Share

42. Menebak-nebak

Renata memindahkan bubur ke dalam termos sedikit tergesa. Serangan para penjual jiwa semalam membuatnya sangat lelah dan kembali bangun kesiangan, padahal ia memiliki janji untuk menjenguk Lintang Timoer pagi ini.

“Anda tidak sarapan dulu, Nona?” tanya kepala pelayan sambil mengikuti Renata.

“Aku sarapan di luar saja. Apa Tuan Lucas sudah datang?”

“Tuan Lucas sedang ada perjalanan bisnis ke luar negeri.”

“Oh, baiklah. Aku berangkat dulu.”

“Hati-hati di jalan, Nona.”

“Terima kasih.” Renata menyambar tasnya dan berjalan menuju halaman di mana Ratansa dan sopir sudah menunggu.

“Selamat pagi, Nona.” Kedua lelaki itu mengangguk sopan.

“Selamat pagi,” sahut Renata sambil tersenyum lalu menatap Ratansa. “Bagaimana keadaanmu? Kalau masih belum pulih sebaiknya istirahat saja, tidak perlu mengikutiku hari ini.”

“Saya s

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status