Share

Bab 6

Pada saat jam istirahat, Rara yang sedang berbicara dengan Adi tiba-tiba dihampiri oleh Fajar yang nampak tergesa-gesa untuk menemui Rara dan Adi yang masih asyik ngobrol.

Hari ini Fajar berniat memberikan suatu informasi yang sangat berharga. Dan sebagaimana dugaan Fajar, informasi tersebut ternyata membuat Rara dan Adi terkejut bukan main seputar peristiwa pembunuhan anak kecil yang bernama Didit yang sangat misterius. 

“Tadi pagi sebelum aku berangkat ke Sekolah, aku bertanya apakah ada peristiwa pembunuhan pada beberapa tahun silam dibelakang Sekolah kita dan Ayahku mengangguk karena teringat sewaktu masih duduk dibangku SMP dan menjawab bahwa memang pernah ada pembunuhan terhadap seorang bocah cilik oleh seorang Penjaga gedung yang berada dibelakang Sekolah,” ungkap Fajar menceritakan fakta unik seputar Didit yang kemudian menjadikan Rara dan Adi berpikir tentang banyak hal.

“Jadi sosok Didit memang benar-benar pernah ada,” bisik Adi pelan sambil menatap ke arah wajah Rara yang tengah mencerna cerita Fajar barusan. Mustahil Ayah Fajar berbohong, dia adalah orang yang tinggal di wilayah tidak jauh dari Sekolahan mereka sejak sang Ayah masih kecil hingga hari ini. Kesimpulan dari cerita Ayah Fajar adalah penglihatan Rara tentang sosok Didit yang misterius beserta dengan peristiwa pembunuhannya yang sangat mencekam dan menghantui pikiran Rara dengan rasa sedih karena telah melihat peristiwa pilu tersebut.

Penglihatan Rara memang benar karena sesuai dengan kenyataan namun dari mana dia mendapatkan kekuatan super-nya? Bakat supranatural yang sangat mengagumkan sekaligus sangat mengerikan! Dibayangkan, bagaimana kekuatan misterius itu dapat melihat hal-hal yang sangat tabu dan menakutkan. Pikir Adi dari dalam hatinya sedikit bergidik ngeri membayangkan jika justru dirinyalah yang diberikan kekuatan serupa seperti Rara.

Lalu Rara berkata, “jika memang apa yang aku lihat merupakan suatu peristiwa pembunuhan dimasa lalu berarti apa yang aku lihat adalah hantu, Didit adalah hantu!” menjadi bergidik ngeri juga saat mendengar perkataan Rara karena hantu merupakan sejenis mahluk kasat mata yang sulit dilihat oleh banyak orang.

“Bukan hantu. Aku tidak percaya hantu sama sekali untuk,” sanggah Adi yang menolak adanya hantu tapi tetap saja bulu kuduknya berdiri membayangkan sesuatu objek kasat mata yang samar dalam pandangan mata.

“Apa yang kamu lihat dalam pandanganmu adalah berkas memori dari alam semesta yang merekam suatu peristiwa dan entah bagaimana caranya hanya kamu saja yang berhasil mengaksesnya,” kata Adi mencoba mencari penjelasan yang menjadi alternatif dari fenomena misterius yang dialami oleh Rara.

Tapi sebenarnya Rara tidak terlalu membutuhkan suatu penjelasan atas apa yang ia lihat, bagi Rara cukup suatu solusi besar yang dapat membantu dirinya bisa tenang dari 'kejaran' peristiwa pedih yang dialami oleh Didit.

“Lalu sekarang aku harus bagaimana?” tanya Rara masih bingung dan penasaran untuk dapat menyelesaikan peristiwa misterius ini.

Pertanyaan Rara turut membuat Adi bingung karena dia juga bukanlah seseorang yang serba tahu akan segala hal terutama masalah alam gaib yang segala sesuatunya masih samar dan misterius.

“Kupikir kamu butuh bantuan seorang ahli yang paham akan masalah gaib,” gumam Adi memberikan idenya namun ia sendiri masih bertanya-tanya siapakah orang yang sanggup membantu Rara untuk terlepas dari berbagai macam penglihatan-penglihatan misteriusnya ini. Orang semacam ini tentunya sangat sulit dicari.

Fajar kemudian menyeletuk, “sebenarnya ada satu orang hebat yang dapat menolong Rara,” 

“Siapakah orangnya yang bisa membantu masalah Rara? Tanya Adi dengan cepat karena rasa penasarannya sudah memenuhi otaknya. Begitu pula dengan Rara yang tidak kalah penasarannya seperti Adi.

“Dialah Doni,” canda Fajar yang tidak berselang lama kemudian Adi dan Rara tertawa terbahak-bahak karena menyadari jika Fajar sedang bercanda.

