Home / Romansa / Rahasia Pengantin / Malam Pertama

Share

Malam Pertama

Author: Yenita Wati
last update Last Updated: 2022-01-22 21:00:38

"Beruntungnya aku mempunyai menantu penurut dan ramah seperti ini." Kayla mengusap pipi Alezha lalu memeluknya.

Alezha merasakan bahwa Kayla begitu amat menyayanginya meski mereka hanya mertua dan menantu saja. Hal itu menambah poin rasa bersalahnya pada seluruh keluarganya.

"Berbahagialah kalian. Kalianlah kebanggan kami. Semoga langgeng sampai ke anak cucu." Reyza memeluk Alezha dan Kaysan bersamaan. "Jaga diri kalian, jangan pernah berpikir untuk berpisah atau itu akan menyakiti kami," sambung Reyza. Ia serta merta memeluk putri satu-satunya itu. Yang teramat cantik dan disanjung banyak orang.

Ucapan Reyza mampu meluluhlantakkan perasaan Alezha. Ia sudah berjanji dengan Calya untuk berpisah dengan Kaysan. Namun kini papanya malah mengatakan hal yang mustahil ia lakukan. Sekali, lagi, ia merasa menjadi orang yang paling jahat bagi keluarganya maupun Kaysan.

"Terima kasih, Papa," sahut Alezha dan Kaysan berbarengan. Tampak jelas keraguan di wajah Alezha, Kaysan dapat melihat itu. Bagaimana tidak? Mereka hanyalah dua insan yang sedang berada di panggung sandiwara. Mereka akan memainkan sandiwara pengantin di hadapan keluarga mereka entah sampai kapan.

Setelah puas berpamitan, Kaysan dan Alezha pun pergi dengan mobil mewah yang sudah dihias dengan sangat cantik. Seorang sopir pun mengemudikan mobil itu menembus malam yang pekat dan dingin menuju rumah mewah milik Kaysan yang dihadiahkan papanya untuk mereka.

*****

Mereka telah tiba di sebuah rumah mewah milik Kaysan. Alezha tak terkejut dengan rumah mewah karena ia pun berasal dari keluarga yang memiliki rumah yang sama mewahnya.

"Masuk," ujar Kaysan saat mereka sudah tiba di depan pintu masuk utama.

Alezha pun melangkahkan kakinya memasuki rumah tersebut. Sesampainya di dalam, ia cukup terkesan dengan dekorasi setiap ruangan yang sangat unik. Apalagi saat ia diajak berkeliling melihat-lihat setiap ruangan, ia melihat sebuah ruangan berisi motor antik dengan berbagai tipe dan tahun.

"Bagaimana?" tanya Kaysan.

"Untuk apa kau menanyakan ini padaku?" tanya Alezha. 'Kau membuat aku iri. Aku sangat menyukai sepeda motor,' batinnya.

"Tidak ada, hanya ingin pamer saja," jawab Kaysan dengan bangganya. Entah apa maksudnya mengatakan hal itu pada Alezha yang hanya merespon biasa saja meski hatinya ingin merespon hal yang berbeda.

"Aku tidak terkesan dengan motor," ujar Alezha. 'Ya, kau telah berhasil membuat aku iri,' batinnya.

"Ya sudah, ayo kita ke kamar." Kaysan menunjuk lantai atas.

Mendengar kata 'kamar', Alezha langsung menghentikan langkahnya.

"Tenang saja, aku masih mengingat peraturan itu. Di dalam kamar, sudah ada dua ranjang. Kita tidak perlu tidur satu ranjang." Kaysan tersenyum. Alezha dapat merasakan itu senyuman kejujuran, bukan senyuman mesum.

Alezha menghembuskan nafas lega. Ia pun kembali berjalan mengikuti langkah Kaysan menuju ke kamar.

Mereka naik dengan lift menuju lantai tiga yang merupakan letak kamar. Sedangkan lantai dua digunakan jika ada pesta kecil atau pertemuan penting, dan juga ruang keluarga. Lantai dasar untuk dapur serta ruang tamu.

