Beranda / Romansa / Rahasia Hati Mafia Dingin / RHMD 22 Sebuah Teror?

Share

RHMD 22 Sebuah Teror?

Penulis: Ziya_Khan21
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-15 14:00:01

Ruby dan Nio berjalan berdampingan menuju area parkir basement, langkah mereka perlahan, tetapi tenang, tidak lagi dipenuhi ketegangan atau jarak seperti sebelumnya.

Namun, ketenangan itu hanya berlangsung sesaat.

Tiba-tiba, dari arah belakang, suara mendesis pelan nyaris tak terdengar jika saja Nio tidak menoleh secara naluriah. Dalam sepersekian detik, matanya menangkap kilatan logam dan cahaya reflektif dari sebuah motor listrik yang melaju kencang di jalur sempit basement. Tidak ada suara mesin. Tidak ada klakson. Hanya ancaman senyap yang meluncur seperti peluru ke arah mereka.

“Ruby!” seru Nio refleks, dan dalam satu gerakan cepat, dia menarik Ruby ke arahnya.

Tubuh Ruby terhuyung, lalu terlempar ringan ke dalam dekapan Nio, tepat saat motor itu melintas hanya beberapa inci dari tempat mereka berdiri. Angin kencang dari laju kendaraan menyapu ujung rambut Ruby. Motor itu terus melaju tanpa sedikit pun memperlambat atau meminta maaf, seolah-o
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Rahasia Hati Mafia Dingin   RHMD 26 Mulai Terbongkar

    Nio mempercepat langkahnya, dia menuju lantai atas tempat ruang kerja Ruby berada. Dalam benaknya kini muncul kemungkinan, bagaimana jika Robert atau Darma menyadari dia menemukan ini? Bagaimana jika ... kejadian motor listrik kemarin bukanlah kebetulan?Mengingat semua itu, Punggung Nio menegang. Dia tahu, sejak awal dia masuk ke perusahaan ini, dirinya bukan hanya suami dari Presdir. Dia juga musuh diam dari orang-orang yang selama ini nyaman bermain curang.Sekarang, waktunya permainan itu harus dibalik.***Nio duduk di dalam mobil yang terparkir rapi di basement gedung utama. Udara di dalam terasa pengap, meski mesin menyala dan AC bekerja dengan baik. Folder digital berisi dokumen penggelapan masih terbuka di ponselnya, menampilkan puluhan file dengan bukti kuat yang tak bisa disangkal. Napasnya berat, tetapi sorot matanya mantap.Nio tahu ini bukan hal sepele. Dalam dunia bisnis sebesar ini, skandal seperti ini bisa menjatuhkan tid

  • Rahasia Hati Mafia Dingin   RHMD 25 Jejak yang Terungkap

    Koridor kantor utama kembali ramai setelah rapat berakhir. Para direktur berjalan keluar satu per satu, sebagian besar memilih untuk langsung menuju ruang masing-masing atau menyempatkan berbicara kecil di dekat pantry. Ruby melangkah keluar dengan tenang, map hitam masih di tangannya. Wajahnya tetap terjaga, meski sorot matanya menunjukkan kelelahan.Saat dia hendak berbelok ke arah ruangannya, sebuah suara menyapa dari samping dengan nada ringan, tetapi jelas menyimpan sesuatu di baliknya.“Presentasi yang cukup meyakinkan, Ruby. Sepertinya kau makin lihai memainkan panggung rapat.” Robert berdiri di samping rak dokumen, menyilangkan tangan, menatap Ruby dengan senyum miring.Ruby berhenti melangkah, lalu menoleh perlahan. “Dan kau masih lihai memainkan nada sindiran, Robert. Sayang, itu tidak cukup menyelamatkanmu dari malu di depan direksi.”Tatapan mereka bertemu, tajam, dingin, seperti dua pedang yang saling bersilang dalam diam.

