Share

Bab 5

Author: Tenang Dulu
Aku langsung merasa tegang, menutupi diriku dengan kedua tangan.

Dia adalah mahasiswa yang pernah mengejarku sebelumnya dan ditolak olehku.

Aku lupa bahwa dia sering datang menemaniku di kelas, tanpa memedulikan persetujuanku.

Meskipun punya kelainan kecanduan, aku tetap selalu terlihat menjaga jarak dengan orang lain… Aku tak berani membayangkan konsekuensi mengerikan apa yang akan terjadi kalau kelainan kecanduanku diketahui orang lain.

Seperti saat ini.

Mata mahasiswa itu tertuju padaku, menatap lurus ke tubuhku.

Bersamaan dengan rasa malu dan takut, keinginan di tubuhku kembali bangkit di bawah tatapannya.

"Kamu… jangan mendekat," ujarku sambil buru-buru menarik celana di kakiku ke atas.

Namun, suara penolakanku justru dipenuhi nada menggoda, karena baru saja mencapai puncak klimaks. Lebih terdengar seperti mengharapkannya.

"Ternyata Bu Lusia suka yang begitu menegangkan? Kamu pasti sangat nggak nyaman, ‘kan? Sini, biar kubantu." Mahasiswa itu sudah berjalan ke sampingku dan duduk, matanya sesekali melirik ke dosen di depan.

"Awas." Aku hampir menangis, tapi ketika tangan mahasiswa itu menyentuh tubuhku, tubuhku langsung merasa kesemutan.

"Bu Lusia, lihat betapa jujurnya tubuhmu. Kamu membutuhkan bantuanku."

"Bu Lusia, kamu juga nggak mau kalau seluruh isi kampus ini tahu kamu bermain-main di dalam kelas, ‘kan?" bisik mahasiswa itu di telingaku sambil memelukku.

Saat merasakan reaksi di bagian bawah pria itu, aku terkejut dan wajahku memerah. Rasa takut dan mengharapkan, dua emosi yang bertentangan bercampur menjadi satu. Aku sangat ingin mendorongnya, tapi tubuhku tampaknya sangat mendambakannya.

Suara yang keluar dari mulutku membuat mahasiswa itu semakin bersemangat dan gembira. Dia tampak tidak sabar dan mengucapkan kata-kata yang memalukan, "Bu Lusia, kamu memang sengaja menggodaku, ‘kan?"

Sambil bicara, dia menggendongku dan seperti pasangan tadi, dia menempatkanku di lantai kosong belakang, membuka kedua kakiku.
Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Rahasia Di Barisan Belakang kelas   Bab 16

    Setelah tahun baru, hasil ujianku keluar dan aku mendapatkan nilai yang memuaskan.Di hari mengetahui nilai itu, aku mentraktir Rocky makan.Di meja makan, aku menerima pernyataan cintanya.Bagaimanapun, sejak kecil, hanya saat melihatnya untuk pertama kali, aku merasakan perasaan berdebar.Apalagi, setelah aku menolaknya sebelumnya, dia tetap melanjutkan pendekatannya dan aku melihat ketekunannya.Namun, pada bulan September kami harus menjalani hubungan jarak jauh.Aku akan melakukan studi lapangan di luar kota.Selama liburan musim panas, kami hampir bertemu setiap hari, kapanpun dia punya waktu.Namun sebentar lagi, aku harus meninggalkan kota ini menuju kota lain.Sehari sebelum keberangkatan, Rocky terus menemaniku.Aku juga tak ingin berpisah dengannya.Kami menonton film di bioskop. Film belum berjalan lama, kami sudah mulai berciuman di barisan paling belakang.Saat itu, aku menyadari bahwa aku bergairah dan ini bukan yang pertama kali. Sudah beberapa kali saat berciuman, aku

  • Rahasia Di Barisan Belakang kelas   Bab 15

    Karena perbuatan buruknya kali ini, Peter pun langsung dikeluarkan oleh pihak kampus.Selanjutnya, tinggal menunggu kabar vonis hukumannya.Untungnya kejadian ini terjadi menjelang akhir semester dan pihak kampus sengaja menyembunyikannya, sehingga tidak menjadi masalah yang besar.Pokoknya, Peter benar-benar tamat kali ini.Awalnya, aku ragu apakah mau tetap tinggal di asrama selama liburan musim panas untuk melanjutkan ujian sertifikasi. Setelah kejadian ini, aku tidak berani lagi tinggal di sini.Aku terpaksa pulang untuk memulihkan diri.Kejadian itu sedikit banyak meninggalkan trauma psikologis padaku. Tapi, Rocky selalu mengirim pesan dan memberikan dukungan setiap kali ada waktu senggang.Perlahan-lahan, berkat dia dan fokus pada persiapan ujian, aku tidak lagi memikirkan kejadian itu.Lima bulan kemudian, tepat di hari aku menerima penghargaan asisten dosen terbaik, Rocky datang membawa sebuket bunga, merayakan selesainya ujianku dan mengajakku makan.Sebenarnya, aku selalu bis

