Beranda / Romansa / Rahasia Hati Mafia Dingin / RHMD 23 Penyelidikan

Share

RHMD 23 Penyelidikan

Penulis: Ziya_Khan21
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-15 20:00:50

Setibanya di kantor, Ruby langsung naik ke ruangannya tanpa banyak bicara. Sepanjang perjalanan dari parkiran ke lantai atas, pikirannya masih terpaut pada insiden tadi siang. Motor listrik yang nyaris tak bersuara itu melaju terlalu cepat, terlalu terarah. Seolah-olah ... bukan sekadar kelalaian.

Dia membuka pintu ruangannya dan masuk, lalu meletakkan tasnya di atas meja dengan gerakan perlahan. Matanya menatap lurus ke depan, tetapi pikirannya sibuk menelusuri kemungkinan-kemungkinan. Nafasnya tertahan sesaat, lalu dia duduk dan menatap ke luar jendela.

“Itu bukan kecelakaan biasa,” gumamnya dalam hati.

Perasaan was-was itu tidak bisa dia abaikan. Bukan hanya soal kecepatan motor itu, tetapi bagaimana pengendaranya sama sekali tidak meminta maaf. Tatapan mata pria itu sebelum menghilang di tikungan,  ada sesuatu yang tidak beres.

Ruby meraih ponselnya dari meja dan membuka kontak. Tangannya berhenti pada satu nama,  Thomas.

Dia mengetuk
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (18)
goodnovel comment avatar
babykiss
feeling nya cepet juga langsung merasa ada yg g beres dg pengendara motor itu, tapi kayaknya memang disengaja sih
goodnovel comment avatar
Indri Irmayanti
kayaknya mmg beneran ada yg jail deh itu. nggk main-main.... motor kenceng gitu kek nggk ada dosa pengendaranya, lah 2 manusia besar-besar apa nggk kliatan emang?
goodnovel comment avatar
Bintang Ihsan
moga thomas segera mendapatkan bukti yang akurat, dari kejadian itu mencurigakan , sudah kelihatan bahwa itu di rencenakan mau melukai ruby
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Rahasia Hati Mafia Dingin   RHMD 217

    Pelayan mencatat pesanan dengan sopan, kemudian meninggalkan mereka berdua dengan segelas air putih yang sudah tersedia. Suasana hening sejenak, hanya diisi suara lembut musik klasik yang mengalun di latar belakang.Ruby menatap Nio sambil menyandarkan dagunya pada tangan. “Kau benar-benar serius soal perubahan namamu, ya?”Nio tersenyum tipis. “Tentu. Aku ingin semua orang mengenalku sebagai Nio Alenka. Nama itu bukan hanya milikku, tapi juga simbol dari kehidupan baru bersamamu.”Ruby tersentuh. Ia menunduk sejenak, lalu berbisik, “Aku tidak menyangka kita akan sampai sejauh ini. Ada masa ketika aku merasa segalanya akan runtuh… tapi kini aku duduk di sini bersamamu.”Nio mengulurkan tangan ke atas meja, meraih jemari Ruby dengan lembut. “Karena kita tidak pernah berhenti berusaha. Kau yang membuatku bertahan, Ruby.”Mata mereka saling bertemu, begitu dalam seakan waktu berhenti. Ruby hanya bisa tersenyum kecil, meski pipinya sedikit me

  • Rahasia Hati Mafia Dingin   RHMD 216

    Jam makan siang akhirnya tiba. Suasana kantor mulai lengang, sebagian karyawan beranjak keluar membawa tas kecil atau sekadar dompet di tangan. Derap sepatu dan suara pintu berderit memenuhi koridor.Nio, yang sejak pagi sibuk dengan dokumen-dokumen barunya, berdiri dari kursi. Matanya melirik jam dinding. “Sudah waktunya,” gumamnya kecil. Ia merapikan jas, lalu melangkah keluar dari ruangannya.Langkahnya membawanya menuju lantai tempat Ruby bekerja. Sepanjang perjalanan, ia sempat menerima sapaan sopan dari beberapa staf.Setibanya di depan pintu berlapis kayu dengan nama Ruby terukir elegan, Nio mengetuk pelan. Tiga ketukan terdengar jelas di dalam ruangan.“Masuk,” terdengar suara Ruby dari balik pintu.Nio mendorong pintu perlahan. Pandangan pertamanya langsung jatuh pada Ruby yang tengah duduk rapi di balik meja kerjanya. Rambutnya terurai lembut, cahaya lampu ruangan jatuh ke wajahnya yang serius menatap dokumen. Pulpen masih berada di tangannya, sementara layar laptop menampil

