Share

Bab 14

"Masuklah, Laila. Kita bicara di dalam."

"Tak usah, Nur. Sudah larut."

Laila menolak masuk karena hari sudah larut malam. Padahal aku ingin bicara dari hati ke hati dengannya. Ia pamit pulang dengan raut wajah kecewa. 

Setelah pintu kukunci, aku pun balik badan hendak berjalan menuju kamar. Tanpa sadar, Ibu sudah berdiri di hadapanku. Kurasa ia mendengar pembicaraan kami tadi. 

"Ada apa dengan Tuan Felix, Nur?"

"Entahlah, Bu. Aku lelah."

Aku berlalu meninggalkan Ibu yang masih berdiri. Kulihat Ferdy dan Teddy sudah tertidur pulas. Semoga mereka selalu dilindungi dari segala marabahaya dan orang-orang yang berniat jahat. 

***

Napasku terengah-engah. Jantungku berdegup kencang. Kaki tak kuat lagi untuk berlari. Namun lelaki yang di belakangku terus mengejar tanpa henti. 

Sesekali aku menoleh ke belakang. Dalam remang cahaya rembulan dapat kulihat pisau yang ia ayunkan. 

Entah siapa itu. Aku

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status