Sesampainya di dalam kamar, Kaysan langsung menjelaskan letak ruang yang ada di dalam kamar yang luas itu.

"Di sebelah kanan kamar mandi dengn pintu yang terhubung dengan ruang ganti mu. Dilengkapi dengan meja rias untuk kau berdandan. Di sebelah kiri kamar mandi dan ruang ganti ku. Aku harap kau masih mengingat perjanjian itu." Kaysan mengingatkan.

"Aku tidak punya waktu untuk melakukan hal yang sangat tidak penting seperti mengintip mu saat mandi. Itu tidak akan pernah terjadi, pegang kata-kata ku." Alezha menatap Kaysan dengan serius.

"Baiklah, aku percaya padamu. Di sana adalah ruangan tempat kau menaruh pakaian kotor, dan di sana adalah pintu menuju balkon kamar. Itu pintu yang terhubung dengan ruang kerjaku, dan hanya aku yang boleh masuk kesana." Menunjuk beberapa pintu.

"Lalu di mana ruang kerjaku?" tanya Alezha.

"Maaf, aku tidak punya ruangan lain untuk itu. Semua pintu yang tersambung dengan ruangan ini sudah terpakai. Kalau kau mau, kau bisa menggunakan ruangan di sebelah kamar ini." 

"Sudahlah, aku akan menggunakan meja belajarmu." Menunjuk sebuah meja dengan tempat duduk kecil yang terletak di sudut ruangan.

"Itu bukan meja belajar ku. Itu bekas tempat kerjaku dulu."

"Oh, ya sudah, aku pakai, ya."

Kaysan mengangguk.

"Apa ada lagi yang mau kau tanyakan? Karena aku ingin mandi."

"Apakah aku boleh menggunakan balkon?" 

"Kau dapat menggunakan semua ruangan di rumah ini kecuali kamar mandi dan gantiku, lalu ruang kerjaku."

"Aku mengerti, pergilah mandi."

"Apa kau tidak ingin mandi juga?" Kaysan balik bertanya dengan senyuman yang dibuat sedemikian rupa agar terlihat mesum. Tapi tidak sempurna juga karena ia memang bukan pria mesum.

"Aku tidak perlu melapor hanya untuk urusan mandi, bukan?" Alezha menatap Kaysan dengan sedikit kesal.

"Ya sudah, aku mandi dulu." Kaysan pun pergi ke kamar mandi dengan tawa kecilnya.

"Dan kau tidak perlu melapor jika ingin mandi." Alezha berbicara pelan sambil menatap kepergian Kaysan yang sudah mencapai kamar mandi.

Alezha pun segera pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Ia berendam dengan air hangat di dalam bathup. Tanpa sengaja, saat tangannya mengusap bahunya, ia menyentuh bekas luka jahit yang masih ada sampai saat ini.

"Bekas luka ini." Alezha tersenyum. Ia masih ingat bagaimana ia mendapatkan bekas luka itu. Saat itu umurnya baru tujuh belas tahun. Ia terjatuh dari motor saat berbalap ria di lingkungan rumahnya dengan motor yang diam-diam ia ambil dari garasi. Ia mendapat luka itu karena bahunya terkena serpihan kaca dari spion motornya hingga membuat luka robek.

Orang tuanya ingin menghilangkan bekas lukanya, namun Alezha menolak. Ia ingin mengenang saat-saat indah bersama motornya yang kena sita orang tuanya. Karena sejak saat itu, ia tidak pernah diperbolehkan naik motor lagi.

Selesai mandi, Alezha segera pergi ke ruang ganti. Namun betapa terkejutnya ia saat melihat isi lemari pakaiannya adalah lingerie dan pakaian tidur yang amat sangat tipis dan terkesan transparan.

"Bagaimana mungkin aku memakai baju ini? Jadi ini yang mama maksud bahwa semua bajuku sudah ada di sini." Alezha mengusap wajahnya.

