Share

RHMD 19

Author: Ziya_Khan21
last update Last Updated: 2025-06-14 14:00:57

Suasana ruang rapat sudah sedikit lebih tenang ketika Ruby berdiri dari kursinya. Di hadapannya, Mr. Lee menatap dengan senyum puas setelah pembahasan panjang mengenai kerja sama strategis antara perusahaan mereka mencapai titik kesepakatan.

“Miss Ruby,” ucap Mr. Lee sambil mengulurkan tangan. “Kerja sama ini terasa sangat menjanjikan. Saya sangat puas dengan cara Anda mempresentasikan semuanya.”

Ruby menyambut tangan itu dengan sopan dan senyum profesional. “Saya juga merasa terhormat bisa bekerja sama dengan perusahaan Anda, Mr. Lee.”

Mr. Lee mengangguk pelan sebelum matanya menatap Ruby dengan sorot hangat. “Dan tentu saja, saya ucapkan selamat atas pernikahan Anda.”

Ruby tersenyum tipis, sedikit terkejut, tapi tetap menjaga nada tenangnya. “Ah, saya sudah menikah cukup lama, Mr. Lee. Tak perlu mengucapkan selamat lagi.”

“Tetap saja, kabar itu baru sampai ke telinga saya,” ujar Mr. Lee sambil tertawa kecil. “Saya senang mendengarnya. S
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (19)
goodnovel comment avatar
babykiss
ya beda lah namanya sekarang ruby pemimpin tertinggi kalo g bisa atur perusahaan yaaa jatuh perusahaan nya
goodnovel comment avatar
Bintang Ihsan
jadi ini robert berada di pihak dharma , kemungkinan mereka bekerjasama
goodnovel comment avatar
Indri Irmayanti
mr. Lee ini dari taiwan kan? sedang Nio sndri dugaan awal dia berkebangsaan Itali. mskipun bgitu, tdk mnutup kmungkinan mr. Lee kenal dgm sosok Nio dgn identitas aslinya. krna mR. Lee pasti sdh bnyak mngenal bnyak dunia bisnis. mantannya Rubby kah?
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Rahasia Hati Mafia Dingin   RHMD 215

    Mereka pun duduk berhadapan di meja makan. Ruby menuangkan jus ke gelas, sementara Nio langsung meraih roti panggang. “Hmm, enak sekali. Aku kangen masakanmu.”Ruby mengangkat alis. “Padahal aku hanya bikin sarapan sederhana.”“Tetap saja, kalau dari tanganmu, selalu terasa istimewa.” Nio menatapnya penuh arti, membuat Ruby hanya bisa tersenyum malu-malu.Mereka menghabiskan sarapan dengan obrolan ringan, sesekali bercanda. Sesudahnya, Ruby segera membereskan meja, sementara Nio bersiap mengambil kunci mobil. Meski liburan singkat mereka sudah selesai, kehangatan yang tersisa membuat rumah kecil itu terasa penuh cinta.*** Mobil yang mereka kendarai akhirnya berhenti di depan gedung kantor yang menjulang gagah. Ruby dan Nio turun bersamaan, langkah mereka seirama hingga masuk ke dalam lobi yang luas dan elegan.Lift membawa mereka naik, sunyi hanya diisi dentingan angka digital yang berganti setiap lantai. Ruby menatap suaminya

  • Rahasia Hati Mafia Dingin   RHMD 214

    “Dan aku lebih beruntung karena kamu istriku,” balas Nio cepat.Mereka tertawa kecil bersama. Malam kian larut, tapi hangatnya suasana membuat mereka enggan beranjak tidur. Rumah yang dulu terasa biasa kini dipenuhi cahaya cinta dan kenangan baru.Ruby menutup matanya sebentar, membiarkan rasa damai meresap ke dalam hati. Setelah teh hangat habis, Ruby menguap kecil sambil tersenyum. “Sepertinya tubuhku baru benar-benar sadar kalau kita sudah pulang. Aku capek sekali.”Nio menatapnya dengan lembut. “Kalau begitu, ayo kita ke kamar. Malam ini kita harus tidur cukup.”Mereka naik ke lantai atas, Ruby segera masuk lalu merebahkan diri di sisi ranjang. Nio menyusul, duduk di tepinya, lalu menatap Ruby yang sudah setengah menutup mata. “Capek sekali ya, Nyonya Alenka?”Ruby tersenyum mengantuk. “Iya, tapi bahagia.”Dengan gerakan lembut, Nio ikut berbaring di sampingnya. Ia menarik Ruby ke dalam pelukannya, membiar

