Beranda / Historical / RANIA / 21. Masalah

Share

21. Masalah

Penulis: cungil191
last update Terakhir Diperbarui: 2021-11-19 23:25:39

 Pagi ini Rania sedang berkutat didapur, menyiapkan sarapan untuk nya dan em suaminya? Ah mengingat semalam pipinya mendadak memanas, dia tidak menyangka akan melakukannya untuk kedua kalinya. 

Lamunannya terganggu ketika sepasang lengan kekar melingkar di pinggangnya, badannya ditarik sedikit kebelakang sehingga tak ada jarak antara mereka. 

" Iss ngagetin tau ga "

" Hem " arya hanya bergumam sebagai jawaban. 

" Lepasin dulu tangannya, aku lagi masak "

" Gamau "

" Lepas dulu sayang " Arya mengerjapkan matanya, dia tidak tuli kan? Rania memanggilnya dengan sebutan sayang. 

" Coba ulangin "

" Apanya? "

" Iss tadi kamu bilang apa? "

" Apa nya? "

Arya tidak menjawab dan malah memeluk Rania semakin kencang, tak lupa bibirnya mengecup leher jenjang yang terpampang jelas dimatanya, karena Rania menggelungkan rambutnya keatas. 

" Kamu mau godain aku ya? "

" Hah? "

" Baju kamu " Arya dengan sengaja menaikkan tangannya yang tadinya diperut sekarang tepat dibawah gunung kembar yang terlihat jelas. Pasal nya Rania hanya memakai kemeja oversize putih milik arya. 

" Isss dasar mesum " Rania memukul pelan lengan Arya. 

" Sana mandi, siap siap kita kesekolah "

" Ngapain? "

" Aurel chatt aku semalem, katanya bakal ada info buat acara perpisahan kelas kita besok malem." 

" Aku mandi dulu ya sayang " Arya mengecup kilat bibir rania sebelum memasuki kamar untuk melaksanakan ritual mandinya. 

" Morning kiss " 

.....

 Arya dan Rania sudah tiba disekolah yang sudah cukup ramai, tapi bedanya banyak pasang mata memperhatikannya. Rania menjadi sedikit risih, apalagi melihat tatapan merendahkan yang orang orang tunjukkan padanya. 

Arya yang menyadari jika gadisnya risihpun berinisiatif untuk menggenggam dan mengelus pelan tangan rania guna menetralisir rasa gelisah yang dirasakan istrinya. Arya menelisik siswa siswi yang masih memperhatikan gadisnya, ada apa? Bukankah mereka sudah tau jika dia dan rania berpacaran. Lalu, kenapa mereka seakan akan baru mengetahuinya. 

" Ngapain lo liatin cewe gue? " Arya berkata sarkastik dengan menatap tajam setiap mata yang masih setia memandang istrinya. Mereka yang ditatap hanya bisa memalingkan wajahnya. 

" Gapapa, lo aman. Ada gue " Arya berjalan seraya menggandeng tangan rania, tapi diperjalanan menuju kelasnya banyak orang orang yang berbisik mengenai mereka. 

" Pantesan Arya mau sama Rania orang udah dipake "

" Sayang banget anjir cantik cantik rusak wk"

" Kira kira semalem kena berapa ya "

" Kalo gini, mending si karina ga si? "

" Arya mauan ya pacaran sama jalang "

" Cantik cantik jalang "

" Kalo gue si malu, Katanya kaya ko jual diri "

" Semalem gue kasih sejuta mau ga ya? "

Tanpa mereka sadari tangan Arya mengepal mendengar kalimat yang tidak mengenakan yang tertuju untuk istrinya. Arya membalikkan badan ke arah orang yang mencap istrinya sebagai jalang, dia sungguh tidak terima atas apa yang sudah mereka katakan. 

" Bangsat "

Bugh bugh bugh 

Arya memukuli siswa tersebut, tidak ada yang berani membantunya karena jika ada yang membantu bisa dipastikan akan berakhir sama. 

" Atas dasar apa lo ngatain cewe gue jalang? "

Bugh bugh bugh 

Arya terus memukuli orang tersebut sampai ada tangan mungil yang memegang kepalan tangannya, dia Rania. 

" Cukup ya, dia bisa mati "

" Dia pantes dapetin itu, dia udah hina lo " Arya berkata dengan nada yang menggebu, nafasnya masih naik turun karena emosi. 

" Aku gapapa, percaya sama aku ya "

Arya tak menggubris ucapan rania, dia kembali menghadap orang orang yang telah menggunjing istrinya.