Setelah memilih baju yang cocok, Alezha pun keluar dari ruang ganti.

"Kau mau kemana?" tanya Kaysan saat melihat pakaian yang dikenakan Alezha.

"Aku ingin tidur," ujar Alezha sembari merebahkan diri di atas ranjangnya.

"Tidur? Tetapi yang kau pakai adalah pakaian untuk kerja. Bagaimana bisa orang tidur dengan setelan blazer dan celana panjang?" Kaysan masih menatap heran.

"Aku suka tidur dengan baju seperti ini. Sudah ya, selamat malam." Alezha menarik selimut hingga menutupi seluruh tubuhnya. Memang memalukan memakai baju kerja untuk tidur. Tetapi mau bagaimana lagi? Ia tidak ingin memakai pakaian khas malam pertama itu. Disamping pakaian itu terbuka, ia juga merasa risih dengan tatapan Kaysan nantinya. Karena bagaimanapun, Kaysan adalah pria yang mempunyai hawa nafsu.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Rahasia Pengantin   Ekstra Part Ending

    "Bagaimana, para saksi, sah?" tanya pak penghulu pada para saksi dan tamu yang hadir."SAH!!""Alhamdulillah."Mereka semua mengucap syukur."Selamat, ya, Leon, Sofi, akhirnya kalian menikah lagi," ucap Alezha sambil memeluk Sofi."Terima kasih, ini semua berkat dirimu. Dan terima kasih juga untuk baju pengantin kami," sahut Sofi sambil melihat gaun pengantin yang ia kenakan.Ternyata, saat Alezha meminta dijahitkan baju dengan ukurannya, adalah karena gaun itu untuknya dan Leon."Iya, sama-sama. Mulai sekarang, hiduplah bahagia bersama cinta sejati mu.""Leon, jangan pernah menyakiti istrimu lagi. Jaga dia sampai akhir hayat mu." Kaysan menepuk bahu Leon."Iya, aku berjanji, aku akan selalu menjaga dan mencintai Sofi sampai akhir hayat ku." Leon memegang erat tangan Sofi.Mereka pun saling bertatapan hingga Leon akan mendaratkan sebuah ciuman di bibirnya."Heh, j

  • Rahasia Pengantin   Ekstra Part 4

    Sofi terlihat mondar mandir di dalam ruang kerjanya. Sejak semalam ia memang masih bingung dengan pergolakan hatinya.Hingga akhirnya, ia pun memberanikan diri membuka blokiran semua akun sosmed Leon. Di salah satu akun sosmednya, Sofi melihat banyak postingan Leon yang semua komentar ia kunci. Di salah satu postingan Leon, Sofi melihat sebuah jam tangan yang Leon unggah dengan caption 'setidaknya dia pernah mencintai ku meski saat ini aku tidak akan bisa memilikinya lagi'. Jika dilihat tanggalnya, postingan itu sudah berusia setahun.Selain itu, Leon juga mengunggah sebuah foto yang hanya menampakkan tangan yang ia genggam. Sofi tahu bahwa itu adalah tangannya. Leon menulis dengan caption 'andai waktu diputar ulang, aku tidak akan pernah melepaskan tangan ini'.Tanpa terasa air mata Sofi mengalir. Ia tidak menyangka bahwa Leon masih menyimpan foto dan hadiah pemberiannya saat mereka masih bertunangan.

  • Rahasia Pengantin   Ekstra Part 3

    Beberapa hari telah berlalu."Alezha, aku ingin bicara!" ucap Kaysan saat Alezha sedang merias wajahnya di depan cermin."Bicaralah, untuk apa berbasa-basi?" ucap Alezha tanpa menoleh."Bila berbicara dengan suami mu, lihatlah wajahnya."Alezha berbalik dan berdiri menghadap Kaysan. "Sekarang bicaralah!""Kenapa akhir-akhir ini kau berubah? Apa kau sudah tidak mencintai ku lagi?" Kaysan langsung mengeluarkan uneg-uneg yang selama ini mengganjal di hatinya."Berubah?" Alezha berbalik dan memerhatikan penampilannya di depan cermin. "Ya, aku memang sedikit lebih kurus, tapi apa itu masalah?""Bukan itu! Meski berat badanmu bertambah belasan kilo pun aku tidak akan mempermasalahkannya.""Apa? Jadi kau berharap aku menjadi gendut? Kau suka aku seperti itu? Apa kau baru saja menyumpahiku?""Apa? Tidak bukan itu. Jangan mengalihkan pembicaraan! Aku sedang membicarakan sikapmu belakangan ini.

