Share

21. Masalah

 Pagi ini Rania sedang berkutat didapur, menyiapkan sarapan untuk nya dan em suaminya? Ah mengingat semalam pipinya mendadak memanas, dia tidak menyangka akan melakukannya untuk kedua kalinya. 

Lamunannya terganggu ketika sepasang lengan kekar melingkar di pinggangnya, badannya ditarik sedikit kebelakang sehingga tak ada jarak antara mereka. 

" Iss ngagetin tau ga "

" Hem " arya hanya bergumam sebagai jawaban. 

" Lepasin dulu tangannya, aku lagi masak "

" Gamau "

" Lepas dulu sayang " Arya mengerjapkan matanya, dia tidak tuli kan? Rania memanggilnya dengan sebutan sayang. 

" Coba ulangin "

" Apanya? "

" Iss tadi kamu bilang apa? "

" Apa nya? "

Arya tidak menjawab dan malah memeluk Rania semakin kencang, tak lupa bibirnya mengecup leher jenjang yang terpampang jelas dimatanya, karena Rania menggelungkan rambutnya keatas. 

" Kamu mau godain aku ya? "

" Hah? "

" Baju kamu " Arya dengan sengaja menaikkan tangannya yang tadinya diperut sekarang tepat dibawah gunung kembar yang terlihat jelas. Pasal nya Rania hanya memakai kemeja oversize putih milik arya. 

" Isss dasar mesum " Rania memukul pelan lengan Arya. 

" Sana mandi, siap siap kita kesekolah "

" Ngapain? "

" Aurel chatt aku semalem, katanya bakal ada info buat acara perpisahan kelas kita besok malem." 

" Aku mandi dulu ya sayang " Arya mengecup kilat bibir rania sebelum memasuki kamar untuk melaksanakan ritual mandinya. 

" Morning kiss " 

.....

 Arya dan Rania sudah tiba disekolah yang sudah cukup ramai, tapi bedanya banyak pasang mata memperhatikannya. Rania menjadi sedikit risih, apalagi melihat tatapan merendahkan yang orang orang tunjukkan padanya. 

Arya yang menyadari jika gadisnya risihpun berinisiatif untuk menggenggam dan mengelus pelan tangan rania guna menetralisir rasa gelisah yang dirasakan istrinya. Arya menelisik siswa siswi yang masih memperhatikan gadisnya, ada apa? Bukankah mereka sudah tau jika dia dan rania berpacaran. Lalu, kenapa mereka seakan akan baru mengetahuinya. 

" Ngapain lo liatin cewe gue? " Arya berkata sarkastik dengan menatap tajam setiap mata yang masih setia memandang istrinya. Mereka yang ditatap hanya bisa memalingkan wajahnya. 

" Gapapa, lo aman. Ada gue " Arya berjalan seraya menggandeng tangan rania, tapi diperjalanan menuju kelasnya banyak orang orang yang berbisik mengenai mereka. 

" Pantesan Arya mau sama Rania orang udah dipake "

" Sayang banget anjir cantik cantik rusak wk"

" Kira kira semalem kena berapa ya "

" Kalo gini, mending si karina ga si? "

" Arya mauan ya pacaran sama jalang "

" Cantik cantik jalang "

" Kalo gue si malu, Katanya kaya ko jual diri "

" Semalem gue kasih sejuta mau ga ya? "

Tanpa mereka sadari tangan Arya mengepal mendengar kalimat yang tidak mengenakan yang tertuju untuk istrinya. Arya membalikkan badan ke arah orang yang mencap istrinya sebagai jalang, dia sungguh tidak terima atas apa yang sudah mereka katakan. 

" Bangsat "

Bugh bugh bugh 

Arya memukuli siswa tersebut, tidak ada yang berani membantunya karena jika ada yang membantu bisa dipastikan akan berakhir sama. 

" Atas dasar apa lo ngatain cewe gue jalang? "

Bugh bugh bugh 

Arya terus memukuli orang tersebut sampai ada tangan mungil yang memegang kepalan tangannya, dia Rania. 

" Cukup ya, dia bisa mati "

" Dia pantes dapetin itu, dia udah hina lo " Arya berkata dengan nada yang menggebu, nafasnya masih naik turun karena emosi. 

" Aku gapapa, percaya sama aku ya "

Arya tak menggubris ucapan rania, dia kembali menghadap orang orang yang telah menggunjing istrinya.

" Bilang sama gue, siapa yang nyebar gosip tentang cewe gue?" Hening, tidak ada yang mengeluarkan suaranya. 

" Jawab bangsat, atau lo semua mau gue keluarin dari sekolah? "

" Liat mading aja ka, jawabannya ada disana? " Arya mengerutkan keningnya mendengar ucapan dari adik kelasnya. Arya menghembuskan nafasnya, melihat kearah Rania yang sedang menunduk seraya memilin jarinya, dia tau istrinya sedang ketakutan setelah melihatnya menghajar orang dengan membabi buta tadi. 

" Kita ke mading." Arya melangkahkan kakinya membawa serta Rania untuk melihat apa yang ada di mading sekolahnya, namun belum sempat pergi arya sudah mendapatkan bogem mentah.

Bugh 

" Bajingan." Kavi menahan Riko yang akan menerjang Arya kembali. 

" Bangsat, kenapa lo pukul gue." Arya menatap tajam Riko yang juga sedang menatapnya tak kalah tajam. 