" Bilang sama gue, siapa yang nyebar gosip tentang cewe gue?" Hening, tidak ada yang mengeluarkan suaranya. 

" Jawab bangsat, atau lo semua mau gue keluarin dari sekolah? "

" Liat mading aja ka, jawabannya ada disana? " Arya mengerutkan keningnya mendengar ucapan dari adik kelasnya. Arya menghembuskan nafasnya, melihat kearah Rania yang sedang menunduk seraya memilin jarinya, dia tau istrinya sedang ketakutan setelah melihatnya menghajar orang dengan membabi buta tadi. 

" Kita ke mading." Arya melangkahkan kakinya membawa serta Rania untuk melihat apa yang ada di mading sekolahnya, namun belum sempat pergi arya sudah mendapatkan bogem mentah.

Bugh 

" Bajingan." Kavi menahan Riko yang akan menerjang Arya kembali. 

" Bangsat, kenapa lo pukul gue." Arya menatap tajam Riko yang juga sedang menatapnya tak kalah tajam. 

" Lo yang bangsat, lo bajingan. Kalo lo mau rusak cewe yang lain aja anjing jangan dia." Riko berkata dengan mata yang tertuju kepada rania. 

" Maksud lo?"

" Lo gausah pura pura gatau ya anjing lo Kan-"

" Ke rooftop, malu jadi pusat perhatian." mendengar ucapan Ardan mereka mengedarkan pandangannya kesekeliling dan benar saja sekarang mereka telah menjadi pusat perhatian siswa/i yang sedang berada di koridor. 

Ardan meninggalkan kerumunan tersebut dan langsung diikuti oleh yang lainnya, mereka menuju rooftop untuk membicarakan sesuatu yang memang harus dijelaskan. 

Disepanjang perjalanan menuju rooftop Rania masih menjadi sorotan para siswa bahkan bisikan demi bisikan juga masih terdengar seiring kakinya melangkah, dia hanya bisa menundukkan kepalanya dengan air mata yang sudah mengumpul di pelupuk matanya sungguh perkataan mereka begitu menyakiti hatinya. 

Sesampainya di rooftop semuanya masih terdiam, menunggu isyarat ardan untuk memulai pembicaraan sampai akhirnya ardan membuka suaranya.

" Kalo lo bingung kenapa warga sekolah mandang rendah Rania, semuanya karena ini Ya." Ardan mengeluarkan beberapa foto dari sakunya dan langsung menyerahkannya kepada Arya. 

" Bangsatt."

" Jadi bener Ya,  Rania jalang lo?"

" Anjing." 

Bugh

Revi tersungkur ke lantai setelah Arya memberikan bogem mentahnya. Arya beranjak dari tempatnya dan langsung mencengkram kerah seragam milik Revi dengan tangan kanan yang mengepal dan mata yang menyorot tajam arya berkata dengan nada sarkastiknya. 

" Sekali lagi lo ngomong gitu, mati lo anjing."

Arya menghempaskan Revi ke lantai dan kembali duduk ditempatny, menghela nafas kecil guna menetralisir emosinya arya menatap Rania yang sudah menangis tanpa suara. 

" Gue sama Rania udah nikah, Rania hamil anak gue-"

PLAKK

" Bajingan, lo apain sahabat gue hiks hiks kenapa harus sahabag gue Aryastama hiks." Aurel menampar Arya yang hanya terdiam di tempatnya, sebenarnya dia bisa saja membalas Aurel tapi Arya tau jika Ardan tak akan tinggal diam jika dia untuk membalas Aurel. 

" Kenapa lo ga cerita ran, lo anggep gue apa hah hiks kenapa lo diem aja." Aurel mengguncang bahu rania, rania tidak bisa menjawab dia hanya menangis tanpa suara. 

" Jelasin ya."

Arya menjelaskan semuanya, mulai dari dia dan Rania yang terjebak One night stand di apartnya, sampai Rania hamil anaknya dan mereka menikah. 

"Terus yang nyebarin foto ini siapa?" 

"Dan, gue yakin lo bisa."

Tanpa dijelaskan pun ardan sudah mengerti jika Arya mempercayainya untuk mencari pelaku ya g menyebarkan foto nya. Ardan hanya berdehem sebagai jawaban dia sibuk memperhatikan dua perempuan yang masih saling berpelukan dengan mata yang sama sembabnya. 

Tanpa kata Ardan memisahkan Aurel yang memeluk erat Rania, dan mendekapnya pelan. 