  • Rahasia Hati Mafia Dingin   RHMD 215

    Mereka pun duduk berhadapan di meja makan. Ruby menuangkan jus ke gelas, sementara Nio langsung meraih roti panggang. “Hmm, enak sekali. Aku kangen masakanmu.”Ruby mengangkat alis. “Padahal aku hanya bikin sarapan sederhana.”“Tetap saja, kalau dari tanganmu, selalu terasa istimewa.” Nio menatapnya penuh arti, membuat Ruby hanya bisa tersenyum malu-malu.Mereka menghabiskan sarapan dengan obrolan ringan, sesekali bercanda. Sesudahnya, Ruby segera membereskan meja, sementara Nio bersiap mengambil kunci mobil. Meski liburan singkat mereka sudah selesai, kehangatan yang tersisa membuat rumah kecil itu terasa penuh cinta.*** Mobil yang mereka kendarai akhirnya berhenti di depan gedung kantor yang menjulang gagah. Ruby dan Nio turun bersamaan, langkah mereka seirama hingga masuk ke dalam lobi yang luas dan elegan.Lift membawa mereka naik, sunyi hanya diisi dentingan angka digital yang berganti setiap lantai. Ruby menatap suaminya

  • Rahasia Hati Mafia Dingin   RHMD 214

    “Dan aku lebih beruntung karena kamu istriku,” balas Nio cepat.Mereka tertawa kecil bersama. Malam kian larut, tapi hangatnya suasana membuat mereka enggan beranjak tidur. Rumah yang dulu terasa biasa kini dipenuhi cahaya cinta dan kenangan baru.Ruby menutup matanya sebentar, membiarkan rasa damai meresap ke dalam hati. Setelah teh hangat habis, Ruby menguap kecil sambil tersenyum. “Sepertinya tubuhku baru benar-benar sadar kalau kita sudah pulang. Aku capek sekali.”Nio menatapnya dengan lembut. “Kalau begitu, ayo kita ke kamar. Malam ini kita harus tidur cukup.”Mereka naik ke lantai atas, Ruby segera masuk lalu merebahkan diri di sisi ranjang. Nio menyusul, duduk di tepinya, lalu menatap Ruby yang sudah setengah menutup mata. “Capek sekali ya, Nyonya Alenka?”Ruby tersenyum mengantuk. “Iya, tapi bahagia.”Dengan gerakan lembut, Nio ikut berbaring di sampingnya. Ia menarik Ruby ke dalam pelukannya, membiar

  • Rahasia Hati Mafia Dingin   RHMD 213

    Beberapa saat mereka duduk dalam diam, menikmati detik-detik terakhir sebelum bersiap. Lalu Ruby bangkit, mulai merapikan pakaian dan barang-barang mereka. Nio membantunya, melipat baju dengan cermat, memastikan tidak ada yang tertinggal. Sesekali mereka bertukar senyum kecil, seakan ingin mengusir rasa berat hati dengan kebersamaan sederhana. Selesai berkemas, Ruby berjalan ke balkon vila. Dari sana, ia bisa melihat matahari perlahan tenggelam di ufuk barat. Langit dipenuhi semburat oranye, merah, dan ungu, memantul indah di permukaan laut. Ruby berdiri terpaku, dadanya sesak oleh keindahan itu. Nio mendekat dari belakang, melingkarkan lengannya di pinggang Ruby. “Indah, kan?” bisiknya. Ruby mengangguk pelan. “Aku ingin mengingat momen ini selamanya.” “Dan kamu akan mengingatnya,” jawab Nio dengan yakin. “Karena aku ada di sini, di sisimu. Selama kita bersama, setiap tempat akan selalu terasa istimewa.” Ruby tersenyum, meski matanya sedikit berkaca. Ia menoleh, menatap wajah

  • Rahasia Hati Mafia Dingin   RHMD 212

    Ruby merasakan hatinya hangat. Ia menoleh pada Nio, yang menatapnya penuh senyum di balik masker. Nio mengulurkan tangan, menggenggam jemari Ruby di bawah air. Dalam hening dunia bawah laut itu, tanpa kata-kata, Ruby bisa merasakan perasaan yang ingin disampaikan Nio.Mereka terus berenang, menyusuri jalur karang yang indah. Ruby sesekali menunjuk ikan-ikan warna-warni yang melintas: biru neon, oranye mencolok, bahkan ada yang bercorak bintik-bintik. Nio ikut memperhatikannya dengan sabar, seolah melihat kebahagiaan Ruby adalah pemandangan paling indah baginya.Saat mereka naik ke permukaan sebentar untuk bernapas penuh, Ruby langsung berseru, “Nio! Itu tadi luar biasa sekali! Aku merasa seperti masuk ke negeri ajaib.”Nio tertawa lembut, mengusap wajahnya yang basah. “Aku sudah bilang kan, kamu akan suka.”Ruby menatapnya penuh kagum. “Kamu selalu tahu caranya membuatku melihat dunia dengan cara berbeda.”“Karena aku ingin kamu tahu, Rub

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status