RANIA: PERFECT TEARS (INDONESIA)

RANIA: PERFECT TEARS (INDONESIA)

last updateLast Updated : 2020-12-10
By:  Asyera KesitaOngoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
36 ratings. 36 reviews
14Chapters
3.2Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Synopsis

Sinopsis: Menjadi 'Si Gadis Penyakitan' bukanlah keinginannya, tanpa di sadari setiap permasalahan datang karena dirinya. Orang tua yang terlalu menyayanginya hingga lupa kalau mereka juga memiliki buah hati selain Rania dan dirinya yang terlalu egois berusaha menyelam pada urusan orang lain. Suatu hari peramal mengatakan kalau hidupnya tinggal sepuluh tahun lagi, Rania memutuskan kekasihnya dan pergi untuk menjalani pengobatan. Ketika Rania sadar bahwa perbuatannya salah, ia mencoba untuk kembali pada kekasihnya. Apakah kekasihnya masih menerima Rania?

View More

Chapter 1

Prolog: Dewa Tampan dan Jenius

2005

"anak anda terkena leukemia stadium satu. Kami akan memberikan antibiotik sebagai tahapan awal. Kita akan menunggu perkembangan untuk pengobatan selanjutnya." dokter itu menutup map-nya dan melepas kacamatanya. Ia menatap sekilas pasien dihadapannya yang bergetar cemas dan ketakutan.

"Saya nggak mau kehilangan anak sulung saya. Berapapun akan saya berikan, asalkan dokter melakukan segala cara agar anak saya bisa sembuh" Vita pasrah, menjambak rambutnya pelan dan menyembunyikan wajahnya di pundak suaminya, Doni.

"Anak kalian sangat kuat dan semangat dalam hidupnya. Saya yakin Rania bisa melewatinya" Ucap dokter seperti biasa guna menenangkan pasiennya.

Doni menghela nafas dan menggenggam tangan istrinya itu.

______________________________

(2015)

"Indonesia tanah air ku, tanah tumpah darahku....."

Semua siswa berbaris dan hormat pada sang merah putih, menyanyikan lagu kebangsaan dengan khidmah kecuali anak yang berada pada barisan paling belakang. Rusuh. Pengacau.

Setelah upacara selesai, siswa baru berkumpul ke aula untuk memulai Masa Orientasi Sekolah.

Rania dan sahabatnya Desfa duduk di kursi paling depan. Mereka tampak antusias untuk memulai masa putih abu-abu mereka.

"kita saksikan, Gamalio Keano. Siswa berprestasi yang menjadi bintang di sekolah kita dengan nilai rata-rata 4,0 dari 4,0 nilai rata rata maximum! Kita beri tepuk tangan yang meriah!"

Sosok yang ditunggu semua orang yang penasaran bagaimana rupa si jenius yang dimaksud. Mulai dari langkah kakinya yang terdengar, semua orang langsung menghadap ke sumber suara tersebut.

Tuk...tuk...tuk....

Sosok itu nampak megah diikuti langkah kakinya. Wajahnya bagaikan dewa surgawi yang di kelilingi cahaya. Saat memegang microphone lelaki itu bagaikan idola yang hendak bernyanyi, suaranya begitu merdu ketika mengucapkan satu per satu kata.

"Terimakasih saya ucapakan kepada.......Sekian dari saya selamat menempuh menjadi siswa putih abu-abu." ucapnya mengakhiri pembicaraannya.

Rania tak sadar kalau pembicaraan telah usai karena ia terlalu menikmati sosok yang menjadi pusat perhatian yang menjelma menjadi idola semua wanita disini.

"Pokoknya aku mau sama dia. Inikah yang dinamakan cinta pada pandangan pertama?" Rania meletakan tangannya di dadanya, menghela nafas tak menyangka kalau jantungnya berdebar begitu cepat.

"Lebay!!" ledek sahabatnya itu.