“Jangankan memberikan solusi seputar alam gaib, berada di tempat yang gelap saja sudah ketakutan setengah mati,” komen Adi sambil terus saja tertawa mengomentari perilaku Doni, Rara juga tetap saja menertawakan lawakan Fajar.

Lantas mengapa hanya Rara yang dapat melihat Didit beserta peristiwa pembunuhan terhadap bocah cilik itu? Keanehan harus terjawab dan pastilah ada penyebabnya. Hari ini Rara dan Adi belum mengetahui penyebab kenapa Rara memperoleh kemampuan supranatural yang sangat unik namun pada akhirnya kelak mereka akan menyadarinya apabila operasi organ tubuh pada diri Rara yang menjadi penyebab munculnya kekuatan supranatural yang sekarang mulai bermunculan pada diri Rara.

Rara teringat lagi dengan peristiwa pembunuhan terhadap Didit, ada sesuatu hal yang mengganjal pikirannya sehingga ia pun menanyakan kegundahannya itu kepada Fajar, “lalu bagaimana dengan orang yang membunuh Didit, apakah ia berhasil ditangkap oleh pihak berwajib atau justru melarikan diri?” 

Betul juga dengan pertanyaan Rara. Mungkinkah si pembunuh belum tertangkap dan menjadi buronan berdarah dingin yang masih berkeliaran diluar sana atau justru sebaliknya sudah ditangkap dan sedang menjalani proses hukuman atas kesalahannya? 

“Menurut cerita Ayahku, pembunuh bocah cilik itu sudah ditangkap dan saat ini masih menjalani hukuman didalam penjara,” kata Fajar masih bisa mengingat sangat jelas cerita Ayahnya itu jika sudah ditangkap dan sedang berusaha menebus kesalahan fatalnya itu.

“Berarti pelaku sudah tertangkap dan seharusnya peristiwa itu tidak mengganggumu, iya kan?” kata Adi memberikan perenungan kepada Rara maupun Fajar.

Rara mengangguk setuju, “seharusnya sih seperti perkataanmu itu tapi kenapa peristiwa itu justru tiba-tiba muncul berulang dalam penglihatanku?”

Fajar ikut menimpali, “pasti ada suatu penjelasannya,”

“Aku juga meyakini hal yang sama lantas apa penjelasannya?” Rara maupun Adi masih bingung dan belum menemukan jawaban dari misteri ini.

Fajar mencoba menarik kesimpulan, “apabila kasus kejahatan sudah selesai karena penjahatnya sudah tertangkap dan dalam proses hukuman maka seharusnya peristiwa misterius ini tidak perlu menghantuimu, kecuali,” 

“Kecuali apa?” tanya Rara penasaran karena Fajar tidak melanjutkan perkataannya itu. Adi juga turut menyimak dan menunggu lanjutan ucapan dari analisa Fajar.

Lalu Fajar melanjutkan ucapannya yang tadi sempat terhenti, “kecuali kasus tersebut belum selesai sehingga meminta seseorang yang memiliki kekuatan supranatural untuk membantunya agar bisa terselesaikan dengan baik,” 

Ucapan Fajar memang ada benarnya juga, pastilah sesuatu hal yang belum terselesaikan dimasa lalu sehingga seakan meminta bantuan kepada Rara sebagai perantara agar dapat menyelesaikan perkara yang belum terselesaikan dimasa lalu. 

Adi mengangguk setuju dengan analisa Fajar, “apa yang dikatakan oleh Fajar memang benar, aku setuju dengannya, pastilah ada rahasia besar yang belum terselesaikan dimasa lalu sehingga Didit seakan meminta pertolongannya kepadamu,” ucap Adi sambil menatap ke arah Rara yang sedang mencerna analisa Fajar barusan.

“Tapi apa masalah yang belum terselesaikan dimasa lalu sehingga aku harus terlibat didalamnya?” tanya Rara penasaran sekaligus bingung karena belum menemukan jawaban yang sesungguhnya dari misteri yang cukup pelik ini.

“Kita pasti akan segera mengetahui jawabannya,,” kata Adi sangat yakin apabila permasalahan ini pastilah ada pemecahannya.

Rara kemudian berpikir akan banyak hal untuk mencari penyebab kemunculan Didit dalam penglihatannya, dia belum mengetahui penyebab utamanya tapi Rara harus segera mengetahuinya karena Rara tidak ingin tersiksa oleh penampakan Didit yang terus-menerus muncul dalam penglihatannya. Beruntunglah, Rara tidak sendirian, masih ada Adi maupun teman-teman lainnya yang akan membantunya untuk menyelesaikan masalah misteri kematian Didit dan pesan yang hendak disampaikan kepadanya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status