"Nangis di gue aja."

"Ardan bangsat, sempet sempet nya lo ngambil kesempatan dalam kesempitan."

"Dahlah inima, Rania sama Arya, Ardan sama Aurel. Kita mah apa atuh." Raka berkata dengan dramatis. 

"Mukalo gapantes melas gitu anjing lo kan buaya, cewe lo dimana mana, yakali fakboi galau."

"Bacot, minta maaf rev." Ardan berkata tanpa melihat mereka fokusnya masih ke Aurel yang masih terisak kecil. 

"Maafin gue bos, gue udah nonjok lo hehe." Revi meminta maaf dengan gaya khasnya cengengesan dengan tangan yang membentuk pis:v

"Minta maaf sama istri gue."

"Ran, maafin gue ya. Ucapan gue jangan lo masukin ke hati. Gue kaya gitu karena gue sayang sama lo-"

Awss 

"Anjing Rania istri gue." 

"Ya Allah bos, gue belum selesai ngomong lo main toyor aje. Ketularan Raka lo bos. Maksud gue tuh gue sayang sama Rania karena gue udah nganggep dia sodara, dia baik banget sama gue bos."

"Gapapa Revi, aku udah maafin."

"Makasih bu boss."

"Gue harap kalian mau bantu gue buat cari pelakunya."

"Kita pasti bantu bos."

"Bu bos jangan banyak fikiran, kasian decilnya nanti sedih."

"Decil apaan lagi si rev, pusing gue denger bahasa lo."

"Decil itu Dede Bocil, norak banget si lo rak:/"

"Ehm aku ke kelas dulu ya, takut ada pengumuman buat baju yang harus dipake buat besok malem."

"Sini aja, nanti gue yang cari tau infonya." Arya menarik Rania kepangkuannya dan itu sukses membuat para jomblo yang berada disana mengumpat. Bagaimana tidak? Saat ini mereka tengah menyaksikan adegan uwu live, Rania dengan Arya dan Aurel dengan Ardan. Raka, Revi dan Kavi hanya bisa mengelus dadanya sabar. 

Gini banget nasib jomblo batin ketiganya.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • RANIA   23. Salah Paham

    Arya mengacak rambutnya asal, saat ini dia dkk sudah berada di apart tempat dia dan rania tinggal. Sayangnya apart nya kosong, tidak ada rania didalamnya. Istrinya yang dia fikir sudah pulang ternyata salah, istrinya tidak berada di apartnya. " Bangsat, ini semua gara gara lo rev. Kalo aja gue ga ngikutin saran lo, mungkin rania ga akan salah faham kaya gini." Arya menarik kerah baju yang revi kenakan sedikit lagi tangannya akan mengenai pipi mulus temannya jika ardan tak menghalangi niatnya. " Lepas ya." Ardan berusaha melepas cekalan tangan arya pada kerah revi yang lumayan kuat sehingga membuat revi terbatuk karenanya. " Uhuk uhuk, lee paash uhuk yaa." " LEPAS BANGSAT." " Apa hah? Ini semua juga salah kalian. Kalo aja kalian ga nahan gue buat ngejar rania, mungkin sekarang dia udah ada di apart sama gue." " Lo juga salah ya, kalo aja lo ngikutin alur rencananya rania ga akan salah faham. Lo sendiri yang mau ngobrol sama karina

  • RANIA   22. Rencana

    Sudah seminggu Zeko berada di Bandung, dia dan teman temannya mewakili sekolahnya mengikuti Turnamen Basket. Seharusnya dua hari lalu mereka sudah bisa pulang, tapi karena ada perubahan jadwal mereka dipulangkan dua hari lebih lama dari perkiraan. Zeko dan teman temannya berhasil meraih juara 2, jika kalian bertanya pemenang utama turnamen tersebut, jawabannya sudah pasti Highstar School. Meskipun bukan Arya dkk yang mewakili sekolahnya tapi anggota lainnya juga cukup mumpuni untuk melawan Moonschool. Saat ini Zeko tengah berada di Bashcamp Lexo, dia memandang langit langit markasnya dengan rokok yang berada diantara telunjuk dan jari tengahnya. Menghisap pelan seraya memejamkan Matanya. "Apa gue bisa rebut lo dari Arya?" "Gimana ya reaksi lo pas tau kalo gue yang salah jebak Arya sama lo." "Tapi gue tertarik buat milikin lo, Rania. Persetan sama lo yang udah hamil anak Arya. Gue bakal rebut lo dari dia." Zeko berkata dengan raut datarnya.

