Home / Romansa / Rahasia Hati Mafia Dingin / RHMD 11 Sebuah Keputusan

Share

RHMD 11 Sebuah Keputusan

Author: Ziya_Khan21
last update Last Updated: 2025-06-11 20:00:25

Kata-kata Nio terlalu mengejutkan Ruby. Untuk sesaat keduanya terdiam. Hanya suara mesin mobil yang terdengar di antara mereka. Ruby mengatupkan bibirnya erat, hatinya bergejolak. Dia ingin membela diri, ingin berkata bahwa dia hanya khawatir, bukan tidak percaya. Akan tetapi dia tahu, tidak ada kata yang bisa mengubah persepsi Nio saat ini.

Akhirnya, dia menghela napas panjang dan menyerah. “Baiklah,” katanya pelan. “Aku akan mempercayaimu. Sepenuhnya. Mulai besok, kau punya kuasa penuh untuk memberikan instruksi langsung ke setiap bagian yang kau butuhkan. Aku akan bicara pada semua manajer.”

Nio menoleh sedikit, seulas senyum tipis muncul di wajahnya. “Bagus,” ucapnya singkat.

Tidak berapa lam sejak obrolan itu berakhir, suasana yang sempat hening, terurai oleh suara Nio yang tiba-tiba.

“Turunkan aku di depan rumah sakit,” kata pria itu datar.

Ruby menoleh cepat. “Apa? Kau tidak pulang?”

“Aku akan
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (20)
goodnovel comment avatar
babykiss
nio mau membuktikan kalo dia pantas untuk ruby atau memang g mau direndahkan aja ya, kalo demi ruby kan berarti sesuatu gitu
goodnovel comment avatar
Ristiana Cakrawangsa
iyaaa pasti bisaa Nio bisa kamu bisaa
goodnovel comment avatar
Indri Irmayanti
baiklah, apa yang sedang Nio lakukan saat ini adalah untuk mempertahankan harga dirinya. tapi jika boleh menilai dari sudut pandang dari sisi lain... aku rasa Nio sedikit.. umm... tidak tau diri? aahh.. maksudku, cara dia memperlakukan Ruby, itu tdk sprti sseorang yg tau berterima kasih
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Rahasia Hati Mafia Dingin   RHMD 199

    Setelah selesai dengan email, ia beralih ke tumpukan dokumen fisik di meja. Laporan penjualan, perjanjian kontrak, dan proposal kerja sama baru ia baca dengan teliti. Sesekali, alisnya sedikit berkerut saat menemukan data yang perlu diperiksa lebih lanjut. Suasana ruangannya sunyi, hanya terdengar suara halus dari kipas pendingin komputer dan detak jarum jam di dinding. Nio benar-benar larut dalam pekerjaannya, membiarkan setiap detail menjadi fokus utamanya. Hari ini, ia ingin memastikan semua berjalan sempurna. Jam di dinding menunjukkan pukul 09.55 ketika Nio meliriknya sambil menutup dokumen terakhir di mejanya. Ia menarik napas panjang, memastikan semua berkas dan catatan penting untuk rapat sudah tersimpan rapi di map hitam yang selalu ia bawa. Setelah mematikan layar komputernya, ia bangkit dari kursi, merapikan jas, dan memastikan dasi terpasang sempurna. Suara langkahnya terdengar mantap saat keluar dari ruangan. Di lorong, beber

  • Rahasia Hati Mafia Dingin   RHMD 198

    Pagi ini, udara di luar masih sejuk, sinar matahari menembus kaca mobil yang membawa Ruby dan Nio menuju kantor. Senyum tak pernah lepas dari wajah keduanya. Seolah semua beban yang dulu menghantui mereka telah sirna, berganti dengan perasaan lega dan bahagia. Ruby duduk di samping Nio, sesekali menatapnya sambil menggenggam tangan pria itu.Begitu mobil berhenti di depan gedung perusahaan, para pegawai yang sudah berdiri di lobi langsung menyambut mereka. Ada yang tersenyum, ada pula yang menunduk hormat. Ruby membalas sapaan itu dengan anggukan hangat, sementara Nio sekadar mengulas senyum tipis yang membuat semua orang terkesan.Mereka berjalan beriringan, tangan Ruby masih berada di lengan Nio. Tidak ada tatapan curiga atau bisik-bisik seperti dulu, hanya rasa hormat yang tulus. Setiap langkah terasa ringan, dan di mata Ruby, ini adalah awal baru. Tidak ada lagi kekhawatiran, hanya keyakinan bahwa mulai hari ini, mereka akan menjalani segalanya bersama tanpa rahasia.Begitu sampai