  • Rahasia Di Barisan Belakang kelas   Bab 14

    Brak! Terdengar suara pintu kelas didobrak.Peter pun dengan tegang melirik ke arah pintu.Itu Rocky!"Rocky, tolong aku!" teriakku sambil menangis."Kamu…"Belum sempat Peter bicara, dia sudah dibanting ke lantai oleh Rocky. Rocky segera mengeluarkan borgol dan mengikatnya."Lusia sudah memaafkanmu kemarin, tapi kamu masih saja mengulanginya! Kalau nggak memasukkanmu ke penjara selama dua tahun, kamu nggak akan jera!"Setelah membereskan Peter, Rocky melepaskan jaketnya dan membungkus tubuhku, sekaligus mengambil pakaianku di lantai untuk kukenakan."Kamu pasti sangat ketakutan. Jangan pernah berpikir kamu melakukan kesalahan, ini bukan salahmu."Perkataannya membuatku semakin merasa tertekan. Aku menerjang ke pelukannya dan menangis tersedu-sedu.Tak lama kemudian, pihak kepolisian dan kampus tiba. Aku pun harus pergi ke kantor polisi lagi karena Peter.Kali ini, aku benar-benar tidak akan berhati lembut dan memaafkannya.Apapun penyakit mental yang kumiliki atau tindakan aneh apapun

  • Rahasia Di Barisan Belakang kelas   Bab 13

    Perkataan Peter membuatku merinding. Ternyata dia terus mengawasiku.Dadaku bergerak naik turun, aku marah sekaligus takut. "Itu jelas-jelas karena niat jahatmu. Aku sudah menolakmu dengan tegas!""Wanita jalang sialan sepertimu menolakku, itu sama saja seperti pelacur menolak pelanggan!" kata Peter dengan kesal."Aku sudah cari tahu, hari ini nggak ada siapapun yang pakai ruangan ini. Kali ini, mau melarikan diri ke mana kamu?!"Wajahnya tampak kejam, lalu dia mulai melepaskan pakaiannya.Aku gemetar ketakutan dan menggertakkan gigiku. "Jangan macam-macam, sekarang masa ujian akhir semester, ada yang bisa datang kapan saja…"Dia tertawa meremehkan. "Kamu nggak menyadari, sudah begitu lama nggak ada yang masuk?"Setelah dia mengingatkan, barulah aku menyadarinya."Apa yang kamu lakukan?""Aku hanya menempelkan kertas di pintu yang bertuliskan ruangan sedang dipakai dan mohon nggak diganggu. Dengan begitu, nggak akan ada yang masuk!"Usai bicara, Peter pun langsung menarikku keluar, men

  • Rahasia Di Barisan Belakang kelas   Bab 12

    Aku menerima saran polisi dan pergi ke rumah sakit.Dokter pun memberiku beberapa obat dan menyuruhku meminumnya.Di bawah pengaruh obat dan ujian akhir semester, perlahan-lahan aku tidak lagi memikirkan hal itu sedikit pun.Sebaliknya, aku sering berbincang dengan polisi itu, menceritakan perkembangan kondisiku.Entah mengapa, berbincang dengannya selalu membuatku sangat rileks. Aku bisa berbicara banyak hal tanpa ragu, bahkan topik yang bersifat pribadi.Aku perlahan menyadari bahwa sepertinya diriku mulai menyukainya.Hal ini membuatku cukup senang. Berbincang dengannya sangat menyenangkan dan hal yang paling kunantikan setiap hari adalah berbincang dengannya.Setelah ujian akhir semester selesai, karena aku sudah membuat janji dengan psikolog, aku harus menunggu dua hari, baru bisa pulang. Sementara teman-teman asramaku sudah pergi semua.Masih ada fakultas lain yang sedang ujian, jadi orang di kampus tidak termasuk sedikit.Aku sudah memutuskan untuk melanjutkan ke jenjang S2, jad

  • Rahasia Di Barisan Belakang kelas   Bab 11

    Setelah kejadian itu, entah karena ketakutan atau karena khawatir akan terulang lagi kejadian dengan Peter, aku tidak pernah lagi mencari ruang kelas kosong.Lagipula, aku harus mempersiapkan ujian sertifikasi, sehingga diriku setiap hari menghabiskan waktu di perpustakaan.Hal itu membuatku tidak sempat memikirkan urusan tersebut.Terkadang berpapasan dengan Peter, dia selalu menatapku dengan penuh kebencian, tapi tidak bisa berbuat apa-apa.Aku hanya bisa berpura-pura tidak melihatnya dan berjalan cepat.Namun, setelah ujian sertifikasi selesai, aku kembali menganggur dan mulai memikirkan hal itu lagi. Kali ini, aku kembali mencari ruang kelas kosong. Begitu bel kuliah berbunyi, aku mulai melepaskan pakaian.Tak disangka, bahkan sebelum aku sempat melepaskan jaket, seseorang mendorong pintu dan masuk.Itu adalah polisi yang mengantarku pulang waktu itu.Aku langsung terkejut. Wajahku terasa panas membara dan pada saat bersamaan, aku juga merasa malu."Aku…" Baru saja aku mulai bicar

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status