Share

22. Rencana

Sudah seminggu Zeko berada di Bandung, dia dan teman temannya mewakili sekolahnya mengikuti Turnamen Basket. Seharusnya dua hari lalu mereka sudah bisa pulang, tapi karena ada perubahan jadwal mereka dipulangkan dua hari lebih lama dari perkiraan. Zeko dan teman temannya berhasil meraih juara 2, jika kalian bertanya pemenang utama turnamen tersebut, jawabannya sudah pasti Highstar School. Meskipun bukan Arya dkk yang mewakili sekolahnya tapi anggota lainnya juga cukup mumpuni untuk melawan Moonschool. 

Saat ini Zeko tengah berada di Bashcamp Lexo, dia memandang langit langit markasnya dengan rokok yang berada diantara telunjuk dan jari tengahnya. Menghisap pelan seraya memejamkan Matanya.

"Apa gue bisa rebut lo dari Arya?"

"Gimana ya reaksi lo pas tau kalo gue yang salah jebak Arya sama lo."

"Tapi gue tertarik buat milikin lo, Rania. Persetan sama lo yang udah hamil anak Arya. Gue bakal rebut lo dari dia." Zeko berkata dengan raut datarnya. 

Zeko mengambil hp nya dan mengubungi seseorang. 

" Gimana?"

" Pastiin semua aman, kalo sampe ketauan gausah bawa bawa nama gue."

" Ini perintah."

" Gue ganerima alesan apapun, tetep lakuin apa yang gue suruh, jangan ambil tindakan sampe gue sendiri yang nyuruh." Panggilan dimatikan, zeko tersenyum devil. Dia sudah merencanakan sesuatu untuk memisahkan Rania dari arya. 

" Tunggu tanggal mainnya sayang, lo bakal jadi milik gue Rania."

.

Saat ini Arya dkk sedang berada di apart, setelah membersihkan fotonya dan Rania yang rerpampang jelas dimading dan laman sosmed sekolah arya dkk memutuskan untuk membicarakan tentang orang yang berani menyebarkan fotonya dan Rania. 

" Gimana dan?"

" Masih belum, aksesnya ketutup. Mereka ngapus jejak sebelum gue dapet aksesnya." Arya menghela nafas kecil. 

" Karina bukan si bos? Bisa aja kan, dia dalang di balik semuanya?"

" Jangan asal nuduh rev, kita belum ada bukti."

" Kavi bener, kita gaboleh nuduh tanpa bukti, soalnya udah seminggu ini si karina gabuat masalah." Mereka menyetujui ucapan kavi. 

" Gue ada ide, buat mastiin Karina terlibat atau ngga sekaligus ngasih tau ke murid Starlister kalo Rania istri lo."

" Tumben lo punya ide."

" Bacot, sini lo pada." Ravi membisikkan rencananya kepada mereka, tapi sebelum revi menyelesaikan ucapannya Arya sudah menyela.

" Anjing, gagitu juga."

" Harus gitu bos, kan kita harus punya bukti."

" Tapi, lo harus ambil resiko bos. Cuma buat kali ini."

Arya menghela nafasnya, dan menganggukan kepalanya sebagai tanda persetujuan. Demi mengetahui pelaku dari orang yang menyebar fotonya, Arya harus melakukan ini. Sorry ran, arya berkali kali menggumamkan kata maaf untuk rania. 

" Oke, kalo gitu gue, raka sama kavi kesekolah dulu, lo hubungin dia minta berangkat bareng." Revi, raka dan kavi meninggalkan apartemen arya dan langsung menuju ke sekolah untuk menyiapkan rencana mereka, sedangkan arya masih duduk santai dengan ardan yang masih berkutat dengan laptopnya.

" Menurut lo siapa dan?"

" Zeko."

" Kalo untuk ini gue rasa bukan zeko orangnya. Selain karena gada hal yang perlu dicurigai, zeko juga lagi ikut turnament basket di bandung."

" Semoga, gue cabut." 

Setelah kepergian teman temannya, arya memasuki kamarnya. Disana sudah ada Rania yang sedang tertidur dengan posisi yang jauh dari kata elegan. Arya menggelengkan kepalanya melihat betapa bar bar nya rania saat tidur. 

" Sorry, gue janji ini yang pertama dan terakhir. Semuanya demi lo." Arya mencium kening Rania dengan sayang, lalu pergi meninggalkan rania yang masih tertidur dengan pulasnya. 

.

Rania terbangun dari tidur nya, dia meregangkan badannya yang terasa pegal. Setelah kesadarannya terkumpul sempurna, rania mengedarkan pandangannya ke seisi kamar. Tidak ada tanda tanda adanya arya, dimana suaminya?. Rania melebarkan matanya ketika tak sengaja menatap jam yang sudah menunjukkan pukul 18.30, malam ini adalah acara kelulusannya, Promnight akan di langsungkan pukul 19.00.

Rania langsung bersiap siap, memakai Gaun berwarna Navy yang melekat sempurna dan sedikit make up sudah membuatnya lebih cantik dari sebelumnya. Rania berusaha menghubungi arya dan mengatakan jika dirinya sudah siap, tapi sedari tadi hanya suara operator yang terdengar. 

" Ish lo dimana si ya." 

Ketika akan kembali menghubungi suaminya, bel apartemen nya berbunyi. Dengan tergesa dia membuka pintu.

" Lo kemana aj-- loh, rel ngapain?"

" Gue disuruh ardan buat jemput lo."

" Maksudnya?"

" Gue gatau ran, tapi ka ardan bilang gue harus berangkat promnight sama lo."

" Ehm okedeh, yu berangkat."

