Share

58. Mari Kita Berbaikan

Udara begitu dingin saat satu sosok melayang di atap ruang kerja Raja Sion. Gerakannya sangat cepat, ringan nyaris serupa angin.

Dengan mudah sosok itu melewati para penjaga kemudian menerobos pagar pelindung yang dibangun leluhur bangsa peri beradab-abad lalu tanpa kesulitan sama sekali.

“Kenapa kau mengendap-endap seperti pencuri, Pangeran Samudera Biru?”

Langkah sosok yang ternyata memang Samudera Biru berhenti di tengah ruangan. Ia menyeringai sinis lantas melempar plakat dan permata kuning milik pertapa ular ke atas meja, di mana Raja Sion tengah fokus membaca kitab.

Tak ada salam hormat atau bungkukkan badan seperti layaknya seorang pangeran kepada rajanya atau seorang anak kepada ayahnya. Ekspresi Samudera Biru benar-benar kaku, dingin dan asing.

Raja Sion melirik benda yang dilempar ke atas meja, meminta penjelasan tanpa kata-kata.

“Lihat baik-baik,” ucap Samudera Biru.

Raja Sion menyentuh satu per satu benda tersebut dan ketenangannya seketika memudar.

“Menurutmu apa yang h
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Nisya Kharem
manisnya mereka berdua.. update banyak" please
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status