  • RANIA   21. Masalah

    Pagi ini Rania sedang berkutat didapur, menyiapkan sarapan untuk nya dan em suaminya? Ah mengingat semalam pipinya mendadak memanas, dia tidak menyangka akan melakukannya untuk kedua kalinya. Lamunannya terganggu ketika sepasang lengan kekar melingkar di pinggangnya, badannya ditarik sedikit kebelakang sehingga tak ada jarak antara mereka. " Iss ngagetin tau ga " " Hem " arya hanya bergumam sebagai jawaban. " Lepasin dulu tangannya, aku lagi masak " " Gamau " " Lepas dulu sayang " Arya mengerjapkan matanya, dia tidak tuli kan? Rania memanggilnya dengan sebutan sayang. " Coba ulangin " " Apanya? " " Iss tadi kamu bilang apa? " " Apa nya? " Arya tidak menjawab dan malah memeluk Rania semakin kencang, tak lupa bibirnya mengecup leher jenjang yang terpampang jelas dimatanya, karena Rania menggelungkan rambutnya keatas. " Kamu mau godain aku ya? " "

  • RANIA   20. Rasa yang sama

    Sore sudah berganti malam, Rania sekarang sedang mencak mencak tidak jelas diruang tamu. Bagaimana bisa arya belum pulang sampai sekarang. Setelah membeli sate untuk rania, arya pamit pergi lagi, karena sedang ada urusan, katanya. Rania hanya mengangguk sebagai ucapan, karena menurutnya dia tidak berhak mengatur arya. Tapi sekarang, bolehkah dia menyesal karena tidak minta arya untuk membawanya. Sungguh, dia bosan sekarang. Rania menghembuskan nafasnya berkali kali, mendudukan diri diatas sofa dengan kaki yang diangkat keatas, tak lupa bibirnya yang manyun dengan mata yang berkaca. " Iss dimana si, ko ga pulang pulang " " Udah tau istri lagi hamil, malah ditinggal sendirian " Rania mengelus perutnya yang berbunyi, dia kembali melanjutkan ocehannya. " Kamu laper ya sayang, sabar ya kita tunggu daddy " " Hikss daddy lama sayang, mamah laper huaa hiks hiks " rania menangis seperti anak kecil ketika pertunya

  • RANIA   19. Check Kandungan

    Hari ini rania memutuskan untuk tidak datang ke sekolah, bukan tanpa alasan dia enggan untuk datang. Pasalnya kelas Xii memang dibebaskan pasca ujian maka dari itu dia memilih untuk tidak datang kesekolah. Rania juga mengabari aurel karena memang semalam mereka melakukan vidio call. Rania tersenyum mengingat kejadian semalam. Flashback on. Jam sudah menunjukan pukul 9 malam tapi rania belum bisa memejamkan matanya padahal rasanya sangat lelah. Karena bosan dia memainkan sosmednya yang memang jarang sekali dibuka, tiba tiba arya datang dengan membawa susu hamil untuknya dan jangan lupakan tangan kiri nya yang juga terdapat laptop. " Nih minum dulu " arya menyodorkan segelas susu yang dibuatnya dan langsung di sambut oleh rania. " Makasih " Setelah nya mereka sibuk dengan kegiatannya masing masing, sampai pada arya yang mengalihkan tatapannya dari laptop ke rania. " Gue mau ngomong " " Apa? "

  • RANIA   18. Terbiasa

    Sudah dua minggu berlalu sejak kejadian diparkiran, sekarang tidak ada yang berani mengganggu raina karena memang tidak ada yang mau berurusan dengan anak dari pemilik sekolah, yap siapa lagi jika bukan arya. Jangankan muridnya guru saja sudah lelah memarahi nya tapi yang namanya arya tidak akan pernah kapok membuat ulah. Saat ini apartemen arya yang biasa sunyi kini terdengar ramai, itu semua karena anggota laknatnya yang bertamu sejak sore sampai malam dengan alasan Belajar bersama, karena memang besok adalah hari pertama Ujian kelulusan. " Pulang dah lo pada, pusing gue liatnya. Belajar ngga, rusuh iya. " " Iss pak bos nantilah, masih juga jam 8 biasanya juga kita pulang apa ngga lo ga perduli " revi menjawab dengan mata yang masih terfokus menonton serial boboiboy, tak hanya revi tanpi ardan, kavi dan raka pun sama. Arya memutar matanya malas, dia memejamkan matanya guna menetralisir rasa kesal yang mendera melihat respon temannya, apa

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status