Share

Bab 3. LONG NIGHT

"Tidak...bisa...berhenti.”

Suara parau dari Kania seolah menambah bahan bakar hasrat Nick yang semakin menggebu.

Tak ingin melakukan kesalahan, Nick kembali mengulang pertanyaannya untuk yang terakhir kali.

"Kau yakin?"

"Kenapa bertanya lagi?" gumaman lembut itu terdengar tidak sabar.

"Aku ingin kau sadar sepenuhnya dengan pilihanmu."

Sebagai seorang pria, Nick tidak pernah memaksa wanita, apalagi memanfaatkan wanita yang tengah mabuk.

Makanya, dia berkali-kali bertanya untuk meyakinkan Kania, dan meyakinkan dirinya bahwa Kania tidak mabuk, karena dia tidak ingin dihadiahi drama di pagi hari usai mereka bercinta habis-habisan.

“Kita punya waktu semalaman. Aku tidak akan mudah berhenti ketika aku sudah memulai.”

Nick mulai memanjakan tubuh indah yang disembunyikan dibalik pakaian rumahan kebesaran yang biasa-biasa saja.

Kania yang masih perawan merasa asing dengan gairah yang di rasakannya.

Dalam benak Kania, tiba-tiba melintas perkataan adik tirinya.

Kania yang dicap terlalu dingin saat merespons sentuhan kasih sayang yang diberikan Bramantyo, konon jadi penyebab perselingkuhan keduanya.

'sepertinya aku tidak sedingin seperti yang adik tiri dan tunangan sialannya itu tuduhkan, hanya saja memang Bram yang tidak bisa membangkitkan gairahku,' batin Kania.

Untuk itu, kali ini Kania menantang dirinya sendiri keluar dari zona yang selama ini mengungkungnya.

Harta yang selama ini dia jaga mati-matian, entah mengapa Kania memutuskan untuk melepasnya sekarang.

Kania melenguh, tubuhnya meliuk seiring godaan Nick di sekujur tubuhnya.

Bibirnya seketika mengukir senyum, karena pada akhirnya dia mampu merasakan perasaan tertarik akan sentuhan pria.

Dia merasa terbakar!

Panas!

"Kau begitu responsif, Honey."

Nick heran dengan gairahnya yang seketika melesat.

Dia tidak berekspektasi apa pun di balik pakaian Kania yang biasa saja.

Namun, ternyata wanita itu menutupi kemolekan tubuhnya, dengan mata terpejam pun Nick bisa merasakan tikaman tajam di jemarinya saat dia menangkup bukit ranum yang cukup berat ditangannya, juga kulit halus dan hangat yang menempel ditubuhnya.

Wanita berwajah bidadari dengan tubuh molek bagai dewi.

“Nick.”

Kania dengan suara parau karena telah dikuasai gairah menggumamkan nama pria yang sedang memanjakannya.

Nick tersenyum, dia merasa begitu diterima oleh Kania yang ternyata juga menginginkan sentuhan lebih jauh.

Tubuh mereka kini sudah sama-sama polos. Keringat mulai muncul di permukaan pori-pori. Kania yang semula hanya merespons tindakan Nick, kini mulai berani berinisiatif memanjakan Nick.

Ragu-ragu, wanita itu bergerak ke atas pangkuan Nick.

"Kau begitu seksi, Kania." Nick memuji Kania, meyakinkan wanita itu untuk melanjutkan aksinya. “Menarilah di atasku.”

Dibimbing Nick yang lebih pengalaman, Kania menggerakkan tubuhnya mengikuti hasrat.

Nick memanjakan tubuh Kania sambil menatap tajam wajah lembut yang sangat ekspresif, Nick melihat Kania makin panas, tak ada kepura-puraan, semua yang Kania lakukan terkesan sangat alami di mata Nick.

Wanita spesial!

Nick bukan orang suci, dia pernah bersama banyak wanita akan tetapi tak satu pun yang rasanya begitu nikmat seperti saat berada di dalam tubuh Kania!

Terlalu NIKMAT!

Erangan mereka makin keras terdengar seiring gerakan yang semula lambat, kini berpacu lebih cepat.

Nick menggulingkan Kania lalu mengambil alih memimpin mereka berdua sampai akhirnya Kania tak dapat lagi mengendalikan tubuhnya, dia melengkungkan tubuhnya seakan bisa menenggelamkan Nick lebih dalam lagi lalu keduanya pun MELEDAK!

Hening.....

“Berapa usiamu?”

Usai sama-sama saling memuaskan, Nick berbaring menatap gadis yang terlihat begitu kelelahan itu.

“23 tahun.”

“Hem, masih muda.” Nick mendesah sambil menganggukkan kepala. “Kau berasal dari mana?”

“Dari sini. Ehm, dari sana.”

Nick terkekeh.

Sepertinya Kania kebingungan hingga menjawab dengan tak pasti.

'Mungkin tidak terlalu banyak kekasihnya, jadi tidak menguasai percakapan pasca bercinta,' tebak Nick dalam hati.

Nick tahu harusnya dia mengajukan pertanyaan umum, karena pasti Kania belum ingin terbuka padanya.

Akhirnya mereka membahas hal-hal yang lebih ringan hingga Nick melihat perlahan Kania mulai tertidur kembali dengan posisi meringkuk seakan sedang membentengi dirinya.

Nick teringat ekspresi Kania saat masuk cafe, ekspresi terluka ditambah perkataan Kania bahwa dia sudah tidak punya apa-apa, Nick menyimpulkan bahwa Kania sedang menghadapi masalah dan kini giliran dia yang akan menolong Kania.

Nick mengambil dompetnya, mengeluarkan kartunya dan dalam sekejap kartu itu telah berpindah tempat.

Tidak ada HARGA YANG TERLALU MAHAL untuk pertolongan dan MALAM LUAR BIASA yang didapatkannya dari Kania.

**

Kania terjaga, memandang ke sekelilingnya...lalu kilas balik kejadian beberapa jam yang lalu menghampirinya.

Dia telah tidur dengan orang asing!

Perlahan Kania turun dari tempat tidur berpakaian tanpa menimbulkan suara sedikitpun lalu untuk terakhir kalinya memandang wajah tampan PRIA PERTAMANYA yang telah membawanya melayang tinggi berkali-kali, mematahkan tuduhan bahwa dia gadis yang frigid, pria pertama yang membuatnya yakin dia gadis muda dengan gairah dan hasrat yang sehat, pria yang menemaninya saat dia terpuruk.

"Terima kasih untuk pelukan dan....semuanya,"

bisik Kania sambil keluar dan menutup pintu di belakangnya.

'akankah mereka bertemu kembali?' Kania bertanya dalam hati.

Dia berharap tidak!

Karena dia tidak tahu harus bagaimana bersikap, mengingat betapa liarnya dia merespon sentuhan Nick, betapa binal sikapnya seperti orang yang haus belaian, sepanjang malam mereka habiskan dengan bercinta!

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status