  • Rahasia Hati Mafia Dingin   RHMD 213

    Beberapa saat mereka duduk dalam diam, menikmati detik-detik terakhir sebelum bersiap. Lalu Ruby bangkit, mulai merapikan pakaian dan barang-barang mereka. Nio membantunya, melipat baju dengan cermat, memastikan tidak ada yang tertinggal. Sesekali mereka bertukar senyum kecil, seakan ingin mengusir rasa berat hati dengan kebersamaan sederhana. Selesai berkemas, Ruby berjalan ke balkon vila. Dari sana, ia bisa melihat matahari perlahan tenggelam di ufuk barat. Langit dipenuhi semburat oranye, merah, dan ungu, memantul indah di permukaan laut. Ruby berdiri terpaku, dadanya sesak oleh keindahan itu. Nio mendekat dari belakang, melingkarkan lengannya di pinggang Ruby. “Indah, kan?” bisiknya. Ruby mengangguk pelan. “Aku ingin mengingat momen ini selamanya.” “Dan kamu akan mengingatnya,” jawab Nio dengan yakin. “Karena aku ada di sini, di sisimu. Selama kita bersama, setiap tempat akan selalu terasa istimewa.” Ruby tersenyum, meski matanya sedikit berkaca. Ia menoleh, menatap wajah

  • Rahasia Hati Mafia Dingin   RHMD 212

    Ruby merasakan hatinya hangat. Ia menoleh pada Nio, yang menatapnya penuh senyum di balik masker. Nio mengulurkan tangan, menggenggam jemari Ruby di bawah air. Dalam hening dunia bawah laut itu, tanpa kata-kata, Ruby bisa merasakan perasaan yang ingin disampaikan Nio.Mereka terus berenang, menyusuri jalur karang yang indah. Ruby sesekali menunjuk ikan-ikan warna-warni yang melintas: biru neon, oranye mencolok, bahkan ada yang bercorak bintik-bintik. Nio ikut memperhatikannya dengan sabar, seolah melihat kebahagiaan Ruby adalah pemandangan paling indah baginya.Saat mereka naik ke permukaan sebentar untuk bernapas penuh, Ruby langsung berseru, “Nio! Itu tadi luar biasa sekali! Aku merasa seperti masuk ke negeri ajaib.”Nio tertawa lembut, mengusap wajahnya yang basah. “Aku sudah bilang kan, kamu akan suka.”Ruby menatapnya penuh kagum. “Kamu selalu tahu caranya membuatku melihat dunia dengan cara berbeda.”“Karena aku ingin kamu tahu, Rub

  • Rahasia Hati Mafia Dingin   RHMD 211

    Boat terus melaju, menyisir garis pantai yang memamerkan perpaduan pasir putih dan hijau pepohonan. Beberapa burung camar terbang rendah, menambah indah pemandangan yang seakan diambil dari lukisan. Ruby menutup matanya sebentar, membiarkan hembusan angin laut mengusap wajahnya. Ada rasa damai yang jarang sekali ia rasakan sebelumnya.Saat Ruby membuka mata, ia mendapati Nio tengah menatapnya dalam-dalam. “Kenapa lihat aku begitu?” tanyanya malu-malu.“Karena kamu lebih indah dari semua pemandangan di sini,” jawab Nio jujur tanpa ragu.Ruby merasa pipinya panas, lalu cepat-cepat menoleh ke arah lain. “Kamu selalu tahu cara membuat aku malu.”Nio tertawa, lalu dengan spontan meraih tangannya. Mereka saling bergenggaman, membiarkan boat membawa mereka semakin jauh dari keramaian. Ombak, angin, dan langit biru menjadi saksi keintiman yang sederhana, tapi bermakna.Di tengah perjalanan, Nio menurunkan kecepatan boat, membiarkan mereka mengapung tenang di atas air jernih. Ruby menatap ke b

  • Rahasia Hati Mafia Dingin   RHMD 210

    Pasir putih terasa hangat di telapak kaki Ruby saat ia berjalan pelan di samping Nio. Ombak datang silih berganti, memecah sunyi dengan deburan lembut. Pagi di pantai itu seakan diciptakan hanya untuk mereka berdua.Nio menyelipkan tangannya ke genggaman Ruby, menatap ke arah garis laut biru yang memantulkan cahaya matahari. “Ruby, kalau kita menikah nanti… kamu ingin pernikahan seperti apa?”Ruby berhenti melangkah, menoleh dengan dahi berkerut. “Menikah? Bukankah kita sudah menikah, Nio? Kenapa harus menikah lagi?” Nada suaranya penuh kebingungan.Nio ikut berhenti, menatap Ruby dengan mata yang penuh heran. “Tunggu… semalam kamu baru saja menerima lamaranku. Apa sekarang kamu jadi pikun?” Senyumnya melebar nakal, jelas ia sedang menggoda.Ruby mendengus kesal dan langsung memukul lengan Nio dengan pelan. “Bukan begitu maksudku! Kita kan masih tercatat dalam hukum sebagai suami istri. Jadi… kenapa kamu bicara seolah-olah kita belum menikah?”Nio mengusap lengan yang dipukul, pura-p

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status