Rania mengerucutkan bibirnya setelah mendengar ledekan sahabatnya itu, namun tetap saja akhirnya ia tak bisa menahan tawa.

"Halo, namaku Devi. Kita satu kelas 'kan? Tadi aku perhatikan kalian keluar dari ruang kelas sepuluh A" seseorang datang memberhentikan tawa Rania yang begitu menggelegar memenuhi aula.

"Oh iya, salam kenal. Mau gabung sama kami?" tawar Rania.

Devi mengangguk dan mereka pun mengobrol bertiga dan inti pembicaraan mereka hanya mengenai cowok tampan jenius itu.

"Gamalio itu tetangga aku" ucap Devi membuat Rania dan Desfa melongo.

"Nggak salah tuh?!!" Desfa dan Rania mengucap bersamaan.

Devi menggeleng.

"Berarti kalian dekat dong!" Rania menggoyangkan kedua bahu Devi saking senangnya.

"Kalau gitu kamu harus bantuin aku supaya bisa dekat sama Gamalio Keano!!!" Teriaknya.

Desfa menyumpal mulut Rania dengan tangannya, sungguh suara Rania kini membuat nya malu. Bayangkan saja kalian adalah anak baru tetapi ke-alay-an sudah tampak dan dikenali banyak orang.

"Asin!" wajah Rania berubah masam, namun mengingat dia akan berdekatan dengan Gamalio ia tersenyum kembali.

Ketua osis datang dengan pembesar suara mengumumkan bahwa siswa harus berkumpul bersama wali kelas mereka. Untung saja Wali kelas mereka Ramah dan baik, sehingga memaklumi kelakuan Rania dan kawan kawannya yang selalu bercanda setiap menanggapi sesuatu.

Tak terasa waktu sudah habis. Siswa MOS harus kembali kerumah masing-masing, berbeda dengan Rania yang harus menunggu jemputan untuk pergi ke rumah sakit.

"Aku ikut ya!" rengek Desfa sahabatnya itu.

"Antre-nya lama. Kamu bosan nanti!"

"Pokoknya ikut! Aku mau nginap dirumah kamu!"

Karena paksaan akhirnya Desfa ikut bersama Rania. Beruntung sekali ia memiliki sahabat seperti Desfa, mau menemaninya agar tidak bosan berjuang dan semangat untuk sembuh.

Rania dapat nomor antrean ke 38, terkadang ia harus mendahulukan seseorang yang kondisinya lebih buruk dari-nya sehingga memakan waktu cukup lama untuk menunggu.

"nomor 38"

Huft...

Akhirnya...

Batin Rania

Rania memasuki ruangan dokter yang sudah ia kenal sejak kecil. Itulah mengapa Rania begitu akrab dengan dokter Rio.

"sejauh ini kondisi kamu masih normal dan ini sungguh keajaiban karena kamu bisa bertahan seperti ini. Saya salut!" Dokter Rio tampak membuka selembar kertas yang menunjukan grafik medis Rania.

"makasih, dok!"

"Kamu harus makan obatnya dengan teratur!"

"Oke!!"

Rania keluar dari ruangan tersebut dan berpapasan dengan seseorang yang tak asing baginya sedang mendorong kursi roda untuk wanita parubaya.

"Tunggu, kayak kenal!" Rania berbalik dan menghampiri cowok tadi dan menatapnya sebentar sampai ia benar benar membuat mulut nya menganga.

"Gama 'kan?" tunjuk Rania.

"Siapa?" lawan bicaranya menganggap aneh orang dihadapannya.

"Owalah, kita satu sekolah dan satu kelas juga. Kamu si Tampan dan Jenius jelmaan Dewa 'kan?"

Wanita yang didorong Gama tertawa menyaksikan keluguan teman anak-nya itu.

"Hai, Tante!" Rania menunduk menyapa wanita itu. Terlihat mirip dengan Gama sehingga Rania yakin kalau dia adalah Ibu Gama.

"Hai juga Cantik." jawab Ibu Gama.