Rania dan Aurel sampai di sekolahnya, dan langsung menjadi atensi para teman temannya, apalagi berita tentang Rania dan Arya belum juga surut. 

" Anjirr gatau malu banget dateng ke promnight."

" Jalang gitu mana punya malu, kan udah sering dipake haha."

" Sok lugu banget gasi wkwk."

" Kirain Cupu ternyata Suhu."

" Sabi kali abis acara main sama gue."

" Sabi, lagian arya juga udah sadar dan sekarang milih si karina."

" Bagus lah, karina emang cocok si sama arya."

" Iya, tadi mereka dateng bareng juga. Sekarang lagi duduk bareng juga didepan."

" Mampus dibuang."

Bisik bisik itu terus mengiringi langkah Rania dan Aurel, tapi rania seolah tidak memperdulikannya padahal hatinya terasa sakit mendengar caci maki yang mereka tunjukan padanya secara terang terangan, apalagi mendengar jika Arya, suaminya berangkat bersama perempuan lain. Rania menghela nafas nya untuk menetralisir rasa sesak yang tiba tiba menghimpit dadanya. 

" Jangan didenger ya ran, mereka gatau apa apa. Arya juga gabakal dateng bareng nenek lampir ko."

" Hm, semoga."

Mereka melanjutkan langkahnya menuju kedepan, ternyata acaranya sudah dimulai beberapa menit lalu. Semuanya menikmati acara promnight dengan damai, tak terkecuali rania dan aurel yang sekarang sudah melambaikan tangannya ke kanan dan kiri mengikuti lagu Life goes On yang sedang dinyanyikan oleh adik kelas mereka. 

Life goes on

On one on one yayaya

On one on one

Sedang asik mengikuti alunan musik rania menolehkan arah pandangnya ke kanan, tepat ke arah laki laki dan perempuan yang sedang berdua di stand makanan yang terlihat senggang karena hampir semua menyaksikan pensi. 

Disana terdapat laki laki yang sedang memeluk perempuan dengan jarak yang begitu dekat, rania menggelengkan kepalanya dengan mata yang sudah berembun. 

" Lo jahat ya." 

Rania berlari, meninggalkan Aurel yang mengejarnya dan berteriak kencang memanggil namanya. Tanpa memperdulikan semuanya rania terus berlari, menyusuri jalan yang sepi dan gelap dia terus berlari dengan tak tentu arah.

Tiba tiba hujan turun dengan sangat deras, dengan langkah yang terseok seok karena lelah rania berhenti, bersimpuh ke jalanan dengan memukul dadanya yang terasa sesak. Jangan lupakan air matanya yang terus mengalir dengan derasnya, sungguh rania merasa kecewa sekarang. 

" Lo jahat ya, lo jahat. Kenapa lo lakuin ini ke gue."

" Gue salah apa ya?"

" Gue salah apa bangsat, kenapa lo lakuin ini ke gue."

" GUE BENCI SAMA LO, aryastama." Setelah berteriak dengan kencang, perlahan kesadaran nya menghilang, rania tergeletak pingsan di jalanan yang begitu gelap dan sunyi.

Dari kejauhan terdapat mobil pajero yang berhenti tepat di samping tubuh rania yang sudah basah terkena hujan. Orang tersebut keluar dari mobilnya dan mengecek keadaan rania, perlahan dia menyingkirkan rambut yang menutupi wajah rania dan terlihat jelas raut terkejut orang tersebut ketika melihat siapa orang yang ditemukannya dengan posisi seperti ini. Tanpa kata orang itu menggendong rania dan langsung memasukannya kedalam mobil. 

" Kenapa lo bisa pingsan disini?" orang itu bergumam setelah memasangkan selimut pada tubuh rania. Dia melajukan mobilnya dan meninggalkan tempat tersebut. 

.

Disisi lain arya sedang kalut mencari keberadaan rania. Arya mengejar rania yang berlari ketika melihatnya memeluk karina, padahal bukan seperti itu nyatanya. Faktanya, karina yang tersandung dan kebetulan ada arya didepannya. Arya tidak pernah ada niatan untuk memeluk karina, tapi sialnya rania melihatnya dari samping, jika dilihat dari samping memang terlihat seperti arya yang sedang memeluk Karina karena posisi arya yang menahan bobot karina yang akan terjatuh. 

" Gimana bos? Ketemu?"

" Gue juga udah telvonin rania dari tadi, tapi malah ga aktif."

Anggota Lexa beserta aurel menghampiri arya yang akan pergi mencari istrinya, mereka juga kaget ketika mendengar kabar jika rania melihat arya yang tidak sengaja menolong karina dan menimbulkan kesalah fahaman. Wajar si rania marah, istri mana yang tidak sakit melihat suami nya dipeluk perempuan lain? Apalagi sekarang kondisinya sedang hamil. 

" Lo dimana ran?"

Arya meremas rambutnya frustasi, rania salah paham dan ini salahnya. Sekarang dia harus mencari istrinya, apalagi malam sudah mulai larut. 

Tiba tiba hujan turun dengan derasnya, dan itu mengurungkan niat mereka yang akan mencari rania. 

" Hujan ya, nunggu reda." Ardan berkata ketika arya akan nekat menerobos hujan yang bergitu lebatnya.

" Gue harus cari istri gue dan."

" Bahaya."

" Gue gapeduli dan, yang penting gue bisa temuin rania."

" Positif thinking aja bos, mungkin istri lo udah balik ke apart."

" Nah bener tuh bos, mungkin sekarang rania udah sampe di apart."

" Tunggu reda abis itu kita cari."

Arya menghela nafasnya pelan dengan terpaksa dia menyetujui saran dari teman temannya.

" Oke."

Semoga lo baik baik aja.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status