  • Rahasia Hati Mafia Dingin   RHMD 197

    "Aku... minta maaf," suara Nio terdengar berat namun tegas. "Atas semua kesalahan yang sudah aku lakukan. Atas semua kebohongan yang tak pernah seharusnya ada. Aku tidak pernah berniat menipu Ruby, atau menyakitinya. Aku hanya tidak siap memberitahu siapa aku sebenarnya."Tuan Ashaki hanya memandangnya tanpa berkedip. Sunyi membungkus ruangan, hingga akhirnya beliau menoleh pada Ruby."Ruby," suaranya datar, namun mengandung nada menekan, "apa benar kau tidak tahu siapa pria yang kau nikahi selama ini? Tidak tahu identitas aslinya? Bahwa dia adalah anak dari Mafia yang seharusnya tidak ada di dunia ini?"Ruby mengernyit, hatinya terasa diremas. "Papa, aku tahu Nio punya masa lalu yang kelam. Tapi itu tidak mendefinisikan siapa dia sekarang. Dia sudah berjuang keluar dari semua itu."Namun kata-kata itu langsung dibalas dengan dentuman keras.BRAK!Tuan Ashaki menggebrak meja, membuat cangkir teh yang ada di tepinya bergetar dan h

  • Rahasia Hati Mafia Dingin   RHMD 196

    Kalimat itu membuat Ruby tertawa kecil, meski air matanya tetap jatuh. “Kamu tau tidak, aku benci banget rasanya kangen sama kamu?” candanya, mencoba menutupi haru yang melanda.Nio ikut tertawa, lalu menyentuh pipinya untuk menghapus air mata itu. “Kalau begitu, biar aku pastiin kamu tidak perlu kangen lagi.”Mereka saling berpandangan sejenak, lalu sama-sama tertawa. Ruby memiringkan kepalanya, mencium ujung hidung Nio, membuat lelaki itu spontan tertawa lagi. “Kamu ini kenapa jadi manja banget?” goda Nio.Ruby hanya mengangkat bahu pura-pura polos. “Salah sendiri datang setelah bikin aku nunggu lama. Jadi, siap-siap aja, aku tidak bakal berhenti nyentuh kamu.”“Silakan,” jawab Nio dengan nada santai, tapi matanya memancarkan rasa yang dalam.Ruby menelusuri wajahnya lagi, dahi, pelipis, rahang, lalu ke bibirnya. Kali ini Nio yang bergerak, menangkap jemari Ruby dan menciumnya satu per satu. Gerakan itu membuat Ruby tersipu.“T

  • Rahasia Hati Mafia Dingin   RHMD 195

    Selesai sarapan, Nio mengusap tangannya dengan serbet lalu berkata, “Biar aku yang cuci piring.”Ruby hanya tersenyum mengangguk, walau sebenarnya ia ingin ikut membantu. Tapi entah mengapa, ia ingin melihat pemandangan sederhana itu. Nio berdiri di dapurnya, mengerjakan pekerjaan rumah, seolah semua waktu yang hilang tak pernah ada.Air mengalir pelan di wastafel, suara gesekan piring terdengar lembut. Ruby duduk di kursi, tapi matanya tak lepas dari punggung Nio. Ada sesuatu yang menenangkan sekaligus membuatnya enggan berkedip. Punggung bidang itu, gerakan tenangnya, bahkan cara bahunya bergerak semua terasa begitu nyata, terlalu berharga untuk dilewatkan.Nio, yang menyadari tatapan itu, terkekeh tanpa menoleh. “Kalau kamu menatap seperti itu terus, punggungku bisa bolong, tau?” suaranya ringan tapi penuh kehangatan.Ruby tersipu, tapi tidak menjauh. Perlahan, ia berdiri, melangkah mendekat, lalu melingkarkan kedua tangannya di pinggang Nio dari belakang. Pipinya menempel di pungg

  • Rahasia Hati Mafia Dingin   RHMD 194

    Untuk sesaat, mereka hanya saling menatap. Mata Ruby seakan mencari jaminan bahwa ini bukan bayangan yang akan menghilang, sementara Nio membiarkan dirinya tenggelam dalam tatapan wanita yang selalu menjadi rumah baginya.Tanpa sadar, Ruby kembali memeluknya, kali ini lebih tenang tapi tetap erat. “Aku janji… tidak akan ngelepasin kamu lagi,” ucapnya di sela-sela isak kecil.Nio mengusap rambut Ruby lembut, merasa dadanya hangat sekaligus berat karena menyadari betapa dalamnya luka yang ia tinggalkan. “Dan aku janji… aku tidak akan ninggalin kamu lagi, Ruby.”Ruby tersenyum di pelukan itu, meski air matanya masih mengalir. Rasanya semua penantian, kesepian, dan rasa sakit itu terbayar lunas hanya dengan satu pagi ini.Ia memejamkan mata, mendengar detak jantung Nio yang menenangkan, lalu menarik napas panjang, mencoba menyerap kenyataan ini sepenuhnya. Di luar, cahaya pagi semakin terang, burung-burung berkicau seakan ikut merayakan kepulangan ses

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status