" Lo yang bangsat, lo bajingan. Kalo lo mau rusak cewe yang lain aja anjing jangan dia." Riko berkata dengan mata yang tertuju kepada rania. 

" Maksud lo?"

" Lo gausah pura pura gatau ya anjing lo Kan-"

" Ke rooftop, malu jadi pusat perhatian." mendengar ucapan Ardan mereka mengedarkan pandangannya kesekeliling dan benar saja sekarang mereka telah menjadi pusat perhatian siswa/i yang sedang berada di koridor. 

Ardan meninggalkan kerumunan tersebut dan langsung diikuti oleh yang lainnya, mereka menuju rooftop untuk membicarakan sesuatu yang memang harus dijelaskan. 

Disepanjang perjalanan menuju rooftop Rania masih menjadi sorotan para siswa bahkan bisikan demi bisikan juga masih terdengar seiring kakinya melangkah, dia hanya bisa menundukkan kepalanya dengan air mata yang sudah mengumpul di pelupuk matanya sungguh perkataan mereka begitu menyakiti hatinya. 

Sesampainya di rooftop semuanya masih terdiam, menunggu isyarat ardan untuk memulai pembicaraan sampai akhirnya ardan membuka suaranya.

" Kalo lo bingung kenapa warga sekolah mandang rendah Rania, semuanya karena ini Ya." Ardan mengeluarkan beberapa foto dari sakunya dan langsung menyerahkannya kepada Arya. 

" Bangsatt."

" Jadi bener Ya,  Rania jalang lo?"

" Anjing." 

Bugh

Revi tersungkur ke lantai setelah Arya memberikan bogem mentahnya. Arya beranjak dari tempatnya dan langsung mencengkram kerah seragam milik Revi dengan tangan kanan yang mengepal dan mata yang menyorot tajam arya berkata dengan nada sarkastiknya. 

" Sekali lagi lo ngomong gitu, mati lo anjing."

Arya menghempaskan Revi ke lantai dan kembali duduk ditempatny, menghela nafas kecil guna menetralisir emosinya arya menatap Rania yang sudah menangis tanpa suara. 

" Gue sama Rania udah nikah, Rania hamil anak gue-"

PLAKK

" Bajingan, lo apain sahabat gue hiks hiks kenapa harus sahabag gue Aryastama hiks." Aurel menampar Arya yang hanya terdiam di tempatnya, sebenarnya dia bisa saja membalas Aurel tapi Arya tau jika Ardan tak akan tinggal diam jika dia untuk membalas Aurel. 

" Kenapa lo ga cerita ran, lo anggep gue apa hah hiks kenapa lo diem aja." Aurel mengguncang bahu rania, rania tidak bisa menjawab dia hanya menangis tanpa suara. 

" Jelasin ya."

Arya menjelaskan semuanya, mulai dari dia dan Rania yang terjebak One night stand di apartnya, sampai Rania hamil anaknya dan mereka menikah. 

"Terus yang nyebarin foto ini siapa?" 

"Dan, gue yakin lo bisa."

Tanpa dijelaskan pun ardan sudah mengerti jika Arya mempercayainya untuk mencari pelaku ya g menyebarkan foto nya. Ardan hanya berdehem sebagai jawaban dia sibuk memperhatikan dua perempuan yang masih saling berpelukan dengan mata yang sama sembabnya. 

Tanpa kata Ardan memisahkan Aurel yang memeluk erat Rania, dan mendekapnya pelan. 

"Nangis di gue aja."

"Ardan bangsat, sempet sempet nya lo ngambil kesempatan dalam kesempitan."

"Dahlah inima, Rania sama Arya, Ardan sama Aurel. Kita mah apa atuh." Raka berkata dengan dramatis. 

"Mukalo gapantes melas gitu anjing lo kan buaya, cewe lo dimana mana, yakali fakboi galau."

"Bacot, minta maaf rev." Ardan berkata tanpa melihat mereka fokusnya masih ke Aurel yang masih terisak kecil. 

"Maafin gue bos, gue udah nonjok lo hehe." Revi meminta maaf dengan gaya khasnya cengengesan dengan tangan yang membentuk pis:v

"Minta maaf sama istri gue."

"Ran, maafin gue ya. Ucapan gue jangan lo masukin ke hati. Gue kaya gitu karena gue sayang sama lo-"

Awss 

"Anjing Rania istri gue." 

"Ya Allah bos, gue belum selesai ngomong lo main toyor aje. Ketularan Raka lo bos. Maksud gue tuh gue sayang sama Rania karena gue udah nganggep dia sodara, dia baik banget sama gue bos."

"Gapapa Revi, aku udah maafin."

"Makasih bu boss."

"Gue harap kalian mau bantu gue buat cari pelakunya."

"Kita pasti bantu bos."

"Bu bos jangan banyak fikiran, kasian decilnya nanti sedih."

"Decil apaan lagi si rev, pusing gue denger bahasa lo."

"Decil itu Dede Bocil, norak banget si lo rak:/"

"Ehm aku ke kelas dulu ya, takut ada pengumuman buat baju yang harus dipake buat besok malem."

"Sini aja, nanti gue yang cari tau infonya." Arya menarik Rania kepangkuannya dan itu sukses membuat para jomblo yang berada disana mengumpat. Bagaimana tidak? Saat ini mereka tengah menyaksikan adegan uwu live, Rania dengan Arya dan Aurel dengan Ardan. Raka, Revi dan Kavi hanya bisa mengelus dadanya sabar. 

Gini banget nasib jomblo batin ketiganya.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status