"Udah sore! Rania pulang dulu ya, tante. Sampai ketemu besok Gama" Rania melesat pergi meninggalkan mereka yang terpelongo akan gadis yang penuh energi positif itu. 

Rania berjalan sambil bersenandung ria sesekali tersenyum. Tak menyangka kalau akan bertemu Gama di rumah sakit. 

"Ngapain senyum-senyum?" Desfa menggetok kepala Rania dengan harapan gadis itu waras kembali.

"Aww..." Ringis Rania.

"Makanya jangan senyum senyum!" peringat Desfa dan Rania hanya mengerucutkan bibirnya.

"kek curut!" ledeknya.

"Ihh. Jangan gitu dong!"

"iya! Hahaha!!!" tawa Desfa menggelegar merasa menang dalam hal meledek sahabatnya itu.

Mereka pun segera pulang dan di sepanjang perjalanan Rania  menceritakan tentang pertemuan tak terduganya dengan Gama. Ia menganggap pertemuan itu adalah pertanda kalau ia berjodoh dengan Gama.

"Yakin?"

"yakinlah! Kata orang kalau pertemuan nggak sengaja selama tiga kali maka orang itu jodoh kita!" jelas Rania.

"Okey. Terserah bu boss!"

Mereka sudah sampai dirumah, seperti biasa rumah sangat sepi. Hanya ada Fani dan Rino sepupunya itu. Mama dan Papa nya pergi sebentar untuk urusan bisnis mereka. Tapi tak apa, bagi Rania ini adalah usaha orang tuanya agar dapat membiayai hidup mereka. 

Rania tersenyum mengingat banyak sekali yang mencintai dirinya. Ia bersyukur kalau Tuhan memberinya kesempatan hidup sejauh ini.

___________________________________

Awal pertemuan kita sungguh menarik, sampai sekarang aku masih mengingatnya. Kenangan itu begitu manis sehingga sulit untuk memudarkannya. Kini aku menyesal mengenalmu, bukan karena aku benci tapi karena aku tak suka kata perpisahan. Ketika kita berbeda dunia, itu hanya menyadarkanku kalau kau hanya ilusi. Biarlah kau dicintai seseorang yang mencintaimu lebih dari diriku. Lupakanlah aku, karena diriku tak pasntas untuk dikenang.