  • Rahasia Hati Mafia Dingin   RHMD 24 Ruby yang Tegas

    Ruang rapat utama dipenuhi suasana formal yang menegangkan. Dinding kaca besar memperlihatkan langit kota yang mulai kelabu sore itu. Di sekeliling meja panjang oval, para direktur duduk rapi mengenakan jas dan dasi, sebagian sibuk membuka laptop dan memeriksa dokumen. Ruby duduk di kursi tengah, tempat yang menunjukkan posisinya sebagai Presiden Direktur. Wajahnya tenang, tetapi pandangannya tajam dan penuh kendali. Di sisi kirinya duduk direktur keuangan dan direktur pemasaran. Di kanan ada Robert, Direktur Produksi, dengan wajah datar yang nyaris menyembunyikan sesuatu. “Baik,” ucap Ruby membuka rapat. “Rapat hari ini akan membahas hasil evaluasi dari tiga divisi utama: pemasaran, keuangan, dan produksi. Kita mulai dari divisi produksi.” Saat itulah, Robert menyandarkan punggungnya santai dan bersuara lantang. “Sebelum terlalu jauh membahas laporan, saya rasa kita perlu membicarakan satu hal yang cukup mengganggu dalam beberapa hari terakhir,” ucap Robert. Matanya melirik Ruby s

  • Rahasia Hati Mafia Dingin   RHMD 23 Penyelidikan

    Setibanya di kantor, Ruby langsung naik ke ruangannya tanpa banyak bicara. Sepanjang perjalanan dari parkiran ke lantai atas, pikirannya masih terpaut pada insiden tadi siang. Motor listrik yang nyaris tak bersuara itu melaju terlalu cepat, terlalu terarah. Seolah-olah ... bukan sekadar kelalaian.Dia membuka pintu ruangannya dan masuk, lalu meletakkan tasnya di atas meja dengan gerakan perlahan. Matanya menatap lurus ke depan, tetapi pikirannya sibuk menelusuri kemungkinan-kemungkinan. Nafasnya tertahan sesaat, lalu dia duduk dan menatap ke luar jendela.“Itu bukan kecelakaan biasa,” gumamnya dalam hati.Perasaan was-was itu tidak bisa dia abaikan. Bukan hanya soal kecepatan motor itu, tetapi bagaimana pengendaranya sama sekali tidak meminta maaf. Tatapan mata pria itu sebelum menghilang di tikungan,  ada sesuatu yang tidak beres.Ruby meraih ponselnya dari meja dan membuka kontak. Tangannya berhenti pada satu nama,  Thomas.Dia mengetuk

  • Rahasia Hati Mafia Dingin   RHMD 22 Sebuah Teror?

    Ruby dan Nio berjalan berdampingan menuju area parkir basement, langkah mereka perlahan, tetapi tenang, tidak lagi dipenuhi ketegangan atau jarak seperti sebelumnya.Namun, ketenangan itu hanya berlangsung sesaat.Tiba-tiba, dari arah belakang, suara mendesis pelan nyaris tak terdengar jika saja Nio tidak menoleh secara naluriah. Dalam sepersekian detik, matanya menangkap kilatan logam dan cahaya reflektif dari sebuah motor listrik yang melaju kencang di jalur sempit basement. Tidak ada suara mesin. Tidak ada klakson. Hanya ancaman senyap yang meluncur seperti peluru ke arah mereka.“Ruby!” seru Nio refleks, dan dalam satu gerakan cepat, dia menarik Ruby ke arahnya.Tubuh Ruby terhuyung, lalu terlempar ringan ke dalam dekapan Nio, tepat saat motor itu melintas hanya beberapa inci dari tempat mereka berdiri. Angin kencang dari laju kendaraan menyapu ujung rambut Ruby. Motor itu terus melaju tanpa sedikit pun memperlambat atau meminta maaf, seolah-o

  • Rahasia Hati Mafia Dingin   RHMD 21 Kekhawatiran Ruby

    Suasana restoran itu menghangat, meski di luar langit mulai mendung. Di sudut ruangan kecil yang mereka duduki, waktu seperti melambat. Sendok dan garpu beradu pelan di atas piring, sesekali diiringi helaan napas atau sorot mata yang saling bertemu dalam diam. Ruby dan Nio menyantap makanan mereka tanpa terburu-buru. Setelah semua keributan di kantor, ini adalah jeda yang mereka butuhkan meski tak sepenuhnya tenang.“Apa kau tidak suka tadi aku bicara dengan Robert,” ujar Nio tiba-tiba, mengangkat tatapannya dari piring.Ruby terdiam sebentar, mengunyah perlahan, lalu meletakkan garpunya. “Bukan tidak suka … hanya saja, aku tahu cara dia bicara. Dia tidak pernah benar-benar jujur.”Nio mengangguk pelan, paham apa yang Ruby bicarakan.  “Dia tipe orang yang memakai senyum sebagai tameng, lalu memutarbalikkan fakta di belakang.”“Kau tahu?” Ruby sedikit terkejut.“Tentu,” jawab Nio santai, meneguk air putihnya. “Dari cara dia menya

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status