura berdiri diam di ambang pintu, memandangi suaminya yang tertidur lelap di ranjang. Ia kemudian menulis surat yang telah dibacanya berulang kali, tapi tak pernah terasa cukup. Masa-masa kebersamaan mereka kini telah menyatu dengan gema kenangan yang tak bisa ia buang. Queenazalea dulu dikenal sebagai pembunuh bayaran paling tangguh dan hebat di timnya, The Ghost. Dengan julukan Phoenix ia menyelesaikan setiap misi dengan sempurna dan tanpa cela sedikitpun. Hingga satu hari tanpa sengaja ia mendengar percakapan rahasia ketua The Ghost dan putra tunggalnya Daren atau Dragon."Kau harus menikah dengan Letizia!" ujar Ramos dengan serius. "Tidak bisa, aku mencintai Lea." Dragon menolak dijodohkan.Mendengar penolakan putranya Ramos membentak dengan lantang, "Jangan gila kau, dia adikmu!" "Dia bukan adik kandungku!" sahut Dragon dengan berani. "Justru itu Ren, Lea bukan siapa-siapa. Lihatlah k

  • RAHASIA ISTRI BERCADARKU   Bab 52. Tindakan Rain

    Rain yang baru pulang bergegas masuk ke kamar Yura sambil membawa pesanan adiknya itu. Ia tampak terkejut melihat Dragon ada di dalam kamar. "Ada apa ini?" tanya Rain sambil melihat wajah Yura dan Dragon yang tegang secara bergantian. Dragon lupa mengingatkan penjaga untuk tidak membiarkan siapa pun masuk. Ia kemudian mencabut senjata api dari balik jaketnya dan menodongkan ke arah Rain. "Jangan ikut campur, cepat lakukan Lea!" ujar Dragon yang membuat Rain terkejut bukan kepalang. "Jangan lakukan Yura!" seru Rain yang membuat Dragon bersiap menarik pelatuk. "Ayo tembak, kau boleh mengira aku bodoh selama ini Dragon. Tapi kalau aku tidak mengoperasikan lap top dalam sejam semua polisi dunia akan tahu di mana markas The Ghost. Kau akan tahu kan akibatnya, mereka akan membunuh kita semua!" ancamnya yang sudah memperkirakan tindakan Dragon. Kali ini ia tidak akan membiarkan pria itu semena-mena lagi.Dragon menarik kerah baju Rain dan menatapnya dengan geram. "Kurang ajar, mau jadi p

  • RAHASIA ISTRI BERCADARKU   Bab 51. Tanpa Dirimu

    Ciri-ciri yang disebutkan pria paruh baya itu sama persis dengan wanita yang pertama kali Abidzar sentuh secara halal yaitu Yura. Ia yakin sekali Yura adalah putri dari Marco. Dalang yang telah membunuh ayah kandungnya. Kemungkinan besar Marco dihabisi oleh The Ghost yang disewa oleh Baskoro karena ingin menguasai hartanya. Semua fakta itu sangat masuk akal dan saling berkaitan. "Yura pasti datang ke Indonesia untuk mencari tahu latar belakang keluarganya. Kebetulan pada saat itu dia sedang belajar islam dan tidak sengaja bertemu dengan Umi," tebak Abidzar yang sudah menemukan titik terang akan rahasia istrinya. "Kenapa Bapak tidak lapor polisi dari dulu?" tanyanya kemudian. "Keluargamu saja tidak bisa mendapatkan keadilan, apalagi saya yang hanya orang miskin. Saya hanya mampu menyembunyikan makam Tuan dan Nyonya saja," sahut pria itu yang dibalas anggukan oleh Abidzar. "Seharusnya kamu tahu kebenaran ini Yura," ujar Abidzar di dalam hati. Mencari Yura yang telah pergi bersama Th

  • RAHASIA ISTRI BERCADARKU   Bab 50. Rahasia Yura

    "Kak Abidzar," pekik Yura sambil berlari menyambut kedatangan pujaan hatinya. Dragon berusaha mencegah, tetapi gagal karena gerakan Yura lebih cepat. Ia segera mengeluarkan senjata api dan mengarahkan ke arah kaki wanita itu. Lima meter lagi Yura dan Abidzar akan bertemu secara langsung. Terdengar lima kali suara tembakan yang menghentikan langkah keduanya. Dragon telah menentukan batasan untuk mereka mengucapkan salam perpisahan selama lima menit. "Yura, jangan tinggalkan aku!" pinta Abidzar sambil bersimpuh di hadapan Yura. "Maaf Kak Abid, aku harus pergi," ucap Yura sambil membuka cadar. Ia tampak terisak dan kedua kakinya luruh di atas pasir. Abidzar menggeleng seraya berkata, "Jangan pergi, bukankah kamu mencintaiku dan kita sudah berjanji untuk hidup bersama?""Aku juga sangat mencintaimu, tapi cinta saja tidak bisa membuat kita bersama. Dunia kita terlalu jauh berbeda dan bertentangan." Yura tidak mungkin melawan Dragon yang membawa pasukan. Pasti ia akan kalah jumlah.

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status