Share

38. Cemburu yang Tak Disadari

Aku juga memberikan tisu kering pada Hwan. Dia tampak kesulitan bernafas karena makanan yang masuk ke hidung. “Hei! Kau tak apa? wajahmu merah sekali, seperti kepiting rebus,” kataku sambil menahan tawa.

“Kau masih bisa bercanda?” Hwan melirikku tak suka. Sesekali dia terbatuk. Aku juga mengisi kembali gelasnya yang sudah kosong.

“Wah, indah sekali pemandangan di depanku ini,” sela Sam menyindir. Aku sampai lupa kalau dia masih duduk di sana.

Hwan berhenti batuk. Begitu pula denganku yang berhenti sejenak. Satu detik kemudian barulah kami sama-sama menatap Sam. Dia melipat tangan di dada sambil memasang ekspresi tak suka. Huft! Aku mengehela nafas. Ini bukan pertama kalinya dia bersikap seperti itu. Selalu saja bersikap bossy jika aku sudah bercanda dengan Hwan. Tapi apa mungkin ini pertanda lain? Cemburu misalnya? Ah, tidak mungkin Sam menyimpan perasaan padaku. Setidaknya itulah yang kupikirkan saat itu.

“Apa urusannya denganmu?” Aku m
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status