---Rania Jihan--

   -----2022-----

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

10
100%(36)
9
0%(0)
8
0%(0)
7
0%(0)
6
0%(0)
5
0%(0)
4
0%(0)
3
0%(0)
2
0%(0)
1
0%(0)
10 / 10.0
36 ratings · 36 reviews
Write a review
user avatar
Cute Ghost
Bagi yang menemukan buku ini di Hot buku, harap jangan membaca disana karena novel asli ada di goodnovel buka di hot buku. Tolong laporkan apk tersebut atas kasus plagiasinya. Terimakasih
2021-08-08 20:49:28
0
user avatar
Jessica Pasha
Lanjut min
2021-07-02 16:44:29
1
user avatar
Ria Oppusunggu
Update dong, percuma cerita bagus tapi update nya lama. Ini sudah nungguin dari kemarin kemarin. Kalau begini siapa yang mau baca. Malas baca kalau update lama nanti saya turunin bintangnya
2021-01-06 09:41:13
0
user avatar
Elraa Hafa06
Suka sama ceritanya^^
2021-01-06 00:02:57
2
user avatar
Ailana Misha
Dari chapie pertama udah bagus, buat penasaran pembaca baru kyk saya... Well done, semangat ya buat booknya..👍
2020-12-10 05:05:35
1
user avatar
Ahmad Rusdy
keren, kak👍
2020-12-09 21:12:00
1
user avatar
Kier
Hope Rania won't have too much tears
2020-12-05 02:17:35
1
user avatar
Kaia Karnika
bagus jalan ceritanya
2020-11-29 20:11:34
1
user avatar
chely violet
balik ke masa lalu rania
2020-11-27 19:39:01
1
user avatar
Yanti D
Spoiler-in gw dong thor... pinisirin
2020-11-26 10:44:54
1
user avatar
Lusia
Ohh ceritanya Rania ingin kembali sama mantan
2020-11-26 01:37:13
1
user avatar
Cherry Blossom
Keren, Kak. Lanjut & semangat ya ❤️
2020-11-26 00:17:44
1
user avatar
Nyx Swan
woah leukimia di mana-mana emang nakutin ya, antara hidup dan mati dah
2020-11-25 22:54:33
1
user avatar
Zainal Abidin
keren, wajib baca pokoknya....
2020-11-25 22:22:32
1
user avatar
Cute Ghost
Baca kak dibacaa
2020-11-25 20:17:33
0
  • 1
  • 2
  • 3
14 Chapters
Prolog: Dewa Tampan dan Jenius
2005"anak anda terkena leukemia stadium satu. Kami akan memberikan antibiotik sebagai tahapan awal. Kita akan menunggu perkembangan untuk pengobatan selanjutnya." dokter itu menutup map-nya dan melepas kacamatanya. Ia menatap sekilas pasien dihadapannya yang bergetar cemas dan ketakutan."Saya nggak mau kehilangan anak sulung saya. Berapapun akan saya berikan, asalkan dokter melakukan segala cara agar anak saya bisa sembuh" Vita pasrah, menjambak rambutnya pelan dan menyembunyikan wajahnya di pundak suaminya, Doni."Anak kalian sangat kuat dan semangat dalam hidupnya. Saya yakin Rania bisa melewatinya" Ucap dokter seperti biasa guna menenangkan pasiennya.Doni menghela nafas dan menggenggam tangan istrinya itu.______________________________(2015)"Indonesia tanah air ku, tanah tumpah darahku....."Semua siswa berbaris dan horm
last updateLast Updated : 2020-11-10
Read more
Hal memalukan
"Bel akan berbunyi dalam waktu lima menit lagi! Bapak harap peserta baru berkumpul dilapangan sesuai kelompoknya masing masing." Hampir saja telat. Untung lari Rania lumayan kencang. Ia mengambil nafas sembari menyeka peluh di dahinya sesekali menatap kesal arah belakang."Hufft, Liat aja! nanti Rania bakal buat kak Rino jadi makanan kucing!" gumamnya."masuk!"Rania setengah berlari menuju lapangan tempat peserta MOS berlangsung. Matanya melirik ke kanan dan Ke kiri hingga ia mendapati sahabatnya tengah mengangkat kedua tangannya memanggil Rania."Sini," ucap Desfa dengan bahasa bibirnya."Oke!"Ketua osis beserta anggotanya berdiri dengan tangguh di depan. Ada yang berkacak pinggang memarahi siswa yang tak bisa diam, ada yang saling menggoda demi memenuhi kencan mereka, dan berbagai macam tipe yang dapat merrka temukan."Kali ini kakak