  • Rahasia Pengantin   Ekstra Part 2

    Pagi itu, Alezha baru saja bangun dari ditidurnya. Setelah melaksanakan salat subu berjamaah dengan Kaysan, ia memang tidur lagi karena tadi malam Keizha agak rewel."Sayang, baru bangun?" tanya Kaysan yang sedang merapikan kemeja bajunya."Hmmm," sahut Alezha sambil berjalan gontai ke kamar mandi.Setelah selesai mandi dan berganti baju, ia pun kembali ke dalam kamar."Masih di sini?" tanya Alezha sambil merapikan ranjang."Aku ingin agar kau memakaikan dari untukku," ucap Kaysan dengan senyuman lembut."Memangnya kau tidak bisa pakai sendiri?""Bisa, tapi aku ingin kau yang memakaikannya untuk ku." Menyerahkan dasinya pada Alezha.Alezha mengambil dasi itu, namun tidak memakaikannya. Ia malah meletakkan dasi itu ka atas ranjang lalu pergi ke luar kamar.Kaysan kecewa melihat sikap Alezha yang te

  • Rahasia Pengantin   Ekstra Part 1

    Beberapa tahun telah berlalu. Kini, ketiga anak kembar Alezha sudah berumur dua tahun. Bisa dibayangkan, bagaimana repotnya menjaga anak kembar tiga yang sedang aktif-aktifnya."Kaizo, Kiano, sini, Sayang, jangan lari ke sana, di situ ada,,,,,"Brukkk. "Huaaaaaaaa." Tangisan Kaizo pun terdengar saat ia baru saja menabrak Alezha yang baru akan keluar dari ruangan tempat Kaizo akan masuk."Astaghfirullahalazim, Sayang." Alezha langsung menggendong Kaizo dan mengusap bagian wajahnya yang tadi menghantam kaki bagian atas Alezha."Sayang, maaf, aku tidak bisa mencegah mereka ke sini." Kaysan menghampiri Alezha."Memangnya kemana tiga baby sitter kita?""Mereka sudah mengundurkan diri pagi ini. Apa kau lupa?""Oh iya, aku baru ingat. Lalu, apakah sudah dapat gantinya?""Aku sudah berbicara pada temanku yang mempunyai jasa b

  • Rahasia Pengantin   Sumber Kebahagiaan

    Beberapa bulan telah berlalu.Sofi telah sehat kembali. Kini ia bekerja di sebuah butik yang di jalankan nenek Alezha. Ia tinggal di salah satu unit di apartemen milik Kaysan.Leon sudah kehilangan semua perusahaannya karena hutang yang harus ia lunasi, namun Kaysan menepati janjinya, ia menjadikan Leon sebagai salah satu pekerja jarak jauh di perusahaannya. Kini Leon tinggal di apartemen milik keluarga Armadja tanpa diketahui publik. Ia tidak mungkin tinggal satu apartemen dengan Sofi. Pernah sekali Leon meminta maaf padanya, Sofi hanya mengangguk, namun ia mengajukan syarat agar itu menjadi pertemuan pertama dan terakhir mereka.Orang tua angkat Sofi masuk ke dalam penjara karena mereka masih menjalani bisni gelap prostitusi online dengan menjual para gadis di dekat rumah mereka.Orang tua Calya sudah meminta maaf pada Kaysan dan Alezha atas kesalahan Calya semasa hidup. Tentu saja, Alezha yang berhati emas lang

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status