last updateLast Updated : 2020-11-13
Read more
Pengertian
"Kak Rania aku mau nunjukin sesuatu."Rania yang baru saja pulang sekolah segera meletakan tasnya asal dan berjalan menuju adiknya."emang ada apaan?" Rania menelusuri ruangan yang pintunya telah ditutup oleh Fani."Cerpen Fani bakal terbit di majalah anak dan Fani bakal dapat uang. Nanti, Fani beliin kakak hadiah!"Fani membuka laptopnya dan menunjukan bukti pengiriman cerpen di email dan sudah di setujui oleh pihak penerbit."Wow!! Keren! Sejak kapan  kamu jadi suka nulis?" tanya Rania."Udah lama. Sebenarnya, bukan ini aja cerpen Fani yang sudah terbit. Masih ada, tapi nggak Fani kasih tau."Fani tersenyum menatap Rania. Tampak dari raut wajah Fani tersimpan sesuatu yang tersembunyi. Fani enggan bercerita karena takut salah bicara."Tapi kenapa?" tanya Rania karena ia merasa ada sesuatu yang tidak beres pada Fani. Jujur, F
last updateLast Updated : 2020-11-14
Read more
Sepupu jahat
Desfa pulang untuk mengambil barang pentingnya sebelum menginap beberapa hari di rumah Rania.Hari sudah gelap, rumah tampak kosong. Mobil milik bibi-nya tak nampak terparkir. Desfa yakin kalau Bibinya sedang pergi.Perlahan Desfa berjalan meraih knop pintu. Nafasnya tertahan berharap tak ada yang memergokinya. Desfa mengehela nafas saat dilihatnya tak ada sepupunya yang biasa duduk di kursi."Uwh, si pungut pulang. Aku pikir sudah mati. Padahal, aku sudah berharap loh"Sepupu Desfa datang tiba tiba. Ia duduk di kursi menyilangkan kakinya bagaikan model.Desfa diam saja tidak membalas, ia bahkan langsung pergi ke kamarnya kembali dengan tujuannya."Buku, baju, tas, oke. Apalagi ya?" Desfa mengingat-ingat apalagi yang dibutuhkannya."Kayaknya sudah semua, deh"Desfa menggandeng tas-nya dengan bertatih-tatih. Beratnya tas itu sungguh mengham
last updateLast Updated : 2020-11-15
Read more
Membujuk Fani
Rania memandangi wajah Gama yang ada di albumnya. Dia sedang membayangkan bagaimana bentuk bingkai yang akan dia beli nanti.Rania melirik jam dinding yang mengarah pada jarum jam ke tiga sore. Rania ingat kalau ia dan Desfa belum makan siang, pantas saja perutnya berbunyi meminta hak-nya."laper, nih!" ujar Rania."Delivery aja, yuk!" Jawab Desfa.Rania pun meraih ponselnya dan memesan makanan dari rumah makan padang langganan mereka. "Kamu mau lauk apa?" tanya Rania.Desfa pun mendekat pada Rania dan menimbang-nimbang apa yang ingin dia makan."Hmmm, nasi kuning pake rendang jangan lupa perkedelnya""Oke aku telepon, ya."Rania pun menekan nomor pemilik rumah makan itu. Seperti biasa, penjualnya akan langsung menjawab."Halo, bang. Mau mesan nasi padang, rendang, perkedel, sama ayam pedas m
last updateLast Updated : 2020-11-17
Read more
Masa suram Fani
Lagi-lagi kembali ketempat itu. Tempat yang sebenarnya dinobatkan sebagai tempat yang ingin Rania jauhi, tapi apadaya dirinya yang harus kesana tiap kali tubuhnya lemah."Bagaimana anak saya, dok!!"Terdengar suara samar dari luar ruangan, tak lain adalah ibu dan ayah Rania yang berusaha datang secepat mungkin."Anak anda tidak memakan obatnya dengan teratur. Ia juga kelelahan karena melakukan aktifitas berlebihan. Anda pernah saya sarankan untuk membatasi aktifitas putri anda, bukan?"Vita dan Doni tak mampu menjawab Dokter Rio. Mereka benar-benar tak mampu untuk berpikir. Mereka hanya bisa takut dan cemas pada putrinya itu."Rania tiga hari disini dulu. Supaya bisa istirahat. Kamu kan sudah mama bilangin nggak boleh kelelahan!" perintah Vita pada putrinya.Rania yang baru saja sadar dari pingsannya mau tak mau mendengarkan ocehan mamanya itu."Maaf, Ma!" sesaln
last updateLast Updated : 2020-11-17
Read more
Gadis keturunan barat
Tiga hari sudah lewat, kini gadis berkucir satu dengan senyuman manisnya sudah siap untuk pergi sekolah. Ia bersenandung kecil sembari menunggu Fani selesai memakai sepatunya."Yuk, pergi bareng!" ajak Rania.Bukannya menjawab, adiknya itu malah memasangkan kedua telinganya headphone dan pergi mendahului Fani."Fani kenapa, ya?" ujar Rania sembari menggelengkan kepalanya untuk menghilangkan pikiran negatifnya.Rania masuk ke mobilnya dan melirik Fani yang menatap keluar jendela."Fan!" panggil Rania tetapi adiknya itu tak mendengarkan.Rania memilih untuk berhenti daripada harus membuat masalah di pagi hari."Pak, turunin saya disini!" perintah Fani pada Sopir."Kamu mau kemana? Sekolah kamu 'kan belum sampai!"Fani hanya membalas Rania dengan menaikan satu alisnya.Hati Rania menjadi tak tenang.
last updateLast Updated : 2020-11-20
Read more
Memulai
"Lari!!""Larinya kenceng dong!""Kelompok kita kalah!" ~~Ricuh terdengar dari siswa siswa yang antusias mengikuti pelajaran olahraga, kecuali Rania yang harus duduk dan hanya melihat keseruan mereka. Gadis itu terlihat lesu dan kecewa karena di selalu dikecualikan dalam kegiatan apapun. "Kamu ngapain ikut duduk?" tanya Rania.Desfa mengeluarkan ponselnya dan membuka aplikasi BBM yang tertera di layar utama. Desfa menunjukan pesan singkat pada Rania."Sepupumu sudah pulang, kau aman sekarang!" Ana.Desfa memasukan ponselnya ke sakunya kembali, waspada jika ketahuan membawa ponsel."Serius? Berarti kamu nggak di rumah aku lagi dong!" Ucap Rania."Yaiyalah, kalau aku dirumah kamu
last updateLast Updated : 2020-11-21
Read more
Aksi
Purnama sudah menghilang dari angkasa. Kini sudah lewat tengah malam, tapi mereka masih saja terjaga. Ini.semua karena ada hal menarik yang sedang mereka rencanakan, membuat jantung mereka berdebar ketika membicarakannya. "Aku membawa dua telepon ku dan satu perekam suara!" ujar Desfa."Aku punya perekam suara sekaligus perekam video yang canggih. Aku punya yang berbentuk seperti pulpen dan anting. Kalau kau mau aku akan memberinya kepadamu." Rania menggeledah laci yang ada di lemarinya dan mengambil  barang yang dimaksud."Wah, pasti harganya sangat mahal. Aku takut merusaknya." Desfa terlihat hati-hati saat menyentuh kotak kayu yang berisi benda berharga itu, ia sama sekali tak menyentuh isi kotak itu."jangan pikirkan harga, kita tak punya waktu untuk itu!" peringat Rania.Kemudian, Rania masuk ke kolong ranjangnya dan mendorong peti segi lima untuk ditunjukan pada Desfa.
last updateLast Updated : 2020-11-23
Read more
Aksi dua
"Wow, aku tak menyangka ini! Apakah dia benar-benar membantu kita atau menipu kita?"Berkali-kali Desfa melontarkan kalimat itu, ia begitu baru untuk menjadikan ini pengalamannya."Kalau kita tertangkap, apa yang harus kita lakukan?""Apakah kita harus lanjut atau menyerah?""Desfa, sahabatku. Ini demi kebaikanmu!" peringat Rania."Tapi, ini soal nyawa, Ran!" balasnya.Bukannya menjawab, Rania malah tersenyum. Desfa yang merasa diabaikan itu kesal dan terdiam."Rasanya seperti hidup. ketika kau mampu berkata mempertaruhkan nyawa disaat kau tau hari itu akan tiba." ucap Rania.Desfa pun menatap Rania, ia mencoba mencerna perkataan sahabatnya itu. Mengapa ia terlihat aneh sekarang?"Ran, kamu nggak lagi sakit 'kan?" tanya Desfa.Rania memiringkan kepalanya lalu tertawa kemudian mengalihkan pandangnya pada la
last updateLast Updated : 2020-11-25
Read more
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status